Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Presbiopia adalah kondisi di mana mata menunjukkan kemampuan yang makin
lama makin berkurang untuk melihat benda dekat dengan jelas karena penuaan.
Astigmatisma adalah suatu kelainan dimana pembiasan pada meridian yang
berbeda tidak sama. Dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang
masuk ke mata difokuskan lebih dari satu titik. Pada astigmatisma, mata menghasilkan
suatu bayangan dengan titik atau garis fokal multiple. Orang dengan astigmatisma tetap
merasa tidak nyaman walaupun sudah dikoreksi, karena bayangan yang terbentuk bukan
berupa titik, melainkan berupa garis.
3.2 Etiologi
Presbiopia dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak
kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa (Istiqamah: 2004).
Mekanisme nyata dari presbiopia tidak diketahui kepastiannya, bukti penelitian
lebih kuat mendukung berkurangnya elastisitas daricrystalline lens, walaupun perubahan
pada kelengkungan lensa dari pertumbuhan yang terus-menerus,dan berkurangnya
kekuatan daricilliary muscles (otot yang membelokkan dan meluruskan lensa) juga
didalilkan sebagai penyebab.
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bayi
yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di dalam
perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with the rule
(astigmatisma lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah
atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di
bidang horizontal.
Astigmatisma juga sering disebabkan oleh adanya selaput bening yang tidak
teratur dan lengkung kornea yang terlalu besar pada salah satu bidangnya. Permukaan
lensa yang berbentuk bulat telur pada sisi datangnya cahaya, merupakan contoh dari
lensa astigmatisma.
Selain itu daya akomodasi mata tidak dapat mengkompensasi kelainan
astigmatisma karena pada akomodasi, lengkung lensa mata tidak berubah sama kuatnya
di semua bidang. Dengan kata lain, kedua bidang memerlukan koreksi derajat
akomodasi yang berbeda, sehingga tidak dapat dikoreksi pada saat bersamaan tanpa
dibantu kacamata. Adapaun bentuk-bentuk astigmatisma adalah sebagai berikut:
1. Astigmatisma regular: yaitu astigmatisma yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian
berikutnya.
2. Astigmatisma ireguler: astigmatisma yang terjadi tidak mempunyai dua meridian yang
saling tegak lurus. Astigmatisma ireguler dapat terjadi akibat kelengkungan kornea pada
meridian yang sama berbeda sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmatisma ireguler
terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi atau akibat selaput bening.
3.3 Patofisiologi
Patofisiologi presbiopi: cahaya masuk ke mata dan dibelokkan(refraksi) ketika
melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata(kornea, humor aqueus, lensa, humor
vitreus) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.
Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya
bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan
kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi cilliary
body yang diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar
cahaya dapat terfokuskan pada retina (Long: 1996).
Pada mata presbiopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau
lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa
mengubah bentuk lensa untuk memfokuskan mata saat melihat. Akibat gangguan
tersebut bayangan jatuh di belakang retina. Karena daya akomodasi berkurang, maka
titik dekat mata makin menjauh (Istiqamah: 2004).
Akomodasi suatu proses aktif yang memerlukan usaha otot, sehingga otot dapat
lelah. Jelas musculus cilliary salah satu otot yang terlazim digunakan dalam tubuh.
Derajat kelengkungan lensa yang dapat ditingkatkan jelas terbatas dan sinar cahaya dari
suatu objek yang sangat dekat individu tak dapat dibawa ke suatu fokus di atas retina,
bahkan dengan usaha terbesar. Titik terdekat dengan mata, tempat suatu objek dapat
dibawa ke fokus jelas dengan akomodasi dinamai titik dekat penglihatan. Titik dekat
berkurang selama hidup, mula-mula pelan-pelan dan kemudian secara cepat dengan
bertambanya usia, dari sekitar 9 cm pada usia 10 tahun sampai sekitar 83 cm pada usia
60 tahun. Pengurangan ini terutama karena peningkatan kekerasan lensa, dengan akibat
kehilangan akomodasi karena penurunan terus-menerus dalam derajat kelengkungan
lensa yang dapat ditingkatkan. Dengan berlalunya waktu, individu normal mencapai usia
40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi, telah cukup menyulitkan individu
membaca dan pekerjaan dekat (Ganong: 1995).
Patofisiologi Astigmatisma: Mata seseorang secara alami berbentuk bulat. Dalam
keadaan normal, ketika cahaya memasuki mata, itu dibiaskan merata, menciptakan
pandangan yang jelas objek. Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan
permukaan kornea. Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau
sferis yang di dalam perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme
with the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal
bertambah atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding jari-jari
kelengkungan kornea di bidang horizontal. Mata seseorang dengan Silindris berbentuk
lebih mirip sepak bola atau bagian belakang sendok.. Untuk orang ini, ketika cahaya
memasuki mata itu dibiaskan lebih dalam satu arah daripada yang lain, sehingga hanya
bagian dari obyek yang akan fokus pada satu waktu.. Objek pada jarak pun dapat
muncul buram dan bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berbentuk ellips atau lonjong,
seperti bola rugby, sehingga sinar yang masuk ke dalam mata tidak akan bertemu di satu
titik retina. Sinar akan dibiaskan tersebar di retina. Hal ini akan menyebabkan
pandangan menjadi kabur, tidak jelas, berbayang, baik pada saat untuk melihat jarak
jauh maupun dekat.
3.6 Penatalaksanaan
1. Kacamata
Kacamata dengan bifocal atau Progressive Addition Lenses (PALs) adalah
koreksi yang paling umum untuk presbiopia. Bifokal mempunyai dua cara untuk
pemfokusan : bagian besar dari lensa kacamata untuk nearsightedness atau
farsightedness, sedangkan bagian terbawah lensa memegang preskripsi terkuat untuk
penglihatan dekat untuk pekerjaan dekat. PALs mirip denagan lensa bifocal, tetapi PALs
memberikan transisi penglihatan yang lebih bertahap di antara preskripsi, dengan tidak
ada garis visible di antara keduanya.
Kacamata baca adalah pilihan lain. Tidak seperti bifocal atau PALs yang
sebagian besar orang menggunakannya setiap hari, kacamata baca hanya digunakan
selama pekerjaan dekat.
Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa sferis
positif yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing-masing kelompok
umur:
+1,0 D untuk usia 40 tahun
+1,5 D untuk usia 45 tahun
+2,0 D untuk usia 50 tahun
+2,5 D untuk usia 55 tahun
+3,0 D untuk usia 60 tahun.
(Masjoer, dkk: 2001)
2. Lensa Kontak
Ada lensa kontak untuk presbiopia, yaitumultifocal contact lenses. Kamu dapat
memperolehnya dalam bentuk gas permeable atau soft lense materials. Tipe lensa
kontak yang lain untuk koreksi presbiopiaadalah monovision, di mana satu mata
menggunakan preskripsi penglihatan jarak jauh dan mata yang lain menggunakan
perskripsi untuk penglihatan dekat. Otak belajar menyerupai satu mata atau mata lainnya
untuk perbedaan tugas yang sulit. Ketika beberapa orang menyukai solusi ini, beberapa
orang yang lainnya mengeluh pusing atau mual, atau kesalahan memperkirakan jarak
dalam hubungan benda-benda yang berjauhan satu sama lain dan jauh jarak antara benda
itu dengan orang tersebut
Vistakons Accuvue Bifocal mempunyai desain annular meliputi lima zona
konsentris. Zona pusat jarak jauh dikelilingi oleh ring dekat, ring jauh lainnya, ring
dekat kedua, dan ring jauh terluar. Karena accuvue bifocaltidak mempunyai
ketetapan untuk penglihatan intermediet, klien memerlukan tambahan kekuatan yang
tinggi sehingga dapat dipasang tambahan yang tidak sama untuk mencapai penglihatan
baik pada jarak dengan computer. Mata dominant dapat dipasang dengan tambahan
+1.00 atau +1.50, dan mata non dominant dapat dipasang dengan tambahan yang lebih
tinggi.
Bausch and Lomb Softlense Multifocal dan Ciba Visions Focus Progressive
Lenses mempunyai desain aspheric. Lensa ini mempunyai koreksi penglihatan dekat di
pusat lensa ( center near multifocal ). Kekuatan lensa berangsur-angsur menurun untuk
koreksi penglihatan jauh selama satu perpindahan ke arah lensa perifer. Desainaspheric
multifocal menyediakan penglihatan jelas pada jarak intermediet, sebagai pertimbangan
penting untuk kebanyakan klien di dunia computer sekarang ini. Klien yang
menggunakan center near bifocal / multifocalmungkin kehilangan penglihatan jauh
mereka di cahaya terang matahari, sejak konstriksi pupil terlalu berlebihan akan
membolehkan hanya sinar dekat untuk memasuki mata. Dalam situasi ini,
penggunaan sunglassesdiperlukan untuk sedikit mendilatasi pupil dan memperbaki
penglihatan jarak jauh.
3. Pembedahan
Pilihan baru pembedahan untuk pengobatanpresbiopia sedang diteliti dan telah
tersedia di banyak negara. Salah satu contohnya adalah Refratec Inc. Conductive
Keratoplasty, atau Near Vision CK Treatment, yang menggunakan gelombang
radio untuk membuat lebih melengkung kornea untuk memperbaiki penglihatan dekat.
Metode ini telah disetujui FDA pada April 2004 untuk penurunan sementara
dari presbiopia.
Highly experimental treatment adalah elastic polymer gel lembut yang diteliti,
dikatakan akan diinjeksikan ke dalam capsular bag, rongga yang terdiri dari natural
lens. Dalam teori, gel akan mengganti natural lens dan menyediakan yang baru, lensa
yang lebih elastis. Penelitian juga berfokus pada laser treatment untuk menjadikan keras
lensa mata untuk meningkatkan kelenturan/ fleksibilitas dan memperbaiki focus.
Prosedur pembedahan baru mungkin juga menyediakan solusi
untuk presbiopia yang tidak ingin menggunakan kacamata atau kontak
lensa, implantation of accommodative intraocular lenses (IOLs).
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Demografi
a. Umur, presbiopia dapat terjadi mulai asia 40 tahun.
b. Pekerjaan, perlu dikaji terutama pada pekerjaan yang memerlukan penglihatan
ekstra dan pada pekerjaan yang membutuhkan kontak cahaya yang terlalu lama, seperti
operator computer, reparasi jam (Istiqamah: 2004).
2. Keluhan yang Dirasakan
a. Pandangan atau penglihatan kabur
b. Kesulitan memfokuskan pandangan
c. Epifora, menunjukkan adanya air mata berlebihan sehingga melimpah keluar
d. Pusing atau sakit kepala
e. Mata lelah dan mengantuk
f. Mata sering terasa pedas setelah membaca (Istiqamah: 2004).
3. Keadaan atau Status Okuler Umum
a. Apakah klien mengenakan kacamata atau lensa kontak
b. Di mana klien terakhir dikaji
c. Apakah klien sedang mendapat asuhan teratur seorang ahli oftalmologi
d. Kapan pemeriksaan mata terakhir
e. Apakah tekanan mata diukur
f. Apakah klien mengalami kesulitan membaca ( focus ) pada jarak dekat atau jauh
g. Apakah ada keluhan dalam membaca atau menonton TV
h. Bagaiman dengan masalah membedakan warna,atau masalah dengan penglihatan lateral
atau perifer
i. Apakah klien pernah mengalami cedera mata atau infeksi mata
j. Masalah mata yang tedapat pada keluarga klien
k. Penyakit mata apa yang terakhir diderita (Smletzer: 2001).
4. Pemeriksaan
Klien terlebih dahulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode trial and
error hingga visus 6/6. Dengan menggunakan koreksi, jauhnya kemudian secara
binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan menggunakan kartu
Jaeger pada jarak 30 cm (Istiqamah: 2004).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina.
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan (Istiqamah: 2004).
C. Intervensi Keperawatan
1. Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan
memfokuskan sinar pada retina.
Tujuan:
a. Ketajaman penglihatan klien meningkat dengan bantuan otot
b. Klien mengenal gangguan sensori yang terjadi dan melakukan kompensasi terhadap
perubahan.
Intervensi:
a. Jelaskan penyebab gangguan penglihatan.
Rasional: Pengetahuan tentang penyebab, mengurangi kecemasan dan meningkatkan
pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
b. Lakukan uji ketajaman penglihatan.
Rasional: Mengetahui visus dasar klien dan perkembangannya setelah diberikan
tindakan.
c. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian lensa kontak/ kacamata bantu atau
operasi.
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.
Tujuan: Rasa nyaman klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
a. Keluhan klien (pusing, mata lelah, berair) berkurang / hilang
b. Klien mengenal gejala gangguan sensori dan dapat berkompensasi terhadap perubahan
yang terjadi.
Intervensi:
a. Jelaskan penyebab pusing, mata lelah, berair.
Rasional: Mengurangi kecemasan dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien
kooperatif dalam tindakan keperawatan.
b. Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktifitas membaca terus-
menerus.
Rasional: Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang.
c. Gunakan lampu atau penerangan yang cukup (dari atas dan belakang) saat membaca.
Rasional: Mengurangi silau dan akomodasi yang berlebihan.
d. Kolaborasi pemberian kacamata untuk meningkatkan tajam penglihatan klien.
3. Risiko cedera yang berhubungan dengan keterbatasan penglihatan.
Tujuan: Tidak terjadi cedera.
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami cedera
b. Klien dapat mengidentifikasi potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi:
a. Jelaskan tantang kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan.
Rasional: Perubahan tajam penglihatan dan kedalaman persepsi dapat meningkatkan
risiko cedera sampai klien belajar untuk mengkompensasi.
b. Beritahu klien agar lebih berhati-hati dalam melakukan aktivitas.
c. Batasi aktivitas, seperti mengendarai kendaraan pada malam hari.
Rasional: Mengurangi potensial bahaya karena penglihatan kabur.
d. Gunakan kacamata koreksi / pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi untuk
menghindari cedera (Istiqamah: 2004).
DAFTAR PUSTAKA
vvvv