Você está na página 1de 7

150

Efektivitas Virus SpltMNPV Terhadap Ulat Spodoptera litura (Ulat


Grayak)

Kelas Biologi2015
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK
Virologi merupakan sudi mengenai virus. Virus adalah orgaisme terkecil yang berperan dalam penyebaran
penyakit dengan menginfeksi sel dan mengakibatkan perubahan yang membahayakan sel sampai mematikan sel.
Salah satu jenis virus yang membahayakan adalah Spodoptera litura multiple nuklear polyhedrosis virus (SpltMNPV)
yang mampu menginfeksi insecta, salah satunya adalah ulat grayak (Spodoptera litura). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui keefektifan Spodoptera litura multiple nuklear polyhedrosis virus (SpltMNPV) dalam menginfeksi ulat
grayak (Spodoptera litura) dengan perantara pakan buatan yang telah diinfeksi virus Spodoptera litura multiple nuklear
polyhedrosis virus (SpltMNPV). Data yang diperoleh berupa 1. Memperbanyak virus dengan metode infeksi secara in
vivo 2. Pemurnian virus dilakukan dengan menghaluskan ulat yang terinfeksi menggunakan mortal kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 3. Perhitungan virus dengan menggunakan
haemachytometer. Hasil dari penelitian ini adalah banyaknya ulat yang mati instar 3 sebanyak 77 ekor dan
instar 4 sebanyak 123 ekor disebabkan karena beberapa hal yakni, mati diinstar 3 karena virus sebesar
3,3 1010; virus+bakteri sebesar 2,4 1010 dan 2,02 1010; virus+jamur sebesar 3,1 1010 dan mati diinstar 4
disebabkan virus sebesar 3,9 1010; virus+jamur sebesar 2,9 1010.

Kata kunci: virus SpltMNPV; ulat grayak (Spodoptera litura); pakan


.

PENDAHULUAN
Virologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang virus. Virus adalah dapat terinfeksi oleh virus SpltMNPV adalah
organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat grayak
dari bakteri. Virus dapat menembus saringan merupakan salah satu insecta yang dapat
bakteri, dan hanya dapat disaring menggunakan disebut hama dalam bidang pertanian karena
saringan porselin. dapat menyebabkan kematin bagi tanaman
Virus mampu berperan sebagai agen pertanian, seperti kentang, kacang tanah, kubis,
penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen dan lain-lain.
penyakit, virus menginfeksi sel dan Virus dapat menyerang manusia karena
mengakibatkan perubahan-perubahan yang hidup virus menempel pada inangnya atau
membahayakan sel sampai mampu mematikan substrat tertentu yang dapat membuat dirinya
sel tersebut. Sebagai agen pewarisan sifat, virus menjadi banyak. Virus menakutkan manusia
memasuki sel tersebut dan hidup permanen karena penyakit yang ditimbulkannya. Virus
didalamnya. Virus dikatakan sebagai parasit dapat menyerang sistem kekebalan tubuh, sel
obligat karena siklus hidupnya tergantung pada darah putih dan sebagainya. Agar kita
siklus hidup inangnya. (Kusnadi, 2010) memperoleh gambaran tentang bagaimanakah
Salah satu jenis virus yang membawa bentuk dan bagaimana virus menyerang
dampak negatif dalam kehidupan mahluk inangnya, maka dilakukanlah penelitian ini,
hidup adalah Spodoptera litura multiple nuklear selain itu yang digunakan adalah jenis virus
polyhedrosis virus (SpltMNPV). Virus SpltMNPV yang menyerang ulat grayak agar virus tersebut
merupakan virus yang mampu menginfeksi tidak membahayakan kita yang masih dalam
insecta. Kemampuannya dalam mengubah taraf belajar.
struktur DNA insecta menyebabkan kematian Adapun tujuan dilakukannya penelitian
pada insecta tersebut. Salah satu insecta yang ini untuk mengetahui cara perbanyakan virus,
mengetahui kematian ulat yang disebabkan oleh
virus, mengetahui cara pemurnian virus,
mengetahui cara penghitungan virus dengan
haemositometer, mengetahui efektivitas virus
terhadap ulat Spodoptera liptura.
151

BAHAN DAN METODE


berwarna hitam kecoklatan. Ulat yang telah
Tempat dan Waktu mati dipanen, secara hati-hati karena tubuhnya
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mudah hancur. Tubuh ulat dimasukkan
November sampai Desember 2016 di kedalam tabung reaksi steril yang berisi
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA akuades dan disimpan difreezer.
Universitas Negeri Surabaya. Pemurnian Virus
Alat dan Bahan Ulat yang telah mati terinfeksi virus
Bahan yang digunakan dalam penelitian dihaluskan dengan mortal, jika terlalu pekat
adalah ulat grayak (Spodoptera liptura) instar tiga ditambahkan akuades. Kemudian menyaring
yang digunakan diperoleh dari BALITAS ulat yang telah dihaluskan sampai 3 kali
Malang, virus uji yang digunakan yaitu Virus penyaringan. Lalu dimasukkan kedalam tabung
SPltMNPV, pakan buatan, akuades steril, sentrifuse dan dimurnikan dengan memutarnya
alkohol, tepung kedelai, maizena, clindamicin, pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.
renouit, nipagia, striptomisin, Membuang supernata dan ditambahkan
quekeroat,natrium benzoat, vitamin c, akuades steril serta aduk sampai homogen. Di
kandistatin, formalin 4%. Sedangkan alat yang putar kembali dengan cetrifuse pada kecepatan
digunakan dalam penelitian ini adalah botol 3500 rpm selama 15 menit sebanyak 2 kali.
kapsul, pinset, cawan petri, pipet tetes, Penghitungan Virus
sentrifuse, kain penyaring, mortal, alu, tabung Penghitungan virus dilakukan dengan
reaksi, spet, cover glass. menggunakan hemositometer. Membersihkan
Pembuatan pakan buatan alat haemachytometer dengan tissue yang
Semua bahan meliputi tepung kedelai 100 sudah diberi alkohol. Setelah itu
gr, maizena 50 gr, clindamicin, renouit, nipagia haemachytometer ditutup dengan cover glass
1 gr, striptomisin 0,2 gr, quekeroat 2 gr, natrium yang sudah dibersihkan. Mengambil larutan
benzioat 0,2 gr, vit c, kandistatin, dan formalin pengenceran virus dari tabung reaksi dengan
4% dicampur menjadi satu dengan menggunakan spet. Meneteskan larutan tadi
menggunakan blender sampai tercampur rata. pada alat haemachytometer. Amati dengan
Kemudian dituang kedalam nampan plastik dan menggunakan mikroskop dan dihitung berapa
dimasukkan kedalam kulkas. jumlah sel dalam satu kotak.
Memperbanyak Virus Rumus penghitungan:
Menaruh ulat grayak kedalam botol kecil. Virus = T D 106
Pakan buatan dicelupkan dalam suspensi virus. N0,25
Ulat yang telah terkontaminasi virus dipelihara N = 80
dan diberi makan pakan buatan sampai ulat T = rata-rata total
mati. Ulat yang mati karena terinfeksi virus D = faktor pengenceran
akan diam terlentang dengan tubuh yang luna

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah diperoleh hasil perhitngan virus dari mati ulat yang dimurnikan seperti pada (Tabel
pemurnian virus ulat grayak Berikut hasil instar 1) dan hasil perhitungan pengamatan jumlah
virus seperti pada (Tabel 2).

Tabel 1. Hasil Kematian Ulat Grayak.

Instar 3 Instar 4

77 123
Dari ulat grayak instar 3 memiliki jumlah mati tidak hanya disebabkan oleh virus saja,
kematian sebanyak 77 ulat, sedangkan hasil dari melainkan terdapat jamur dan bakteri. Hal ini
instar 4 memiliki jumlah kematian sebanyak 123 disajikan pada tabel berikut:
ulat. Dari semua ulat instar 3 dan instar 4 yang
Tabel 2. Hasil Pengamatan jumlah Virus
Penyebab mati Pengulangan Jumlah Rata Total Hasil Perhitungan

Instar 3 Virus + I 1430

Bakteri 1400 7 x 1010


(0,5-2,5 cm) II 1370

Instar 3 Virus+ I 1387

Jamur (0,5 cm-


II 1290
1.338,5 6,7 x 1010
2,5 cm)
I 2.080
Instar 4 Virus
(2,5cm-3,5cm) II 2.084
2.082 10,4 x 1010

I 2.051
Instar 4
Virus+Bakteri 2.006,5 10 x 1010
(0,5 cm-2,5 cm) II 1.962

I 1468
Instar 3 Virus
(0,5 cm-2,5 cm) II 1475
1.471,5 7,3 x 1010

I 1.453
Instar 4
II 1.466
2.919 14,59 x 1010
Virus+Jamur
Gambar 1. Instar 3 Virus Gambar 2. Instar 3 Virus+Bakteri Gambar 3. Instar 3 Virus+Jamur

Gambar 1. Instar 4 Virus Gambar 1. Instar 3 Virus+Jamur

Suspensi virus diambil dengan pipet 1 d : =1


ml dan diletakkan pada objek glass
haemocytometer, kemudian diamati dengan n :80
mikroskop. Pengamatan dilakukan tepat pada
garis-garis yang nampak pada lapang Virus merupakan parasit berukuran
pandang dengan garis membujur serta mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
melintang membentuk kotak 5x5 dengan tiap biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di
kotaknya berisi 4 x4 kotak. Kotak yang dalam material hidup dengan menginvasi dan
dihitung virusnya adalah kotak paling kiri mengendalikan sel makhluk hidup karena
atas, paling kanan atas, tengah, paling kiri virus tidak memiliki perlengkapan selular
bawah dan paling kanan bawah. Perhitungan untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus
virus dilakukan sebanyak dua kali biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
pengulangan dengan perbesaran mikroskop menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
100 x 10. Virus yang dilihat melalui mikroskop multisel dan banyak jenis organisme sel
dengan perbesaran 100x, akan tampak bulat tunggal), sementara istilah bakteriofage atau
bercahaya. Sesungguhnya, yang terlihat fage digunakan untuk jenis yang menyerang
adalah polyhedra dari virus tersebut yang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan
berbentuk seperti kristal tidak beraturan (Tri organisme lain yang tidak berinti sel).
Asri, 2016). Melalui perhitungan virus, maka Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
akan diketahui penyebab kematian ulat. asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
Umumnya, ulat yang mati akibat virus akan kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas
menghasilkan perhitungan sebesar . Hal protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi
tersebut menjelaskan bahwa, penyebab ketiganya (Lasinrang dkk, 2014). Virus hanya
kematian ulat tidak hanya disebabkan oleh bisa berkembang biak pada sel/jaringan yang
infeksi virus melainkan ada faktor lain, seperti hidup, oleh karena itu virus bersifat parasit
kurangnya makanan. Berikut merupakan data interseluler obligat (Kusnadi, 2010).
perhitungan terkait jumlah virus : SpltMNPV (Spodoptera litura-
Jumlah virus didapatkan dari perhitungan multiplenucleopolyhedrovirus) adalah salah satu
dengan rumus sebagai berikut: jenis virus patogen yang berperan sebagai
agensia hayati dalam mengendalikan ulat
grayak (Spodoptera litura), karena bersifat
Keterangan: spesifik, selektif, efektif untuk hama-hama
t :Rata-rata jumlah virus pada semua yang telah resisten terhadap insektisida dan
pengulangan aman terhadap lingkungan. Sebuah
baculovirus awalnya terisolasi, Spodoptera virus+jamur sebesar 6,7 x 1010; mati diinstar 4
litura beberapa nucleopolyhedrovirus disebabkan virus sebesar 10,4 x 1010; mati
(SpltMNPV) telah terkontam melalui S. litura diinstar 4 disebabkan virus+bakteri sebesar 10
larva upto empat generasi untuk menentukan x 1010; mati diinstaar 3 disebabkan virus
jumlah rata-rata tubuh oklusi (OBS) dipanen sebesar 7,3 x 1010;dan mati diinstar 4
per larva dan keberhasilan mereka dalam hal disebabkan virus+jamur sebesar 14,59 x 1010.
infektivitas, makan penghentian dan Mekanisme infeksi terbagi menjadi dua yaitu
kecepatan membunuh larva inang (Mudasir infeksi primer dan infeksi sekunder
dkk, 2014). (Samsudin, 2011). Mekanisme infeksi primer
Ulat grayak diberi pakan buatan berupa terjadi jika larva memakan pakan alami yang
komposisi-komposi tertentu yakni, tepung sudah diberi virus laten dan dicerna sampai
kedelai 100 gr, maizena 50 gr, clindamicin+ pada midgut larva. Calyx (polyhedron
renouit, nipagia 1gr, striptomisin 0,2 gr, envelope) yang mengelilingi polyhedra (OBs)
guekergoat 2gr, Na Benzoat 0,2 gr, vitamin C, akan didegradasi oleh enzim proteinase,
kondistatin dan formalin 4%. Setelah itu, setelah itu membran pembungkus Occlusion
memasukkan agar dan air tersebut ke dalam Bodies (OBs) yang berupa protein polyhedrin
blender dan dicampur/ diblender. Hasil akan didegradasi di dalam midgut serangga
blender tersebut kemudian diletakkan pada dalam suasana alkali sebelum mengeluarkan
nampan dan menunggunya hingga padat. Occlussion Derivat Viruses (ODVs) (DAmico
Pakan yang telah siap digunakan dibagi dan Slavicek, 2012). Suasana alkali yang bagus
menjadi dua bagian, bagian pertama dicelup untuk mendegradasi OBs berada di midgut
dalam suspensi virus, sedangkan bagian larva (Rohrmann, 2011). Secara umum SlNPV
lainnya menjadi pakan yang diberikan pada mudah diperbanyak secara in vivo, yaitu
hari-hari selanjutnya. dengan menginfeksi larva inang atau diambil
Pakan ulat buatan diberi bahan formalin dari larva yang telah terinfeksi SlNPV lalu
dan dimasukkan kedalam kulkas dapat diaplikasikan kembali. Dengan
penyimpanan guna menghindari penjamuran didapatkannya isolat SlNPV yang lebih efektif,
dan bakteri yang masuk. Pakan akan maka dapat meningkatkan peluang SlNPV
dicelupkan kedalam virus SpLtMNPV yang untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida,
akan dimakan ulat grayak, sehingga ulat sehingga ketergantungan terhadap insektisida
grayak akan terinfeksi virus. Setelah beberapa sintetik dapat dikurangi dan masalah
hari bergantung lama matinya ulat, maka ulat serangan larva S. litura Fabricius dapat diatasi
yang mati disimpan dalam tabung reaksi secara berkelanjutan (Laoh. dkk, 2003 dalam
aquades. Riyanto, 2008). NPV menginfeksi inang
Banyaknya ulat yang mati diinstar 3 melalui dua tahap. Pada tahap pertama NPV
adalah 77 ekor dan yang mati diinstar 4 adalah menyerang usus tengah, kemudian pada
123 ekor. Untuk menjaga sterilitas larutan tahap selanjutnya organ tubuh (hoemocoel)
virus sebelum virus dituang/diinfeksikan serta organ-organ tubuh yang lain. Pada
dalam medium S. litura. Larutan SpLtMNPV infeksi selanjutnya NPV juga menyerang sel
difiltrasi dengan kain penyaring. Selanjutnya darah, trakea, hipodermis dan sel lemak.
hasil pemurnian virus diamati pada Polyhedra Inclusion Body dalam tubuh larva
mikroskop. yang terserang ukuranya bervariasi
Ulat-ulat yang mati pada instar 3 dan tergantung pada perkembangan stadium
instar 4 disebabkan karena beberapa hal yakni, larva, tetapi pada beberapa jenis NPV
mati di Instar 3 karena virus+bakteri; mati di sebagian polyhedra memiliki ukuran dan
instar 3 disebabkan virus+jamur; mati diinstar stadium pematangan yang hampir sama
3 disebabkan virus; mati diinstar 4 disebabkan (Bedjo, 2006 ; Biogen Online, 2007 dalam
virus+bakteri; mati diinstaar 4 disebabkan Riyanto, 2008).
virus dan mati diinstar 4 disebabkan Enzim proteinase banyak ditemukan pada
virus+jamur. Setiap matinya ulat dengan saluran pencernaan larva dan pada polyhedra
penyebab dan instar yang berbeda dihitung itu sendiri, sedangkan polyhedra yang
dengan haemocytometer dengan dua kali diperbanyak pada kultur sel kurang akan
pengulangan. Hasil dari perhitungan enzim proteinase (Rohrmann, 2011). Tahap
penyebab kematian dan instar kematian yang selanjutnya, ODVs menembus membran
berbeda yakni, mati di Instar 3 karena virus+ peritrofik, ODVs membutuhkan enzim-enzim
bakteri sebesar seperti enzim chitinase dan metalloprotease
7 x 1010; mati di instar 3 disebabkan untuk menembus membran peritrofik karena
dalam membran peritrofik tersusun atas virus+jamur, dan virus+bakteri. Ulat yang
lapisan khitin dan muchin. Occlusion Derivat terinfeksi paling banyak pada ulat grayak
Viruses (ODVs) melakukan fusi dengan instar 4 yang berbanding lurus dengan
membran plasma dan sel-sel epitel midgut perhitungan. Adapun hasil perhitungan
yang merupakan target primer infeksi NPV, sebagai berikut: instar 3 virus+bakteri = 7 x
ketika sampai pada sel midgut ODVs akan
1 , instar 3 virus+jamur = 6,7 x 10 , instar 4
010 10

mengeluarkan virion atau BVs (Rohrmann,


virus = 10,4 x 1010, instar 4 virus+bakteri = ,
2011).
Ciri-ciri larva S. litura yang terinfeksi virus instar 3 virus = 7,3 x 10 10, instar 4 virus+jamur
laten pada tiap infeksi antara lain larva malas = 14,59 x 1010
untuk makan dan bergerak, cenderung naik ke
atas botol vial, larva mati dengan tubuh hitam
mengkilap dan mengeluarkan cairan putih DAFTAR PUSTAKA
keruh. Jarak antara infeksi virus pertama pada
ulat dengan kematian ulat tersebut adalah Riyanto. 2008. Potensi Agen Hayati
sekitar 12 hari. Ulat yang mati, dimasukkan ke Spodoptera Litura Nuclear
dalam tabung reaksi kemudian diletakkan di Polyherosis Virus (SINPV) untuk
dalam freezer. Hal tersebut berguna untuk
menjaga ulat agar tidak mengalami
Pengendalian Spodoptera Litura
kebusukan. Pemurnian virus dilakukan Fabricus. http://eprints.unsri.ac.id/
seminggu kemudian, jangka waktu tersebut 1087/1/Potensi_Agen_Hayati_SLNP
adalah waktu kematian ulat secara _untuk_pengendalian__Spodoptera_
keseluruhan. Litura.pdf. Online. Diakses 29
Jumlah virus didapatkan dari perhitungan November 2016.
dengan rumus sebagai berikut:
Aditya, Lasinrang., dkk. 2014.
Karakteristik dan Reproduksi Virus.
Makasar: Universitas Islam Negeri
Peningkatan patogenesitas virus laten tidak
langsung terjadi pada saat pertama kali
Alauddin Makassar.
diinfeksikan secar in vivo pada larva S. litura,
patogenesitas terjadi ketika diinfeksikan
Asri, Mahanani Tri., dkk. 2013.
secara pertama kali penginfeksian. Pada Peningkatan Patogenesitas Virus
kegiatan ini penginfeksian virus laten hanya Laten Hasil Isolasi dari Kultur Sel
dilakukan sekali. hal tersebut memungkinkan Midgut Larva Spodoptera litura
penginfeksian oleh virus pada ulat grayak terhadap Larva Spodoptera litura
memakan waktu yang lama dan ulat tidak melalui Penginfeksian Berulang
sepenuhnya mengalami infeksi. Sehingga,
dalam LenteraBio. Vol. 2 No. 1. Hlm
kematian akibat infeksi pun tidak sepenuhnya
terjadi pada ulat grayak dalam kegaiatan ini.
1-4.

KESIMPULAN
Asri, Mahanani Tri., dkk. 2009.
Pengembangan Metode
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Penginfeksian Spodoptera Litura
dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua Multiple Nucleopolyhedrosis Virus
virus berpengaruh terhadap ulat grayak. (Spltmnpv) Pada Sel Primer Epitel
Efektifitas virus SPLtMNPV terdapat pada Usus Larva Spodoptera Litura
ulat grayak instar 4 dan tidak semua ulat
dalam jurnal Pengembangan Metode
terinfeksi virus melainkan terinfeksi
Penginfeksian. Hlm 1-6

Você também pode gostar