Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS MASALAH
1. Dr. Merdu telah berpraktek mandiri di kecamatan ilalang yang berpenduduk 35.000 jiwa
selama 5 tahun. Dr. Merdu, minggu yang lalu baru kembali dari mengikuti seminar
tentang topik menggapai SDGs melalui nawacita dan merasakan isi seminar tersebut
sangat erat dengan tugasnya sebagai pelaku kesehatan di desa. Dr. Merdu merasa
berkewajiban untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
berada di desanya dan sejak itu dr. Merdu berpraktek dengan pendekatan pelayanan
Dokter Keluarga. (**)
b. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan?2
Nawacita adalah istilah umum yang diserap dari bahasa Sanskerta, nawa (sembilan)
dan cita (harapan, agenda, keinginan). Dalam konteks perpolitikan Indonesia
menjelang Pemilu Presiden 2014, istilah ini merujuk kepada visi-misi yang dipakai
oleh pasangan calon presiden/calon wakil presiden Joko Widodo/Jusuf Kalla berisi
agenda pemerintahan pasangan itu. Dalam visi-misi tersebut dipaparkan sembilan
agenda pokok untuk melanjutkan semangat perjuangan dan cita-cita Soekarno yang
dikenal dengan istilah Trisakti, yakni berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Berikut inti dari sembilan program tersebut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif,
keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra
terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada
upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan
melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu,
dan lembaga perwakilan.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas
9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi
serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan,
yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran
sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat
bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang
dialog antarwarga.
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju
sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
d. Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap
memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan
kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya
keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga.
2. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua
macam :
a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga
memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah
kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja,
tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari
anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan
diperhatikannya berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu
masalah kesehatan akan dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu
penyelesaian suatu masalah kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih
memuaskan.
b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.
Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga
juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya
pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun,
yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam
menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan
yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan
dari pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau
pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam
mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu
bersifat terbatas.
2. Dua hari yang lalu, dr. Merdu mendapatkan ibu Lili yang dirujuk balik ke RSUD
Kabupaten dengan diagnosis Stroke ec. Hipertensi dan diminta untuk melanjutkan
pengobatan untuk pasien tersebut. Pasien sangat berharap untuk tidak kembali dirawat
di RSUD Kabupaten. Dengan berpegangan pada sistem rujukan di era JKN dan bekal
Ilmu Kedokteran Keluarga, dr. Merdu melakukan penatalaksanaan terhadap Ibu Lili
dengan pendekatan pelayanan dokter Keluarga. (***)
Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter keluarga
(Qomariah, 2000) :
DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM
Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas
Menyeluruh, Paripurna,
Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan bukan sekedar yang
dikeluhkan
Kasus per kasus dengan
Kasus per kasus dengan
Cara Pelayanan berkesinambungan
pengamatan sesaat
sepanjang hayat
Lebih kearah
Lebih kuratif hanya untuk pencegahan, tanpa
Jenis Pelayanan
penyakit tertentu mengabaikan pengobatan
dan rehabilitasi
Lebih diperhatikan dan
Peran keluarga Kurang dipertimbangkan
dilibatkan
Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama
Dokter pasien teman
Hubungan dokter-pasien Dokter pasien
sejawat dan konsultan
Secara individual sebagai
bagian dari keluarga
Awal pelayanan Secara individual
komunitas dan
lingkungan
3. Sebagai dokter yang berpraktek sebagai Dokter Keluarga, dr. Merdu menerapkan
prinsip-prinsip, karakteristik, standar dan kompetensi kedokteran keluarga (sesuai
dengan WHO, WONCA), konsep dasar dan pendekatan pelayanan kedokteran keluarga
sbeagai landasan dalam bertugas sebagai dokter yang berpraktek di Kecamatan Ilalang.
Dengan menggunakan konsep-konsep genogram, Mandala of Health, Konsep Bloom,
Konsep L. Green, Komunikasi Individu dan keluarga serta APGAR dr. Merdu bertekad
untuk melakukan penatalaksanaan yang bersifat promotif dan preventif untuk penyakit
Ibu Lili di seluruh keluarga yang ada di kecamatannya. (*)
a. Bagaimana:
Prinsip DOGA 2
Karakteristik DOGA 3
3. IDI (1982)
a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal
c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
Memberikan nasehat atau edukasi kepada pasien dan keluarganya untuk mencegah
terjadinya stroke dan mengontrol faktor risiko yang ada dengan cara:
LEARNING ISSUE
1. SDG 1
2. Sistem rujukan stroke ec. Hipertensi di era JKN 2
3. Dokter keluarga (DOGA) WAJIB
a. Konsep dasar
b. Prinsip
c. Karakteristik
d. Standar dan Kompetensi kedokteran keluarga
4. Penatalaksaan stroke ec. Hipertensi dalam DOGA 3
5. Konsep pelaksanaan promkes dan preventif pada stroke ec. Hipertensi 4