Você está na página 1de 6

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA

MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)


BERBASIS WEB

Wiricha Annisak1), Astalini2), Haerul Pathoni3)


1
Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Jambi
2)3)
Dosen Pendidikan Fisika PMIPA FKIP Universitas Jambi
Jambi, Indonesia
Email: wirichaannisak8@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrument identifikasi miskonsepsi fisika pada materi Listrik
Dinamis melalui CRI (Certainty Of Response Index) berbasis web di kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah
Atas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development).
Langkah-langkah dalam pengembangan ini menggunakan Sugiyono (2013), yang meliputi: (1) Potensi dan
Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain (5) Revisi Desain (6) Ujicoba
Produk (7) Revisi Produk (8) Ujicoba Pemakaian (9) Revisi Akhir Produk (10) Produksi Massal. Subjek uji
coba pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Adhyaksa 1 Kota Jambi. Instrumen pengumpulan
data menggunakan angket validitas dan angket persepsi siswa. Spesifikasi produk yang dihasilkan berupa
web server local yang dapat digunakan sebagai instrumen identifikasi miskonsepsi fisika. Hasil validasi dari
ahli materi dan ahli media menunjukkan bahwa instrumen telah valid dan layak untuk diproduksi. Hasil
analisis dari persepsi siswa untuk aspek kejelasan soal 77,0 % (baik), aspek tampilan 80,41 % (sbaik), aspek
pengoperasian 78,95% (baik), dan aspek kemudahan 82,33 % (baik). Instrumen ini bisa digunakan secara
luas oleh umum dan meminimalkan waktu yang digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi, namun
sangat bergantung pada koneksi internet. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat
disimpulkan bahwa pengembangan instrumen identifikasi miskonsepsi fisika pada materi Listrik dinamis
melalui CRI ini layak untuk mengidentifikasikan miskonsepsi fisika.

Kata Kunci: Miskonsepsi, CRI (Certainty of Response Index), Web.


Pendahuluan
Miskonsepsi didefenisikan sebagai konsep miskonsepsi dengan tes diagnostik menggunakan
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau soal miskonsepsi berbentuk pilihan ganda. Cara
pengertian para ilmuan dalam bidang yang lain untuk mengidentifikasi miskonsepsi tersebut
bersangkutan. Masalah miskonsepsi terjadi menggunakan metode CRI (Certainty of Response
hampir pada semua mata pelajaran, tidak Index) yang dikembangkan oleh Hasan S dkk
terkecuali mata pelajaran fisika. Berdasarkan hasil pada tahun 1999. CRI merupakan ukuran tingkat
observasi, penulis mendapati di SMA Adhyaksa 1 keyakinan/kepastian respons dalam menjawab
pada beberapa materi fisika, rendahnya hasil setiap pertanyaan yang diberikan. Tingkat
belajar peserta didik disebabkan juga oleh keyakinan ini akan mempermudah dan
miskonsepsi. Hasil penelitian Kamilasari (2003) menghemat waktu dalam menganalisa
tentang kasus miskonsepsi juga mengungkapkan miskonsepsi seseorang.
miskonsepsi menyebabkan peserta didik Dengan kemajuan teknolgi saat ini, dapat
mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran dimanfaatkan berbagai fasilitas teknologi untuk
yang berdampak pada rendahnya hasil belajar. mempermudah pekerjaan termasuk
Suparno (2013) menyebutkan banyak mengidentifikasi miskonsepsi. Prayuda (2014)
pendidik dan para ahli yang membantu dalam mengembangkan instrumen identifikasi
mengatasi persoalan miskonsepsi ini, diantaranya miskonsepsi melalui CRI dalam bentuk aplikasi
dengan mengidentifikasikan bentuk miskonsepsi komputer, namun instrumen tersebut hanya dapat
tersebut guna mencarikan solusi yang tepat. digunakan dengan cara memindahkan file dari
Ariani (2015) dalam penelitiannya menelusuri satu komputer ke komputer lain. Hal ini akan

1
lebih baik lagi jika instrumen tersebut dapat Waktu dan Tempat Penelitian
digunakan secara luas dan kapanpun tanpa harus Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA 2
mencari dan menyalin file terlebih dahulu. SMA Adhyaksa 1 Kota Jambi pada 13-25 Maret
Membuat instrument identifikasi miskonsepsi ini
2017
digunakan secara luas, dapat terwujud dengan
memanfaatkan teknologi komputer atau internet
yakni website. Prosedur Pengembangan
Website merupakan kumpulan halaman Prosedur pengembangan penelitian
yang menampilkan informasi data teks, data menggunakan langkah-langkah metode penelitian
gambar gerak atau diam, data animasi, suara, R & D menurut sugiyono (2015) ialah sebagai
video, dan atau gabungan dari semuanya, baik berikut :
yang bersifat statis atau dinamis yang membentuk
1. Potensi dan Masalah
satu rangkaian bangunan yang saling terkait
dimana masing-masing dihubungkan dengan Perkembangan teknologi yang pesat
jaringan-jaringan halaman (Hyperlink). Website menghasilkan produk-produk yang dapat
ini selain dimanfaatkan sebagai media didayagunakan dalam dunia pendidikan. Salah
pembelajaran, juga dapat dimanfaatkan sebagai satunya penggunaan internet. Masalah yang
alat evaluasi pembelajaran. ditemukan adalah selama ini kebanyakan orang
Berdasarkan uraian di atas, penulis belum menyadari miskonsepsi sebuah
menyempurnakan penemuan Prayuda (2014)
permasalahan serius dalam dunia pendidikan.
dengan mengembangkan instrumen identifikasi
miskonsepsi melalui CRI tersebut agar dapat 2. Pengumpulan informasi
diakses dengan mudah dengan memanfaatkan Informasi didapat dari yang dikumpulkan
website, melalui penelitian dengan judul terkait dengan materi, soal yang akan digunakan,
"Pengembangan Identifikasi Miskonsepsi Pada CRI serta software yang akan digunakan dalam
Materi Listrik Dinamis Dengan CRI (Certainty of proses desain serta pembuatan instrument ini.
Response Index) Berbasis Web". Diharapkan
3. Desain produk
dengan pengembangan ini, banyak orang terbantu
dalam mengidentifikasi miskonsepsi guna mencari Setelah dilakukan pengumpulan data dan
informasi maka langkah selanjutnya adalah
solusi yang tepat dalam mengatasi miskonsepsi.
membuat desain instrumen identifikasi
Penelitian ini bertujuan untuk
miskonsepsi fisika dengan CRI.
mengembangkan instrumen identifikasi Table 1. Story Board
miskonsepsi fisika pada materi listrik dinamis 1. Halaman Awal
melalui CRI (Certainty Of Response Index)
berbasis web dan mendapatkan persepsi siswa
setelah menggunakan instrument miskonsepsi di
kelas XI IPA 2 Adikonhyaksa 1 Kota Jambi.

Metode Pengembangan
Jenis Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian dan
pengembangan (Research and Development).
Langkah-langkah dalam pengembangan ini
diadaptasi dari Sugiyono (2015). yang meliputi: :
(1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data,
(3) Desain Produk, (4) Validasi Desain (5) Revisi
Desain (6) Ujicoba Produk (7) Revisi Produk (8)
Ujicoba Pemakaian (9) Revisi Akhir Produk (10)
Produksi Massal.

2
2. Halaman Guru produk terdapat kekurangan. Namun jika tidak
ditemukan lagi kekurangan, maka langkah ini
tidak diperlukan lagi.
8. Uji coba pemakaian
Pengambilan sampel penelitian yang
dilakukan berdasarkan teknik random sampling.
Teknik random sampling disebut juga teknik acak,
tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh
3. Halaman Uji Miskonsepsi elemen populasi mempunyai kesempatan untuk
menjadi sampel penelitian. Sampel dalam
penelitian ini ialah peserta didik kelas XI IPA 2
SMA Adhyaksa 1 Kota Jambi sebanyak 30
peserta didik.
9. Revisi akhir
Revisi ini dilakukan apabila dalam
pemakaian kondisi nyata yaitu sebagai instrumen
identifikasi miskonsepsi terdapat kekurangan.
Namun jika tidak ditemukan lagi kekurangan
maka langkah ini tidak diperlukan lagi.
10. Produksi Masal
Selanjutnya tahap akhir dari penelitian
ini adalah mensosialisasikan produk yang telah
dihasilkan yaitu berupa instrumen identifikasi
miskonsepsi kepada peserta didik maupun tenaga
pendidik.

Jenis Data
Dalam penelitian yang dikembangkan ini.
Jenis data yang diambil adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari angket
4. Ujicoba produk
yang diberikan kepada tim ahli media dan materi,
Setelah produk didesain dan dibuat maka data kuantitatif diperoleh dari penyebaran angket
selanjutnya produk yang berupa instrumen persepsi tentang kelayakan instrumen.
identifikasi miskonsepsi ini diuji coba dengan
mengoperasikannya. Sebelum diujicoba lebih
Instrumen Pengumpulan data
lanjut sebagai instrumen identifikasi miskonsepsi
Dalam penelitian ini digunakan instrumen
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi untuk pengumpulkan data yang dibutuhkan
apakah produk ini lebih efektif dan efisien. berupa koesioner (angket). Menurut Sugiyono
5. Revisi desain (2015), koesioner adalah teknik pengumpulan data
dilakukan apabila desain dianggap masih
yang dilakukan dengan cara membagikan
ada kekurangan. Namun jika tidak ditemukan lagi seperangkat pertanyaan ataupun pernyataan
kekurangan, maka langkah ini tidak diperlukan
tertulis kepada responsden untuk dijawab. Angket
lagi. yang digunakan dibedakan menjadi dua
6. Validasi desain berdasarkan responden, yaitu : 1) Angket untuk
Validasi desain merupakan proses kegiatan
ahli media dan materi dan 2) Angket untuk peserta
untuk menilai secara rasional pada rancangan didik/sampel.
produk tersebut. Validasi dilakukan oleh tim ahli
melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun Teknik Analisis Data
secara berstruktur (angket berstruktur) yang 1. Validasi oleh Tim Ahli
berkenaan dengan kelayakan instrument. Tim ahli
Lembar validasi ini digunakan untuk
dapat memilih jawaban ya atau tidak dan memberi mengukur kevalidan instrumen yang akan
saran masukan terhadap instrument. dikembangkan, agar layak untuk digunakan maka
7. Revisi produk ditunjuk ahli materi dan ahli media untuk
Revisi ini diakukan apabila dalam uji coba mengoreksi intrumen yang dikembangkan

3
2. Persentase Persepsi Responden tes berkisar antara 0,00 - 1,00 dengan perincian
Dalam penelitian ini menggunakan korelasi:
pengumpulan data melalui angket tertutup. Tabel 3. Korelasi Reliabelitas
Angket yang digunakan berisi pernyataan-
pernyataan yang dapat mengukur kejelasan soal, Besarnya nilai r Interpretasi
tampilan media dan pengoperasian media 0,800-1,00 Tinggi
(termasuk kemudahan media). Analisis data 0,600-0,800 Cukup
menggunakan skala Likert dengan 4 skala. Data 0,400-0,600 Agak rendah
tersebut kemudian ditabulasi dan dihitung 0,200-0,400 Rendah
persentase tiap pertanyaan menggunakan rumus: 0,000-0,200 Sangat rendah (tak
(...1) berkorelasi)
Hasil dan Pembahasan
Dari persentase perhitungan yang telah Hasil dari penelitian pengembangan ini
diperoleh di transformasikan ke dalam kalimat berupa Web yang digunakan sebagai instrumen
besifat kualitatif (Muhidin 2009), terlihat : identifikasi miskonsepsi fisika materi listrik
dinamis melalui CRI (Certainty of Response
Tabel 2. Range Persentase dan Kriteria
index). CRI merupakan salah satu cara untuk
Interval
No Kriteria mengukur miskonsepsi seseorang berdasarkan
Persentase
1. 80% skor 100% Sangat Baik tingkat keyakinan atau kepastiannya dalam
2. 60% skor 80% Baik menjawab suatu pertanyaan (Hasan dkk,1999).
3. 40% skor 60% Cukup Baik Tayubi (2005) menjelaskan tafsiran perorangan
4. 20% skor 40% Kurang Baik terhadap banyak konsep sangat mungkin berbeda-
beda, jika tafsiran tersebut tidak sesuai dengan
. 00% skor 20% Tidak Baik
penafsiran para ahli berarti telah terjadi
3. Analisis Reliabilitas miskonsepsi. Mengidentifikasikan miskonsepsi
Reliabilitas menunjukkan suatu tingkat terlebih dahulu akan membantu mencari solusi
konsistensi dan akurasi hasil penelitian. Nasution tepat mengatasi miskonsepsi.
dalam Prayuda(2014) mengatakan bahawa suatu 1. Hasil validasi produk
alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam Sebelum diuji coba, instrumen sebelumnya
mengukur gejala pada waktu yang berlainan harus melewati uji validitas agar instrumrn yang
senantiasa menunjukkan hasil yang sama. dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan.
Menurut Arikunto (2013), mengukur Uji validitas ini dilakukan dengan menunjuk dua
reliabilitas ditentukan dengan rumus Alpha orang ahli yang meliputi ahli materi dan ahli
Cronbachs sebagai berikut: media. Dari hasil validasi maka dilakukan
perbaikan-perbaikan sebagai berikut.
k 2

r11 1
b
Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan
k 1 t2
(...2)

X2
X 2

b
2 N
N (...3)

Dengan keterangan r11: Koefisien korelasi Revisi kejelasa pembahasan


instrument, k : banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal, b2: jumlah varian butir, t2:
jumlah varians total, N: jumlah soal. Koefesien
reliabilitas tes berkisar antara 0,000 - 1,000
dengan perincian korelasi. Koefesien reliabilitas

4
Diperoleh persentase rata-rata persepsi
responden pada aspek materi 82 % (kategori
baik) dan aspek media 79,67% (kategori baik).
Dari hasil persentase diatas, dapat disimpulkan
bahwa instrumen ini layak digunakan sebagai
salah satu instrumen identifikasi miskonsepsi
fisika pada materi listrik dinamis.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Hasil penelitian ini didapat setelah
dilakukan validasi oleh validator dan revisi serta
Revisi tampilan telah diuji cobakan kepada responden Dari hasil
penelitian, Pengembangan instrument identifikasi
miskonsepsi fisika pada materi listrik dinamis
melalui CRI (Certainty of Response Index)
berbasis web ini memperoleh nilai persentase
rata-rata kelayakan 79,67%.Instrument
Revisi pengoperasian (kemudahan) identifikasi miskonsepsi fisika ini dinyatakan
Gambar 2. Sebelum dan sesudah saran layak untuk mengidentifikasikan miskonsepsi
perbaikan. pada materi listrik dinamis.
Saran
Proses validasi media dilakukan sebanyak 3 Untuk pengembangan selanjutnya
tahap dan validasi materi dilakukan sebanyak 2 disarankan menggunakan software aplikasi
tahap. Dari proses validasi media dan materi, yang dapat didownload serta dapat digunakan
validator menyatakan bahwa instrumen yang dalam keadaan offline tanpa koneksi Internet
dikembangkan ini layak untuk diuji cobakan. dan instrument ini dapat dijadikan salah satu
Tahap selanjutnya, instrumen diuji cobakan alat evaluasi untuk mengidentifikasikan
kepada 30 peserta didik kelas XI IPA 2 SMA miskonsepsi pada konsep listrik dinamis, jika
Adhyaksa 1 kota Jambi dengan menyebarkan ada yang meneliti tentang penyebab
angket tertutup. miskonsepsi dan lainnya
Pengambilan sampel penelitian dilakukan
berdasarkan teknik random sampling terhadap 30
Daftar Pustaka
responden dengan angket berisi 18 pertanyaan. Ariani, Tia. 2015. Identifikasi miskonsepsi siswa
Reliabelitas dari angket tersebut sebesar dalam pembelajaran fisika pada pokok
0,832967764 (kategori baik). bahasan listrik dinamis di SMA N 2
Dari ujicoba tersebut diperoleh data Banda Aceh, Skripsi,UNSYAH Kuala,
persepsi responden mengenai instrumen yang
Aceh.
dikembangkan. Hasil analisis persepsi tersebut
dapat dilihat pada grafik berikut
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Saleem.,et.al .1999. Misconseptions and


the Certainty of Response Index (CRI),
Jurnal of Phys. Educ

Muhidin, dkk. 2009. Analisis Korelasi, Regresi


dan Jalur dalam Penulisan. Bandung:
Pustaka Setia

Prayuda, Riko. 2014. Pengembangan


Gambar 1. Persentase persepsi responden instrument identifikasi fisika pada
tiap aspek
materi tekanan dengan Certaintly of

5
Response Index(CRI), Skripsi, Suparno, Paul.2005. MIskonsepsi &
Universitas Jambi. Jambi Perubahan Konsep Pendidikan Fisika.
Jakara: PT Grasindo
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Tayubi, Yuyu R., 2005, Identifikasi
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep
Fisika Menggunakan Certainty of
Response Index (CRI). Misconception
& CRI. No 3/XXXIV/2005: 294-299

Você também pode gostar