Você está na página 1de 9

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh katalis


ammonium molibdat dalam reaksi kalium iodida dan hidrogen peroksida. Terdapat
dua langkah percobaan yaitu tujuan pengenceran dan perbandingan reaksi dengan
penambahan ammonium molibdat dan tanpa penambahan ammonium molibdat.

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja sehingga


jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut
sesudah pengencean. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa
pengenceran akan menyebabkan suatu larutan menjadi encer karena penambahan
pelarut tersebut sehingga berdampak pada konsentrsi/kepekatannya yang semakin
berkurang. Hal tersebut dapat kita aplikasikan pada faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi, dalam hal ini adalah konsentrasi, dimana jika
konsentrasi suatu zat diperkecil maka laju reaksi akan menurun dan sebaliknya.
Dapat dikatakan demikian karena laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi
zat.

Selain pengenceran terdapat istilah katalis dalam percobaan ini, dimana


ammonium molibdat yang berperan sebagai katalis tersebut. Katalis adalah zat yang
ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan tujuan untuk memperbesar laju reaksi.
Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
kimiawi yang tetap (permanen). Dengan kata lain pada akhir reaksi katalis
umumnya akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti
sebelum reaksi. Katalis dapat memperbesar laju reaksi karena mampu memperkecil
energi pengaktifan suatu reaksi. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada
suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat dan umumnya terjadi karena
adanya tahap-tahap reaksi yang baru. Kehadiran katalis dapat merubah laju reaksi
dengan kelipatan 10 kali. Katalis yang kehadirannya menurunkan laju reaksi
disebut inhibitor (Suyono, 2017).

Hal diatas juga sesuai dengan teori tumbukan dimana penambhana katalis
akan mempercepat laju reaksi dengan memperkecil energi aktivasi (Ea). Suatu
tumbukan akan menghasilkan reaksi apabila ada energi minimum yang disebut
energi aktivasi. Jika energi minimumnya tinggi, maka reaksi akan lambat karena
membutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan penambahan katalis yang dapat
menurunkan energi aktivasi tentu saja akan mempercepat terjadinya reaksi karena
kemungkinan terjadinya tumbukan akan semakin sering dan banyak.

Dapat dilihat pada grafik dibawah ini, perbandingan energi aktivasi untuk
reaksi dengan katalis dan tanpa katalis :

Pengenceran

Langkah pertama pada percobaan ini yaitu mengencerkan H2O2 (tak


berawarna), KI (tak berawarna), dan ammonium molibdat (tak berawarna). Untuk
pengenceran H2O2 dilakukan dengan mengambil H2O2 sebanyak 10 tetes yang
kemudian dimasukkan pada labu ukur 50 mL dan ditambahkan aquadest hingga
tanda batas. Sedangkan untuk pengenceran KI dan ammonium molibdat dilakukan
dengan mengambil 2 tetes larutan tersebut dan dimasukkan kedalam labu ukur 10
mL yang kemudian ditambahkan dengan aquadest hingga tanda batas. Pada
percobaan pengenceran ini ketiga larutan yang telah diencerkan menghasilkan
larutan tak berwarna. Dalam percobaan ini H2O2 diencerkan terlebih dahulu agar
konsentrasinya berkurang (semakin kecil) karena menurut teori tumbukan dengan
memperkecil konsentrasi maka akan menurunkan laju tumbukan antara molekul
H2O2. Alasan yang sama juga digunakan untuk menjelaskan mengapa KI perlu
diencerkan terlwebih dahulu. Dengan memperkecil tumbukan antara molekul-
mlekul maka diharapkan reaksi I akan berjalan lebih lambat sehingga waktu yang
diperlukan untuk perubahan warna larutan menjadi biru dapat diamati dan/ atau
dihitung. Reaksi yang terjadi pada percobaan pengenceran ini yaitu

H2O2(aq) + H2O(l) H2O2(aq)

KI(aq) + H2O(l) KI(aq)

(NH4)2MoO4(aq) + H2O(l) (NH4)2MoO4(aq)

Tabung I

Selanjutnya tabung reaksi I (disertai katalis), yaitu dengan langkah awal


memasukkan 1 tetes larutan asam sulfat berupa larutan tak berwarna kedalam
tabung reaksi yang kemudian ditambah 2 tetes larutan kanji tak berwarna.
Penambahan larutan kanji ini berfungsi untuk sebagai indikator adanya I2 (iodine)
dalam larutan tersebut, larutan kanji juga digunakan untuk mengurangi perubahan
laju supaya perubahan warna bertahap, pengamatan ini ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi berwarna biru. Selanjutnya
ditambahkan 1 tets larutan H2O2 encer yang berfungsi sebagai oksidator
(mengalami reduksi). Lalu ditambahkan 5 tetes aquadest agar larutan yang
terbentuk semakin encer, hal ini juga dapat mempermudah pengamatan karena pada
percobaan ini disertai katalis sehingga raeksi akan berjalan cepat. dengan cepatnya
reaksi yang terjadi, akan mempersulit pengamatan apabila tidak ditambahkan
aquadest karena proses reaksi akan terjadi hanya dalam hitungan detik. Selanjutnya
ditambahkan 1 tetes ammonium molibdat yang digunakan sebagai katalis yang
berfungsi dapat memepercepat laju reaksi. Lalu ditambahkan 1 tetes larutan KI.
Sebelum ditambahkan larutan KI, disiapkan terlebih dahulu stopwatch untuk
menghitung waktu yang diperlukan sampai timbulnya warna biru. KI disisni
berfungsi sebagai reduktor (mengalami ksidasi) karena pada percobaan ini terjadi
reaksi redoks dimana reaksi reduksi dan oksidasi berkaitan dengan penambahan
biloks. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

H2O29aq) + 2H+(aq) + 2I-(aq) ammonium molibdat


I2(aq) + 2H2O(l)
Langkah tersebut dilakukan sebanyak 3x, sehingga diperoleh data yaitu

t1 7 detik

t2 8 detik

t3 8 detik

Hasil ini sesuai dengan teori, yaitu penambahan katalis dimana dalam percobaan

ini digunakan ammonim molibdat sebagai katalis dapat mempercepat laju reaksi.

Tabung II

Selanjutnya tabung reaksi II (tanpa katalis), yaitu dengan langkah awal


memasukkan 1 tetes larutan asam sulfat berupa larutan tak berwarna kedalam
tabung reaksi yang kemudian ditambah 2 tetes larutan kanji tak berwarna.
Penambahan larutan kanji ini berfungsi untuk sebagai indikator adanya I2 (iodine)
dalam larutan tersebut, larutan kanji juga digunakan untuk mengurangi perubahan
laju supaya perubahan warna bertahap, pengamatan ini ditunjukkan dengan
perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi berwarna biru. Selanjutnya
ditambahkan 1 tets larutan H2O2 encer yang berfungsi sebagai oksidator
(mengalami reduksi). Lalu ditambahkan 5 tetes aquadest agar larutan yang
terbentuk semakin encer, hal ini juga dapat mempermudah pengamatan. Lalu
ditambahkan 1 tetes larutan KI. Sebelum ditambahkan larutan KI, disiapkan
terlebih dahulu stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan sampai
timbulnya warna biru. KI disisni berfungsi sebagai reduktor (mengalami ksidasi)
karena pada percobaan ini terjadi reaksi redoks dimana reaksi reduksi dan oksidasi
berkaitan dengan penambahan biloks. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

H2O29aq) + 2H+(aq) + 2I-(aq) ammonium molibdat


I2(aq) + 2H2O(l)
Langkah tersebut dilakukan sebanyak 3x, sehingga diperoleh data yaitu

t1 5 menit 30 detik

t2 6 menit 20 detik

t3 6 menit 30 detik

Dari percobaan ini didapatkan hasil bahwa reaksi pada tabung I berjalan
lebih cepat dibandingkan reaksi pada tabung II. Hal ini dikarenakann tabung I
ditambahkan katalis ammonium molibdat pada reaksi sntara KI dengan H2O2.
Secara teori, reaksi anata KI dengan H2O2 dengan indikator amilum pada suasana
basa akan berlangsung dengan cepat jika ditambahkan katalis ammonium molibdat.
Dalam hal ini, ion-ion molibdatlah yang berperan penting dalam mempercepat
reaksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan sesuai dengan teori.

Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan tujuan
untuk memperbesar laju reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
tidak mengalami perubahan kimiawi yang tetap (permanen). Dengan kata lain pada
akhir reaksi katalis umumnya akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah
yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis dapat memperbesar laju reaksi karena
mampu memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi. Dengan menurunnya energi
pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat dan
umumnya terjadi karena adanya tahap-tahap reaksi yang baru. Kehadiran katalis
dapat merubah laju reaksi dengan kelipatan 10 kali. Katalis yang kehadirannya
menurunkan laju reaksi disebut inhibitor.

Hasil diatas juga sesuai dengan teori tumbukan dimana penambhana katalis
akan mempercepat laju reaksi dengan memperkecil energi aktivasi (Ea). Suatu
tumbukan akan menghasilkan reaksi apabila ada energi minimum yang disebut
energi aktivasi. Jika energi minimumnya tinggi, maka reaksi akan lambat karena
membutuhkan waktu yang lebih lama. Sedangkan penambahan katalis yang dapat
menurunkan energi aktivasi tentu saja akan mempercepat terjadinya reaksi karena
kemungkinan terjadinya tumbukan akan semakin sering dan banyak.
KESIMPULAN

1. Penambahan ammonium molibdat berpengaruh terhadap laju reaksi, yaitu


sebagai katalis sehingga dapat mempercepat laju reaksi.
2. Katalis mempengaruhi waktu berlangsungnya reaksi, dapat diketahui
tabung I memerlukan waktu yang lebih singkat dibanding tabung II.

Tambahan dapus
Suyono, Bertha Yonata. 2017. Pengantar ke Kinetika Kimia. Surabaya :
Jurusan Kimia FMIPA UNESA.
LAMPIRAN FOTO

Gambar Ketrerangan
Pngenceran KI sampai 10 mL

Pngenceran ammonium molibdat


sampai 10 mL
Penambahan amilum (kanji) sebanyak
2 tetes

1 tetes asam sulfat dimasukkan


kedalam tabung reaksi I dan II

Penambahan aquadest sebanyak 5


tetes
Hasil percobaan pada tabung I dengan
menggunakan katalis yang dilakukan
sebanyak 3x pengulangan.

Hasil percobaan pada tabung I dengan


tanpa menggunakan katalis yang
dilakukan sebanyak 3x pengulangan.

Você também pode gostar