Você está na página 1de 5

HASNIDAR - P3400216005 1

Corporate Social Responsibility

AKUNTANSI LINGKUNGAN

AICPA (2004) mendefinisikan akuntansi lingkungan sebagai :


The identification, measurement, and allocation of environmental coststhe integration of these
environmental costs into business decisions, and the subsequent communication of the information
to a companys stakeholders.
Artinya adalah akuntansi lingkungan merupakan akuntansi yang di dalamnya terdapat identifikasi,
pengukuran, dan alokasi biaya lingkungan, di mana biaya-biaya lingkungan ini diintegrasikan dalam
pengambilan keputusan bisnis, dan selanjutnya dikomunikasikan kepada para stakeholders.
Green accounting atau environmental accounting didefinisikan sebagai :

A style of accounting that includes the indirect costs and benefits of economic activitysuch as
environmental effects and health consequences of business decisions and plans (Cohen dan
Robbins, 2011:190).

Artinya adalah bahwa akuntansi lingkungan adalah jenis akuntansi yang memasukkan biaya dan manfaat
tidak langsung dari aktivitas ekonomi, seperti dampak lingkungan dan konsekuensi kesehatan dari
perencanaan dan keputusan bisnis.
Stanko dkk. (2006) juga menyebutkan bahwa biaya-biaya yang termasuk dalam biaya lingkungan
adalah :
off-side waste disposal costs, cleanup costs, litigation costs, and other related costs.
Artinya adalah bahwa biaya-biaya yang termasuk dalam biaya lingkungan adalah biaya pembuangan
limbah, biaya kebersihan, biaya litigasi, dan biaya lain yang terkait.
Berdasarkan definisi green accounting di atas maka bisa dijelaskan bahwa green accounting
merupakan akuntansi yang di dalamnya mengidentifikasi, mengukur, menyajikan, dan mengungkapkan
biaya-biaya terkait dengan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan.
SEEA (System of Environmental-Economic Accounts) 2003 menyebutkan ada empat kategori
akun atau elemen dalam akuntansi lingkungan yaitu akun untuk polusi, energi, dan material; akun untuk
perlindungan lingkungan dan beban manajemen lingkungan; akun untuk aset sumber daya alam;
penilaian dari aliran non pasar dan keseluruhan beban yang terkait dengan lingkungan (Aronson dan
Lofgren, 2010:130).
1. Akun terkait polutan dan material meliputi data fisik yang berhubungan dengan polusi, energi,
dan material. Akun ini mengikuti struktur akuntansi SNA yang menyediakan informasi level
industri mengenai penggunaan energi dan material sebagai input produksi dan menghadilkan
polutan dan limbah. Tujuan dari akun ini adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara ekonomi
dengan lingkungan.
HASNIDAR - P3400216005 2
Corporate Social Responsibility

2. Akun untuk perlindungan lingkungan dan beban manajemen lingkungan mengidentifikasi biaya
yang terjadi pada industri, pemerintah, dan rumah tangga untuk melindungi lingkungan atau
mengelola sumber daya alam. Akun ini diadakan dengan alasan untuk mengidentifikasi dan
mengukur respon masyarakat terhadap perhatian akan lingkungan melalui pasokan dan
permintaan barang dan jasa, melalui perilaku adopsi produksi dan konsumsi yang ditujukan untuk
mencegah degradasi lingkungan dan dengan pengelolaan sumber daya lingkungan yang
berkesinambungan.
3. Akun aset sumber daya alam meliputi akun lingkungan seperti tanah, ikan, hutan, air, dan
mineral. Akun ini diukur baik secara fisik maupun finansial. Pengukuran secara fisik akan
memudahkan perusahaan untuk mempelajari persediaan modal, sedangkan pengukuran secara
finansial akan memiliki kegunaan dalam hal penilaian aset baik secara praktis maupun
konseptual.
4. Penilaian aliran non pasar dan beban lain terkait dengan lingkungan difokuskan pada
pengukuran degradasi dan kemamputerapannya dalam menjawab kebijakan yang ditetapkan.
Teknik yang biasa digunakan adalah cost-based pricing techniques seperti penyesuaian
struktural (structuraladjustment), abatement, biaya restorasi yang digambarkan sebagaimana jika
ada kerusakan. Teknik lainnya adalah benefitsbased pricing technique yaitu teknik yang
menggunakan metode preferensi yang terungkap dan tersurat.

Lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama didasarkan pada kegiatan
akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan
dengan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya.
Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa
faktor berikut, antara lain:
1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang).
2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik).
3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan
uang/rupiah).
Gambar Keterkaitan Masing-masing Faktor. Sumber: Ministry of the Environment Japan, 2005:
Environmental Accounting Guidelines.
HASNIDAR - P3400216005 3
Corporate Social Responsibility

Tujuan Akuntansi Lingkungan


Peran dan tujuan akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal
(Environmental Accounting Guidelines, Japan, 2005).
1. Fungsi internal
Sebagai salah satu tahap dalam sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi
internal memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisa
biaya lingkungan dengan manfaatnya, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang dibuat. Akuntansi
lingkungan dapat berfungsi sebagai alat manajemen yang digunakan manajer dan unit
bisnis terkait.
2. Fungsi Eksternal
Dengan mengungkapkan hasil pengukuran kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan,
fungsi eksternal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mempengaruhi keputusan
stakeholder, seperti konsumer, mitra bisnis, investor, dan masyarakat lokal. Diharapkan
bahwa publikasi dari akuntansi lingkungan dapat memenuhi tanggung jawab perusahaan
dalam akuntabilitas stakeholder dan digunakan untuk evaluasi dari konservasi
lingkungan. Intinya adalah bahwa akuntansi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan
jumlah informasi yang relevan yang dibuat untuk pihak yang memerlukan dan dapat
digunakan. Kesuksesan dari akuntansi lingkungan tidak tergantung dari bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan biaya yang terjadi di perusahaan.
Manfaat Akuntansi Lingkungan
Adapun manfaat diterapkannya akuntansi lingkungan menurut Pramanik, et.al ( 2007) antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan.
HASNIDAR - P3400216005 4
Corporate Social Responsibility

b. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan hidup dala
konteks dimana tuntutan LSM dan masyarakat yang semakin kuat atas isu-isu terkait lingkungan.
c. Membangun citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh pandangan yang baik
dari masyarakat maupun kelompok aktivis penggiat lingkungan.
d. Mendorong konsumen untuk membeli produk ramah lingkungan dan dengan demikian membuat
entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif.
e. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup.
f. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada area yang berisiko
tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima tentangan dari masyarakat.

Perkembangan Akuntansi Lingkungan di Indonesia

Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) yang juga
merupakan Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin, Ak, MSc
melihat ada empat hal mengapa penekanan terhadap isu lingkungan semakin signifikan akhir-akhir ini.
Pertama, ukuran perusahaan yang ukuran perusahaan yang semakin besar. Menurut Ali,
semakin besar perusahaan, diperlukan akuntabilitas yang lebih tinggi pula dalam pembuatan
keputusan berkaitan dengan operasi, produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Kedua, aktivis dan LSM semakin tumbuh. LSM bidang lingkungan hidup telah tumbuh dengan
pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kegiatan yang dilakukan oleh aktivis lingkungan
hidup semakin kompleks dan berkualitas. Mereka akan mengungkapkan sisi negatif perusahaan
yang berkaitan dengan isu lingkungan hidup dan akan berjuang menuntut tanggungjawab atas
kerusakan lingkungan atau dampak sosial yang ditimbulkan oleh operasi perusahaan.
Ketiga, reputasi dan citra perusahan. Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari bahwa
reputasi, merk, dan citra perusahaan merupakan isu strategis yang bernilai tinggi dan harus
dilindungi.
Keempat, kemajuan teknologi komunikasi yang berkembang sangat cepat. Isu lingkungan dan
sosial yang berdampak negatif akan menyebar dan dapat diakes dengan mudahnya melalui
teknologi. Ali mengungkapkan pentingnya dilakukan pembangunan berkelanjutan oleh setiap
perusahaan karena perusahaan harus mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjalankan
tanggung jawab sosial dan lingkungannya.
Di Jepang laporan lingkungan muncul sejak tahun 1993. Kesadaran untuk menerbitkan laporan
itu meningkat setelah di tahun 2001. Pemerintah Jepang kemudian mengeluarkan pedoman penyusunan
laporan lingkungan. Hasilnya, pada tahun 2003 lebih dari 380 perusahaan besar di Jepang telah
mengeluarkan laporan lingkungan. Dari 100 perusahaan terbesar di Jepang, 78% di antaranya telah
menerbitkan laporan lingkungan pada tahun 2003. Jepang merupakan negara yang paling peduli terhadap
penerbitan laporan keberlanjutan. Banyak perusahaan di Indonesia yang telah melaksanakan aktivitas
HASNIDAR - P3400216005 5
Corporate Social Responsibility

CSR di lapangan. Akan tetapi belum banyak yang mengungkapkan aktivitas tersebut dalam sebuah
laporan. Beberapa perusahaan ada yang mengungkap informasi lingkungan dan tanggung jawab
sosialnya dalam laporan tahunan perusahaan, namun ada juga yang membuat laporan secara terpisah.
Perkembangan laporan berkelanjutan di Indonesia berjalan lambat. Tidak ada undang-undang
yang mewajibkan pembuatan laporan tersebut di Indonesia. Diperlukan waktu dan kesiapan dalam sistem
pendukung seperti adanya standar laporan yang dapat diterima serta ketersediaan tenaga yang
berkompeten dalam menyusun laporan keberlanjutan (Majalah Akuntan Indonesia, 2007:11).

Você também pode gostar