Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas
limpahan berkah, rahmat serta inayahnya-lah sehingga kita masih diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan TUGAS pengganti FINAL dari mata kuliah Agen
Penyakit Menular dengan judul Penyakit yang disebabkan oleh Jamur, Bakteri, Virus dan
Cacing yang diberikan oleh dosen pembimbing, kakanda Zhelfina Ummi Muslimah, S.pd,
M.kes.
Dalam penyusunan Tugas ini, penulis hanya mengambil referensi baik dari buku-buku
yang ada maupun dari internet. Oleh sebab itu, penulis sadar sepenuhnya akan kekurangan-
kekurangan dalam penyusunannya sehingga penulis mengharapkan saran serta kritikan yang
Akhirnya tiada kata yang patut penulis ucapkan selain ucapan syukur dan terima kasih
S.pd, M.kes atas kesediaannya memberikan kebijakan kepada penulis sebagai suatu upaya
agar mendapatkan nilai tambahan yang tiada lain untuk bisa memenuhi kriteria dalam
mengikuti KKN/KKP.
Penulis
a. Keputihan
Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi karena
infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena keganasan. Infeksi bisa
sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat
pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih
vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi
virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual.
Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlahnya
banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental, lengket, berbau tidak sedap atau
busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan menimbulkan luka di daerah mulut vagina.
Keputihan jenis ini harus diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala
adanya kanker leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya
sel kulit mati kita. Sebagian besar waktu, organisme ini tidak berbahaya. Tapi jamur bisa
nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada kandang ayam dan
merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah basah yang kaya bahan organik,
dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain
itu, kotoran burung dapat mendukung pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh
lebih rendah dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari
ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea. Walaupun jenis bakteri ini kurang berbahaya,
ukuran tubuh sekitar satu per delapan inci yang tinggal diantara rambut-rambut kemaluan.
f. Kutu kelamin dibawah kulit Kelamin
Kutu ini lebih kecil disbanding kutu kelamin, dan kutu ini sangat berbahaya hingga akan
membuat saran dibawah kulit kelamin yang akan menyebabkan gatal-gatal dan akan
disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi. Infeksi tersebut dapat berasal dari:
a. Jamur Candida atau Monilia
Keputihan akibat jamur ini akan berwarna putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa
gatal yang dominan pada vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.
Keputihan ini biasanya dipicu oleh kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB,
dan rendahnya daya tahan tubuh. Bayi yang baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat
jamur Candida ini karena tanpa sengaja tertelan cairan ibunya yang adalah penderita saat
persalinan.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan terutama lewat hubungan seks sehingga termasuk salah satu dalam Penyakit
Menular Seksual (PMS), namun selain hal itu juga dapat lewat perlengkapan mandi, atau
bibir kloset yang telah terkontaminasi. Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna
kuning atau kehijauan dengan bau anyir. Keputihan karena parasit ini tidak menyebabkan
disebabkan oleh bakteri ini. Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan, berair,
berbuih, dan berbau amis (fishy odor). Bau akan lebih menusuk setelah melakukan hubungan
seksual dan menyebabkan darah menstruasi berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah
vagina seperti gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang disebabkan oleh
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan. Ketika konidia (salah satu bagian
tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan bentuk dari
miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat menghasilkan respon imun
terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan menyebar melalui sistem limfa dan aliran
darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi karena banyak sistem organ yang berperan dalam
penyebarannya. Namun, beberapa gejala yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang
berkaitan dengan manifestasi pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang
seringkali tanpa rasa sakit, dan gejala yang berkaitan dengan sistem genitouorinari
(urogenital). Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan
tubuh untuk mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi
banyak ditemui.
f. Kriptokokosis adalah infeksi yang diterima oleh pernapasan pada tanah yang terkontaminasi
oleh fungi Cryptococcus neoformans. Kriptokokosis adalah infeksi oportunistik yang terjadi
untuk AIDS. Penyakit ini didistribusikan ke seluruh dunia. Jumlah kriptokokosis meningkat
selama 20 tahun terakhir untuk banyak alasan, termasuk meningkatnya insiden AIDS.
g. Panau atau Pitriyasis versikolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada
saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada
warna kulit penderita. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida Albicans. Panau
paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa
ditemukan pada penderita berumur yang lebih tua atau lebih muda. Penyakit ini biasanya
menyerang kulit di daerah yang menghasilkan banyak keringat. Biasanya panau terdapat pada
bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipatan paha, muka dan kepala. Panau
protozoa dan disebut P. jiroveci.[1][2] Nama tersebut didiskusikan dan hasilnya, pneumonia
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan
dari hewan kemanusian atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama
fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah,
Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada
Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan
pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik,
radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis. Dalam keadaan ini,
penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit. Leptospira bertahan dalam waktu yang
lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air
kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia
hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga
a. Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.
akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di
sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat
jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant
sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang
nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi
sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif
terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan
dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya
tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang
b. Penyakit Maag
Penyakit Maag adalah penyakit yang ditimbulkan oleh kelebihan asam yang diproduksi
oleh lambung yang menyebabkan iritasi di selaput lendir lambung. Dalam kondisi normal
asam diperlukan untuk membantu pencernaan dalam mengolah makanan yang kita makan.
Namun produksi asam di lambung dapat lebih besar dari yang dibutuhkan bila pola hidup kita
Selain akibat gangguan keasaman lambung ada peran organisme renik yaitu bakteri
Helicobacter pylori sebagai penyebab lain dari sakit maag. Bakteri ini mempunyai sifat luar
biasa. Jika bakteri lain mati pada suasana asam dalam lambung, Helicobacter pylori mampu
bertahan hidup bahkan berkembang biak. Kuman Helicobacter pylori dapat mengiritasi
dinding lambung, sehingga menimbulkan peradangan dan luka (ulkus). Akibat dinding
lambung mengalami perlukaan, penderita akan merasakan perih di bagian ulu hati.
c. Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-
frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya
benda-benda asing.
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-
paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus,
Etiologi
Tuberculosis.
d. Penyakit Legiuner atau yang juga dikenal dengan Demam Legiun adalah bentuk yang
lebih parah dari pneumonia atau peradangan paru-paru. Di Indonesia sendiri penyakit ini
belum begitu populer, dan pertama kali terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat. Untuk
Wabah penyakit legiuner pertama kali terjadi pada 27 Juli 1976, ketika banyak orang
Legiuner disebabkan oleh jenis bakteri yang dikenal dengan nama Legionella.
Bakteri Legionella ditemukan secara alami di lingkungan, biasanya dalam air. Bakteri
tumbuh terbaik di air hangat, seperti jenis yang ditemukan di kolam air panas, menara
pendingin, tangki air panas, sistem pipa besar, atau bagian dari sistem pendingin udara
bangunan besar.
Penyakit legiuner dapat memiliki gejala seperti bentuk lain dari pneumonia, sehingga
akan sulit untuk mendiagnosis pada awalnya. Tanda-tanda penyakit ini dapat mencakup:
demam tinggi, menggigil, dan batuk. Beberapa orang mungkin juga menderita dari sakit otot
dan sakit kepala. Gejala ini biasanya mulai 2 sampai 14 hari setelah terkena bakteri. Infeksi
ringan disebabkan oleh sejenis bakteri Legionella disebut Pontiac Fever. Gejala Demam
Pontiac biasanya berlangsung selama 2 sampai 5 hari dan mungkin juga termasuk demam,
sakit kepala, dan nyeri otot, namun tidak ada pneumonia. Gejala pergi sendiri tanpa
pengobatan dan tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut. Demam Pontiac dan penyakit
legiuner juga dapat disebut "Legionellosis" (Lee-juh-ti-low-sis) secara terpisah atau bersama-
sama.
e. Penyakit Meningitis
meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan
setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran
nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.
bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi
pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine)
telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan
4. Listeria monocytogenes (listeria). Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa
menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan
dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan
daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan
Mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat
Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan,
yaitu:
penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berisi air
secara berkelompok. Penyakit Cacar atau Herpes ini ada 2 macam golongan, Herpes
Genetalis dan Herpes Zoster. Herpes Genetalis adalah infeksi atau peradangan (gelembung
lecet) pada kulit terutama dibagian kelamin (vagina, penis, termasuk dipintu dubur/anus serta
pantat dan pangkal paha/selangkangan) yang disebabkan virus herpes simplex (VHS),
Sedangkan Herpes Zoster atau dengan nama lain 'shingles' adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh virus varicella-zoster yang menimbulkan gelembung cairan hampir pada
dari pada chickenpox (cacar air) karena virus yang menyerang adalah sama, Hanya terdapat
perbedaan dengan cacar air. Herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar
dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.
Cara Penularan Penyakit Cacar (Herpes).
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Namun pada herpes zoster, seperti yang terjadi pada penyakit cacar (chickenpox), proses
penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi
melalui prilaku sex. Sehingga penyakit Herpes genetalis ini kadang diderita dibagian mulut
akibat oral sex. Gejalanya akan timbul dalam masa 7-21 hari setelah seseorang mengalami
tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di dalam sel ganglion
dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun) melemah, virus
akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang ditimbulkan sama
dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum pernah mengalami cacar
air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung mengalami penyakit herpes
demam, menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh,
munculnya bintik kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi
sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit.
Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan
melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes.
Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar
penyakit cacar (herpes) sebaiknya mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir.
zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu
kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu,
untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang
menyerang kekebalan tubuh. Virus ini menular melalui kontak cairan, antara lain aktivitas
hubungan seksual, pemakaian jarum suntik bekas penderita HIV, dan wanita penderita HiV
terkena rabies, antara lain: anjing, kucing, dan kera. Virus kemudian menyerang sistem saraf
yang menyebabkan penderita mengalami gangguan saraf. Vaksin rabies ditemukan oleh
Louis Pasteur.
g. Kanker (tumor ganas)
Penyakit ini disebabkan oleh virus onkogen. Virus ini, menyebabkan sel pada tubuh
bagian tertentu mengalami pembeiahan tanpa terkendali, sehingga pada penderita stadium
lanjut bagian tubuh tertentu yang terkena kanker akan membentuk benjolan yang semakin
membesar.
h. Demam Ebola
Penyakit ini disebabkan oleh virus ebola yang meng-akibatkan pendarahan pada
seluruh tubuh. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi, muntah-muntah, mencret, nyeri pada
bibit penyakit yang telah dilumpuhkan dan dikemas dalam cairan, kemudian disuntikkan.
Serum adalah darah manusia yang mengandung antibodi penyakit. Misal penderita campak
akan diberi serum campak. Sehingga kekebalan pada penderita akan terbentuk dan
bila terinfeksi virus herpes. Virus ini bisa berakibat kematian bagi bangsa primata. Manusia
dapat tertular dari gigitan atau cakaran satwa yang mengandung virus tersebut. Penderita
penyakit ini akan mengalami dehidrasi akibat pelepuhan kulit dan akhirnya kematian akan
menjemputnya. Hati-hati jika memelihara primata seperti monyet, lutung, owa, siamang,
orangutan, dan lain-lain. Bisa jadi primata yang anda pelihara itu ternyata menderita herpes.
Penyakit ini disebabkan oleh herpesvirus. Gejalanya akan muncul bintik bernanah yang
parasit cacing yang dapat menimbulkan penyakit. Ini lumrah terjadi di daerah tropis atau
negara berkembang. Parasit cacing akan mudah menimbulkan infeksi pada tubuh manusia
karena dicetuskan oleh berbagai faktor perilaku hygiene personal yang kurang bersih dan
sehat. Disamping itu juga akan dipermudah oleh karena kondisi sanitasi lingkungan
dan kuku tangan yang tidak bersih. Demikian juga dapat menempel pada bahan makanan
yang akan dikonsumsi sehingga bisa menyebabkan gangguan pencernaan. Pada beberapa
keadaan lingkungan, larva cacing dapat menginfeksi lewat kontak langsung menembus kulit
sehingga dapat bermigrasi menuju organ vital seperti pembuluh darah, pembuluh limfe, hati,
nafsu makan berkurang, diare, keluar cacing dewasa dari tinja atau muntahan.
Parasit penyebabnya Taenia saginata (daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi)
dapat menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar cacing
muntah, diare atau sembelit, nyeri perut dan penurunan berat badan.
Salah satu parasit penyebabnya Brugia malayi yang dapat menimbulkan keluhan
sumbatan pada pembuluh limfe, pembengkakan kaki sehingga disebut juga penyakit kaki
gajah (elephantiasis).
Prinsip penangananya semua jenis penyakit akibat serangan parasit cacing tersebut
pada dasarnya sama, yakni pemberian obat anti cacing (anthelmintika), misalnya:
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoate dengan dosis tunggal atau dosis rumatan
(maintenance) menurut usia dan berat badan dan sebaiknya dikonsultasikan pada ahli
kesehatan. Sedangkan yang paling penting adalah pencegahannya yaitu Melalui kesadaran
Sumber :
1. Robert H. Gates (2003). Infectious disease secrets. Hanley & Belfus. ISBN 978-1-56053-
543-0.Page.194-195
3. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/kenali-infeksi-keputihan-patologis.html
4. http://sudiantoaditya.blogspot.com/2012/01/9-penyakit-akibat-virus.html
5. Frank J. Domino (2006). The 5-Minute Clinical Consult. Lippincott Williams & Wilkins.
ISBN 978-0-7817-6334-9.Page.160-161
6. Redhead SA, Cushion MT, Frenkel JK, Stringer JR (2006). "Pneumocystis and Trypanosoma
cruzi: nomenclature and typifications". J Eukaryot Microbiol 53 (1): 211. PMID 16441572.
7. Cushion MT . (1998). Chapter 34. Pneumocystis carinii. In: Collier, L., Balows, A. &
Sussman, M. (ed.), Topley and Wilson's Microbiology and Microbial Infections 9th ed. Arnold
(5): 243249.
9. Hatta M (Maret 2002). "Detection of IgM to Leptospira Agent with ELISA ang Leptodipstick
10. Bovet P (1999). "Factor Assosiated with Clinical Leptospirosis, A Population Based Control