Você está na página 1de 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadits Kefakiran dapat menjerumuskan seseorang
kedalam kekufuran. Kefakiran adalah salah satu bentuk penyakit yang memang
seringkali dapat membuat orang terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan. Oleh sebab
itu, masalah kekayaan atau harta merupakan hal urgen dalam agama. Allah dengan tegas
memerintah hambanya agar tidak melupakan kehidupan dunia dan mempunyai etos kerja
yang tinggi dalam meraih kehidupan di dunia mendapat perhatian besar dalam Islam.

Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 Allah berfirman :Hai orang-orang yang beriman
apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majelis maka lapangkanlah
niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah
kamu maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat 11 ini, diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari
Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada suatu hari yaitu hari Jumat, Rasulullah
Saw berada di Shuffah mengadakan pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan
maksud menghormati pahlawan perang Badar yang terdiri dari kaum Muhajirin dan
Anshar. Beberapa pahlawan perang Badar ini terlambat datang, diantaranya Tsabit bin
Qais, sehingga mereka berdiri diluar ruangan. Mereka mengucapkan salam
Assalamualaikum Ayyuhan Nabi Wabarakatuh, lalu Nabi menjawabnya. Mereka pun
mengucapkan sama kepada orang-orang yang terlebih dahulu datang, dan
dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang
disediakan bagi mereka tetapi tak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan tersebut,
Rasulullah menjadi kecewa lalu menyuruh kepada orang-orang di sekitarnya untuk

1
berdiri. Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasa keengganan nampak di wajah
mereka. Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi,
sambil mengatakan Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang lebih dahulu
datang dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi disuruh berdiri
untuk diberikan kepada orang yang terlambat datang. Lalu turunlah ayat 11 surat
mujadalah ini.

2. Rumusan Masalah

1. Apa kajian dari surat Al-Mujadallah ayat 11?


2. Apa Manfaat Iman bagi kehidupan?
3. Apa kelebihan ilmu dibanding harta?
4. Akhlak apa saja yang melekat dalam diri orang yang berilmu?

3. Tujuan

1. Memahami kajian dari surat Al-Mujadallah ayat 11?


2. Mengetahui manfaat iman bagi kehidupan
3. Mengetahui kelebihan ilmu dibanding harta
4. Mengetahui akhlak apa saja yang melekat dalam diri orang yang berilmu

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. KAJIAN SURAT AL-MUJADALLAH AYAT 11 (DERAJAT ORANG BERIMAN DAN


BERILMU)

Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah:


.
)11 : ( .

Hai orang orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu berlapang lapanglah
dalam majelis , maka lapangkanlah niccaya Allah akan memberi kelapangan untukmu .dan
apabila dikatakan ;berdirilah kamu , maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang orang yang beriman diantara kamu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat .dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(qs.58;11)

Penjelasan: QS.Al Mujaadilah ayat 11


Orang mukmin diperintahkan untuk berlapang lapang dalam majelis.
Orang mukmin diperintahkan untuk mengikuti perintah (Allah dan pemimpin yang taat
kepada Allah)
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yan beriman dan berimu dengan derajat yang
berlipat.
Allah Maha Mengetahui terhadap apa apa yang manusia kerjakan.\

Imam Bukhari dalam menulis tentang kitab ilmu, tidak langsung menyajikan hadits seperti
biasanya, tetapi memulai dengan potongan surat Al Mujaadilah ayat 11 :Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Kemudian disusul dengan surat Thahaa ayat 20: Ya

3
Tuhanku, Tambahkanlah ilmu pengetahuan. Judul yang diberikan pada bagian awal
tersebut Keutamaan Ilmu.

Al Karmani menukilkan dari beberapa ahli Syam, bahwa susunan bab dalah Shahih Bukhari
ini dan penghapusan yang dilakukan olehnya bisa jadi disebabkan dia akan
menggantikannya. Sedangkan beberapa pakar Irak mengatakan bahwa hadits yang tidak
disebutkan setelah judul adalah karena hadits tersebut tidak sesuai dengan syarat Bukhari.
Menurut Ibnu Hajar, Imam Bikhari memulai pemhasan tentang ilmu dimulai dengan
keutamaan ilmu, bukan hakikat ilmu, karena beliau menganggap bahwa hakikat ilmu telah
diketahui oleh banyak orang atau bisa jadi pembahasan tentang hakikat sesuatu bukanlah
tujuan dari kitab tersebut. Kedua makna ini dapat diterima karena Imam Bukhari tidak
mengarang kitabnya untuk menentukan definisi sesuatu, akan tetapi kitab terseb
berlandaskan gaya Arab klasik yang memulai tulisan dengan menyebut keutamaan sesuatu
untuk menarik perhatian jika hakikatnya telah diketahui.

2. Manfaat Iman Bagi Kehidupan

Sebagai manusia ada yang tidak percaya akan adanya sesuatu yang tidak dapat mereka
tangkap oleh salah satu panca indra. Bagi mereka, apa-apa yang tidak dapat ditangkap oleh
salah satu panca indra itu berarti tidak ada. Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa
mereka hanya dapat menerima kebenaran sesuai bila hal itu masuk akal. Orang orang seperti
ini hanya mempergunakan akalnya untuk menerima sesuatu tanpa melibatkan unsur
kepercayaan dengan keterbelakangan, karena itu mereka tidak mempercayai pada apa saja
yang dianggap tidak rasional padahal pada kenyataan sehari-hari seseorang tidak mungkin
melepaskan diri dari kepercayaan. Beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada
kehidupan manusia
1) Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda. Orang-orang beriman
hanya percaya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah. Kepercayaan dan
keyakinan yang demikian memberikan sikap mendewa-dewakan manusia yang
kebetulan sedang memegang kekuasaan;menghilangkan kepercayaan kepada
kesaktian benda-benda keramat,jampi-jampi dan sebagainya

4
2) Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut. Orang yang beriman yakin
sepenuhnya bahwa kematian itu ditangan Allah. Firman allah: Dimana saja kamu
berada, kematian akan datang mendapatkan Kamu kendatipun kamu dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh.(An-nisaa,4:78).
3) Iman menanamkan sikap self help dalam kehidupan rezeki atau mata
pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang
yang melepaskan pendiriannya karena kepentingan penghidupannya. Firman
Allah: Dan tidak ada satu binatang melatapun di bumi melainkan Allah lah yang
memberi rezekinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya (lauhmahfud).(hud,11;6)
4) Iman memberikan ketentraman jiwa acap kali manusia dilanda resah dan duka
cita, digoncang oleh keraguan dan kebimbangan. Orang beriman mempunyai
keseimbangan, hatinya tentram (mutmainnah), jiwanya tenang (sakinah).
5) Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayibah) kehidupan yang baik
ialah kehidupan orang-orang yangselalu melakukan kebaikan, mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang baik
6) Iman melakukan sikap ikhlas dan konsekuen iman memberikan pengaruh kepada
seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih orang yang beriman
akan senang tiasa konsekuen dengan apayang telahdiikrarkanya,baik dengan
lidahnya maupun dengan hatinya.

3. Kelebihan Ilmu Dibanding Harta

Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan
berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karenanya Allah menyuruh manusia berpikir
menggali ilmu pengetahuan, membentuk majelis talim, membaca ayat-ayat Allah, baik
ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu yang diciptakan Allah
misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.
Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan ilmu dibanding
harta, yaitu:

5
1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari Firaun,
Qarun, dan lain-lain.
2. Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta dijaga oleh
orang yang mempunyainya.
3. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang yang berharta
mempunyai banyak lawan.
4. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah sedangkan harta bila
diberikan akan berkurang.
5. Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan hartawan sering
dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
6. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan pemilik harta
dimintai pertanggungjawabann ya.
7. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila disimpan akan
usang dan lapuk.
8. Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu dijaga dari
kejahatan.
9. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan tempat.
10. Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram, sedangkan harta
akan mengeraskan hati.
Nasihat yang disampaikan Ali tersebut menegaskan kepada kita bahwa ilmu lebih mulia dari
pada harta, dalam mencari harta kita boleh jadi merugi, akan tetapi sejauh mana pun kita mencari
ilmu tidak akan pernah ada istilah merugi.

Dengan beriman dan berilmu derajat manusia akan semakin meningkat.


Agama akan semakin ditinggikan apabila umatnya semakin beriman dan berilmu.

6
4. Empat Akhlak Yang Melekat Dalam Diri Orang Yang Berilmu

Akal yang cerdas dan brilian memang sebuah anugerah. Namun ia bukan merupakan
perantisatu-satunya dalam membimbing manusia untuk meraih kesejatian. Bahkan tidak
sedikitorang yang kebablasan, sehingga menuhankan akal. Dalam kaitan ini, maka agama
danakhlak mesti terus mengawali kemampuan akal ini, sebagaimana yang diujarkan oleh
Umar bin Khaththab: Modal seorang laki-laki adalah akalnya, kemuliaannya terletak
padaagamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.Bila akhlak menjadi parameter dari
harga diri seseorang, maka lebih-lebih terhadap ulama.Maka akhlak menjadi bagian yang
inheren dan instrinsik dengan dirinya. Dari permenungan Imam Mawardi, setidaknya ada
empat akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu:
Pertama, tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: Sesungguhnya ujub itu
akanmemakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu bakar. Seorang ulama
juga berujar: Barangsiapa yang takabur dan merasa tinggi dengan ilmunya, Allah
akanmerendahkannya, dan barangsiapa yang tawadhu (rendah hati) dengan ilmunya, Allah
akanmengangkatnya.
Kedua, mengamalkan ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abu Thalib mengingatkan: Orang-
orangtidak mau mencari ilmu tidak lain karena mereka melihat sedikitnya orang yang
berilmumengambil manfaat dari ilmunya. Seorang ulama juga berucap: Buah dari ilmu
adalah pengamalan, sedang buah amal ialah balasan/pahala.
Ketiga, tidak pelit dengan ilmu. Orang yang berilmu harus mengajarkan ilmunya
kepadayang lain, karena pelit dengan ilmu adalah tercela dan suatu kezaliman. Sebuah
ujaranhikmah menyebutkan: Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, maka ia seolah-
olah bodohtentangnya.
Keempat, bersifat mendidik dan lemah lembut. Seorang yang berilmu harus selalu
memberinasihat dan bimbingan dengan lemah lembut, memberikan kemudahan-
kemudahan kepadamuridnya dan memotivasinya untuk giat belajar. Perbuatan ini
mendatangkan pahala besar baginya. (Makmun Nawawi).

Allah akan mengangkat derajat orang berilmu dan beriman, berilmu dan beriman hanya dimiliki
secara konsep oleh orang Islam, kenapa secara konsep dimiliki oleh orang Islam? Karena pada

7
dasarnya Islam menghargaia ilmu dan sekaligus memberi kepercayaan dan keungulan kepada
orang beriman yang berilmu. Kenapa orang beriman diberi keunggulan karena dengan ilmunya
dan imannya pengetahuan dan keahliannya akan bermanfaat bagi diri dan orang lain. Kenapa
harus bermanfaaat bagi diri dan orang lain? Jawabnya adalah karena Allah menyuruh untuk yang
demikian,. Dengan ilmu dan imanlah pengetahuandan keahlian seseorang akan berdaya guna.
Dengan ilmu dan imannya banyak orang mengambil manfaat dan sekaligus memberi manfaat
bagi kebaikan dirinya.

Kenapa harus demikian kenapa orang berilmu harus mempunyai iman? Untuk menjawab hal
tersebut perlu mencermati ayat tersebut sebelumnya (Mujadalah:11), dalam ayat tersebut
digambarkan secara jelas bahwa hanya orang berilmu dan beriman yang akan diangkat
derajatnya secara hakiki, bukan ilusi, derajat yang diberikan Allah kepada orang berilmu dan
beriman merupakan sebuah penghargaan yang tinggi di sisi Allah. Berbeda halnya dengan orang
berilmu tanpa iman, ia akan mendapatkan manfaat sedikit dari ilmu yang dikuasainya tanpa ada
nilai tambah secara spiritual keakheratan, hal ini terjadi diantaranya adalah karena ia melepaskan
antara ilmu dengan iman, sehingga secara konsep ia telah keluar dari Kriteria surat Mujadalah
ayat 11 tersebut.

Maka jangan heran kalau orang berilmu tanap ada iman akan bertindak, berbuat dan berkata dan
semua gerak geraiknya selalu membawa bencana, baik untuk diri dan lingkungnya. Kenapa
selalu membawa bencana karena pada hakekatnya ilmu yang ia punya tidak mampu memberi
cahaya kepada diri dan orang lain. Kenapa ilmunya tidak membawa cahaya? Karena ilmunya
tanpa ada ruh iman, tanpa ada semangat iman sehingga ilmu menjadi redup dari esensi cahaya
Ilahi. Maka tidak heran jika ilmu yang dikuasainya hanya membawa nestapa semua. Nestapa
untuk diri dan orang sekelilingnya.

Nestapa diri dan orang lain akibat ilmu yang tidak ada ruh iman berakibat lebih lama dan tak
berkesudahan, hal ini sangat mungkin terjadi karena ilmu yang ditularkan dan di berikan kepada
orang laian tidak membawa esensi cahay Ilahi, esensi tauhid telah mati dalam jiwa imunya,
ilmunya telah menjadi sesosok mayat , yang dingin tanpa ada kesejukan salju iman. Salju dalam
ilmu hanya ada pada orang yang berilmu dan beriman. Ilmu yang dibalut dengan iman akan
membawa rasa aman bagi diri dan orang lain.

8
Rasa aman ini timbul akibat pancaran cahaya Tuhan yang ada pada ilmu itu. Pancaran tersebut
akan selalu bersinar dikala yang memberi ilmu yang menerima ilmu selalu dalam koridor
ketuhanan. Ketika orang berilmu selalu dalam kamar ketentuan Tuhan maka, segala perbuatan,
tingkah laku, tutur kata dan segala aktifitasnya akan membawa sejuta angin surga, membawa
salju kesejukan bagi semua. Kenapa salju ada dalam ilmu? Karena ilmu tersebut disertai cahaya
Tuhan, esensi kebenaran dan keagungan Ilahi terpancar dan menjadi semacam ruh ilmu.

9
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Penjelasan: QS.Al Mujaadilah ayat 11


1) Orang mukmin diperintahkan untuk berlapang lapang dalam majelis.
2) Orang mukmin diperintahkan untuk mengikuti perintah (Allah dan pemimpin yang
taat kepada Allah)
3) Allah akan mengangkat derajat orang-orang yan beriman dan berimu dengan derajat
yang berlipat.
4) Allah Maha Mengetahui terhadap apa apa yang manusia kerjakan.

2. Saran

Setiap manusia diharuskan berlapang-lapang dalam majelis, karena dengan begitu Allah
niscaya akan member kelapangan untuk manusia itu sendiri. Dan tiap manusia
diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena dengan menuntut ilmu, niscaya Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu.

10

Você também pode gostar