Você está na página 1de 11

PROTOTIPE ALAT PENGERING TIPE ROTARI (ROTARY DRYER)

BERSUMBER PANAS BIOMASSA UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN


PATI SAGU DI PAPUA

Wilson Palelingan Aman1), Abadi Jading2), Mathelda K. Roreng3


1) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari, Papua Barat
Telepon : 081344414413
e-Mail : wilson.tpunipa@gmail.com

ABSTRAK

Proses pengeringan merupakan salah satu tahapan penting dalam penanganan bahan pangan. Hal tersebut
disebabkan karena proses pengeringan dapat memperpanjang masa simpan produk pangan sehingga dapat
dikonsumsi lebih lama. Pati sagu merupakan komoditi pangan yang penting di Papua karena merupakan bahan
pangan utama selain beras. Untuk memperpanjang masa simpan ati sagu maka perlu melalui proses
pengeringan. Salah satu peralatan pengeringan yang dapat digunakan adalah pengering tipe rotari berputar
(rotary dryer). Sumber panas pengering dapat berasal dari biomassa untuk mengurangi penggunaan bahan
bakar minyak (BBM) sebagi sumber panas pembakaran. Permasalahannya adalah belum tersedia peralatan
pengering yang sesuai untuk pengeringan pati di Papua. Untuk itu dilakukan penelitian untuk merancang
prototipe alat pengering tipe rotari untuk pati sagu dengan sumber panas yang berasal dari pembakaran
biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe alat pengering pati sagu tipe rotari bersumber
panas bimassa hasil pembakaran. Parameter pengujian adalah kemiringan silinder pengering berputar yang
berpengaruh terhadap lama tinggal (residence time) bahan dalam ruang pengering. Melalui penelitian ini, telah
dihasilkan prototipe alat pengering tipe rotari untuk pengeringan pati sagu di Papua. Hasil pengujian dengan
kadar air awal pati yang sama sekitar 44% bb, menunjukkan bahwa penggunaan kemiringan silinder pengering
sebesar 1 derajat menghasilkan kadar air akhir bahan sebesar 18,32% bb dengan lama pengering 2,25 jam.
Kadar air akhir tersebut yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan kemiringan 2 dan 3 derajat. Hal
ini disebabkan karena kemiringan yang lebih kecil menyebabkan waktu tinggal pati dalam ruang pengering
akan lebih lama. Akibatnya aliran udara pengering akan lebih lama melalui pati sagu yang dikeringkan, dengan
demikian jumlah air yang diuapkan dari dalam bahan akan lebih banyak.

Kata Kunci : pengeringan, tipe rotari, pati sagu, biomass

734
I. PENDAHULUAN pengeringan tersebut mempunyai keuntungan
karena kebutuhan energi panas yang gratis
Pati sagu merupakan salah satu produk
tetapi tidak efektif terutama karena sangat
olahan yang prospek untuk dikembangkan
bergantung pada penyinaran matahari.
dalam skala industri di Provinsi Papua dan
Sehingga pada malam hari atau hujan maka
Papua Barat. Potensi tersebut didukung oleh
proses pengeringan tidak dapat dilakukan.
ketersediaan bahan baku yang melimpah serta
Akibatnya kualitas dan kuantitas produk yang
potensi pasar yang masih terbuka. Luas areal
dihasilkan menjadi rendah. Pengeringan yang
penanaman sagu di Papua diperkirakan sebesar
memanfaatkan sumber panas dari pembakaran
1,2 juta Ha (Balitbanghut, 2005 dalam
biomassa dan energi matahari yang dikenal
Karmawati dkk, 2009). Luasan tersebut terdiri
sebagai pengering Efek Rumah Kaca-Hibrid
atas vegetasi dusun sagu dan hutan sagu alam.
(ERK-Hibrid) telah dikembangkan namun
Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Santoso
berbagai hasil penelitian pengeringan dengan
dkk (2010), memperkirakan kandungan pati
metode ini menunjukkan efisiensi pengeringan
dalam satu pohon sagu adalah sebesar 330 kg
yang relatif rendah yaitu rata-rata 11,23%
pati basah atau 168 kg pati kering. Jika rata-
(Aman, 2010); 8-18% (Nelwan, 1997); 26-
rata jumlah sagu pada tingkat masak tebang
35% (Mulyantara et al., 2008). Selain itu
adalah 40 pohon/ha/tahun (Haryanto dan
umumnya pengeringan dengan peralatan
Pangloli,1992), maka potensi kandungan pati
pengering ini dilakukan dengan lapisan produk
sagu di Papua adalah sebanyak 15,84 juta
tebal (deep bed) yang menyebabkan kadar air
ton/tahun pati basah atau sekitar 7,68 juta
produk untuk masing-masing lapisan tidak
ton/tahun. Untuk menghasilkan produk pati
seragam dan memerlukan proses pengaduk
umumnya melalui beberapa tahapan
secara berkala untuk meningkatkan
pengolahan yang sama, antara lain melalui
keseragaman kadar air (Manalu, 1999; Aman,
proses pengecilan ukuran, ekstraksi, hingga
2010).
pengeringan.
Peralatan pengering lain untuk pati sagu
Pengeringan merupakan tahapan yang
dan tapioka yang masih dalam tahap
kritis karena menentukan kualitas akhir produk
pengembangan di Papua adalah peralatan
sebelum disimpan sebagai persediaan, diolah
pengering tipe fluidized bed namun demikian
sebagai bahan baku, atau untuk dipasarkan.
peralatan pengeringan masih memiliki
Untuk pengeringan pati sagu maupun tapioka
kelemahan terutama untuk menghasilkan
dapat digunakan berbagai peralatan
kecepatan udara yang sesuai untuk dapat
pengeringan. Selama ini di pengeringan pati
menghasilkan fluidisasi produk. Semakin besar
yang dilakukan oleh masyarakat masih
diameter produk yang dikeringkan maka
menggunakan pengeringan dengan
dibutuhkan aliran udara yang semakin cepat
memanfaatkan sinar matahari. Metode
yang berarti membutuhkan energi penggerang

735
kipas penghembus yang semakin besar pula. panas yang berasal dari hasil pembakaran
Dalam hal pengoperasian, terutama untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), akibat harga
pengering fluidized bed dengan sistem batch, BBM yang cenderung meningkat sedangkan
alat pengering yang dikembangkan kurang ketersediaannya yang semakin menurun.
ergonomis terutama untuk pada saat input Tujuan yang ingin dicapai dari riset ini
produk ke dalam alat pengering. adalah untuk menghasilkan prototipe inovasi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peralatan pengeringan pati tipe rotari (rotary
perlu penggunaan peralatan pengering yang dryer) yang bersumber panas pengering
lebih sesuai. Peralatan pengering yang dapat berasal dari pembakaran biomassa yang layak
menjadi alternatif untuk pengeringan pati secara teknis, ekonomis dan ergonomis untuk
adalah pengering tipe rotari (rotary dryer). diterapkan pada industri pengolahan pati di
Prinsip kerja alat pengering tipe rotari ini Papua. Sasaran hasil riset ini adalah industri-
adalah mengeringkan produk yang umumnya industri pengolah pati sagu dan tapioka yang
berbentuk granular atau padatan di dalam terdapat di Papua. Hasil riset berupa alat
silinder horisontal berputar yang dialiri udara pengering tipe rotari dapat dimanfaatkan
panas untuk menguapkan air produk. terutama oleh industri-industri pengolahan pati
Pengunaan silinder horisontal berputar di Papua untuk meningkatkan kapasitas
dimaksudkan untuk memungkinkan aliran produksinya baik dari segi kuantitas maupun
udara mengalir secara merata melalui kualitas hasil produksi.
permukaan produk yang dikeringkan. Pada
bagian dalam silinder pengering diberi sirip II. METODE
(flight) untuk memudahkan produk terbuka
Penelitian tersebut akan dilakukan
terhadap aliran udara pengering. Untuk
melalui perancangan yang dilanjutkan dengan
memudahkan pergerakan produk yang
perakitan dan pengujian yang dilakukan secara
dikeringkan dalam bahan dari bagian
eksperimental untuk mengetahui kinerja alat
pemasukan bahan ke bagian pengeluaran,
pengering dalam mengeringkan pati sagu dan
maka silinder pengering tersebut disusun
tapioka. Ruang lingkup penelitian yang
membentuk sudut tertentu sehingga bagian
dilakukan meliputi perancangan, perakitan,
pemasukan bahan akan lebih tinggi dari bagian
pengujian kinerja alat, optimasi dan modifikasi
pengeluaran. Besarnya sudut yang dibentuk
alat, analisis kelayakan finansial hingga scale-
menentukan kecepatan aliran bahan dalam
up peralatan untuk skala industri skala hingga
silinder pengering. Sebagai sumber panas
menengah. Tahapan-tahapan umum penelitian
pengering digunakan panas yang berasal dari
ini yaitu :
pembakaran biomassa dalam tungku.
1. Pembuatan rancang bangun alat pengering
Penggunaan biomassa sebagai sumber panas
tipe rotari bersumber panas biomassa.
dimaksudkan untuk menggantikan sumber

736
Rancang bangun alat pengering tersebut adalah kemiringan silinder pengering
dibuat berdasarkan konsep rancangan. berputar dan sirip bagian dalam silinder
Alat pengering tipe rotari yang dirancang yang memungkinkan produk yang
berkapasitas sekitar 100-200 kg pati dikeringan melayang selama proses
basah. Sumber panas pengering untuk alat pengeringan.
ini berasal dari tungku pembakaran 4. Analisis sifat-sifat fisikokimia pati yang
biomassa yang kemudian dipindahkan dihasilkan
melalui penukar panas dan dilairkan ke Tahapan ini dilakukan setelah proses
dalam ruang pengering. pengeringan pati telah dilakukan. Proses
2. Perakitan peralatan analisis ini penting dilakukan untuk
Perakitan alat pengering dilakukan setelah mengetahui kesesuaian sifat-sifat fisik
rancangan alat pengering telah menjadi maupun kimia produk pati yang
sebuah gambar kerja. Proses perakitan dihasilkan dengan standar pati kering.
akan menghasil prototipe alat pengering Selain itu dengan mengetahui sifat-sifat
pati tipe rotari dengan sistem batch. fisik dan kimia produk yang dihasilkan,
Prototipe alat pengering tipe rotari yang akan sangat membantu dalam optimasi
dirancang berdiameter 0,4 m dengan dan modifikasi alat pengering. Beberapa
panjang 4 m. Kemiringan silinder sifat-sifat fisikokimia pati kering yang
pengering dirancang untuk akan diamati dan diukur antara lain kadar
memungkinkan aliran bahan terjadi secara air, bentuk granula, berat jenis, warna
baik menuju bagian pengeluaran. (derajat keputihan), amilosa, amilopektin,
Pengaturan putaran dan kemiringan akan suhu gelatinisasi.
menentukan lamanya proses pengeringan. 5. Optimasi dan Pengembangan Alat
Karena itu kedua faktor tersebut akan Pengering.
menjadi bagian yang akan dioptimumkan Optimasi dan pengembangan alat
dari penelitian. pengering ditujukan untuk menghasilkan
3. Pengujian kinerja peralatan. alat pengering pati tipe rotari bersumber
Pengujian kinerja ini meliputi suhu panas biomassa yang berlangsung secara
pengeringan yang dihasilkan, kapasitas kontinu dengan input bahan baku yang
kerja alat, kecepatan pengeringan, menggunakan belt konveyor. Hasil dari
efesiensi pengeringan alat, rendemen dan tahapan ini adalah prototipe alat
kadar air produk yang dihasilkan dan lain- pengering dengan sistem kontinu, yang
lain. Hasil perakitan dan pengujian akan siap diterapakan untuk industri skala
menghasilkan prototipe alat pengering kecil.
tipe rotari yang secara teknis layak.
Parameter penting dalam pengujian alat

737
6. Analisis kelayakan peralatan untuk peralatan sistem kontinu yang telah layak
pengeringan pati sagu dan tapioka skala secara teknis maupun secara ekonomi.
industri. Tahapan penelitian secara rinci
Analisis kelayakan menggunakan mengikuti alur pelaksanaan kegiatan yang
beberapa metode analisis kelayakan usaha disajikan dalam bentuk bagan alir yang tersaji
seperti analisis Net Present Value (NPV), pada Gambar 1. Bagan alir proses tersebut
Internal Rate of Return (IRR), Benefit menggambarkan tahapan kegiatan secara rinci
Cost Rasio (BCR), dan Break Even Point beserta hasil yang ingin dicapai pada masing-
(BEP). Analisis ini dilakukan untuk masing tahapan. Untuk mencapai hasil akhir
rencana scale up peralatan untuk industri penelitian berupa scale-up untuk industri skala
skala menegah hingga besar. kecil hingga menengah dibutuhkan waktu
7. Peningkatan skala peralatan (scale up). selama 3 tahun kegiatan.
Scale up alat pengering tipe rotari ini
ditujukan untuk mengembangkan

738
Gambar 1. Bagan alir pelaksanaan kegiatan penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN dalam tungku yang akan digunakan untuk
mengeringkan pati di Papua. Aliran bahan
Konsep rancangan yang dihasilkan
dalam silinder pengering searah dengan aliran
dalam penelitian ini adalah rancangan sebuah
udara panas pengering. Skema proses
alat pengering tipe rotari dengan sumber
pengeringan dengan pengering tipe rotari
pemanas yang berasal pembakaran biomassa
disajikan melalui Gambar 2.

739
Udara Hasil
Pembakaran
Input bahan
basah
Penukar
Udara Luar Panas (HE)
Udara Lembab
Silinder Pengering
Udara
Panas

Udara Kipas
Panas Aksial
Produk
Motor Penggerak Kering

Tungku Pembakaran
Biomassa

Gambar 2. Skema sistem pengering rotari dengan sumber panas biomassa

Udara panas pengeringan dihasilkan pengeluaran produk yang dikeringkan. Dengan


dalam tungku pembakaran biomassa. Udara pengeringan tipe ini, tidak diperlukan energi
panas tersebut kemudian dialirkan ke dalam tambahan untuk menggerakkan produk dalam
penukar panas (Heat Exchanger). Oleh kipas ruang silinder. Sumber panas pengeringan alat
aksial, panas tersebut dihisap dan dihembuskan pengering ini sepenuhnya berasal dari hasil
ke dalam silinder ruang pengering. Pada saat pembakaran biomassa melalui tungku
yang sama bahan berupa pati sagu yang masih pembakaran yang merupakan satu sistem yang
basah dimasukkan ke dalam silinder tidak terpisahkan dari perlatan pengering
pengering. Karena kemiringan dan putaran tersebut. Penggunaan biomassa tersebut untuk
silinder mengakibatkan bahan bergerak di mengatasi keterbatasan pemanas dari
dalam ruang pengering ke bagian pengeluaran pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM).
produk kering. Bagian dalam silinder
Bagian penukar panas terbuat dari
pengering dilengkapi dengan sirip-sirip
susunan vertikal pipa-pipa logam berdiameter
pengaliran bahan (flights) yang disusun secara
1 inchi (2,54 cm) dengan panjang masing-
horisontal searah dengan silinder. Bagian ini
masing 1 m sebanyak 49 buah. Untuk
berfungsi untuk mengalirkan bahan dan
meningkatkan luas permukaan perpindahan
menggerakkan bahan dalam ruang pengering
panas, maka penukar panas dilengkapi dengan
sehingga terbuka terhadap aliran udara
sisip-sirip besi plat yang tersusun sebanyak 8
pengering.
buah dalam ruang penukar panas. Tujuan
Produk basah yang dikeringkan bergerak
penggunaan jumlah pipa logam dan
dengan sendirinya di dalam silinder berputar
penambahan sirip adalah untuk meningkatkan
akibat kemiringan silinder pengering yang
efisiensi penukar panas tersebut.Penukar panas
disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara
kemudian digabungkan dengan tungku
bagian ujung yang pemasukan bahan dan
740
pembakaran menjadi suatu unit peralatan yang ruang penukar panas dan selanjutnya
simultan, dimana panas hasil pembakaran dihembuskan ke dalam ruang pengering. Unit
dalam tungku dapat mengalir secara efektif peralatan hasil penggabungan tersebut
dan merata ke dalam pipa-pipa logam. Panas ditampilkan melalui Gambar 3.
tersebut yang kemudian dipindahkan ke dalam

Penukar
Panas

Pipa pengaliran udara


panas ke ruang
pengering

Pemasukan
bahan bakar
Tungku
Pembakaran

Gambar 3. Unit tungku pembakaran dan penukar panas

Melalui hasil pengujian tungku peralatan pengering disajikan melalui Gambar


pembakaran dengan menggunakan bahan 4. Alat pengering tipe rotari tersebut
bakar biomassa kayu dengan rata-rata merupakan prototipe alat pengering pati sagu
sebanyak 10 kg, diperoleh suhu udara yang masih akan dikembangkan untuk
o
pengeringan maksimum sebesar 79,8 C, mendapatkan hasil yang optimum. Alat
dengan suhu udara maksimum di daerah pengering tersebut terdiri atas 2 komponen
o
sekitar ruang pembakaran sebesar 51,1 C. utama yaitu unit tungku pembakaran biomassa
Tinggi suhu udara di lingkungan sekitar dan unit silinder rotari pengering. Unit
tungku pembakaran, disebabkan karena adanya pembakaran terdiri atas ruang pembakaran,
radiasi suhu panas hasil pembakaran kayu penukar panas dan kipas penghembus.
dalam ruang pembakaran. Suhu udara Sedangkan unit silinder pengering merupakan
o
lingkungan di rata-rata 30 C. bagian fungsional atau bagian proses dari alat
Udara panas yang dihasilkan pada unit karena bagian tersebut yang mengerjakan
tungku pembakaran kemudian dialirkan ke fungsi dari perancangan alat. Baik unit tungku
dalam ruang pengering sebagai sumber panas pembakaran maupun unit silinder pengering
pengeringan pati sagu. Hasil perakitan unit

741
ditopang oleh bagian pendukung yang berupa aliran udara yang berlawanan (counter flow)
rangkaian besi siku dengan lebar 5 cm. dan untuk produk yang relatif ringan.
Silinder pengering yang dirakit Silinder pengering berputar dengan
mempunyai diameter sebesar 0,5 m dengan kecepatan 8,75 rpm. Putaran silinder
panjang 4 m. Perbandingan antara diameter dihasilkan melalui mekanisme rantai dan
dengan panjang silinder pengering didasarkan sproket yang digerakkan dengan motor listrik.
pada apa yang disampaikan oleh Land (1991) Akibat perputaran tersebut, pati dalam ruang
yang menyatakan bahwa beberapa spesifikasi pengering akan mengalami pembalikan,
dari pengering rotari antara lain panjang sehingga seluruh permukaan bahan dapat
pengering rotari tipe pemanas langsung adalah dilalui oleh aliran udara pengering. Untuk
5 hingga 8 kali diameternya, kemiringan mengarahkan aliran bahan, maka bagian dalam
silinder dari bagian pemasukan hingga bagian silinder diberi sirip (flights). Penggunaan sirip
pengeluaran produk biasanya antara 0 dan -5o. juga berguna untuk memecahkan gumpalan-
Namun demikian kemiringan positif baik gumpalan pati sehingga dapat dilalui oleh
digunakan untuk pengeringan rotari dengan aliran udara pengering.

Gambar 4. Prototipe alat pengering pati sagu tipe rotari bersumber panas biomassa

Proses pengujian alat pengering dilakukan dengan menggunakan pati sagu rata-rata sebanyak
20 kg untuk masing-masing ulangan dengan kemiringan silinder yang berbeda-beda. Hasil pengujian
disajikan melalui Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar air pati sagu dengan berbagai kemiringan silinder pengering
Laju
Kemiringan Berat KA Awal KA Akhir Lama Pengering Pengeringan
Awal (kg) (% bb) (% bb) (jam) (% bb/jam)
1o 20 44,08 18,32 2,25 11,45
o
2 20 44,22 22,41 1,75 12,46
o
3 20 44,17 24,15 1,50 13,35

742
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IV. KESIMPULAN
kadar air paling rendah diperoleh melalui
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui
perlakuan kemiringan silinder pengering
pelaksanaan penelitian ini maka diperoleh
sebesar 1 derajat yaitu sebesar 18,32% bb.
kesimpulan :
Sedangkan penggunaan kemiringan 2 dan 3
1. Penelitian ini menghasilkan prototipe alat
derajat menghasilkan masing-masing 22,41%
pengering pati sagu tipe rotari dengan
bb dan 24,15% bb. Perbedaan kadar air akhir
sumber panas biomassa hasil pembakaran
yang dihasilkan untuk masingmasing
2. Semakin kecil kemiringan silinder
perlakukan disebabkan oleh perbedaan waktu
terhadap poros akan menghasilkan kadar
tinggal (resindence time) masing-masing
air akhir bahan yang lebih rendah karena
bahan dalam silinder pengering selama proses
waktu tinggal (resindence time) yang
pengeringan. Waktu tinggal (resindence time)
lebih lama
bahan dalam ruang pengering untuk
kemiringan 1 derajat lebih lama dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
dengan kemiringan 2 dan 3 derajat. Akibatnya
bahan dengan waktu tinggal lebih lama akan Aman W.P. 2010. Optimasi Rancangan untuk
terpapar udara pengering yang lebih lama yang Meminimumkan Biaya Konstruksi
Alat Pengering Efek Rumah Kaca-
menyebabkan proses pengeringan akan Hibrid (ERK-Hibrid) untuk Jagung
berlangsung lebih cepat. Untuk pengering tipe [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
rotari, kemiringan silinder pengerig sangat
Haryanto B., Pangloli P. 1992. Potensi dan
mempengaruhi waktu tinggal bahan Pemanfaatan Sagu. Kanisius
(resindence time) dalam silinder dan juga Yogyakarta.
mempengaruhi kecepatan pergerakan partikel Karmawati, E., S.J. Munarso, I.K. Ardana, C.
Indrawanto. 2009. Tanaman
melewati ruang pengering. Semakin besar Perkebunan Penghasil Bahan Bakar
kemiringan atau perbedaan tinggi antara inlet nabati (BBN). IPB Press. Bogor.
dan outlet maka semakin besar kecepatan Land C.M.V. 1991. Industrial Drying
Equipment : selection and appilication.
pergerakan bahan melintasi silinder sehingga Marcel Deccer, Inc. new York.
mempersingkat waktu tinggal. Faktor lain yang
Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya
berpengaruh terhadap waktu tinggal adalah dengan Pengaduk Mekanis untuk
kecepatan putar silinder. Semakin cepat Pengeringan Kakao [tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana Institut
silinder berputar, maka semakin cepat bahan Pertanian Bogor.
keluar dari silinder sehingga mempercepat Mujumdar A.S. 2006. Principles,
waktu tinggal (Syah et al., 2008). Classification and Selection of Dryer.
Di Dalam : Mujumdar A.S., editor.
Handbook of Industrial Drying. Taylor
& Francis Group LLC.
Mulyantara L.T., Nelwan L.O., Agustina S.E.,
Widodo T.W., 2008. Kajian Pengering

743
Surya Tipe Efek Rumah Kaca (ERK)-
Hybrid Tipe Silinder untuk
Pengeringan Jagung Pipilan. Prosiding
Seminar Nasional Mekanisasi
Pertanian 23 Oktober 2008, Bogor.
BBPMP Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen
Pertanian.
Nelwan L.O., 1997 Pengeringan Kakao dengan
Energi Surya Menggunakan Rak
Pengering dengan Kolektor Tipe Efek
Rumah Kaca [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Santoso B., W.P. Aman., F. Pakiding. 2010.
Pra Studi Kelayakan Pengembangan
Bioetanol di Kabupaten Sorong
Selatan. Biro Investasi dan
Perekonomian Provinsi Papua Barat,
Manokwari.
Syah H., Budiastra I.W., Suroso., Nelwan L.O.
2008. Kajian Performansi Pengering
Rotari Co-Current untuk Pengeringan
Sawut Ubi Jalar. Prosiding Seminar
Nasional Mekanisasi Pertanian 23
Oktober 2008, Bogor. BBPMP Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian.

744

Você também pode gostar