Você está na página 1de 2

PROVENSI

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi hasil TB. Bersama dengan malaria dan HIV AIDS, TB menjadi salah satu penyakit
yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Salah satu indikator yang
digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi
jumlah pasien baru TBA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru
BTA positif yang diperkirakan ada dalam wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan
menetapkan target CDR minimal pada tahun 2010 sebesar 70%. Dalam upaya peningkatan
efektifitas pengendalian TB, Sulawesi Barat telah melakukan upaya penguatan DOTS yang
merupakan kebijakan nasional dalam pengendalian Tuberkulosis. Kunci utama dalam DOTS
yaitu : komitmen, doagnosa yang benar dan baik. Ketersediaan dan lancarnya distribusi
obat, pengawasan Profil Kesehatan Sulawesi Barat tahun 2013 28 28 penderita menelan
obat dan pencatatan dan pelaporan penderira dengan baik dan benar dengan sistem kohort.
Gambar 3.11 Angka Penemuan Kasus (CDR) Per Kabupaten Provinsi Sulawesi Barat tahun
2013 Sumber : Program P2PL Dinas Kesehatan Sulawesi Barat, 2013 Angka penemuan
kasus Case Detection Rate (CDR) Sulawesi Barat tahun 2012 sebesar 52% mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2013 sebesar 57%. Kabupaten Majene adalah Kabupaten
dengan pencapaian CDR sebesar 91% dan paling rendah adalah Kabupaten Mamasa
sebesar 13%. CDR Sulawesi Barat sebesar 52%. Capaian ini belum mencapai target MDGs
sebesar 70%. Hal ini tentu menjadi tantangan terbesar bagi Sulawesi Barat untuk dapat
mencapai target MDGs pada tahun 2015. Profil Kesehatan Sulawesi Barat tahun 2013 29 29
Tantangan yang dihadapi dalam upaya penanganan TB di Sulawesi Barat antara lain: 1.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengakibatkan tingginya resiko penyebaran
infeksi. Hal ini terkait dengan advokasi, komunikasi dan mobilisasi social belum optimal,
terbatasnya akses pelayanan dan belum maksimalnya kemitraan antara public-swasta; 2.
Masih tingginya penemuan kasus yang belum diimbangi dengan ketersediaan pelayanan
pengobatan yang memadai. Layanan pengobatan untuk TB secara rutin belum merata. 3.
Masih terbatasnya penguatan kebijakan pengendalian TB berbasis local di Sulawesi Barat.
Diperlukan penguatan pelayanan kesehatan, informasi dan pendanaan tingkat daerah 4.
Belum optimalnya sistem informasi untuk penyusunan kebijakan berbasis fakta. Saat ini
penerapan elemen strategi TB, penguatan sistem kesehatan, peran serta petugas
kesehatan, ASCM, dan riset masih kurang optimal 5. Masih terbatasnya sumber pendanaan
untuk menanggulangi TB di Sulawesi Barat. Selama ini sumber dana Profil Kesehatan
Sulawesi Barat tahun 2013 30 30 pendanaan penanggulangan TB di Sulawesi Barat
sebagian besar berasal dari bantuan luar negeri (GF TB). Untuk itu diperlukan peningkatan
mobilisasi sumber daya local dan peningkatan efisiensi anggaran bersumber APBD dalam
peningkatan program TB. c. HIV AIDS Human Immunodeficiency a-sel sistem imu
KABUPATEN MAJENE

TB Paru Terjadi penurunan penemuan kasus baru BTA (+) pada tahun 2014
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebanyak 272 kasus baru BTA (+) dengan
rincian 163 penderita laki-laki dan 109 penderita perempuan. Sedangkan jumlah seluruh
kasus TB yaitu sebesar 278 kasus dengan rincian 166 penderita lakilaki dan 112 penderita
perempuan, dan 3 diantaranya merupakan kasus TB anak usia 0-14 tahun (sekitar 1,1%).
Salah satu indikator yang digunakan dalam upaya pengendalian TB adalah Case Notificatio
Rate (CNR) atau Angka Notifikasi Kasus, yaitu angka yang menunjukkan jumlah pasien TB
(semua tipe) yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk pada satu periode di
suatu wilayah tertentu. CNR kasus baru BTA (+) per 100.000 penduduk di Kabupaten
Majene untuk tahun 2014 sebesar 172,1 dan untuk seluruh kasus TB (semua tipe) sebesar
175,9. Gambar 11 Jumlah Kasus Baru BTA (+) di wilayah Kabupaten Majene Tahun 2011-
2014 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2014 Kab. Majene Meskipun terdapat
penurunan penemuan kasus baru BTA (+), tetapi masih terdapat banyak sekali kasus TB
BTA (+) di daerah Kabupaten Majene dan masih akan terus mengalami peningkatan karena
penularan terus berlangsung. Oleh sebab itu dengan metode penemuan kasus secara aktif
oleh petugas di lapangan diharapkan dapat memutuskan mata rantai penularan TB Paru
khususnya pada usia anak-anak. Selama 2 tahun terakhir, kasus baru BTA (+) terbanyak
ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Pamboang sebanyak 44 kasus, sedangkan kasus
terendah ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Ulumanda dan Salutambung. Ditambah
pula dengan penemuan kasus melalui pencatatan di RSUD Kabupaten Majene sebagai
kegiatan lintas sektor untuk menjaring kemungkinan adanya peningkatan kasus TB Paru,
tahun 2014 terdapat 23 kasus BTA (+) di RSUD Kabupaten Majene. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran tabel 7. 349 342 287 272 231 234,9 186,5 172,1 100 150 200 250 100
150 200 250 300 350 400 450 500 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Thn 2014 Jml kasus BTA
(+) CNR per 100.000 pddk 20 || Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2014 Untuk
mengukur keberhasilan program TB Paru dapat dilihat dari indikator persentase angka
kesembuhan (Cure Rate), persentase pengobatan lengkap (complete rate) dan angka
keberhasilan pengobatan (success rate). Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel
9 dan pada gambar berikut ini. Gambar 12 Jumlah Penderita BTA (+) diobati, Persentase
Kesembuhan dan Success Rate Kabupaten Majene Tahun 2010-2013 Sumber: Data Profil
Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Pada gambar nampak jelas terjadi penurunan jumlah
kasus yang dikuti juga dengan penurunan keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA
(+). Hal tersebut antara lain disebabkan adanya beberapa pasien yang menolak untuk
melanjutkan pengobatan dengan berbagai alas an pribadi. Selain itu ada pula pasien yang
berpindah pengobatan ke daerah lain, dimana petugas di daerah baru tersebut tidak
melakukan follow up terhadap pasien. Sehingga tidak ada feedback tentang kondisi akhir
pasien apakah dinyatakan telah sembuh atau masih dalam proses pengobatan. Selain itu
terdapat beberapa petugas dilapangan yang tidak melaksanakan follow up hasil akhir
pengobatan dengan baik. Tercatat pula sebanyak 13 jumlah kasus kematian selama
pengobatan penderita TB Paru dengan rincian 7 kasus kematian laki-laki dan 6 kasus
kematian perempuan. dengan angka kematian selama pengobatan sebesar 8,2 per 100.000
penduduk, angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya.

Você também pode gostar