Você está na página 1de 6

Farhan Hadi

0411181419205
PSPD Alpha 2014
ANALISIS MASALAH
2.3. Apa prinsip pelaksanaan JKN? 7 8
Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) berikut:
1. Prinsip kegotongroyongan
Gotong-royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dalam hidup
bermasyarakat dan juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita. Dalam
SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang
kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan
peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud karena kepesertaan SJSN
bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa pandang bulu. Dengan demikian, melalui
prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
2. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama
adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang
dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil pengembangannya,
akan di manfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang
berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Prinsip portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang
berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Prinsip kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat
terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya
tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan
penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal,
bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga
pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dapat mencakup seluruh rakyat.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
6. Prinsip dana amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan
penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana
tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7. Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar
kepentingan peserta.

2.4. Apa saja jenis pelayanan JKN? 8 9


1. Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu berupa
pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat non
medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
2. Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh
pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Bila Peserta memerlukan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan
HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi
bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk
imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko
penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif, masih ada manfaat
yang tidak dijamin meliputi: a. Tidak sesuai prosedur; b. Pelayanan di luar Fasilitas
Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS; c. Pelayanan bertujuan kosmetik; d.
General checkup, pengobatan alternatif; e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan,
pengobatan impotensi; f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana ; dan g. Pasien Bunuh
Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh
Diri/Narkoba.

3.9. Apa saja konsep-konsep komunikasi individu dan keluarga? 7 8


Kemampuan interpersonal dokter kepada pasiennya memiliki hubungan signifikan dalam
upaya kesembuhan pasien Seorang praktisi kesehatan yang berusaha untuk membentuk
hubungan baik dan hubungan persahabatan dengan pasien serta meyakinkan mereka bahwa
mereka akan segera menjadi lebih baik, lebih efektif daripada praktisi kesehatan yang terus-
menerus berkonsultasi secara impersonal (tidak akrab dan tidak bersahabat), formal atau
tidak pasti.
Komunikasi antara dokter dan pasien adalah bentuk komunikasi kesehatan yang sifatnya
interperonal yang komplek. Proses komunikasi ini dikontrol bagaimana bentuk hubungan
yang berlangsung dalam proses komunikasi tersebut. Dalam mengevaluasi pola kontrol
komunikasi antara dokter dan pasien menurut Roter dan Hall (1992) menggambarkan
empat dasar bentuk hubungan antara dokter dan pasien yaitu : bentuk standar (default),
bentuk paternalistik (paternalistic), konsumtif (consumerist) dan mutualistik (mutualistic).
Hubungan standar ditandai dengan kurangnya kontrol di kedua pihak baik dokter maupun
si pasien , dan jelas jauh dari ideal. Bentuk paternalistik ditandai hubungan oleh dokter
yang dominan dan pasien pasif, sedangkan konsumerisme dikaitkan dengan sebaliknya,
dengan itu fokus pada hak dan kewajiban dokter kepada pasien. Akhirnya, bentuk
hubungan mutualistik ditandai oleh berbagi dalam pengambilan keputusan, dan sering
menganjurkan jenis hubungan terbaik untuk saling memahami (Dianne Berry, 2007;75).

3.10. Apa saja konsep-konsep APGAR? 8 9


Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik (menyeluruh).
Selain individu sebagai obyek kasus, juga individu sebagai seorang manusia yang terkait
dengan aspek fisik (biologis), psikologis, sosial, dan kultural serta lingkungan.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga.
Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk dipengaruhi atau mempengaruhi
anggota - anggota kelompok lain.
Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score adalah skor yang
digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota
keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score
meliputi :
1) Adaptation: kemampuan anggota keluarga tersebut beradapatasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang
lain.
2) Partnership: menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3) Growth: menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut.
4) Affection: menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5) Resolve: menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu
yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Skor untuk masing masing kategori adalah:
0 = jarang / tidak sama sekali
1 = kadang kadang
2 = sering / selalu
Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu nilai rata-rata 5 kurang, 6-7 cukup, dan 8-10 adalah
baik.
No. Pernyataan Sering/ Kadang- Jarang/
selalu kadang pernah tidak
1. Saya puas bahwa saya dapat
kembali kepada keluarga saya, bila
saya menghadapi masalah.
2. Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membahas serta
membagi masalah dengan saya.
3. Saya puas bahwa keluarga saya
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
menerima dan mendukung
keinginan saya melaksankan
kegiatan dan ataupun arah hidup
yang baru.
4. Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya menyatakan rasa
kasih sayang dan menanggapi
emosi.
5. Saya puas dengan cara-cara
keluarga saya membagi waktu
bersama.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pegangan Sosilaisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. [online] Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf.
Diakses pada 6 November 2017.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN
PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. [online]
Tersedia di:
http://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2028%20Th%202
014%20ttg%20Pedoman%20Pelaksanaan%20Program%20JKN.pdf. Diakses pada 6
November 2017.

Prasetyawati, Arsita. 2011. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. [online] Tersedia di:
http://www.fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_.pdf.
Diakses pada 6 November 2017.

Wonodirekso, Sugito. 2017. Konsep dan Nilai Sentral Kedokteran Keluarga. [online] Tersedia
di:
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/sugito.wonodirekso/material/konsepdannilaisentralk
edokterankeluarga.ppt. Diakses pada 6 November 2017.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014

Você também pode gostar