Você está na página 1de 2

Sebuah afterburner atau reheat adalah sebuah komponen tambahan yang ditambahkan pada

beberapa mesin jet, terutama pesawat-pesawat supersonik di militer. tujuannya adalah untuk
menyediakan peningkatan dorongan singkat, baik untuk terbang dengan kecepatan supersonik
atau takeoff. Pada pesawat militer dorongan extra juga diperlukan pada saat combat atau saat
tempur di udara. kondisi ini diperoleh dengan menginjeksikan fuel tambahan ke dalam pipa
hilir jet dari(setelah) turbin. Bahan bakar ini disulut dengan gas panas dan menambah daya
dorong pada mesin secara besar-besaran. Keuntungan dari afterburning tentu saja adalah
tambahan thrust yang sangat signifikan, kerugiannya adalah konsumsi fuel yang sangat besar
dan inefisiensi(ke-tidakefisien-an), meskipun hal ini masih bisa diterima dalam periode yg
singkat selama afterburning dilakukan. Mesin jet dikatakan beroperasi "basah" ketika
menggunakan afterburner dan "kering" ketika tanpa afterburner.

DESIGN
Sebuah afterburner mesin jet adalah seksi buangan (bagian exhaust) yang telah
dikembangkan berisi injector-injector bahan bakar ekstra, dan karena mesin jet bagian
upstream (sebelum turbin) akan menggunakan sedikit oksigen yg dihisapnya, afterburner
adalah (pada bagian paling sederhananya), sejenis ramjet. Ketika afterburner dinyalakan, fuel
is injected, yg telah siap dibakar, bertepatan dengan temperatur yg relative tinggi dari gas yg
masuk. Pembakaran yg dihasilkan akan meningkatkan temperatur dari afterburner exit
(nozzle entry, keluaran dari afterburner adalah masukan untuk nozzle) secara signifikan,
menghasilkan peningkatan engine net thrust yang sangat tajam. Selain adanya peningkatan
stagnasi suhu pada 'exit' afterburner, juga ada sebuah peningkatan pada aliran massa pada
'nozzle'(i.e. aliran massa entry afterburner ditambah dengan aliran bahan bakar afterburner
yang effektif), tapi juga muncul penurunan pada tekanan stagnasi pada 'exit afterburner'
(disebabkan oleh rugi-rugi mendasar akibat dari pemanasan, friksi atau gesekan dan juga
rugi-rugi akibat turbulensi).

Peningkatan yang dihasilkan pada aliran volum dari exit afterburner ditampung oleh
peningkatan luas throat dari 'propulsion nozzle'. Sebaliknya, mesin turbo bagian atas
(upstream turbomachinery) dinyalakan ulang(mungkin menjadi penyebab 'compressor stall'
atau hentakan kipas pada sebuah aplikasi turbofan).
Pada orde pertama, perbandingan kotor dari 'thrust' (afterburning/dry) adalah berbanding
lurus dengan akar dari rasio temperatur stagnasi malalui afterburner (yaitu, exit/entry).

Você também pode gostar