Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KEPERAWATAN JIWA I
RESPONS KONSEP DIRI dan KELAINAN DISOSIASI :
GANGGUAN CITRA TUBUH
OLEH :
BRILIAN SAMUEL DEHES
JULIANA DEWI ANJANI
MONIKA SELPIYA
KEPERAWATAN REGULER XIV A
Faktor predisposisi
Berbagai faktor yang menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini
dapat dibagi sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relaistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak relaistik.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipe peran seks, tuntutan peran
kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan
dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.
Stresor pencetus
Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan.
Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma
norma budaya, nilai nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
Transisi peran situasi terjadi dengna bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui
kehiran dan kematian.
Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaa sehat ke keadaan sakit. Transisi
ini mungkin dicetuskan oleh :
Kehilangan bagian tubuh
Perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal
Prosedur medis dan keperawatan
A. Gangguan Citra Tubuh
1. Pengertian
Citra tubuh merupakan komponen dari konsep diri yang dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif
dan perkembangan fisik. Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak
puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
2. Etiologi
Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat menimbulkan
gangguan citra tubuh :
Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
enterostomi
mastaktomi
histerektomi
pembedahan kardiovaskuler
pembedahan leher radikal
laringektomi
Amputasi pembedahan atau traumatik
Luka bakar
Trauma wajah
Gangguan makan
anoreksia nervosa
bulimia
Obesitas
Gangguan muskuluskeletal
atritis
Gangguan integumen
Psoriasis
Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan
Lesi otak
Cerebrovaskular accident
Demensia
Penyakit parkinson
Gangguan afektif
Depresi
Skizofrenia
Gangguan endokrin
Akromegali
Sindroma chusing
Penyalahgunaan bahan kimia
Prosedur diagnostik
Kehilangan atau pengurangan fungsi
Impotensi
Pergerakan/kendali
Sensori/persepsi
Memori
Terapi modalitas
Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi, dialisis)
Kemoterapi
Nyeri
Perubahan psikososial atau kehilangan
Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atau sosial
Dukungan orang terdekat
Perceraian
Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan)
Translokasi/relokasi
Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
Umpan balik interpersonal negatif
Penekanan pada produktivitas
Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)
3. Klasifikasi NOC
Data Objektif :
a. Mengurung diri
b. Dari hasil pemeriksaan dokter pasien mengalami Goncangan Emosi.
c. Hilangnya bagian tubuh.
d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
f. Menolak melihat bagian tubuh.
g. Aktifitas sosial menurun.
Data Subyektif :
a. Nafsu makan tidak ada.
b. Sulit tidur
c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
d. Pasien mengeluh sesak nafas.
e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, keputusasaan.
h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
Keluarga :
a. Tujuan dan kriteria hasil
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian atas
keberhasilannya.
b. Tindakan Keperawatan
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
4) Ajarkan kepada keluarga untuk mengevaluasi perkembangan kemampuan pasien seperti pasien
mampu menyentuh dan melihat anggota tubuh yang terganggu, melakukan aktifitas di rumah dan
di masyarakat tanpa hambatan.
5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.
6) TAK : stimulasi persepsi HDR.
4. Intervensi Spesialis
a. Terapi Individu : Terapi CBT, terapi kognitif.
b. Terapi Keluarga : Family system therapy, terapi komunikasi.
c. Terapi Kelompok : Logoterapi, terapi supportif.
d. Terapi Komunitas : Psikoedukasi.
5. Implementasi
Tindakan terhadap Perubahan Konsep Diri ( Gangguan Citra Tubuh )
Intervensi keperawatan membantu pasien memeriksa penilaian kognitif dirinya terhadap situasi
yang berhubungan dengan perasaan untuk membantu pasien meningkatkan penghayatan diri dan
kemudian melakukan tindakan untuk mengubah perilaku. Pendekatan penyelesaian masalah ini
memerlukan tingkat intervensi yang progresif, sebagai berikut :
a. Meluaskan kesadaran diri
b. Eksplorasi diri
c. Evaluasi diri
d. Perencanaan yang realistik
e. Komitmen terhadap tindakan
Tabel 1.1 Intervensi keperawatan untuk mengubah konsep diri pada Tingkat 1
Prinsip Rasional Intervensi Keperawatan
Maksimalkan peran Timbal balik diperlukan Tingkatkan peran serta pasien secara
serta pasien dalam bagi pasien untuk bertahap dalam membuat keputusan yang
hubungan terapeutik. menerima tanggung jawab berkaitan dengan asuhan dirinya.
terhadap perilaku dan Sampaikan bahwa pasien adalah individu
respons kopinnya yang yang bertanggung jawab.
maladaptif.
Gali respons adaptif Penggalian koping Uraikan kepada pasien bahwa semua
dan maladaptif tersebut penting untuk respons koping dapat dipilih dan
pasien terhadap memeriksa pilihan koping mempunyai akibat baik positif maupun
masalah. pasien dan mengevaluasi negatif.
akibat positif dan negatif. Bandingkan respon adaptif dan maladaptif.
Identifikasi bersama kerugian respons
koping yang maladaptif.
Identifikasi bersama keuntungan, atau
hasil respons koping adaptif.
Bahas bagaimana hasil tersebut
mendukung penggunaan respons koping
adaptif selanjutnya.
Gunakan berbagai keterampilan terapeutik,
seperti :
1. Komunikasi fasilitatif.
2. Konfrontasi suportif.
3. Klarifikasi peran.
4. Reaksi transferens dan kontertransferens
dalam hubungan perawat-pasien.
5. psikodrama
Tabel 1.4 Intervensi Keperawatan terhadap perubahan konsep diri Tingkat 4
Prinsip Rasional Intervensi Keperawatan
Tabel 1.5 Intervensi Keperawatan terhadap perubahan konsep Gangguan Citra Diri
Tingkat 5
Prinsip Rasional Intervensi Keperawatan
Tujuan : Membantu Pasien agar Bertekat untuk Membuat Keputusan dan Mencapai
Tujuannya Sendiri
Bantu pasien Tujuan utama dalam Berikan kesempatan kepada pasien untuk
melakukan tindakan meningkatkan mengalami suatu keberhasilan.
yang diperlukan untuk penghayatan adalah Dukung kekuatan, keterampilan, dan
mengubah respons membuat pasien aspek yang sehat dari kepribadian pasien.
koping maladaptif dan mengganti respons Dukung pasien untuk memperoleh
mempertahankan koping yang maladaptif bantuan (pekerjaan, finansial, pelayanan
respons koping yang dengan yang lebih masyarakat ).
adaptif. adaptif. Gunakan kelompok untuk meningkatkan
harga diri pasien.
Tingkatkan perbedaan diri pasien dalam
keluarga.
Beri pasien waktu yang cukup untuk
berubah.
Beri sejumlah dukungan yang sesuai dan
positif untuk membantu pasien
mempertahankan kemajuannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2d3keperawatan/207301008/bab3.pdf
Meridean L. Maas, et al. 2011. ASUHAN KEPERAWATAN GERIATRIK : DIAGNOSIS NANDA,
KRITERIA HASIL NOC, & INTERVENSI NIC. Jakarta : EGC.
Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC.
http://brilianbuchu.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-jiwa-dengan-gangguan.html?m=1