Você está na página 1de 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR i
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Identifikasi 3
B. Budaya 3
C. Aspek dan elemen budaya 4
D. Masyarakat Kota 4
III.KONDISI UMUM 6
A. Letak dan Keadaan Geografis 6
B. Iklim 7
C. Luas Wilayah 7
IV. METODE PRAKTIKUM 9
A. Waktu dan Lokasi 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 10
1. Aspek Budaya 11
a) Ide atau Gagasan (Christine Ayuninta_J3B116033) 11
b) Aktivitas Manusia (Andika Gustiana_J3B216173) 12
c) Benda-benda Hasil Karya (Al-alief Qinas_J3116011) 13
2. Elemen Budaya 13
a) Bahasa (Andika Gustiana_J3B216173) 13
b) Sistem Pengetahuan (Christine Ayuninta_J3B116033) 13
c) Sistem Perlengkapan Hidup (Andika Gustiana_J3B216173) 14
d) Sistem Mata Pencaharian (Al-alief Qinas_J3B116011) 15
e) Sistem Religi (Andika Gustiana_J3B216173) 15
f) Organisasi Sosial (Christine Ayuninta_J3B216173) 16
g) Kesenian (Andika Gustiana_J3B216173) 17
VI. KESIMPULAN 20
DAFTAR PUSTAKA 21

DAFTAR GAMBAR

Lambang Kab Sragen 6


Peta administrasi Kab Sragen 7
Burung Branjangan 8
Bibit Mahoni 8
Slogan Kab Sragen 12
Upacara kirab sragen 12
Wayang Kulit buautan warga Sragen 13
Sekolah di Sragen 14
Kerajinan tangan 14
Keyakinan Kejawen 16
Organisasi Muhamadiyah Sragen 17
Tari Maengket 17
Wayang kulit 18
Musik Kolintang 19
Gamelan 19

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alat dan Bahan 9


Tabel 2 . Inventarisasi Aspek dan Elemen Budaya di Masyarakat Perkotaan 10
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya merupakan suatu kebiasaan atau pola tingkah laku masyarakat di


daerah tertentu, budaya juga merupakan suatu proses yang memiliki nilai dan
norma kehidupan yang berlaku dalam tata cara pergaulan masyarakat tertentu.
Hasil dari budaya tersebut maka terciptalah ragam - ragam kebiasaan masyarakat,
diantaranya bahasa daerah, kesenian, tari, musik, dan upacara adat, semua ini
adalah hasil dari bagian budaya. Budaya juga bisa memberikan identitas suatu
daerah, tiap daerah tertentu memiliki kebudayaan berbeda, karena banyak faktor
yang menyebabkan keanekaragaman kebudayaan, Karena setiap kelompok
masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi
oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan.
Budaya berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok orang yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Sedangkan kebudayaan merupakan hasil
keseluruhan sistem keberlangsungan hidup manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang sifatnya hasil ciptaan manusia atau tidak alamiah, baik berupa
ide, aktivitas atau artefak (karya). Secara alami perkotaan tumbuh dengan
kecepatan yang jauh meninggalkan wilayah sekitarnya.
Kebudayaan sebagai unsur pembentuk kehidupan masyarakat terbagi dalam
dua bentuk yaitu dalam bentuk nyata (material) dan bentuk abstrak (immaterial).
Kedua bentuk kebudayaan tersebut tercipta dari gabungan pemikiran yang dilalui
dalam waktu lama dan berkelanjutan. Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang
dikenal sebagai tujuh unsur kebudayaan universal (cultural universal).
Masyarakat merupakan sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai
kalangan, baik golongan mampu ataupun golongan tak mampu, yang tinggal di
dalam satu wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma-norma serta berbagai
peraturan yang siap untuk ditaati. Batas wilayah dapat menjadi acuan atau konteks
yang membedakan kumpulan masyarakat satu denga yang lain, misalnya
masyrakat perkotaan dan di luar perkotaan (pedesaan).
Kehidupan kota yang inovatif dan serba maju ternyata memiliki berbagai
permasalahan, seperti semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga
mengakibatkan semakin kecilnya kesempatan kerja yang ada diperkotaan karena
jumlah pencari kerja yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor
urbanisasi yang berujung pada sulitnya masyarakat kota untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Dengan demikian masyarakat perkotaan merupakan satuan
kehidupan sosial manusia, menempati wilayah yang ditandai dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. Masyarakat perkotaan mempunyai cara hidup serta
karakteristik yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal pedesaan. Hal tersebut
terjadi karena pada dasarnya perkotaan lebih modernisasi dibanding pedesaan.
Salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki kebudayaan ialah
kabupaten Sragen. Sragen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.
Ibukotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogandi utara, Kabupaten
Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten
Boyolali di barat. Masyarakat yang tinggal di perkotaan biasanya terbiasa dengan
2

hal hal yang praktis yang tidak bisa dirasakan oleh masyarakat pedesaan. Batas
wilayah menjadi salah satu aspek perbedaan antara hubungan masyarakat
perkotaan dan pedesaan. Inilah yang menyebabkan diperlukan kajian untuk
mengidentifikasi perbedaan tersebut, berdasarkan aspek dan elemen budaya yang
berkembang di masyarakat perkotaan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Identifikasi aspek dan elemen budaya pada


msyarakat perkotaan adalah :
1. Mengetahui, mengerti, dan memahami mengenai aspek dan elemen
masyarakat perkotaan.
2. Mampu mengidentifikasi aspek dan elemen budaya.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi

Menurut Chaplin (2008) Identifikasi adalah penentuan atau penetapan


identitas seseorang atau benda. Sedangkan menurut psikoanalis identifikasi adalah
suatu proses yang dilakuakan seseorang secara tidak sadar, atas dasar ikatan
emosional dengan tokoh tertentu, sehingga ia berprilaku atau membayangkan
dirinya seakan-akan ia adalah tokoh tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi adalah penempatan atau
penentu identitas seseorang atau benda pada suatu saat tertentu.
Identifikasi berasal dari kata identify yang memiliki arti meneliti dan
menelaah. Identifikasi adalah kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan.
Fungsi dari tujuan identifikasi untuk mengetahui berbagai masalah, untuk
mengetahui berbagai sumber dan mempermudah dalam menyusun rencana yang
akan dilaksanakan. Data yang telah dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar
penyusun rencana dan sebagai informasi.

B. Budaya

Menurut Koentjaraningrat (2000 : 181) kebudayaan dengan kata dasar


budaya berasal dari bahasa sansakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi Koentjaraningrat mendefinisikan
budaya sebagai daya budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Koentjaraningrat
menerangkan bahwa pada dasarnya banyak yang membedakan antara budaya dan
kebudayaan, dimana budaya merupakan perkembangan majemuk budi daya, yang
berarti daya dari budi. Pada kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan
singkatan dari kebudayaan yang tidak ada perbedaan dari definsi. Jadi kebudayaan
atau disingkat budaya, menurut Koentjaraningrat merupakan keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Menurut Malinowski budaya pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai
sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak
budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan
keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni
seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
Menurut Hawkins (2012) mengatakan bahwa budaya adalah suatu kompleks
yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta kemampuan
dan kebiasaan lain yang dimiliki manusia sebagai bagian masyarakat.
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun
dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh
masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Linton dalam Ihromi
(2006: 18). Jadi kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi
cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari
kegiatan manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.
4

C. Aspek dan elemen budaya


Menurut J.J. Hoenigman (dalam Koentjaraningrat, 1986), wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas dan artefak. Wujud
kebudayaan tersebutsebagai berikut.

1. Gagasan (Wujud ideal)Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang


berbentuk kumpulan ide-ide,gagasan,nilai-nilai, norma-norma,peraturan,
dan sebagainya yang sifatnyaabstrak (tidak dapat diraba atau disentuh).
Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiranwarga masyarakat.Jika masyarakat tersebutmenyatakan gagasan
mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaanideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis
wargamasyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola darimanusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial.Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak serta bergaul
denganmanusialainnya menurut pola-pola tertentuyang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnyakonkret,terjadi dalam kehidupansehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)Artefak adalah wujud kebudayaanfisik yang berupa hasil
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam
kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu
tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain.Sebagai contoh,
wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan
(aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

D. Masyarakat Kota

Teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota dibagi menjadi


lima,yaitu netral afektif, orientasi diri, universalisme, prestasi dan heterogenitas.
Cirimasing-masing tipe sebagai berikut

1. Netral Afektif, Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebihmementi


ngkan Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep
Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukanhal-
hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan
padaumumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipemasyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
2. Orientasi Diri, Manusia dengan kekuatannya sendiri harus
dapatmempertahankan dirinya sendiri. Pada umumnya di kota tetangga itu
bukanorang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh
karena itusetiap orang di kota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri
pada orang lain,mereka cenderung untuk individualistik.
5

3. Universalisme, Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum.


Olehkarena itu, pemikiran rasional merupakan dasar yang sangat penting
untuk Universalisme
4. Prestasi, Mutu atau prestasi seseorang akan dapat menyebabkan orang
ituditerima berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
5. Heterogenitas, Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen,
artinyaterdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.

Masyarakat kota bisa disebut sebagai sekumpulan orang yang hidup dan
bersosialisasi di daerah kota yang bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern,
mudah untuk suatu hal yang lebih modern, karena masyarakat kota memiliki
gengsi yang tinggi sehingga sulit menemukan rasa solideritas yang tinggi maka
dari itu masyarakat kota lebih cederung individualis dibanding masyarakat desa.
6

III. KONDISI UMUM

Kabupaten Sragen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibu


kotanya terletak di Sragen, sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogandi utara, Kabupaten
Ngawi (Jawa Timur) di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten
Boyolali di barat.

Gambar 1Lambang Kab Sragen


Sumber : Google Image

A. Letak dan Keadaan Geografis

Kabupaten Sragen merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa


Tengah. Kabupaten Sragen secara Geografis dan Astronomis terletak pada posisi
diantara 110o 45 111o 10 Bujur Timur dan 7o 15 7o 30 Lintang Selatan,
mempunyai posisi yang sangat strategis, karena merupakan pintu gerbang Jawa
Tengah di bagian Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur
serta berada pada jalur transportasi Solo Surabaya. Luas wilayah Kabupaten
Sragen meliputi areal seluas 946,49 km2 dan terbagi menjadi 20 Kecamatan
dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 208. Secara administrasi, Kabupaten
Sragen berbatasan dengan sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan;

Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur;

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar;

Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Karangaanyar dan Boyolali

Kabupaten Sragen sebagai Kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah


yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur, mempunyai peran yang
strategis bagi pengembangan wilayah di Propinsi Jawa Tengah. Secara geografis
letak Kabupaten Sragen sangat strategis dan merupakan titik persimpangan jalur
transportasi regional dan sekaligus sebagai daerah tujuan dan bangkitan
pergerakan.
7

Gambar 2 Peta administrasi Kab Sragen


Sumber : http://dprd.sragenkab.go.id/?page=berita&id=10&etc=kondisi-umum-kabupaten-sragen
B. Iklim
Kabupaten Sragen pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara
maksimum berkisar antara 27 C - 30 C dan suhu minimum antara 22 C - 24 C.
Curah hujan antara 37,6 - 430,0 mm/tahun dengan keadaan musim hujan jatuh
pada bulan Januari s/d April dan September s/d Desember, dan musim Kemarau
jatuh pada bulan Mei s/d Agustus.Kelembaban maksimum antara 95% - 100%.
Kelembapan minimum antara 43% - 66%.

C. Luas Wilayah
Berdasarkan keputusan DPRD Kabupaten Sragen, Luas wilayah Kabupaten
Sragen adalah : 94.155,00 Ha, yang terdiri dari tanah sawah seluas 40.162,44 Ha,
tanah kering : 42.272,74 Ha, hutan negara : 5.385,41 Ha, perkebunan negara /
swasta : 854,12 Ha, lainnya : 5.480,34 Ha. Jumlah penduduk Sragen : 888.284
jiwa terdiri dari laki laki sebanyak 435.770 jiwa, dan perempuan sebanyak
452.514 jiwa.
D. Fauna
Kabupaten Sragen memiliki suaka margasatwa yakni suaka margasatwa
gunung tunggangan yang di dalamnya memiliki fauna fauna yang cukup
banyak dan khas seperti, burung: Wiwik Kelabu (Cuculus merulinus), Kedasih
(Surniculus lugubris), Butbut (Centropus sp.), Trocokan (Pycnonotus goaivier),
Pelatuk Bawang (Dendrocopus macei), Pelatuk (Picidae), Sriti
(Collocalia esculenta), Penthet (Lanius schach), Ayam Hutan (Gallus sp.), Elang
Bido (Spilornis cheela), Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Jalak Putih (Sturnus
melanopterus), Tekukur (Streptopelia chinensis), Jowan, Landak (Hystrix
brachyura), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Musang (Arctogolidia
trivirgata), Garangan (Herpestes sp), Kijang (Muntiacus muntjak), Trenggiling
(Manis javanica), Luwak (Hermaphroditus paradoxurus), dan Burung Branjangan
(Mirafra jacanica).
8

Gambar 3 Burung Branjangan


Sumber : https://alamendah.org/2010/10/31/fauna-identitas-kota-dan-kabupaten-di-jawa-tengah/
E. Flora
Sragen sebagai kabupaten yang kaya akan hasil alam nya tidak terlepas
dari flora flora yang tumbuh disana, berbagai jenis macam flora yang ada
didominasi oleh, Sonokeling (Dalbergia latifolia), Mahoni (Swietenia mahagoni),
Jati (Tectona grandis), Cendana (Santalum album), Preh (Ficus benjamina),
Walikukun (Actinophora fragans), Temu, Puyeng, Sambiroto, Serut (Streblus
asper) dan Pule Pandak (Rauwolfia serpentina).

Gambar 4 Bibit Mahoni


Sumber : http://indonesianforest.or.id/suaka-margasatwa-gunung-tunggangan/
9

IV. METODE PRAKTIKUM

Metode praktikum Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya pada Masyarakat


Perkotaan meliputi tiga metode yaitu waktu dan lokasi, alat dan bahan, serta
tahapan kerja. Kegunaan metode praktikum ini untuk memperlancar kegiatan
praktikum. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut

A. Waktu dan Lokasi

Lokasi pemberian tugas praktikum di kelas GGK08. Waktu pemberian


tugas praktikum pada hari Senin, 18 September 2017 pada pukul 11:00 WIB.
Lokasi yang di dapat untuk mencari studi literatur tentang aspek dan elemen
budaya pada masyarakat perkotaan di Kabupaten Sragen.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum Identifikasi aspek dan
elemen budaya pada masyarakat perkotaan adalah :
Tabel 1 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Alat tulis Untuk mencatat data dan membuat konsep laporan
2. Talysheet Membantu dalam identifikasi dan inventarisasi data
3. Laptop dan Printer Untuk mengerjakan, mencetak laporan serta membuat powerpoint
4. Literatur Sebagai dasar praktikum dan referensi laporan
.

C. Tahapan Kerja

Tahapan kerja dalam kegiatan praktikum dilakukan dengan sistematis.


Tahapan kerja tersebut mendukung kegiatan pengambilan data yang dilakukan
dengan literatur. Adapun tahapan kerja dalam kegiatan praktikum adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan lokasi yang akan dijadikan studi literatur.
2. Mencari data melalui studi literatur.
3. Menganalisa data yang diperoleh dari hasil studi literatur.
4. Menyajikan data hasil analisa ke dalam bentuk laporan
10

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Setelah dilakukan identifikasi secara literatur mengenai aspek dan elemen
budaya pada masyarakat perkotaan Kota Manado terdapat beberapa data yang
akan di deskripsikan masing-masing obyek.
Tabel 2 . Inventarisasi Aspek dan Elemen Budaya di Masyarakat Perkotaan
No Aspek dan elemen Jenis kebudayaan Deskripsi
budaya Material Immaterial
1 Aspek Budaya
a) Ide / gagasan V Moto Kabupaten Sragen adalah
ASRI yakni merupakan
singkatan dari Aman, Sehat,
Rapi, Indah. Selogan tersebut
yang selalu dikumandangkan
baik pada acara resmi maupun
non resmi yang diadakan di
Sragen.
b) Kegiatan V Tradisi masyarakat kabupaten
Sragen pada umumnya
berhubungan dengan adat
istiadat. Tradisi pada
masyarakat kabupaten Sragen
yang bertahan hingga saat ini
salah satunya adalah Kirab
c) Benda benda V Benda benda hasil karya di
hasil Karya Sragen berupa kerajinan
tangan, dan kesenian.
2 Elemen Budaya
a) Bahasa V Bahasa sehari-hari yang di
gunakan di Sragen ialah bahasa
jawa campuran.
b) Sistem V Sistem pengetahuan
Pengtahuan masyarakat Sragen
dikelompkan menjadi beberapa
bagaian yaiu : Pengetahuan
formal, dan pengetahuan non
formal.

c) Sistem V Kabupaten Sragen memiliki


Perlengkapa berbagai media komunikasi
n Hidup seperti TV yang sudah terbar di
seluruh wilayah kota. Selain
stasiun televisi nasional dan
internasional, terdapat juga
stasiun radio yang cukup
banyak.
d) Sistem Mata V Mata pencaharian pada
pencaharian masyarakat sragen di dominasi
oleh pedagang, pengrajin
kesenian, dan petani.
e) Sistem V Sistem religi yang terbentuk di
Religi masyarakat Sragen dibagi
11

No Aspek dan elemen Jenis kebudayaan Deskripsi


budaya Material Immaterial
menjai sistem keyakinan, dan
organisasi keagamaan. Agama
resmi masyarakat Sragen
adalah Islam, Budha, Kristen,
Katolik

f) Organisasi V Organiasi yang terdapat di


Sosial Sragen berupa Organisasi
Dinas perhubungan
komunikasi, dan non
pemerintahan yaitu
muhamadiyah Sragen.

g) Kesenian V Kesenian yang terdapat di


Sragen yaitu tari Tayub, tari
gerbang sukowati, wayang
kulit.

B. Pembahasan
Data yang telah diperoleh meliputi seluruh aspek dan elemen budaya yang
terdapat di Kabupaten Sragen. Aspek dan elemen tersebut dibahas secara
terperinci. Aspek budaya terdiri dari ide/gagasan, aktivitas, dan benda benda
hasil karya. Elemen budaya terdiri dari bahasa, sistem pengetahuan, sistem religi,
kesenian, organisasi sosial, sistem perlengkapan dan teknologi, serta sistem mata
pencaharian.

1. Aspek Budaya

Setelah dilakukan identifikasi secara literatur mengenai aspek dan elemen


budaya pada masyarakat perkotaan Kabupaten Sragenn terdapat beberapa data
yang akan di deskripsikan masing-masing obyek.
a) Ide atau Gagasan (Christine Ayuninta_J3B116033)
Moto Kabupaten Sragen adalah ASRI yakni merupakan singkatan dari
Aman, Sehat, Rapi, Indah. Selogan tersebut yang selalu dikumandangkan baik
pada acara resmi maupun non resmi yang diadakan di Sragen. Moto tersebut juga
telah ditanamkan kepada anak-anak sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-
Kanak dan Sekolah Dasar. Bahwa sebagai orang Sragen kita harus hidup rukun
dengan sesama sehingga dapat tercipta keamanan serta kenyamanan di lingkungan
tempat tinggal kita, terus berusaha untuk hidup sehat sehingga mengurangi
datangnya penyakit dan pemerintah mengadakan kegiatan car free day yang
diadakan setiap hari Minggu untuk mengurangi asap kendaraan bermotor di
wilayah Kota Sragen dalam rangka mengajak masyarakat Sragen untuk hidup
sehat, kemudian berusaha untuk menjaga lingkungan tetap bersih, rapi dan indah
agar nyaman dilihat mata.
12

Gambar 5 Slogan Kab Sragen


Sumber : http://prapto.my.id/wisata/sragen-bumi-sukowati-nan-asri-269.html
.
b) Aktivitas Manusia (Andika Gustiana_J3B216173)
Tradisi masyarakat kabupaten Sragen pada umumnya berhubungan dengan
adat istiadat. Tradisi pada masyarakat kabupaten Sragen yang bertahan hingga saat
ini salah satunya adalah Kirab.
Kirab budaya adalah perjalanan bersama-sama atau beriring-iring secara
teratur dan berurutan dari muka kebelakang di suatu rangkaian upacara. Upacara
ini dirangkaikan dengan atraksi budaya seperti pertunjukan berbagai tarian,
upacara ini digelar dalam rangka bersyukur terhadap nikmat yang masih diberikan
hingga saat ini. Upacara kirab ini berkembang di lingkungan masyarakat jawa
tengah dan upacara ini di gelar setahun sekali.
Selain mengungkapkan rasa syukur, ternyata ada makna lain dibalik upacara
ini. Kirab yakni berjalan bersama sama secara berurutan dari awal hingga akhir
artinya berjalan terus berpatokan pada tahun yang lampau dan siap menyongsong
tahun baru untuk lebih baik.
Waktu pelaksanaan upacara kirab adalah pagi hari hingga sore hari selama
kurang-lebih 7 jam. Waktu 7 jam ini dihitung mulai dari acara persiapan hingga ke
acara inti yaitu membawa tumpeng yang berucapkan Sragen ASRI yakni agar
sragen menjadi daerah yang asri warganya asri daerahnya.

Gambar 6 Upacara kirab sragen


Sumber : http://visitjawatengah.jatengprov.go.id/detailwisata.php?
90794e3b050f815354e3e29e977a88ab-936-KIRAB-HARI-JADI-SRAGEN
13

c) Benda-benda Hasil Karya (Al-alief Qinas_J3116011)


Kabupaten Sragen memiliki banyak hasil karya manusia. Hasil karya yang
dibuat oeh masyarakat Kabupaten Sragen dapat berupa Anyaman bambu
contohnya yaittu caping dan wayang kulit. Selain anyaman bambu hasil karya
lainnya yaitu souvenir khas kabupaten tersebut, kerajinan tas, dan sebagainya..

Gambar 7Wayang Kulit buautan warga Sragen


Sumber : http://www.lpplbuanaasri.com/pengrajin-wayang-kulit-khas-sragen/

2. Elemen Budaya

a) Bahasa (Andika Gustiana_J3B216173)


Bahasa sehari-hari yang di gunakan di kabupaten Sragen adalah bahasa
Jawa campuran antara Bahasa Jawa halus (bahasa dari Keraton Surakarta) dan
Bahasa Jawa kasar yang berasal dari Provinsi Jawa Timur itu sendiri. Orang
Sragen menggunakan bahasa sehari-hari dengan bahasa Jawa campuran, karena
bahasa jawa tidak semua sekolah memasukan nya kedalam bidang akademik yang
diajarkan disekolah, sehingga masyarakat Sragen melestarikan bahasa Jawa
campuran yang sedikit berbeda dengan bahasa Jawa asli dengan cara
menggunakan bahasa Jawa campuran menjadi bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa
campuran adalah sebuah variasi dari bahasa jawa Surakarta, dan bahasa jawa dari
Jawa Timur, yang mengalami perubahan sesuai dengan dialek setempat. dialek
masyarakat Sragen ini tidak memiliki banyak perbedaan dengan bahasa Jawa yang
diucapkan oleh orang jawa bukan asli Sragen. Contoh dari pengucapan yang
berbeda dari bahasa jawa campuran di srage dengan asli Jawa Tidur, seperti
budhal pada bahasa jawa asli Jawa Timur, sedangkan untuk di Sragen yakni
mangkat yang artinya sama yaitu berangkat. Perbedaan pengucapan sangat jelas
berbeda karena warga asli Sragen lebih kuat mengucapkan bahasa jawa nya
dibandingkan orang asli Jawa Timur yang mengucapkannya lebih lemes atau
pelan.
b) Sistem Pengetahuan (Christine Ayuninta_J3B116033)
Sistem pengetahuan yang terdapat di Kabupaten Sragen terbagi dua yaitu
pendidikan formal dan juga pendidikan non formal.
Pendidikan formal yang terdapat di Kabupaten Sragen terdiri dari Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Keatas. Sekolah Dasar yang terdapat di
14

Kabupaten Sragen terdapat sembilan yaitu SDN 1 SRAGEN, SD Aisyiyah


Gemolong, SDN 4 Sragen, SD Santo Fransiskus, SDN Gemolong 1, SD Birrul
Walidain Muhammadiyah, SDN Karangudi 1, SDN Gabus 2, dan SDN
Karangudi 2. Untuk pendidikan formal tingkat SMP terdapat sembilan SMP yaitu
SMP MTA Gemolong, SMP N 5 Sragen, SMP Sragen Billingual Boarding School,
SMP N 1 Masaran, SMP Saverius 1 Sragen, SMP N 2 Kedawung Sragen, SMP N
1 Karangmalang, SMP N 1 Andong, dan SMP N 1 Sragen. Dan pada tingkat
pendidikan SMA terdapat 6 SMA yaitu SMA N 1 Gemolong, SMA N 2 Sragen,
SMA Sragen Bilingual Boarding School, SMA N 3 Sragen, SMA N 1 sragen, dan
SMA N 1 Sukodono. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi terdapat dua Perguruan
Tinggi yaitu Akademi Kebidanan YAPPI Sragen dan Poltekkes Surakarta.

Gambar 8 Sekolah di Sragen


Sumber : Google Image

Pendidikan non formal yang terdapat di Kabupaten Sragen yaitu membuat


kerajinan tangan yaitu anyaman bambu dan juga kesenian membatik.

Gambar 9 Kerajinan tangan


Sumber : Google Image

c) Sistem Perlengkapan Hidup (Andika Gustiana_J3B216173)


Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi setiap suku bangsa pun
semakin berkembang. Sistem teknologi dan penggunaan alat-alat tradisional
sudah semakin menghilang dan diganti dengan alat-alat modern buatan pabrik
yang simple dan mudah digunakan. Masyarakat Sragen sudah semakin maju
dalam sistem perlengkapan hidup dan teknologinya. Televisi, TV kabel, media
online, radio, organisasi kewartawanan, internet service provider dan alat
transportasi (motor, mobil, kereta api, pesawat dan lain-lain) sudah dapat
digunakan oleh masyarakat perkotaan Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen memiliki berbagai media komunikasi seperti TV yang
sudah tersebar di seluruh wilayah kota. Stasiun TV nasional yang dimiliki
Kabupaten Sragen yaitu TVRI, dan semua stasiun televise swasta seperti SCTV,
15

TV One, Global TV, Metro TV,dll. Semua stasiun TV tersebut merupakan bagian
dari sistem teknologi dari aspek televisi yang ada di Kabupaten Sragen.
Kabupaten Sragen juga memiliki media komunikasi lain berupa radio dan
media cetak. Frekuensi radio di Sragen yaitu RSPDKDT2 Sragen (RSPD Bhuana
Asri), Radio Rasika Sragentina, radio POP FM Sragen, LPPL Sragen (Suara
Sragen FM / Buana Asri FM), Radio Indah Sragen Asri (Radio Asri FM), Radio
Pesona FM, Radio Sumberlawang FM, Radio Fresh FM, Radio Hiz FM, Radio
Gema Persada Insani (Radio Persada FM / Yayasan Majlis Tafsir Al Quran,
MTA), dan Radio Ramadhani.
Selain memiliki sistem teknologi komunikasi, Sragen juga memiliki sistem
teknologi dan perlengkapan hidup yang lain. Sistem teknologi dan perlengkapan
hidup masyarakat Sragen, yaitu alat-alat produksi seperti alat produksi rumah
tangga, alat-alat pertanian seperti wadah untuk menampung padi. Alat penunjang
kebutuhan tersebut rata-rata merupakan alat yang masih tradisional namun ada
juga yang sudah modern dengan sistem pembuatan pabrik. Masyarakat Sragen
menggunkan alat-alat distribusi dan transportasi seperti perhubungan darat yakni
bendi, sepeda, sepeda motor, oplet, taxi, bus dan lain-lain. Selain itu, akses
distribusi dan transportasi dapat menggunakan jalur darat dan udara.

d) Sistem Mata Pencaharian (Al-alief Qinas_J3B116011)


Kabupaten Sragen bermata pencaharian tidak ada yang khas namun yang
menonjol dari penduduknya adalah dibidang jasa, perdagangan dan pertanian. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan yang bekerja di bidang kesenian contohnya seperti
pembuatan kerajinan kerajinan khas daerah sana, selain kesenian masyarakat
sragen mendominasi pekerjaan sebagai petani karena banyak lahan lahan
kosong yang dapat dijadikan lahan pertanian bagi warga Sragen.
Sistem mata pencaharian hidup masyarakat Sragen, seperti pertanian,
peternakan, dan kerajinan. Namun rata-rata masyarakat Sragen mempunyai
profesi sebagai petani dan pengrajin kesenian.

e) Sistem Religi (Andika Gustiana_J3B216173)


Sistem religi yang terbentuk di masyarakat Kabupaten Sragen dibagi menjai
sistem keyakinan, dan sistem upacara religius. Agama resmi masyarakat
Kabupaten Sragen adalah Mayoritas Islam, dan ada juga yang beragama hindu,
budha, dan kristen. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2013, jumlah
penduduk yang beragama Islam sebanyak 838.958 orang.
Sebelum beralih kepercayaan pada agama islam, masyarakat Kabupaten
Sragen telah mengenal kepercayaan yakni kepercayan kedjawen. Unsur-unsur
kepercayaan itu terlihat dari penerapannya dalam upacara-upacara adat yang
berhubungan dengan lingkaran hidup manusia, yaitu masa hamil, kelahiran,
perkawinan, dan kematian.
Kepercayaan Kejawen adalah Aliran kebatinan yang bersifat keislam-
islaman, yang unsur kepercayaanya banyak mengambil dari unsur ajaran-ajaran
agama islam. Dan dibedakan dengan syariat-syariat islam, yang pada beberapa
tempat di Jawa telah terpengaruh unsur budaya hindu jawa.
Aliran yang berbau agama hindu-Jawa. mengapa bisa dikatakan demikian?
Karena, para pengikut aliran ini, mempercayai dan bahkan memuja dewa-dewa
16

dari agama hindu, walaupun mereka sendiri tidak mengaku bahwa mereka
beragama hindu. Yang terakhir adalah aliran mistik, dimana para penganutnya
berusaha mencari sendiri cara untuk memaknai tuhan, tanpa menganut agama
apapun.
Upacara-upacara keagamaan dan kepercayaan pada masyarakat pribumi
masih banyak dilakukan di Sragen. Upacara tersebut dilakukan sebagai
perwujudan untuk mengadakan hubungan dengan dunia gaib atas dasar suatu
emosi keagamaan, dan meminta sesuatu yang baik seperti nikmat hidup.
Sistem maupun unsur religi di masyarakat perkotaan Kabupaten Sragen
sudah tidak sekompleks dibanding masayarakat pedesaan. Nilai sistem religi pada
masyarakat perkotaan di Sragen didominasi oleh pola kehidupan masyarakat yang
lebih modern dan tidak terlalu percaya pada hal hal yang diluar nalar manusia.
Hal ini disebabkan oleh keyakinan mereka tentang sesuatu yang pasti dan kasat
mata, karena sesuatu yang tidak terlihat bukan suatu yang nyata.

Gambar 10 Keyakinan Kejawen


Sumber : Google Image

f) Organisasi Sosial (Christine Ayuninta_J3B216173)


Organisasi sosial pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Sragen yaitu
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Organisasi ini diketuai oleh
Tasripin, SH, HM. Organisasi tersebut memiliki Visi dan Misi. Visi dari organisasi
ini yaitu Terwujudnya pelayanan transportasi, komunikasi dan informatika
yang handal, nyaman dan dinamis guna meningkatkan ekonomi kerakyatan di
Kabupaten Sragen . sedangkan Misi dari organisasi ini adalah
a. Mengembangkan Manajemen Transportasi Darat yang bisa di andalkan.
b. Meningkatkan dan mengembangkan Manajemen di Pengujian Kendaraan
Bermotor yang akuntabel dan bisa dipercaya.
c. Meningktkan pelayanan Administrasi Perkantoran yang berbasis pelayanan
kepada Masyarakat.
d. Meningkatkan layanan informasi dan menumbuhkembangkan potensi
kemasyarakatan dalam rangka menciptakan masyarakat yang berbudaya
informasi.
Memperluas daya pancar infrastruktur pos, komunikasi dan informatika guna
mengurangi ketimpangan informasi di masyarakat.
Organisasi sosial non pemerintahan yang terdapat di kabupaten Sragen yaitu
Sragen Muhamadiyah, organisasi ini bergerak dibidang keagamaan atau
kepercayan suatu golongan dalam agama islam. Organisasi ini sudah terbentuk
17

sejak lama, dewan pimpinan pusat organisasi ini terdapat di Jakarta. Kegiatan
yang dilakukan oleh organisasi muhamadiyah sragen seperti informasi mengenai
keagamaan untuk masyarakat Sragen, Tabligh akbar, Zakat, dan qurban.

Gambar 11 Organisasi Muhamadiyah Sragen


Sumber : Muhamadiyahsrage.org

g) Kesenian (Andika Gustiana_J3B216173)


Pengaruh budaya dan adat istiadat terhadap kehidupan masyarakat Sragen
terjadi pada pola pengelompokan sosial. Sebagain besar masyarakat di Sragen
ber-etnis sama, maka kebiasaan dan adat istiadat yang hidupnya berkelompok dan
mengumpul dalam sebuah lingkungan kecil terbawa dan teraplikasikan dalam
kondisi bermasyarakat saat ini. Berikut adalah kesenian yang terdapat di
masyarakat perkotaan Kabupaten Sragen.

1. Tari Gerbang Sukowati


Gerbang Sukowati adalah tari tradisional yang dari zaman dahulu sampai
saat ini masih berkembang. Tarian ini disertai dengan nyanyian dan diiringi
gendang. Tarian ini sudah lama dikenal masyarakat Sragen dan sampi saat ini
tarian ini sudah populer pada masyarakat jawa. Tarian ini sering dimainkan pada
acara karnaval, acara kesenian masyarakat tradisional, dan acara lainnya. Cara
memainkan tarian ini cukup mudah sudah ada gerakan dan lagu yang mengiringi
tariannya. Ada alat yang harus melengkapi tarian ini seperti kentongan dan kayu
pukulannya, kadang juga memakai pedang samurai walaupun bukan pedang asli
namun hanya replica. Tarian ini dimainkan oleh banyak orang atau massal.

Gambar 12 Tari Maengket


Sumber : kebudayaanindonesia.net
18

2. Wayang Kulit
Wayang Kulit Merupakan jenis wayang yang paling populer di masyarakat
sampai saat ini. Wayang Kulit Purwa mengambil cerita dari kisah Mahabarata dan
Ramayana. Pada masyarakat Sragen peraga wayangnya dimainkan oleh seorang
dalang. Wayang kulit di tampilkan ketika sedang ada acara kebudayaan, maupun
yang lainnya.Agar lembaran wayang itu tidak lemas, digunakan kerangka
penguat yang membuatnya kaku. Kerangka itu disebut cempurit, terbua tdari
tanduk kerbau atau kulit penyu.
Wayang yang sering di tampilkan pada kesenian di Sragen adalah Jenis
wayang kulit yang tersebar hampir diseluruh Jawa dan daerah transmigrasi,
bahkan juga di Suriname di benuaAmerika bagian selatan. Pergelaran Wayang
Kulit Purwa diiringi dengan seperangkat gamelan sedangkan penyanyi wanita
yang menyanyika gending-gending tertentu, disebut pesinden atau waranggan.

Gambar 13 Wayang kulit


Sumber : Google Image
.
3. Tayub Sragen
Tayub Sragen adalah tarian yang sudah ada sejak jaman dahulu dan masih
populer sampai saat ini. Tarian ini masih sering dipakai sebagai pelengkap saat
acara acara besar seperti karnaval, event budaya, maupun acara kondangan.
Pemain dalam tarian ini dimainkan oleh tiga sampai lima orang tergantung
permintaan dari yang meminta. Tarian ini sering dipakai pada saat acara
kondangan, jenis tarian ini termasuk kedalam tarian tradisional karena gerakan
nya yang cukup simple dan lembut.
Tarian ini sudah banyak dipentaskan di banyak tempat di Jawa Tengah.
Tari Tayub mulanya merupakan ungkapan kegembiraan untuk menyambut
kedatangan tamu dan merupakan bagian dari pesta rakyat. Kesenian ini berupa
pertunjukan yang berbentuk tari berpasangan antara tledhek atau joged dengan
penari laki laki sebagai penayub. Penari Tayub biasanya mengawali pentas
dengan membawakan Tari Gambir Anom, sebuah tarian klasik dengan gaya lemah
lembut. Setelah itu, penari akan menarikan irama irama yang sedikit rancak.
Yang unik dari Tari Tayub yaitu ikut sertanya para penonton atau tamu untuk
menari bersama dengan penari Tayub. Tamu yang dipandang terhormat biasanya
didaulat ikut menari dengan ditandai dikaungkannya sebuah sampur.
Tari Tayub berasa dari kata Toto Ian Guyub (ditata biar kompak) tatanan
sing guyub, yang maknanya tingkah dan gerak harus kompak lahir batin. Kompak
antara penari, waranggana dengan penari pria dan penabuh gamelan.
Fungsi dari tarian ini selain sebagai sarana hiburan, tarian ini juga sejak
jaman dulu konon katanya sering di tari kan oleh puteri puteri kerajaan di jawa. .
19

Gambar 14 Musik Kolintang


Sumber : acsujabodetabek.wordpress.com

4. Musik Gamelan
Gamelan adalah sebuah kumpulan alat musik tradisional yang terdiri dari
colotomik, balungan, penerusan, instrumen tak memiliki nada
(unpitched). Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya atau alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang
diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Gamelan Biasa dimainkan pada saat ada kegiatan seperti festival, acara
budaya, maupun perlombaan music tradisional. Biasanya orang jumlah orang
yang memainkan alat music tradisional ini empat sampai Sembilan orang.

Gambar 15 Gamelan
Sumber : manadonyaman.wordpress.com
.
20

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum Identifikasi Aspek budaya pada masyarakat


perkotaan dengan studi kasus masyarakat Sragen, dapat disimpulkan bahwa,
1. Aspek budaya dan Elemen budaya yang terdapat di Kabupaten Sragen
masih sangat kental. Hal tersebut dapat dilihat dari poin poin yang
terdapat pada aspek dan elemen budaya. Walaupun masyarakat Sragen
hidup di Pinggiran Kota tetapi masyarakat Kota masih sangat memegang
adat dan tradisi. Elemen budaya yang terdapat Pada masyarakat Sragen
masih sangat lengkap dan masih terjaga hingga saat ini seperti tari tarian
yang sering ditampilkan pada saat karnaval, maupun hari jadi Sragen.
21

DAFTAR PUSTAKA

Ari. 2014. Sragen, Jakarta: http://indonesianforest.or.id/suaka-margasatwa-


gunung-tunggangan/. [diakses tanggal 24 September 2017 pukul 10:50].
Anonim.2017."WilayahGeografis".http://dprd.sragenkab.go.id/?
page=berita&id=10&etc=kondisi-umum-kabupaten-sragen [diakses tanggal 24
September 2017 pukul 10:20].
Anonim.2017. https://kelsragenkulon.wordpress.com/sejarah/struktur-
organisasi/. [diakses pada tanggal 24 September 2017 pukul 11:52].
Ihromi. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya .Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia. [diakses tanggal 16 September 2017 pukul 20:56].
Koentjaraningrat. 2000. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan
(cetakan kesembilan belas). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.[Diakses
tanggal 20 sepetember 2017 pukul 20:58].

Você também pode gostar

  • Materi 3 Soal TIU Silogisme
    Materi 3 Soal TIU Silogisme
    Documento11 páginas
    Materi 3 Soal TIU Silogisme
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • MENGERJAKAN WARTEGG
    MENGERJAKAN WARTEGG
    Documento7 páginas
    MENGERJAKAN WARTEGG
    Reni Ramayanti
    Ainda não há avaliações
  • 04 - Soal Psikotes Tes Wartegg
    04 - Soal Psikotes Tes Wartegg
    Documento4 páginas
    04 - Soal Psikotes Tes Wartegg
    Bryan Larson
    Ainda não há avaliações
  • ANDIKAGUSTIAzNA J3B216173 LAPORAN1
    ANDIKAGUSTIAzNA J3B216173 LAPORAN1
    Documento28 páginas
    ANDIKAGUSTIAzNA J3B216173 LAPORAN1
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Tes Sinonim Dan Antonim
    Tes Sinonim Dan Antonim
    Documento16 páginas
    Tes Sinonim Dan Antonim
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Tes Wartegg
    Tes Wartegg
    Documento2 páginas
    Tes Wartegg
    Auralias Septian
    100% (1)
  • A Visual Memory
    A Visual Memory
    Documento25 páginas
    A Visual Memory
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Yt GN PP
    Yt GN PP
    Documento1 página
    Yt GN PP
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • 2 Sosio
    2 Sosio
    Documento10 páginas
    2 Sosio
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Final Laporan Ppe Kel 14
    Final Laporan Ppe Kel 14
    Documento84 páginas
    Final Laporan Ppe Kel 14
    Andika Gustiana
    100% (1)
  • A Visual Memory
    A Visual Memory
    Documento25 páginas
    A Visual Memory
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Ekobis Ib
    Ekobis Ib
    Documento6 páginas
    Ekobis Ib
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Yt GN PP
    Yt GN PP
    Documento1 página
    Yt GN PP
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Yt GN PP
    Yt GN PP
    Documento1 página
    Yt GN PP
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Cover Wiskes Laporan 4
    Cover Wiskes Laporan 4
    Documento1 página
    Cover Wiskes Laporan 4
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Cover Wisbud1 Kel 2
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Documento18 páginas
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Andika Gs
    Andika Gs
    Documento6 páginas
    Andika Gs
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Cover Wisbud1 Kel 2
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Documento18 páginas
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Cover Wisbud1 Kel 2
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Documento18 páginas
    Cover Wisbud1 Kel 2
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações
  • Cover Wiskes Laporan 2
    Cover Wiskes Laporan 2
    Documento1 página
    Cover Wiskes Laporan 2
    Andika Gustiana
    Ainda não há avaliações