Você está na página 1de 6

PEMANFAATAN LIMBAH GEDEBOG PISANG SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Andhika Giri Persada1 ; Muhammad Miftakhul Anwar2

Ivan Zulhendra1, Faghlaifi Naim2, Ridho Harma3, Eko Budi P4, Rizka Dwinda P5, Nikita Hayu P6,
Maidah7, Desi Setyowati Partiwi8

Universitas Islam Indonesia

Email: 13524016@students.uii.ac.id

ABSTRACT

The purpose of this program is to overcome the environmental problem that is reducing the use of
chemicals for agriculture which is widely used by farmers in Dusun Adinegaran, Butuh Village,
Purworejo District. The use of organic fertilizer is the right choice to overcome the problem. Organic
fertilizer can come from plants, animal waste and vegetable waste. The selection of basic materials used
is a gedebog pisang. The method used is to use EM4 and Molasses in Anaerob (not rotated) so as to
speed up the process of decomposition of gedebog pisang. The result will be optimal if the fermentation
time lasts for 7 to 10 days with continuous stirring every morning or evening for 10 to 15 minutes.
Stirring is useful to remove the remnants of gas contained in the sample. Liquid Organic Fertilizer (POC)
from gedebog pisang is suitable to be applied on the types of crops such as peppers, eggplant, beans,
vegetables etc. This POC has the advantage of a faster effect when compared with solid fertilizer. It is
faster absorbed by leaf stomata because it works faster with solid fertilizer but has a weakness in terms of
storage.

Keywords : POC, gedebog pisang, EM4, Anaerob, fermentation

ABSTRAK

Tujuan dari pelaksanaan program kerja ini adalah untuk mengatasi masalah lingkungan yaitu
mengurangi penggunaan bahan kimia untuk pertanian yang banyak digunakan oleh para petani di Dusun
Adinegaran, Desa Butuh, Kabupaten Purworejo. Penggunaan pupuk organik merupakan pilihan yang
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pupuk organik dapat berasal dari tumbuhan, kotoran
hewan dan limbah sayuran. Pemilihan bahan dasar yang digunakan adalah gedebog pisang. Metode
yang digunakan adalah fermentasi dengan teknologi EM4 dan Molase secara Anaerob (tidak terkena
udara) sehingga dapat mempercepat proses dekomposisi gedebog pisang. Hasil yang diperoleh akan
optimum jika waktu fermentasi berlangsung selama 7 sampai 10 hari dengan pengadukan secara terus
menerus setiap pagi atau sore hari selama 10 sampai 15 menit. Pengadukan tersebut berguna untuk
mengeluarkan sisa-sisa gas yang terkandung dalam sampel. Pupuk Organik Cair (POC) dari gedebog
pisang ini cocok diaplikasikan pada jenis tanaman palawija seperti cabai, terong, kacang, sayuran dan
sebagainya. POC ini memiliki keunggulan efek kerja yang lebih cepat jika dibandingkan dengan pupuk
padat. Hal tersebut dikarenakan lebih cepat diserap oleh stomata daun sehingga bekerja lebih instan
dibandingkan dengan pupuk padat tetapi memiliki kelemahan dalam hal penyimpanan.

Kata Kunci : POC, gedebog pisang, EM4, Anaerob, fermentasi

1. PENDAHULUAN
Perhatian masyarakat terhadap pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi
meningkat. Keadaan ini disebabkan karena semakin dirasakannya dampak negatif penggunaan
bahan-bahan kimia. Bahan-bahan kimia yang selalu digunakan untuk alasan produktivitas dan
ekonomi ternyata saat ini lebih banyak menimbulkan dampak negatif baik bagi kehidupan manusia
dan lingkungan sekitarnya. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam
pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat
meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Selain itu,
juga untuk menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan
tanah melalui penggunaan sumber alami seperti mendaur limbah pertanian. Dengan demikian, tidak
salah jika istilah pertanian organik sering diidentikkan dengan gerakanpertanian yang kembali ke
alam (Ryan, 2010).
Upaya penanggulangan limbah tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi pupuk organik
cair dengan bahan dasar gedebog pisang. Pupuk organik cair lebih mudah dimanfaatkan oleh
tanaman karena unsur-unsur sudah terurai dan jumlah tidak terlalu banyak sehingga manfaatnya
lebih cepat terasa (Pancapalaga, 2011). Pemanfaatan limbah pisang menjadi POC ditambah molase,
bioaktivator EM4, dan air sumur kemudian didekomposisi sehingga kandungan limbah terurai.
Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi limbah, selain itu maksud dari pengembangan
pupuk organik cair ini adalah agar dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan
terus-menerus karena dapat mengakibatkan tanah menjadi asam, akibatnya banyak unsure hara yang
terikat dan tidak dapat dimobilisir ke tanaman, kondisi demikian akan berakibat pada produktivitas
tanaman menjadi rendah.

2. METODE PELAKSANAAN
Program kerja ini dilaksanakan di Dusun Adinegaran Desa Butuh, Kecamatan Butuh
Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Waktu percobaan dilakukan dari tanggal 07 Agustus
2017 sampai 16 Agustus 2017 dengan sasaran target yaitu masyarakat dan kelompok tani Dusun
Adinegaran. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ember plastik, karung, kayu pengaduk,
gelas plastik, pisau, batang kayu, alat-alat tulis dan alat dokumentasi. Bahan yang digunakan adalah
gedebog pisang, molase/ air gula, air sumur, dan bioaktivator EM4.
Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam percobaan ini adalah gedebog pisang dihancurkan
terlebih dahulu untuk mempercepat proses fermentasi. Kemudian larutkan gula dengan air sumur
dalam ember kecil secara sedikit demi sedikit sambil diaduk, karena molase sangat kental sehingga
harus sedikit demi sedikit agar dapat terlarut sempurna. Selanjutnya, EM4 dimasukkan ke dalam
larutan Molase/air gula sebanyak 10 tutup botol. Penambahan EM4 selain sebagai bioaktivator juga
berperan untuk menambahkan unsur Phosphor (P) dan Kalium (K) pada Pupuk Organik Cair (POC).
Gedebog pisang dimasukkan ke dalam karung dan masukan ke ember yang telah berisi campuran
larutan EM4, molase dan air sumur. Bahan-bahan yang telah ditambahkan diaduk sekitar 10 menit
sampai adonan tercampur rata. Setelah itu, ember ditutup rapat dan dihindarkan dari panas matahari
agar udara tidak dapat masuk ke dalam ember. Pada hari ke 2 sampai hari ke 8 (optimalisasi)
dilakukan pengadukan menggunakan kayu selama 10-15 menit dua kali sehari pada pagi dan sore
hari. Produk berhasil ditandai dengan aroma wangi seperti aroma tape.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan program kerja diawali dengan sosialisasi bersama warga masyarakat Dusun
Adinegaran, Desa Butuh pada tanggal 6 Agustus 2017. Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu rumah
warga, yaitu Bapak Mujiman. Sosialisasi merupakan kegiatan perkenalan awal terhadap program
yang akan dilaksanakan. Berikut ini adalah salah satu dokumentasi pada saat kegiatan sosialisasi
berlangsung.
Gambar 1. Sosialisasi Program Kerja

Tahapan kedua ialah melakukan percobaan pembuatan pupuk organik dari gedebog pisang.
Hasil percobaan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari gedebog pisang berhasil dibuat dalam
jangka waktu fermentasi 7-10 hari dengan proses anaerob (tanpa udara) menggunakan teknologi
EM4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan pathogen dalam
tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Berikut ini adalah

Gambar 2. Potongan Gedebog Pisang

Tahap kontrol diperlukan untuk setiap harinya dengan waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15
menit untuk setiap pengadukan pada saat pagi dan siang hari untuk mempercepat proses dekomposisi
pupuk.
Gambar 3. Hasil Pupuk Organik Cair (POC) pada hari ke-7

POC dari gedebog pisang ini dikatakan berhasil apabila telah ditandai dengan timbulnya
aroma wangi seperti tape. Kemudian penggunaan pupuk cair ini harus dilarutkan terlebih dahulu
sebelum disemprotkan pada tanaman palawija dan sayuran yaitu dengan takaran tiap 1 Liter pupuk
dilarutkan dalam 20 Liter air. Penyemprotan dilakukan sesuai anjuran dari dinas terkait. Waktu yang
baik adalah saat pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB dan sore hari setelah pukul 15.00 WIB.

Tahapan akhir setelah proses pembuatan sampel pupuk ialah penyuluhan dan pelatihan
kepada warga masyarakat Dusun Adinegaran. Tahap penyuluhan merupakan tahap pemberian
informasi dan pengetahuan kepada para warga mengenai materi dan percobaan yang diberikan.
Sedangkan tahap akhirnya ialah pelatihan kepada warga untuk memberikan keterampilan agar dapat
mengolah batang pohon pisang sebagai bahan pembuatan POC.

Gambar 4. Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Pupuk dari Gedebog Pisang


4. KESIMPULAN
Pemanfaatan limbah gedebog pisang sebagai bahan baku pembuatan Pupuk Organik Cair
(POC) ini dinilai sangat bermanfaat bagi warga Dusun Adinegaran ini, khususnya para petani.
Mengingat sebagian besar hasil ladang dari dusun ini adalah tanaman pohon pisang. Selain itu
limbah gedebog pisang seringkali diabaikan setelah panen dan buah tidak tumbuh kembali. Hal ini
tentu saja akan berdampak buruk bagi lingkungan yang tercemar dengan adanya berbagai macam
limbah, salah satunya yaitu limbah gedebog pisang. Dengan megetahui cara membuat Pupuk
Organik Cair ini, tentu saja para warga Dusun Adinegaran dapat memanfaatkan gedebog pisang dari
hasil panen buah-buahan pisang tersebut hingga menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis dan
bermanfaat bagi warga itu sendiri. Pembuatan POC ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu
alternatif dari ketergantungan pemakaian Pupuk Kimia yang dapat berdampak negatif bagi
lingkungan dan kesehatan jika digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

5. REFERENSI

Balai Penelitian Ternak, 2003. Kotoran Kambing-Domba pun Bisa Bernilai Ekonomis. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia 25 (5): 16-18.

Hardjowigeno S, 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Pancapalaga W, 2011. Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah ternak dan Hijauan terhadap Kualitas
Pupuk Cair. Gamma 7 (1): 61-68.

Ryan, I. 2010. Respon Tanaman Sawi (Brasica juncea.L.) Akibat Pemberian Pupuk NPK dan
Penambahan Bokashi Pada Tanah Asal Bumi Wonorejo Nabire. Fakultas Pertanian
Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire dalam Jurnal Agroforestri.

Você também pode gostar