Você está na página 1de 3

Penerapan Tabel Moyers atau sering dikenal dengan Metode Moyers

Dasar dari metode ini adalah adanya korelasi antara satu kelompok gigi
dengan kelompok lain. Jadi dengan mengukur jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi
dalam satu kelompok dalam satu segmen, dimungkinkan membuat suatu
perkiraan yang tepat jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi dari kelompok yang lain
dalam mulut yang sama. Dalam hal ini kelompok yang dipakai sebagai pedoman
adalah keempat gigi incisivus bawah.

Pemakainan keempat gigi incisivus sebagai kelompok pedoman dengan alasan :


1. Merupakan kelompok gigi permanen yang timbuhnya paling awal,
2. Mudah diukur dengan tepat baik secara intra oral maupun ekstra oral,
3. Ukurannya tidak terlalu bervariasi bila dibandingkan dengan gigi
incisivus rahang atas.

Keuntungan penerapan rumus Moyers adalah sebagai berikut :


1. Kesalahan relatif kecil, dan hasil cepat diketahui;
2. Dapat dikerjakan oleh yang sudah ahli maupun yang belum;
3. Tidak membutuhkan banyak waktu;
4. Tidak memerlukan alat khusus termasuk rongen foto;
5. Dapat dikerjakan dalam mulut maupun pada model studi;
6. Dapat dikerjakan baik rahang atas maupun rahang bawah.

Cara menggunakan analisis moyers adalah sebagai berikut :


1. Mengukur Lebar M-D keempat gigi I permanen mandibula dan
dijumlahkan.
2. Jika terdapat gigi I yang berjejal, menandai jarak antar I dalam lengkung
gigi tiap kuadran dimulai dari titik kontak gigi I sentral mandibula.
3. Mengukur jarak tanda di bagian anterior (bagian distal gigi I lateral
permanen) ke tanda di permukaan mesial dari gigi M1 permanen (space
available untuk C,P1 dan P2 dalam 1 kuadran). Dapat dilakukan
menggunakan kawat atau dengan kaliper.
4. Menjumlah lebar M-D keempat gigi I mandibula dibandingkan dengan
nilai pada tabel proporsional dengan tingkat kepercayaan 75% untuk
memprediksi lebar gigi C dan P maksila dan mandibula yang akan erupsi
pada satu kuadran.
5. Membandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan ruang yang diprediksi
(dari tabel) pada kedua rahang. Jika diperoleh nilai negatif, maka dapat
disimpulkan adanya kekurangan ruang.

Cara mengukur tempat yang tersedia (available space) :


Ada 2 cara pengukuran:
1. Pengukuran dengan menggunakan brasswire (lihat metode Nance)
2. Pengukuran dengan cara segmental, yaitu sbb:
Membagi lengkung rahang menjadi 4 segmen yaitu segmen I1-I2 kanan,
segmen I1-I2 kiri, segmen distal I2-mesial M1 kanan dan segmen distal I2-
mesial M1 kiri.
Menghitung masing-masing segmen dengan menggunakan kawat atau
kaliper.
Menjumlahkan hasil pengukuran lebar segmen I1-I2 kanan+lebar segmen
I1-I2 kiri+ lebar segmen distal I2-mesial M1 kanan+ segmen distal I2-
mesial M1 kiri.
Mencatat hasil pengukuran yang didapat sebagai sebagai required space
(tempat yang dibutuhkan) untuk rahang atas dan rahang bawah.

Cara mengukur tempat yang dibutuhkan (required space):


1. Menghitung lebar M-D keempat gigi I rahang bawah
2. Menjumlah lebar M-D keempat I rahang bawah dibandingkan dengan nilai
pada tabel proporsional (tabel Moyers) untuk memprediksi lebar gigi C
dan P rahang atas dan rahang bawah yang akan erupsi pada satu kuadran.
3. Required space= jumlah lebar M-D keempat I +( 2 x (nilai pada tabel
prediksi)).
DAFTAR PUSTAKA bal-abal wkwk :D

1. Finn, S.B., 1973. Clinical Pedodontic, 4 th. ed., W.B. Saunders Co.,
Philadelphia
2. McDonald, R.E. and Avery, D.R., 1994. Dentistty for Child and
Adolescent. 6 th. ed., Mosby, Teaxbook Inc., St. Louis.
3. Sim, J.M., 1972. Minor Tooth Movement in Children, C.V. Mosby Co., St.
Louis
4. Snawder, K.D., 1980. Handbook of Clinical Pedodontic, C.V. Mosby Co.,
London

Você também pode gostar