Você está na página 1de 7

ANALISA HIDROLIKA PERENCANAAN PINTU KLEP OTOMATIS

FIBER RESIN PADA COLLECTOR DRAIN LERENG DENGAN MODEL


SIMULASI HEC-RAS
Atika Prabawati.1,Ir. Dwi Priyantoro, MS.2, Dian Sisinggih, ST., MT., Ph.D.2
1)
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail : Atikaprabawai93@gmail.com

ABSTRAK
Analisa hidraulika yang dilakukan khususnya pada Collector Drain Lereng di Kabupaten
Purworejo Jawa Tengah ini adalah pengaruh tinggi muka air dan tekanan terhadap bukaan
pintu klep otomatis fiber rasin agar tidak terjadi luapan air dan back water secara analitis dan
simulasi HEC-RAS dengan tiga kondisi yaitu, eksisting, dengan penambahan tanggul, dan
dengan penambahan tanggul serta pintu klep otomatis.
Dari hasil perhitungan analitis di dapatkan penambahan tanggul kiri (rerata) sebesar 0,6 m
saluran collectore drain sehingga aman dari meluap. Dengan adanya pemasangan Pintu Klep
Otomatis fiber resin pada collector drain Lereng debit sebesar 15 m3/detik dengan elevasi
tinggi muka air 3,56 m diharapkan akan menjadi 3,07 m. Perbandingan antara di pasang atau
tidaknya pintu klep otomatis ini adalah ketika tidak ada pintu klep otomatis maka penambahan
tanggul sebesar 0,6 m sepanjang 5000 m pada collector drain sedangkan ketika dipasang pintu
klep otomatis penambahan tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 3500 m pada collector drain.
Hasil simulasi HEC-RAS menunjukkan perbedaan antara tanpa pintu dan dengan adanya
pintu pintu klep otomatis. Untuk tanpa pintu tinggi muka air sebesar 2,46 m yang artinya
adanya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,46 m dan jika ada pintu pintu klep otomatis
tinggi muka air menjadi 2,39 m yang artinya penambahan tanggul kiri rerata setinggi 0,28 m
pada collector drain.
Kata Kunci : Main drain, collector drain, pintu klep otomatis, fiber resin, HEC-RAS

ABSTRACT
Analysis of hydraulics conducted specifically on Collector Drain Slope in Purworejo,
Central Java this is the influence of high pressure water and pressure the door open-
ings automatic fiber rasin in order not to water overflow occurs and back water in analytical
and simulation of HEC-RAS with the three conditions included existing condition, with the
addition of the embankment, and with the addition of the embankment as well as automatic
valve door.
Analytical calculation of the results in the addition of the left embankment get (average) of 0.6
m collectore channel drain so it is safe from overflowing. With the installation of Automatic
fiber resin automatic valve door on a collector drain discharge Slope of 15 m3/s with high
elevation face water 3.56 m expected to be 3.07 m. A comparison between the automatic valve
door in pairs or whether this is when there is no addition of embankment then automatic valve
door 0.6 m along the 5000 m at collector drain while mounted automatic valve door addition
of 0.3 m along the embankment into a 3500 m at collector drain.
The results of the simulations of HEC-RAS showed the difference between without doors
and with the automatic valve door. For without the door face high water of 2.46 m which
means the presence of the addition of the embankment left average as high as 0.46 m and if
there is a door high water became the face of automatic valve door 2.39 m which means the
addition of the embankment left average as high as 0.28 m on a collector drain.
Key Words : Main drain, collector drain, automatic valve door, fiber resin, HEC-RAS

1. PENDAHULUAN agar tidak terjadi luapan air sehingga


Salah satu kebutuhan mendasar menyebabkan banjir akibat fluktuasi.
makhluk hidup di dunia ini yang tidak
dapat terpisahkan adalah air. Air me- 2. BAHAN DAN METODE
rupakan sumber kehidupan dan mem- 2.1. Kondisi daerah studi
punyai arti serta peran penting bagi sektor Lokasi daerah kajian studi berada di
kehidupan. Tanpa air manusia tidak Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa
mungkin dapat hidup karena untuk ber- Tengah. Secara geografis Kabupaten
bagai macam kegunaan, manusia selalu Purworejo terletak diantara 109o50-
mengkonsumsi air dan menggunakan ber- 110o02 Bujur Timur dan 7o41-7o54
bagai kumpulan air di permukaan bumi ini. Lintang Selatan. Kabupaten Purworejo
Saluran Main Drain Lereng merupakan salah satu dari wilayah
merupakan saluran pembuang air utama Proivinsi Jawa Tengah yang berada di jalur
dari daerah irigasi Sudagaran, air yang utama lintas selatan Pulau Jawa.
masuk ke main drain berasal dari air Di dataran Purworejo ini tersusun oleh
buangan beberapa saluran termasuk afvour endapan alluvium yang terutama berasal
Delangu, afvour Kemamang, afvour Galur, dari rombakan batuan gunung api tersier
afvour Pengampon dan saluran Collector penyusun Pegunungan Serayu Selatan dan
Lereng. Dari beberapa saluran tersebut Pegunungan Kulon Progo. Sehingga ter-
mengakibatkan fluktuasi yang terjadi di bentuk dataran Purworejo yang berjenis
main drain yang sering kali menyebabkan tanah alluvial, latosol, podosonik dan
peluapan air. regosol.
Fluktuasi disini juga disebabkan akibat Daerah Kabupaten Purworejo dialiri
meningkatnya tinggi muka air di sungai oleh tiga sungai utama, yaitu Kali Wawar
Jali. Pintu klep adalah salah satu pintu air di sebelah barat, Kali Jali di bagian tengah,
yang pengoperasiannya dilakukan secara dan Kali Bogowonto di sebelah timur. Kali
otomatis dengan membuka dan me- Wawar juga menjadi batas antara
nutupnya pintu pada setiap perubahan Kabupaten Kebumen di sebelah barat dan
muka air baik diudik/hulu maupun dihilir. Kabupaten Purworejo di sebelah timur.
Pintu ini juga mempunyai fungsi menahan Bagian hulu dan hilir ketiga sungai tersebut
intrusi salinitas, mampu bekerja pada tinggi mempunyai pola aliran sejajar berarah
muka air (head) yang rendah serta utara-selatan. Akan tetapi di bagian tengah
menunjang sistem air satu arah. ketiganya mempunyai pola aliran sejajar
Melihat permasalahan yang terjadi berarah timur laut-barat daya. Di bagian
di saluran main drain dan collector drain hilir Kali Bogowonto sudah mem-
Lereng dibutuhkan penanganan segera perlihatkan bentuk aliran berkelok-kelok
dengan merencanakan pintu klep otomatis atau meandering, yang menunjukkan
pada collector drain Lereng untuk sebagai aliran sungai berstadium tua.
mengatur air buangan dari area persawahan
P = b + 2 h m 2 1
Q =V.A
dimana:
Q = debit saluran (m3/dt)
V = kecepatan aliran (m/dt)
A = luas penampang basah (m2)
R = jari-jari hidrolis (m)
P = keliling basah (m)
b = lebar dasar (m)
h = tinggi air (m)
Gambar .1. Data Curah Hujan Maksimum I = kemiringan dasar saluran
Tahunan DAS Bendung K = koefisien kekasaran Strickler, (m
Bandung 1/3
/dt)
Sumber : Data m = kemiringan talud (1 vert. : m hor.)
2.4. Analisa back water menggunakan
2.2. Drain Modul metode tahapan standar
Drainase modul adalah jumlah air yang Aliran balik terjadi apabila aliran
harus didrainase karena apabila tidak akan mengalami hambatan akibat adanya
menimbulkan genangan, hal ini tergantung bangunan atau rintangan pada saluran
dari curah hujan. Data n tahun, dengan data tersebut. Pengaruh kenaikan muka air pada
hujan per 1 hari, 2 hari, atau 3 hari. bagian hulu bangunan tersebut perlu
D(n) = R(n)T + n (I-ET-P) + S dianalisis dengan sasaran utama me-
Dengan: nentukan bentuk profil aliran (aliran
n = jumlah hari berubah lambat laun/Gradually Varied
D(n) = limpasan pembuang permukaan Flow).
selama n hari(mm) Standart Step Method juga dipakai
R(n)T = curah hujan dalam n hari berturut untuk saluran tak prismatik. Pada saluran
- turut dalam periode ulang T tak prismatik, unsur hidrolik tergantung
tahun pada jarak di sepanjang saluran.
I = pemberian air irigasi (mm /hari) =
ET = evapotranspirasi (mm/hari) 2,22
P = perkolasi (mm/hari) = kelandaian garis energi
S = genangan eksisting (Sn0)
2.5. Hidrostatika pintu klep otomatis
Genangan ijin (Sn)
Pintu air otomatis ini biasanya
Kemudian di ubah dalam satuan
digunakan untuk pengendalian banjir di
lt/detik/hektar menggunakan rumus:
( )
daerah yang jauh dari pemukiman. Pada
Dm = ( saat muka air hulu rendah (tidak banjir),
, )
2.3. Evaluasi kapasitas saluran karena berat sendiri pintu akan menutup.
Untuk evaluasi kapasitas penampang Tekanan hidrostatis di sebelah hulu tidak
saluran irigasi / drainase, aliran saluran mampu untuk me-lawan berat pintu dan
dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu tekanan hidrostatis di sebelah hilir. Pada
dipergunakan rumus Strickler (KP. 03): waktu muka air hulu naik (banjir) tekanan
V = K R2/3 I 1/2 hidrostatis akan bertambah besar. Elevasi
R =A/P muka air hilir dianggap konstan, yang bisa
A = (b + m . h) h berupa daerah laut atau sungai besar. Pada
elevasi muka air hulu tertentu, tekanan PV1
H = 2 cm

hidrostatis yang terjadi sudah cukup besar PV3

sehingga mampu untuk membuka pintu. PV4=PV2

Dengan terbukanya pintu tersebut air banjir


PH1
bisa di buang melalui pintu (Triatmodjo, PH3
PH2
1993:62). PH4

Bila sebuah permukaan bidang


tenggelam dalam fluida (in-kompresibel)
maka gaya-gaya akan bekerja pada
permukaan karena fluida tersebut. Berikut
Gambar .2. Hidrostatika Pintu Klep
langkah langkah rumus pengerjaan: Otomatis
a. Kedalaman air di hilir dan hulu Sumber : Data Perencanaan
= cos
b. Luas pintu 2.6. Simulasi HEC-RAS
Elevasi muka air pada alur
= sungai/saluran perlu dianalisis untuk
c. Gaya tekanan hidrostatis di hilir mengetahui pada bagian manakah terjadi
= . . . luapan pada alur sungai/saluran, sehingga
d. Momen inersia dapat ditentukan dimensi untuk perbaikan
1 sungai/saluran. Alam menganalisis kondisi
= sungai tersebut dapat digunakan program
12
e. Letak pusat tekanan HEC-RAS 4.1.0 yang dikeluarkan oleh U.S
Army Corps of Engineers. Program HEC-
= + RAS sendiri dikembangkan oleh The
Hydrologic Engineer Center (HEC), yang
f. Gaya tekanan hidrostatis di hulu
merupakan bagian dari oleh U.S Army
= . . . Corps of Engineers.
g. Jarak searah pintu dari sendi ke muka Program HEC-RAS 4.1.0 meng-
air gunakan pengaturan data dimana dengan
data geometri yang sama bisa dilakukan

= kalkulasi data aliran yang berbeda-beda,
cos
h. Letak pusat tekanan dari muka air hulu begitu juga dengan sebaliknya. Data
geometri terdiri dari layout permodelan
= + disertai cross section untuk saluran-saluran
= + yang di-jadikan model. Data aliran
ditempat-kan terpisah dari data geometri.
i. Pada saat pintu mulai membuka, momen
Data aliran bisa dipakai salah satu antara
statis terhadap sendi adalah nol, = data aliran tunak (steady) atau data alira tak
0 tunak (unsteady). Dalam masing - masing
data aliran tersebut harus terdapat
0,5 sin (
boundary condition dan initial condition
1,04 ) = 0
yang sesuai agar permodelan dapat
dijalankan. Selanjutnya bisa dilakukan Tabel 1. Debit puncak
kalkulasi dengan membuat skenario Saluran Q (m3/detik)
simulasi. Skenario simulasi harus terdiri Collector drain 15
dari satu data geometri dan satu data aliran.
Main drain 40
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber : Anonim
3.1. Drain Modul
Berdasarkan hasil data inventory di 3.2. Evaluasi Kapasitas Saluran
lapangan terdapat beberapa saluran Tabel 2. Evaluasi kapasitas main drain dan
pembuang yang ada di daerah irigasi collector drain eksisting
Tangg Tangg
Sudagaran Siwatu diantaranya yaitu afvour No. Ruas Saluran
B q h
ul kiri ul I
A P R V
(m) (m2/d (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt)
Pengampon kanan, kiri, tengah, afvour [1]
A
[2]
Main Drain Lereng
[4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13]

Kemamang, kali / afvour Delangu, 1


2
P. 5 - P. 3
P. 3 - P. 2
28.0 1.43
27.4 1.46
1.67
1.08
2.57
2.67
2.36
2.54
0.00020
0.00085
48.16
30.22
31.69
29.82
1.52
1.01
0.83
1.32
3 P. 2 - P. 1 28.4 1.41 1.23 2.99 2.42 0.00052 35.63 31.15 1.14 1.12
collector drain lereng dan main drain 4
B
P. 1 - P. 2 27.5 1.45
Collector Drain Lereng
2.57 2.90 2.46 0.00005 73.84 33.24 2.22 0.54

Lereng. Afvour afvour tersebut sebagian 1


2
P.0 - P.2 12.00 1.25
P.2 - P.4 12.00 1.25
2.97
2.97
1.12
1.20
2.03
2.00
0.00002
0.00002
44.38
44.38
20.39
20.39
2.18
2.18
0.34
0.34

besar akan ber-kumpul di main drain lereng 3


4
P.4 - P.6 11.50 1.30
P.6 - P.8 11.50 1.30
1.20
1.63
1.10
1.14
1.85
2.11
0.00047
0.00017
15.23
21.45
14.89
16.12
1.02
1.33
0.98
0.70
25 P.48 - P.50 16.50 0.91 1.01 2.44 3.01 0.00040 17.70 19.36 0.91 0.85
yang akhirnya menuju sungai Jali dan 26 P.50 - P.51A 17.00 0.88
Rata - rata 12.04 1.28
0.67
1.84
2.82
1.69
3.12
2.39
0.00150
0.0003
11.79 18.89 0.62 1.27

hanya sebagian kecil saja yang di buang ke Sumber : Hasil Perhitungan


sungai wawar yaitu dari afvour Delangu ke
Kanan. +3,345

D(n) = ( ) + ( )
Dengan: +3,174

n = 3 hari
D(n) = limpasan pembuang per-
mukaan selama n hari
(mm)
R(3)10th = 313,00 mm
IR = 4,04 mm/hari Gambar .3. Beda tinggi muka air antara
ET = 4,04 mm/hari main drain dan collector drain
P = 3,00 mm/hari Sumber : Hasil Perhitungan
S = 50,00 mm Dari hasil perhitungan kapasitas di
Kondisi air irigasi diteruskan: dapatkan gambar pertemuan antara main
D(3hr) = 313 + 3(3,55 3,55 drain dan collector drain dengan h
3) 50 sebesar 1,9910 m menyebabkan terjadinya
D(3hr) = 254,00 luapan ke collector drain akibat back
Modulus pembuang: water. Maka dari itu dilakukan analisa
( ) perhitungan Back Water.
Dm =( , )
( ) 3.3. Analisa Back Water
Dm =( , )
Tabel 3. Evaluasi tinggi muka air back
Dm = 9,80 lt/detik/ha water collector drain dengan
Debit rencana: metode tahapan standar
Qd =
Qd = 1 9,80 585,5
Qd = 14821,57 lt/detik
h back
Elv. Tinggi
Sf = Pada simulasi kondisi pemasangan
Lokasi back energi
water
water 2
(V /2g)
2 2
n .V /R
4/3
pintu klep ini terlihat pengurangan
1 3 4 11 15 penambahan tanggul menjadi 0,28 m.
P.51A - P.50 2.60 2.95 0.0049 0.0000
P.50 - P.48 2.55 3.07 0.0051 0.0000
P.48 - P.46 2.55 3.15 0.0051 0.0000
P.46 - P.44 2.53 3.17 0.0052 0.0000
P.44 - P.42 2.51 3.26 0.0053 0.0000
P.6 - P.4 2.06 3.51 0.0136 0.0001
P.4 - P.2 2.02 3.56 0.0143 0.0001
P.2 - P.0 2.01 3.56 0.0144 0.0001
Sumber : Hasil Perhitungan
Tinggi muka air di main drain
setinggi 2,6 m memberikan dampak aliran
balik di collector drain rerata setinggi 2,3
m.
Gambar .5. Profil muka air di collector
drain Lereng
3.4. Analisa Hidrolika Pintu Klep
0.50
Sumber : Hasil Perhitungan
3.90 1.00 1.50 3.90
Tabel 4. Rekapitulasi hasil analitis dan
HEC-RAS
Tinggi Volume
Tinggi
muka air air
penambahan Waktu
hilir collector
tanggul kiri (jam)
collector drain
rerata (m)
drain (m) (m)
1.00 Eksisting 2,60 - 166,45 3,08
4.60 4.60 Analitis
0.50 0.50 Tanpa Tanggul 2,60 0,60 188,94 3,50
Pintu HEC- Eksisting 2,45 - 121,791 3,07
0.30
RAS Tanggul 2,46 0,46 139,202 3,35
Pintu
Analitis Klep 2,00 0,30 140,33 2,60
1.15 2.00 2.00 2.00 2.00 1.65 Dengan Otomatis
Pintu Pintu
HEC-
RAS
Klep 2,39 0,28 125,996 4,12
Otomatis
Gambar .4. Perencanaan Pintu Klep
Sumber : Data Perencanaan Sumber : Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan pintu akan
membuka apabila elevasi muka air hulu 4. KESIMPULAN
adalah 1,52 cm di atas elevasi muka air Berdasarkan hasil perhitungan analitis
hilir. dan perhitungan analisa berdasarkan
simulasi bantuan softwere HEC-RAS
3.5. Simulasi HEC-RAS tentang penggunaan pintu klep otomatis
a. Kondisi Eksisting fiber resin sebagai alternatif pada collector
Terjadi beberapa luapan di beberapa drain maka dapat ditarik kesimpulan
section, untuk itu dicoba alternatif kedua sebagai berikut :
menggunakan penambahan tanggul kiri. 1. Dampak yang ditimbulkan oleh back
b. Kondisi Penambahan Tanggul water main drain yang mempunyai
Pada simulasi kondisi II ini terlihat debit puncak 40 m3/detik me-
peluapan sudah aman, namun penambahan nyebabkan luapan ke arah sisi kiri
tnggul kiri terlalu tinggi rerata 0,46 m. saluran collector drain yang mem-
Maka dicoba alternatif ketiga dengan punyai debit puncak 15 m3/detik.
pemasangan pintu klep otomatis. Luapan tersebut mengakibatkan ter-
c. Kondisi Penambahan Tanggul dan genangnya areal sawah sebesar 348,22
Pintu Klep Otomatis ha/hr.
2. A. Hasil perhitungan analitis
i. Penambahan tanggul kiri (rerata) 5. DAFTAR PUSTAKA
sebesar 0,6 m saluran collectore 1. Anonim. 2012. Desain Tata Air
drain aman dari meluap. dan Tata Ruang Pintu Klep.
ii. Dengan adanya pemasangan Pintu http://drainase.com (diakses 10
Klep Otomatis fiber resin pada Desember 2015).
collector drain Lereng debit se- 2. Anonim. 2013. Kajian Kinerja
besar 15 m3/detik dengan elevasi Pasang Surut Terhadap
tinggi muka air 3,56 m diharapkan Produktivitas Pertanian.
akan menjadi 3,07 m. http://Kondisijawatengah.com.
iii. Perbandingan antara di pasang (diakses 7 Januari 2016).
atau tidaknya PKO ini adalah 3. Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika
ketika tidak ada PKO maka Saluran Terbuka. Jakarta: Erlangga.
penambahan tanggul sebesar 0,6 Ghosh, S. N. 1986. Flood Control
m sepanjang 5000 m pada and Drainage Engineering. Indian
collector drain sedangkan ketika Institut of Technology: Oxford &
dipasang PKO penambahan IBH Publishing CO. PVT. LTD.
tanggul menjadi 0,3 m sepanjang 4. Kementerian Pekerjaan Umum
3500 m pada collector drain. Hal Badan Penelitian dan
ini dapat menghemat pekerjaan Pengembangan. 2006. Pintu Air
timbunan nantinya. Otomatis Tahan Korosi Bahan
B. Hasil simulasi HEC-RAS Fiber Resin. Jakarta: Pusat
Hasil simulasi HEC-RAS Penelitian dan Pengembangan
menunjukkan perbedaan antara tanpa Sumber Daya Air.
pintu dan dengan adanya pintu PKO. 5. PT. Saka Buana. 2014. Laporan
Untuk tanpa pintu tinggi muka air Nota Desain Desain Rehabilitasi
sebesar 2,46 m yang artinya adanya Jaringan Irigasi DI. Wadaslintang.
penambahan tanggul kiri rerata Malang: PT. Saka Buana Yasa
setinggi 0,46 m dan jika ada pintu Selaras.
PKO tinggi muka air menjadi 2,39 m 6. Triatmodjo, B. 1996. Hidraulika I.
yang artinya penambahan tanggul kiri Yogyakarta: Beta Offset.
rerata setinggi 0,28 m pada collector
drain. Berikut adalah hasil rekapan
perbandingan perhitungan analitis dan
simulasi HEC-RAS.
Untuk hasil rekapitulasi antara
hasil analitis dan simulasi HEC-
RAS bisa dilihat pada tabel 5.
3. Perencanaan pemasangan pintu
klep otomatis fiber resin pada
collector drain mampu mem-
perkecil volume air yang awalnya
166,45 m3 menjadi 140,33 m3 se-
hingga bisa mengurangi pe-
nambahan tinggi tanggul di sisi
kiri saluran collector drain yang
meluap.

Você também pode gostar