Você está na página 1de 14

MAKALAH

MANAJEMEN PEMBANGUNAN BANGUNAN NEGARA

Disusun Oleh :
ALFI RAHMAWATI
[ PA 1510357 ]
S1 Teknik Arsitektur

UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG


2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan dalam manajemen
proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, pengendalian
mempunyai tujuan utama meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat
terjadi selama proses berlangsungnya proyek [1]. Bangunan Gedung Negara
adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi/akan menjadi
kekayaan milik Negara seperti: gedung kantor, gedung sekolah, gedung
rumah sakit, gudang, dan rumah Negara, dan diadakan dengan sumber
pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau perolehan lainnya yang
sah [2]. dalam hal ini gedung sekolah yang akan di kelola merupakan salah
satu dari gedung Negara, sehingga Dinas X Pemda Y perlu melakukan
kinerja pengawasan terhadap mutu bangunan sesuai dengan ketentuan. Dalam
penyelenggaraan bangunan gedung Negara, pedoman teknis wajib digunakan
sebagai mana di maksud pada pasal 2, yang menyebutkan pedoman teknis ini
di maksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan bagi para penyelenggara dalam
melaksanakan pembangunan bangunan gedung Negara. Pedoman teknis ini
bertujuan terwujudnnya bangunan gedung Negara sesuai dengan fungsinnya,
memenuhi persyaratan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan,
efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi dan selaras dengan
lingkungannya, dan diselenggarakan secara tertib, efektif dan efisien. Lingkup
pedoman teknis ini meliputi substansi pedoman teknis dan pengaturan
penyelenggaraan bangunan gedung Negara.

Suatu bagunan gedung dapat memperoleh sertifikat layak fungsi (SLF)


apabila suatu bangunan gedung tersebut dinyatakan laik fungsi melalui
pengkajian teknis terhadap pemenuhan seluruh persyaratan teknis bangunan
gedung. Laik fungsi yaitu berfungsinya seluruh atau sebagian dari bangunan
gedung yang dapat menjamin dipenuhinya persyaratan tata bangunan, serta
persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan
gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan [4]. Dengan demikian Dinas X
Pemda Y sebagai pemilik sekaligus pengelola bangunan gedung harus
mempunyai pedoman/petunjuk pelaksanaan mengenai pedoman teknis dalam
kinerja pengawasan terhadap mutu bangunan agar dapat menjalankan tugas
pokok dan fungsinya. Hasil kajian evaluasi atas pelaksanaan program kerja di
Dinas X, pada pengawasan proyek yang kinerja pengawasannya masih belum
optimal sehingga berdampak pada hasil pekerjaan fisik konstruksi yang belum
sesuai harapan. Berbagai faktor penyebab diantaranya kurangnya koordinasi
pengawasan, rendahnya penguasaan ilmu konstruksi bangunan, kurang
teraturnya pengarsipan data, serta sarana dan prasarana yang kurang
mendukung.

Harapan terhadap profesionalisme pengawasan pembangunan gedung


sekolah ini dilatarbelakangi oleh adanya kerusakan-kerusakan pada berbagai
bangunan sekolah yang rusak sebelum umur rencana, terganggunnya proses
belajar-mengajar, dan pembangunan berulang pada lokasi yang sama. Dalam
rangka peningkatan kualitas dan kemampuan terhadap kinerja pengawasan
terhadap mutu bangunan, harus didukung dengan prosedur teknis
pengawasan. Salah satu upaya yang harus segera dilakukan untuk
meningkatkan kinerja pengawasan terhadap mutu bangunan adalah
peningkatan kualitas kinerja pengawas proyek melalui perbaikan faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi peningkatan Profesionalisme
pengawasan proyek, adanya syarat teknik/administrasi yang jelas dan adanya
daftar analisa harga satuan dan prosedur teknis yang baku, sedangkan faktor
eksternal meliputi adanya anggaran yang tersedia, adanya daftar harga
bangunan dan data-data monitoring.

1.3 Perumusan Masalah


Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan proyek jarang ditemukan suatu pelaksanaan
konstruksi yang benar-benar berjalan dengan rencana semula dan itu berarti
terjadi penyimpangan. Besar kecilnya penyimpangan akan berdampak terhadap
mutu bangunan yang dihasilkan.

Penyebeb dari penyimpangan yang terjadi dan banyak bangunan


gedung sekolah yang mendapatkan proyek berulang setiap tahunnya, sistem
pengawasan yang kurang efektif akan berpengaruh terhadap mutu bangunan,
yang akan berdampak kepada umur rencana bangunan yang akan mempercepat
kerusakan pada bangunan. Belum adanya pedoman teknis dalam pengawasan
pada Dinas X yang mengakibatkan kesulitan dalam melaksanakan pengawasan di
lapangan. Dan juga pengawas yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai latar
pendidikan yang kurang sesuai untuk melaksanakan pengawasan, walau demikian
pengawas harus menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Kegiatan pengawasan di laksanakan sendiri oleh owner/Dinas X, untuk itu


keandalan kinerja pengawasan terhadap mutu konstruksi menjadi faktor penting
yang harus diperhatikan. Salah satu upaya yang harus segera dilakukan untuk
meningkatkan kinerja mutu adalah meningkatkan profesionalisme kinerja pengawas
proyek pembangunan sekolah di Dinas X, karena selama ini diduga masih banyak
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pada pengawasan proyek yang berkaitan
dengan akurasi data, sarana dan prasarana serta kemampuan yang kurang sehingga
dalam pengawasan mengalami hambatan.

Perhatian terhadap masalah pendidikan sepertinya masih menjadi nomor


sekian dari skala prioritas pembangunan di Kabupaten Y. Hal ini dapat terlihat dengan
masih banyaknya sekolah yang rusak. Ironisnya kerusakan yang terjadi bukan semata-
mata karena belum mendapat giliran renovasi tetapi justru karena kualitas bangunan
yang buruk sehingga ada sekolah yang baru tiga bulan diresmikan juga rusak. Adapun
data yang diperoleh di Dinas X yaitu dengan jumlah kondisi kerusakan sekolah pada
tahun 2007 sebanyak 345 sekolah. Pada tahun 2009 diadakan kegiatan fisik sebanyak
217 sekolah yang terdiri dari 1 kegiatan untuk Taman Kanak-Kanak (TK), 190 kegiatan
untuk Sekolah Dasar (SD), 13 kegiatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), 9
kegiatan untuk Sekolah menengah Atas (SMA), dan 4 kegiatan untuk Sekolah Mengah
Kejuruan (SMK), ada 84 sekolah yang harus dikerjakan kembali dari kegiatan tahun
2007 dikarenakan kondisinnya yang rusak sebelum waktunya, dari 84 kegiatan yang
di kerjakan kembali di laksanakan pada kegiatan bangunan Sekolah Dasar. Pada Dinas
X komposisi jumlah personil Pengawas sebanyak 37 Orang dengan jumlah kegiatan
yang dia awasi tiap pengawas berbeda-beda, di tentukan oleh kepala seksi sarana
dan prasarana Dinas X. berikut persentase jumlah pengawas berdasrka pendidikan
dan pengalaman kerja di Dinas X .
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Proyek Konstruksi

Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari
berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara
untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan
pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga berupa
kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek
merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak berulang,
tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya
terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dari pengertian proyek konstruksi diatas, maka dapat dijabarkan beberapa
karakteristik proyek sebagai berikut.

1. Waktu proyek terbatas artinya adalah jangka waktu proyek tersebut dari waktu
mulai proyek hingga waktu selesai/akhir proyek sudah ditentukan
perkiraannya.

2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan
produk rutin/berulang.

3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal


sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.

4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan


pelaksanaan).

5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.

6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah


ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan,
alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.

Terdapat 3 fungsi dasar dari manajemen yang merupakan tahap yang harus
dipenuhi supaya proyek tersebut bisa dikatakan berhasil yaitu :

1. Kegiatan perencanaan : Penetapan Tujuan, Perencanaan, Pengorganisasian.


2. Kegiatan Pelaksanaan : Pengisian Staf dan Pengarahan.
3. Kegiatan Pengendalian : Pengawasan, Pengendalian dan koordinasi.

B. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan


manusia dan kemajuan teknologi. Seperti contoh proyek konstruksi bendungan,
terowongan, jalan, jembatan dan proyek teknik sipil lainnya membutuhkan
spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu. Secara umum (garis besar)
klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat dibagi menjadi:

1. Proyek konstruksi bangunan gedung (Building Construction)

2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman (Residential Contruction/Real


Estate)

3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek

4. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction)


BAB III
KAJIAN MASALAH

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi
adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau
infrastruktur. Manajemen proyek adalah cara mengelola dan mengorganisir
berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek,
sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah
direncanakan. Manajemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan
mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen


proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara
optimal.

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan


pengendalian proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan kurva-S.
Keberhasilan suatu proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan
menyelaraskan 3 tujuan utama proyek yaitu biaya optimal, mutu yang bagus dan
waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian perencana proyek dalam
menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Suatu proyek konstruksi memiliki
batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut diantaranya :

a. Batasan waktu pelaksanaan


b. Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
c. Batasan pemakaian jumlah material
d. Batasan nilai dari sebuah proyek

Dari beberapa batasan batasan tersebut suatu proyek konstruksi


membutuhkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan tujuan
untuk menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang
berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat.

Gambar 1.1 elemen utama suatu proyek

Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu


berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum
menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula
dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung
berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara
otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini
memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.
Proyek dikatakan rugi jika:
a. biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan tetap maka secara
otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang.

b. Waktu pelaksanaan mundur sementara tidak ada rencana penambahan


anggaran yang mengakibatkan mutu pekerjaan akan berkurang

c. Jika mutu dijaga sedangkan waktu pelaksanaan mundur maka akan


mengakibatkan peningkatan anggaran belanja.

Berdasarkan gambar 1.1 diatas dapat disimpulkan bahwa bagaimana


menjadwal dan mengendalikan pelaksanaan proyek supaya berjalan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan, selesai tepat pada waktunya sehingga tidak terjadi
pengurangan mutu pekerjaan atau penambahan anggaran belanja.

Didalam sebuah proyek dibutuhkan sebuah organisasi sehingga masing-


masing personil dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik sesuai tanggung
jawabnya tanpa mendapat tekanan dari atasan. Untuk proyek-proyek besar yang
harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, pemilik proyek dapat memberikan
kepercayaan kepada manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama
pemilik sebagai manajer. Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian
manajemen dari struktur organisasi yang ada didalamnya antara lain:

1. Pemilik proyek atau owner


2. Konsultan perencana
3. Konsultan pengawas
4. Kontraktor
5. Project manajer
6. Site Enginer
7. Pengendali operasional proyek
8. Logistik proyek

9. Arsitek atau drafter gambar kerja


10. Quantity surveyor
11. Quality Qontrol.
12. Safety
13. Pelaksana proyek
14. Surveyor
15. Administrasi proyek
16. Perpajakan
17. Akuntansi
18. Teknik informatika proyek
19. Mekanikal elektrikal
20. Mandor
21. Tukang bangunan
22. Kepala tukang
23. Pekerja bangunan
24. dll

Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik


agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan
kualitas yang memuaskan.

Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :


1. Membuat surat perintah kerja ( SPK )
2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

3. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil


pekerjaan konstruksi.

4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

1. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana


bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Gambar 1.2 Contoh bagan struktur organisasi manajemen proyek

Rencana Anggaran Biaya (RAB) dalam suatu proyek adalah perhitungan


banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan
bagian terpenting dalam menyelenggarakan pembuatan suatu proyek. Dalam
menyusun anggaran biaya berarti telah dilakukan penaksiran dan perkiraan harga
dari suatu barang, bangunan atau benda. Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5
hal pokok diantaranya :

a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya


b. Menghitung jam kerja buruh (jumlah dan harga) yang diperlukan
c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan
d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga

e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan


Tahap-tahap penyusunan RAB terdiri dari :

a. Bill of Quality (BQ)


b. Analisa biaya konstruksi
c. Harga Satuan Pekerjaan
d. Rencana Anggaran Biaya
e. Rekapitulasi
BAB IV
KESIMPILAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
3. Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar
pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas
yang memuaskan.
4. Anggaran biaya merupakan bagian terpenting dalam suatu proyek untuk
melakukan penaksiran dan perkiraan harga dari suatu barang, bangunan atau benda.

B. SARAN
1. Dalam menyiapkan suatu proyek harus dilakukan perencanaan manajemen
sematang-matangnya supaya todak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kegagalan
pada proyek tersebut.
2. Kerjasama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan
pelaksanaan proyek. Jadi komunikasi antar personal harus terjalin dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-konstruksi.html

2. http://architectaria.com/planning-scheduling-and-project-operation-with-bar-
chart-and-s-curve-perencanaan-penjadwalan-dan-pengendalian-proyek-dengan-bar-chart-
dan-s-curve.html

3. https://karniadewi.wordpress.com/2013/03/11/manajemen-konstruksi/

4. http://yooungengineer.blogspot.co.id/2013/08/makalah-menejemen-konstruksi-
proyek.html

Você também pode gostar