Você está na página 1de 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya Penulis bisa menyelasaikan makalah ini yang berjudul "Makalah
Kebijakan Yang MendukungKeselamatan Pasien". Makalah ini kami buat guna
untuk memenuhi kewajiban kami sebagaiMahasiswa yaitu mengumpulkan tugas
dari mata kuliah Manajemen Patient Safety.
Kami juga mengucapkan terimaksih banyak kepada Ibu Dosen Anita
Rosanty, SST., M.Kes. atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami
sekaligus pemberian tugas ini guna untuk sebagai bekal kami dimasa yang akan
datang. Dan tidak lupa juga Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada teman-
teman yang telah membantu dan memberikan semangatkepada kami dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnan oleh karena itu dengan kerendahan hati Penulis meminta kepada
para pembaca agar senantiasa dapat memberikan kritikdan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis harapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kit
semua dan semoga apa yang telah Penulis kerjakan mendapat berkah dari Allah
SWT. Aamin.

Kendari, 30 Oktober
2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Makalah ..................................................................................2
D. Manfaat Makalah ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Pengertian Patient Safety ....................................................................3
B. Kebijakan yang Mendukung Keselamatan Pasien ..............................3
C. Kewajiban Perawat dalam Keselamatan Pasien .................................6
BAB III KASUS ..................................................................................................8
A. Malpraktik ...........................................................................................8
B. Kasus Malpraktik ................................................................................9
C. Analisa Kasus .....................................................................................9
BAB 1V PENUTUP ..........................................................................................12
A. Kesimpulan .......................................................................................12
B. Saran ................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu


diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan
kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah
sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh
karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan
kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam
menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien
juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam
undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap
petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh
karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta
mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan
diri pasien.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan patient safety?
2. Kebijakan-kebijakan apa saja yang mendukung keselamatan pasien?
3. Bagaimana kewajiban perawat dalam keselamatan pasien?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian patient safety
2. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang mendukung keselamatan pasien.
3. Untuk mengetahui kewajiban perawat dalam keselamatan pasien.

D. Manfaat Makalah
1. Bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan
tentang patient safety.
2. Bagi penulis, makalah ini tidak hanya sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
tetapi juga sebagai ilmu yang berguna untuk menjadi tenaga kesehatan yang
professional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Patient Safety

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambii. (MenKes RI, 2011)

Patient safety adalah konsep pasien yang sedang dalam pelayanan kesehatan
dapat mencapai dampak yang diharapkan. Dalam hal injury, patient safety
didefinisikan sebagai terbebas dari accidental injury dengan menjamin keselamatan
pasien melalui penetapan sistem operasional, meminimalisasi kemungkinan
kesalahan, dan meningkatkan pencegahan agar kecelakaan tidak terjadi dalam proses
pelayanan. (Interns Patient Safety Workshop, Elrifda 2011)
Hughes (2008) menyatakan bahwa keselamatan pasien merupakan pencegahan
cidera terhadap pasien. Pencegahan cidera didefinisikan bebas dari bahaya yang
terjadi dengan tidak sengaja atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis.
Praktek keselamatan pasien adalah mengurangi risikc kejadian yang tidak diinginkan
yang berhubungan dengan paparan terhadar lingkungan diagnosis atau kondisi
perawatan medis.
Dari beberapa definisi diatas dapat kami simpulkan bahw; keselamatan pasien
adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuha pasien yang lebih aman
guna meminimalkan terjadinya risiko atau kesalaha dan mencegah terjadinya cedera
pada pasien, yang berhubungan denga paparan terhadap lingkungan diagnosis atau
kondisi perawatan medis.

3
B. Kebijakan - Kebijakan yang Mendukung Keselamatan Pasien

Adapun kebijakan - kebijakan yang mendukung keselamatan pasien yaitu:


1. Undang undang Republik Indonesia
a. Pasal 53 (3) UUNo.36/2009 tentang kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) harus
mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan
lainnya.
b. Pasal 32n UU No.4412009 tentang rumah sakit
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit
c. Pasal 29b UU No.4412009 tentang rumah sakit
Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
d. Pasal 45 (l) UU No.4412009 tentang rumah sakit
Rumah sakit tidak bertanggung jawab secara hkum apabila pasien dan atau
keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian
pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif.
e. Pasal 32d UU No.4412009 tentang rumah sakit
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
f. Pasal 32e UU No.4412009 tentang rumah sakit
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fsik dan materi.
g. Pasal 32j UU No.4412009 tentang rumah sakit
Setiap pasien mempunyai hak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan
tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, altermatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
h. Pasal 32q UU No.44/2009 tentang rumah sakit
Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit
apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standard baik secara perdata ataupun pidana.

4
i. Pasal 43 UU No.44/2009
1) Rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien.

2) Standar keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.

3) Rumah sakit melaporkan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh menteri.
4) Pelaporan insiden keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dibuat secara anonim dan ditujukan untuk mengkoreksi
sistem dalam angka meningkatkan keselamatan pasien.
Ketentuan lebih lanjut mengenai standar keselamatan pasien
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan peraturan
menteri. (Undang - Undang Republik Indonesia No. 36 dan 44, 2009)
2. Permenkes RI No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang keselamatan pasie
rumah sakit.
Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah
sakimembuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
a. Assesment resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko.
3. Peraturan Daerah Kota Kendari No.19 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
Kota Kendari
a. Pasal 8
1) Pemerintah Daerah wajib memperhatikan dan memprioritaskan pelayanan
jaminan kesehatan bagi kelompok rentan dan/atau berkebutuhan khusus,
antara lain penyandang cacat, perempuan hamil dan menyusui, bayi dan
balita, kelompok lanjut usia, korban kekerasan seksual dan fisik, dan
penderita IMS, HIV/AIDS;

5
2) Jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) meliputi :
a. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan dengan memperhatikan
kebutuhan khusus baik laki-laki, perempuan, anak, penyandang cacat dan
orang lanjut usia;
b. Ketersediaan perbekalan kesehatan;
c. Ketersediaan tenaga di unit-unit layanan kesehatan.
3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) meliputi .
a. penyediaan ruang khusus bagi ibu menyusui dan bayi di fasilitas pelayanan
kesehatan;
b. penyediaan sarana khusus penyandang cacat di fasilitas pelayanan
kesehatan;
c. layanan konseling dan pembebasan biaya Visum et Repertum bagi korban
kekerasan seksual dan fisik;
d. penanganan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) bagi korban kekerasan
seksual;
e. penanganan khusus bagi orang dengan penyakit IMS, HIV/AIDS (ODHA);
dan
f. penyediaan sarana khusus bagi orang lanjut usia di fasilitas pelayanan
kesehatan.

b. Pasal 13
1) Dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah
maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan untuk menyelamatkan
nyawa pasien.
2) Fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam
keadaan darurat dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka
terlebih dahulu.

c. Pasal 24
1) Setiap penyelenggara pelayanan kesehatan wajib menyediakan unit pengaduan
untuk masyarakat.
2) Setiap penyelenggara pelayanan kesehatan wajib merespon pengaduan
masyarakat dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari keija setelah
pengaduan diterima.
6
3) Setiap penyelenggara pelayanan kesehatan yang lalai da\am merespon
pengaduan masyarakat, dapat dilaporkan kepada atasannya selaku pembina,
DPRD, Ombudsman, dan/atau lembaga pengawasan dan pengaduan lainnya.

C. Kewajiaban Perawat dalam Keselamatan Pasien


1. Berdasarkan pasal 15 Kepmenkes Nomor 1239/2001 Perawat dalam
melaksanakan praktik keperawatan berwenang untuk:

a. Melaksanakanasuhankeperawatan yang meliputi pengkajian,


penetapandiagnosakeperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan
keperawata dan evaluasi keperawatan;
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi
intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan;
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai mana dimaksud huruf a
dan b harus sesuai dengan standard asuhan keperawatan yang ditetapkan
oleh organisasi profesi;
d. Pelayanan tindakan medis hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan
tertulis dari dokter.
2. Berdasarkan UU RI Nomor 38 tahun 2014 pasal Perawat dalam melaksanakan
Praktik Keperawatan berkewajiban:
a. Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan dan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

b. Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik, standar


Pelayanan Keperawatan, standard profesi, standard prosedur
operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

c. Merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat
kompetensinya;
d. MendokumentasikanAsuhan Keperawatan sesuai dengan standar;

7
e. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah
dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau
keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya;
f. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain
yang sesuai dengan kompetensi Perawat; dan
g. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

3. Menurut Sumijatun (2007), kewajiban perawat secara umum:

a) Mencegah malpraktek dan kelalaian dengan mematuhi standar

b) Melakukan pelayanan kesehatan berdasarkan kompetensi

c) Menjalin hubungan empati dengan pasien

d) Mendokumentasikan secara lengkap

e) Teliti dan objektif ketika melakukan kegiatan

f) Memperbaharui data

g) Mengikuti peraturan dan kebijakan institusi

h) Peka terhadap terjadinya cedera seperti kelalaian dalam pemberian obat,


darah, decubitus, penggunaan restrain dan lain-lain.

8
BAB III
KASUS

A. Malpraktik
Malpraktik berasal dari katamalaartinya salah satu tidak
semestinya,sedangkan praktik adalah proses penanganan kasus(pasien)dari
seorang professional yang sesuai dengan prosedur kerja yang telah
ditentukan oleh kelompok profesinya. Sehingga malpraktik dapat di artikan
melakukan tindakan atau praktik yang salah satu atau yang menyimpang dari
ketentuan atau prosedur yang baku (benar). Dalam bidang kesehatan,
malpraktik adalah penyimpangan penanganan kasus atau masalah
kesehatan(termasuk penyakit)oleh petugas kesehatan, sehingga
menyebabkan dampak buruk bagi penderita pasien. (Is,2015)
Mapraktik( malpraktek ) atau malpraktik terdiri dari suku kata mal dan
praktik atau praktek. Mal berasal dari kata yunani, yang berarti buruk.
Praktik
(kamus umum bahasa Indonesia, purwardarminta,1976) atau praktik (kamus
dewan bahasa dan pustaka kementerian pendidikan Malaysia,1991) berarti
menjalankan perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan
pekerjaan (profesi). Jadi, malpraktik berarti menjalankan pekerjaan yang
buruk kualitasnya, tidak lege artis, tidak tepat. Malpraktik tidak hanya
terdapat dalam bidang kedokteran, tapi juga dalam profesi lain seperti
perbankan,pengacara,akuntan public dalam wartawan.(Hanafiah dan
Amir,2008)
Malpraktik mengacu pada tindakan kelalaian yang dilakukan oleh
seseorang yang terlibat dalam profesi atau pekerjaan yang sangat
membutuhkan keterampilan teknis atau professional. (Blais dkk,2006)
Menurut Myrtle Aydleotte(1992),keperawatan merupakan suatu seni
yang berorientasi pada manusia,perasaan untuk menghargai sesama individu
dan suatu naluri kesusilaan, serta tindakan apa yang harus dikerjakan.

9
Menurut persatuan perawat nasional Indonesia / PPNI (2016), praktik
keperawatan di artikan sebagai tindakan mandiri perawat professional
melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan kilen dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang
dan tanggung jawabnya.
Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional
menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai
ilmu dasar( biologi, fisika, biomedik, perilaku, social) dan ilmu keperawatan
sebagai landasan untuk melakukan asuhan keperawatan. Perawat yang baik
diasumsikan sebagai perawat yang dapat bekerja sesuai dengan harapan
klien, standard praktir dan standard kerja. Untuk dapat menjadi perawat
yang baik diperlukan kerja keras dari individu itu sendiri, peer grup, dan
pembinaan pihak manajemen.

B. Kasus Malpraktik
An. B berusia 12 tahun menderita kelumpuhan sejak 8 tahun yang lalu.
kejadian ini bermula saat An. B menjadi korban dugaan malpraktek yang
dilakukan oleh perawat. An. B dibawa orang tuanya berobat di klinik dr. F
yang baru setahun buka dengan mengontak salah satu rumah warga di
Alolama Kec. Mandonga Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
saat itu An. B berusia 4 tahun, mengalami benjolan kelenjar sebesar telur
puyuh di bagian punggungnya. Benjolan itu sudah ada sejaka masih bayi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dr. F menyarankan agar benjolan itu
sebaiknya di operasi. Orangtua pasien pun menyetujui dilakukannya
tindakan operasi dan dilakukan operasi pada tanggal 12 september 2004.
Dokter F mengatakan kepada keluarga bahwa yang melakukan tindakan
operasi bukan dirinya karena dia hanya seorang dokter umum, tetapi rekan
sejawatnya, dokter bedah di RSUD Kota Kendari yang ternyata adalah
seorang perawat. Perawat berinisial Ag melakukan operasi bersama
temannya bernama Ai. Pada saat operasi berlangsung, dr. F tidak ikut
membantu, tetapi hanya menyaksikan bersama dengan keluarga pasien.
Operasi berlangsung sekitar 30 menit. Benjolan yang ada dipunggung An. B
10
akhirnya diangkat dan dibuang, tetapi luka bedah pada benjolan yang telah
dibuang itu mengalami pendarahan, sehingga penyembuhan luka cukup
lama sampai memakan waktu 6 bulan.
Beberapa bulan setelah operasi, tubuh An. B menjadi lemas dan kaku,
bahkan kedua kakinya lumpuh dan tidak bias gerakkan. An. B hanya dapat
berbaring dan duduk dirumahnya sambil menjalani proses pengobatan.
setalah 6 bulan melakukan operasi pada An. B klinik dr. F ditutup dan tidak
beroperasi lagi. Perawat Ag sempat membantu biaya pengobatan sebanyak 2
kali, tetapi setelah itu sudah tidak pernah kelihatan lagi. Sejak saat itu, An. B
tidak bias lagi bermain dengan anak-anak seusianya. Sampai sekarang,
kedua kaki An. B lumpuh, timbul tulang ditelapak kaki kiri, telapak kaki
kanan berlubang, kencing bernanah, dan susah buang air besar. Pihak
keluarga akhirnya mengambil sikap melaporkan dr. F dan rekannya ke
Polres Kendari karena dugaan telah melakukan malpratek kepada anaknya.
Proses hukum atas kasus ini sedang dip roses dan masih dalam tahap
pemanggilan saksi.

C. Analisa Kasus
1. Berdasarkan Konsep Malpraktek
Kasus diatas merupakan salah satu bentuk malpraktik keperawatan,
karena telah memenuhi keempat criteria (duty, breach of the duty, injury,
causation) yaitu:
a. Perawat Ag berkewajiban melakukan tugasnya sebagai seorang
perawat sesuai dengan kewajibannya. Perawat tersebut melakukan
hal diluar kewenangan profesinya dan melakukan kewenangan
profesi lain (dokter)
b. Perawat Ag gagal melakukan tanggung jawabnya sesuai standard
profesi perawat dimana kewajiban perawat melaksanakan asuhan
keperawatan yang holistic.
c. Perawat Ag membuat pasien menderita cedera fisik dan pendarahan
d. Tindakan operasi mandiri perawat Ag mendatangkan akibat yang
buruk bagi pasien yaitu pasien harus menjalani pengobatan dalam
jangka waktu yang lama serta mengalami kelumpuhan.

11
2. Berdasarkan Kajian Hukum
a. UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, BAB III Hak dan
Kewajiban dalam pasal 4 bahwa setiap orang berhak atas
kesehatan. Dalam hal ini klien berhak mendapatkan pengobatan
guna mendapatkan kesehatan dan setiap orang mempunyai hak
dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, serta
terjangkau. Pada kass An. B tidak mendapatkan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu dan terjangkau karena klien mengalami luka
yang mengakibatkan terjadinya kelumpuhan. Hal ini membuat
pengobatan klien semakin lama dan biaya yang dikeluarkan semakin
besar
b. UU RI No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
1) Pasal 32 ayat 2 menjelaskan bahwa pelimpahan wewenang
tindakan medis kepada perawat dapat dilakukan secara delegatif
dan mandate. Selanjutnya, pada penjelasan ayat 4 dapat diketahui
bahwa tindakan medis yang dapat dilimpahkan secara delegatif
adalah menyuntik, memasang infuse, dan memberikan imunisasi
sedangkan secara mandate yaitu pemberian terapi parental dan
penjahitan luka. Berdasarkan kasus diatas, perawat Ag telah
melakukan tindakan pembedahan, tindakan tersebutdi luar
kewenangan yang diperbolehkan dalam UU keperawatan.
2) Pasal 36 menjelaskan bahwa perawat melaksanakan praktek
keperawatan, berhak menolak keinginan klien atau pihak lain
yang bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, profesi,
SPO, atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Sesuai
dengan kode etik keperawatan (PPNI, 2005), perawat juga berhak
menolak tindakan operasi secara mandiri yang bertentangan
dengan kode etik keperawatan antara perawat dan teman sejawat.
perawat harus bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten,
tidak etis dan illegal.
3) Pasal 37 poin (f) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan
praktik keperawatan berkewajiban melaksanakan tindakan
pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan yang lain sesuai
12
dengan kompetensi perawat. Pelayanan keperawatan berdasarkan
standar kompetensi perawat Indonesia merupakan rangkaian
tindakan yang dilandasi aspek etik legal dan peka budaya untuk
memenuhi kebutuhan klien. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
procedural, pengembalian keputusan klinik yang memerlukan
analisi kritis serta kegiatan advokasi dengan menunjukkan
perilaku caring. Berdasrkan kasus diatas, perawat tidak
melakukan pelayana keperawatan sesuai ranah kompetensi
praktik professional, etis, legal, dan peka budaya (PPNI, 2005)

Malpraktek yang dilakukan oleh perawat Ag akan memberikan


dampak yang luas, tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga
kepada institusi pemberi pelayanan keperawatan, individu perawat
pelaku malpraktek dan terhadap profesi. Secara hukum perawat Ag
dapat dikenakan gugatan hukum pidana dan perdata, sedangkan
secara profesi perawat Ag dapat dikenakan sanksi disiplin profesi
perawat yang akan dikeluarkan oleh Konsil Keperawatan.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien yang lebih aman guna meminimalkan terjadinya risiko atau kesalahan dan
mencegah terjadinya cedera pada pasien, yang berhubungan dengan paparan
terhadap lingkungan diagnosis atau kondisi perawatan

2. Kebijakan - kebijakan yang mendukung keselamatan pasien: Pasal 53 (3)


UUNo.36/2009 tentang kesehatan, Pasal 32n UU No.44/2009 tentang rumah sakit,
Pasal 29b UU No.44/2009, Pasal 45 (l) UU No.44/2009, Pasal 32d UU
No.44/2009, Pasal 32e UU No.44/2009, Pasal 32j UU No.44/2009, Pasal 32q UU
No.44/2009, Pasal 43 UU No.44/2009, Permenkes RI
no.1691/MENKES/PEWV111/2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit,
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 19 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Kota Kendari (Pasal 8, Pasal 13, Pasal 24).
3. Hal hal yang berhubungan dengan kebijakan kebijakan yang mrndukung
keselamatan pasien: Near Miss (Nyaris Cedera) atau Adverse Event (Kejadian
Tidak Diharapkan/KTD).
4. Kewajiban perawat dalam keselamatan pasien ialah melakukan pelyanan
kesehatan yang sesuai dengan standar profesi, standar rumah sakit serta
melakukan Asuhan Keperawatan semaksimal mungkin guna meminimalkan resiko
dan mencegah terjadinya cedera.
5. Malpraktik dapat diartikan melakukan tindakan atau praktik yang salah atau yang
menyimpang dari ketentuan atau prosedur yang baku (benar).

B. Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan maka perbanyaklah belajar agar suatu saat
bisa menjadi tenaga kesehatan yang professional yang lebih mengedepankan
kesehatan masyarakat.

14
Daftar Pustaka

Is, Muhammad Sadi. 2015. Etika Hukum Masyarakat: Teori dan


Aplikasinya. Prenadamedia group, Jakarta

Helm, Ann. 2010. Malpraktik Keperawatan: Menghindari Masalh Hukum.


ECG, Jakarta

Menkes RI.2011
http://73651143-PMK-No-1691-Ttg-Kesehatan-Keselamatan-Pasien-
Rumah-Sakit.pdf
Diakses Jumat 29 September 2017 pukul 13.00 WITA

UU RI, 2009
UU-No.44-Th-2009-ttg-Rumah-Sakit.pdf
UU-No.36-Th-2009-ttg-kesehatan.pdf
UU-No.38-Th-2014-ttg-keperawatan.pdf
Diakses Jumat 29 September 2017 pukul 13.15 WITA

15

Você também pode gostar

  • Askep Kritis
    Askep Kritis
    Documento14 páginas
    Askep Kritis
    Ayu Kris
    Ainda não há avaliações
  • Sop Jus Mentimun-1
    Sop Jus Mentimun-1
    Documento2 páginas
    Sop Jus Mentimun-1
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Tenggelam Fix
    Tenggelam Fix
    Documento19 páginas
    Tenggelam Fix
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Konsep GSM
    Konsep GSM
    Documento2 páginas
    Konsep GSM
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Sap Stroke
    Sap Stroke
    Documento7 páginas
    Sap Stroke
    Ine Tawaang
    Ainda não há avaliações
  • Dokumen
    Dokumen
    Documento1 página
    Dokumen
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Documento10 páginas
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Visi Misi Program Studi
    Visi Misi Program Studi
    Documento1 página
    Visi Misi Program Studi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • C ONTOH
    C ONTOH
    Documento13 páginas
    C ONTOH
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Belajar Dari Muadz Bin Jabal
    Belajar Dari Muadz Bin Jabal
    Documento2 páginas
    Belajar Dari Muadz Bin Jabal
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • JURUSAN
    JURUSAN
    Documento2 páginas
    JURUSAN
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Demensia
    Demensia
    Documento2 páginas
    Demensia
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Dimana
    Dimana
    Documento1 página
    Dimana
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet ROM
    Leaflet ROM
    Documento3 páginas
    Leaflet ROM
    Septian Simon
    Ainda não há avaliações
  • JURUSAN
    JURUSAN
    Documento2 páginas
    JURUSAN
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento15 páginas
    Kata Pengantar
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Documento3 páginas
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • KEGADARURATAN MARITIM
    KEGADARURATAN MARITIM
    Documento3 páginas
    KEGADARURATAN MARITIM
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Documento10 páginas
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Documento10 páginas
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM
    ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM
    Documento25 páginas
    ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Alli
    Tugas Alli
    Documento2 páginas
    Tugas Alli
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Fraktur Basis Cranii
    Fraktur Basis Cranii
    Documento20 páginas
    Fraktur Basis Cranii
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    Documento10 páginas
    Keperawatan Jiwa Halusinasi
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • Definisi Stroke
    Definisi Stroke
    Documento7 páginas
    Definisi Stroke
    nur rezky
    Ainda não há avaliações
  • LP Batuk
    LP Batuk
    Documento11 páginas
    LP Batuk
    EtisSoumokil
    Ainda não há avaliações
  • Uu No 44 2009 PDF
    Uu No 44 2009 PDF
    Documento40 páginas
    Uu No 44 2009 PDF
    rahayu
    Ainda não há avaliações
  • Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Documento5 páginas
    Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Roni Juwansyah
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Rumah Sehat
    Makalah Rumah Sehat
    Documento17 páginas
    Makalah Rumah Sehat
    Nugraha Dwi
    Ainda não há avaliações
  • Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Documento5 páginas
    Struktur dan Fungsi Paru-paru
    Roni Juwansyah
    Ainda não há avaliações