Você está na página 1de 12

1

Perlekatan Candida Albicans Terhadap Resin Akrilik Sebagai


Basis Gigi Tiruan

Amanda Septinita Ayuning Putri


NIM: 20150710003
Email: amandaseptinita@outlook.com

Abstrak
Penelitian ini didasari oleh pemikiran mengenai gigi tiruan yang berbahan dasar
resin akrilik memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan salah satunya, porusitas yang
tinggi. Resin akrilik jenis self-cured memiliki porusitas yang lebih tinggi dibanding
dengan resin akrilik jenis heat-cured. Rongga-rongga mikro ini berpotensi meningkatkan
jumlah Candida albicans dalam rongga mulut akibat penumpukan sisa makanan pada
rongga mikro tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk meneliti tentang perbandingan
perlekatan Candida albicans terhadap akrilik jenis heat-cured dan akrilik jenis self-cured
sebagai basis gigi tiruan. Metode yang digunakan pada penelitian dengan cara
perendaman resin akrilik jenis self-cured dan heat-cured yang telah diberi suspense
Candida albicans dalam larutan NaCl yang dapat menciptakan kondisi fisiologis dari
saliva. Hasil dari penelitian didapatkan Candida albicans lebih banyak melekat pada resin
akrilik jenis sself-cured dengan hasil self cured 0,83 cfu/ml dan heat cured 0,465 cfu/ml.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa resin akrilik jenis self-cured memiliki tingkat
perlekatan terhadap Candida albicans yang besar.
Keyword: resin akrilik, candida albicans, self-cured, heat-cured

PENDAHULUAN
Resin akrilik merupakan bahan yang hingga saat ini masih digunakan di bidang
Kedokteran Gigi. Lebih dari 95% basis gigi tiruan dibuat dari bahan resin akrilik. Resin
akrilik head cured memenuhi persyaratan sebagai bahan plat gigi tiruan karena tidak
2

bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan, sifat fisik dan estetik baik, harga relatif murah,
dapat direparasi, mudah cara manipulasi dan pembuatannya (Wahyuningtyas, 2008).
Kekurangan dari resin akrilik adalah permukaan yang kasar dan mempunyai
porusitas yang bisa untuk tempat melekat bakteri atau mikroflora rongga mulut. Resin
akrilik jenis self-cured akan menghasilkan porusitas yang tinggi daripada resin akrilik
jenis heat-cured. Porus ini dapat menjadi perlekatan sisa makanan jika tidak dijaga
kebersihannya. Penumpukan sisa makanan pada gigi tiruan berbasis resin akrilik yang
tidak dibersihkan dapat menyebabkan halitosis, berdampak buruk bagi kesehatan jaringan
rongga mulut, juga dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme dalam rongga mulut
seperti jamur Candida albicans (Marisa, dkk 2010; Anita Y 2005).
Candida albicans merupakan salah satu flora normal di rongga mulut. Penelitian
yang dilakukan oleh Zomorodian K, Haqhiqhi NN, dan Pakshir K (2011) pada 114 subjek
penelitian menemukan adanya Candida albicans sebanyak 41,5%, Candida glabarta
18,4% dan Candida tropical 12,9%. Peningkatan jumlah Candida albicans yang terjadi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama penggunaan gigitiruan, xerostomia, penyakit
sistemik, penyakit autoimun, trauma, kondisi ph dalam rongga mulut.
Pemakaian gigi tiruan yang kurang baik dan tidak dijaga kebersihannya dapat
membuat jumlah koloni jamur Candida albicans akan terus meningkat dan berakibat
terjadinya peradangan di daerah mukosa rongga mulut yang berhadapan dengan gigi
tiruan, biasa disebut denture stomatitis (Dama C, Soelioangan S, dan Tumewu E 2013).
Penumpukan plak dan sisa makanan akan menyebabkan koloni C albicans
meningkat. Dari beberapa jamur yang ditemukan pada lapisan plak rongga mulut, C
albicans merupakan jamur yang paling banyak ditemukan. Hal ini karena C albicans
mempunyai kemampuan melekat lebih baik dibandingkan spesies Candida yang lain yaitu
melalui lapisan blastopore yang berikatan dengan eksopolisakarida dan adanya hyphae.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
tentang perbandingan perlekatan Candida albicans terhadap akrilik jenis heat-cured dan
akrilik jenis self-cured sebagai basis gigi tiruan.
3

LANDASAN TEORI
Resin Akrilik
Gigitiruan adalah suatu alat tiruan yang di gunakan untuk menggantikan sebagian
atau seluruh gigi asli yang sudah hilang serta mengembalikan perubahan-perubahan
struktur jaringan yang terjadi akibat hilangnya gigi asli. Basis gigitiruan lepasan dapat
dibuat dari logam atau campuran logam, kebanyakan basis gigitiruan dibuat
menggunakan polimer. Resin akrilik lebih sering digunakan karena keuntungan bahan
resin akrilik ringan, murah, warna sama dengan warna gingival, mudah pembuatannya
dan mudah dilakukan preparasi.
Akrilik adalah suatu bahan yang masih digunakan untuk pembuatan
gigitiruan..Resin ini mempunyai kekuatan, warna yang sesuai dengan warna jaringan
mulut yang digantikan. Sifat resin ini adalah bentuk stabil, tidak mengiritasi, tidak toksik,
mudah dimanipulasi. Kerugiannya, akrilik mempunyai pori-pori mikro sehingga
memudahkan sisa makanan dan bakteri masuk ke dalamnya
Terdapat 4 jenis resin akrilik:
1. Resin akrilik heat cured
2. Resin akrilik cold cured
3. Resin akrilik microwave cured
4. Resin akrilik visible light cured
Pada pemakaian gigi tiruan resin akrilik, mukosa akan tertutup sehingga
menghalangi pembersihan permukaan mukosa maupun permukaan gigi tiruan oleh lidah
dan saliva sehingga terjadi akumulasi plak pada gigi tiruan. Plak pada gigi tiruan
merupakan faktor penting yang dapat menyebabkan inflamasi pada mukosa palatal dan
terjadinya denture stomatitis. Salah satu penyebab denture stomatitis adalah Candida
albicans, akibat kurangnya kebersihan gigi tiruan, aliran saliva dan nutrisi
(Wahyuningtyas 2008).
Candida Albicans
Candida albicans merupakan mikroflora normal dalam rongga mulut, dimana
mikroorganisme ini jumlahnya mencapai 40 60 % dari populasi (Silverman S 2001).
Candida albicans dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang paling umum dalam rongga
4

mulut dan dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis atau moniliasis. Kadang-kadang


Candida albicans menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang sistem
imunnya lemah. Candida albicans dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah,
troboflebitis, endokarditis, atau infeksi pada mata dan organ-organ lain bila dimasukkan
secara intravena (kateter, jarum, hiperakimentasi, penyalahgunaan narkotika dan
sebagainya). Candida albicans juga ditemukan dapat berpenetrasi dan berinteraksi di
dalam permukaan gigi tiruan resin akrilik yang porus. Perlekatan Candida albicans pada
basis gigi tiruan resin akrilik dapat melalui interaksi non spesifik dan interaksi spesifik.
Interaksi non spesifik atau interaksi hidrofobik disebabkan adanya sifat Candida albicans
yang relatif hidrofilik dan basis gigi tiruan yang mempunyai sifat hidrofobik, sedangkan
terjadinya interaksi spesifik karena adanya ikatan antara mannoprotein Candida albicans
sebagai adhesin dengan protein ludah sebagai reseptor (Mekhanzie M 2012).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam artikel ini, meliputi (cara kerja terlampir):
1. Persiapan penelitian
Persiapan penelitian meliputi pembuatan plat resin akrilik steril self-cured dan
Plat resin akrilik steril heat-cured, Suspense Canndida albicans, agar saburaud,
alcohol, saburaud broth, serta menyiapkan larutan NaCl sebagai larutan fisiologis
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Plat resin akrilik self-cured sebanyak 10 buah dan plat resin akrilik heat-cured
sebanyak 10 buah direndam selama 48 jam kemudian disterilkan dengan
autoclave pada suhu 121oC selama 18 menit. Masing-masing resin akrilik
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi sabouraud broth dan suspense
Candida albicans yang telah disetarakan, yaitu 0,5 McFarland. Kemudian
diinkubasi selama 5 menit pada suhu ruang dengan tetap menjaga dalam keadaan
steril. Plat resin akrilik dimasukkan ke dalam larutan NaCl yang dapat
menciptakan kondisi fisiologis mirip dengan saliva dan digetarkan di atas vibrator
selama 30 detik untuk merontokkan Candida albicans yang menempel pada plat
resin akrilik. Mengambil larutan NaCl sebanyak 0,1 ml untuk dilakukan penipisan
5

sebanyak 3 kali (10-3) kemudian ratakan di atas agar sabouraud pada petri disc dan
petri disc kosong. Petri disc berisi agara sabouraud tersebut diinkubasi selama 48
jam pada suhu ruang. Pengenceran seri sampai 10 dengan cara:
a. Pengenceran P (10) diperoleh dengan cara memasukkan 1 ml larutan
dari tabung nomor 1 ke dalam tabung reaksi berisi 9 ml akuades steril.
b. Pengenceran P (10) diperoleh dengan cara memasukkan 1 ml larutan P
kedalam tabung reaksi berisi 9 ml akuades steril.
c. Pengenceran P (10) diperoleh dengan cara memasukkan 1 ml larutan P
kedalam tabung reaksi berisi 9 ml akuades steril.
d. Perhitungan jumlah koloni Candida albicans pada petri disc dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Luas lingkaran (petridisc) x rata2 koloni pada kotak (colony counter)

HASIL PENELITIAN
Hasil perhitungan perhitungan Candida albicans pada resin akrilik self-cured dan
heat-cured ditunjukkan pada tabel 1.

Table 1 Hasil perhitungan jumlah koloni Candida albicans pada resin akrilik self-
cured dan heat-cured

Kelompok Self-cured (CFU/ml) Heat-cured (CFU/ml)


1 2126.15 66.44
2 2.7 1.23
3 422.38 30.14
4 0.78 0.45
5 1195.96 614.59
6 0.979 0.398
7 4.29 x 102 3.17 x 102
8 0.93 0.33
6

9 0.830 0.465
10 7.756 3.986

Dari hasil perhitungan koloni Candida albicans pada masing-masing resin akrilik
didapatkan bahwa resin akrilik jenis self-cured memiliki tingkat perlekatan terhadap
Candida albicans yang tinggi dibandingkan dengan resin akrilik jenis heat-cured.

PEMBAHASAN
Basis akrilik gigi tiruan lepasan yang berkontak langsung dengan saliva,
mengabsorbsi molekul saliva tertentu, dan membentuk lapisan organik tipis yang disebut
acquired pellicle. Pelikel mengandung protein yang mengikat perlekatan mikroorganisme
rongga mulut, sehingga mikroorganisme melekat pada permukaan gigi tiruan dan
berkembang biak serta berkoloni dengan mikroorganisme lain membentuk plak gigi
tiruan. Plak gigi tiruan merupakan penyebab masalah yang berhubungan dengan jaringan
mulut,rasa tidak enak, stomatitis angularis, bau mulut, perubahan warna pada gigitiruan
dan peradangan jaringan mukosa di bawah gigitiruan yang disebut eritematosa. Proses
terbentuknya plak pada gigitiruan sama dengan proses yang terjadi pada gigi asli. Tabel
di bawah ini menunjukan perlekatan kandida pada permukaan masing masing gigi tiruan
(Tanjong A. 2011).

Tabel 2 Rata-rata jumlah Kandida Albikan pada permukaan resin akrilik (mm2)

Heat-cured 114.1018.30
Self-cured 132.5020.53
Microwave-cured 121.6030.63
Visible light-cured 191.5045.15

Gambaran pada tabel 2 memperlihatkan bahwa permukaan plak resin akrilik heat-
cured paling sedikit dilekati oleh sel Candida albicans hal ini disebabkan heat-cured
7

paling kecil tingkat porusitasnya dibandingkan jenis-jenis akrilik lainnya. Teori ini sesuai
dengan hasil penelitian pada tabel 1.
Terjadinya Kandidiasis pada rongga mulut diawali dengan adanya kemampuan
Candida untuk melekat pada mukosa mulut, dimana hal ini yang menyebabkan terjadinya
infeksi. Perlekatan jamur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi tanpa
gejala atau disertai dengan gejala infeksi. Kandidiasis eritematosa pada pengguna
gigitiruan terjadi karena adanya invasi jamur kandida ke dalam jaringan dan penggunaan
gigitiruan tersebut menyebabkan akan bertambahnya mukus dan serum, namun pelikel
saliva berkurang.

SIMPULAN
Resin akrilik merupakan bahan kedokteran gigi yang dipakai sebagai basis gigi
tiruan. Penggunaan resin ini memiliki kelebihan dan kekurangan salah satunya memiliki
porusitas yang tinggi sehingga dapat menyebabkan flora normal rongga mulut melekat
membentuk plak. Plak yang terbentuk lama-lama akan menumpuk dan menyebabkan
denture stomatitis. Penelitian ini dilakukan pengujian akrilik self-cured dan heat-cured
dengan tujuan untuk membandingkan jumlah koloni yang menempel pada akrilik
tersebut. Didapatkan hasil yang sesuai teori yaitu jumlah koloni pada resin akrilik self-
cured lebih banyak dibandingkan dengan heat-cured, hal ini karena porusitas dari self-
cured tinggi.

PUSTAKA
Anita Y. 2005. Viabilitas sel fibroblas BHK-21 pada permukaan resin akrilik rapid heat
cured. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol 38: 68-72.
Dama C, Soelioangan S, dan Tumewu E. 2013. Pengaruh Perendaman Plat Resin Akrilik
dalam Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) terhadap Jumlah
Blastospora Candida Albicans. E-Gigi Jurnal Ilmiah Kedokteran Gigi, 1 (2).
(Online), (https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egigi/article/view/3106/2650),
diakses tanggal 31 Oktober 2017.
8

Flaischmann J, Silverman S, dan Epstein BJ. 2010. Oral fungal infection. In: Silverman
S, Eversole LR, Truelove EL. Essential of Oral Medicine. London: BC Decker
Inc.
Kuswadji. Kandidosis. Dalam : Djuanda A., Hamzah M., Aishah S., Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta, 2006. Pp:103-6
Marisa, Djulaeha E, Prajitno H. 2010. Efektifitas perendaman lempeng resin akrilik
dalam infusa daun kemangi (ocimum basilicum linn) terhadap candida albicans.
Journal of Prosthodontics. 2010; 1(1) : 61-70. 4.
Mekhanzie M. 2012. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak Daun Jambu Mete Sebagai
Denture Cleanser Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans dengan Waktu
Perendaman 15 Menit. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Negeri
Jember.
Tanjong A. 2011. Pengaruh Kosentrasi Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus
Sabdariffal) Terhadap Koloni Candida Albicans yang terdapat pada Plat Gigi
Tiruan. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
Wahyuningtyas E. 2008. Pengaruh Ekstrak Graptophyllum Pictum terhadap
Pertumbuhan Candida Albicans pada Plat Gigi Tiruan Resin Akrilik. Indonesian
Journal of Dentistry, Vol 15 (3):187-191.
Zomorodian K, Haqhiqhi NN, dan Pakshir K. 2011. Assessment of Candida Species
Colonization and Denture-Related Stomatitis In Complete Denture Weares. Med
Mycol, Vol 49(2):206-11. (Online),
(http//www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20795762), diakses tanggal 31 Oktober
2017.
9

LAMPIRAN

Figure 1 Alat dan Bahan

Figure 2 Plat akrilik dimasukkan dalam larutan suspense Candida Albicans


10

Figure 3 Plat akrilik dimasukkan dalam suspensi NaCl

Figure 4 Plat akrilik diletakkan di atas vibrator selama 30 detik

Figure 5 Pengambilan plat akrilik setelah di vibrasi


11

Figure 6 Larutan siap ditipiskan sebanyak 3 kali

Figure 7 Penipisan larutan sebanyak 3 kali


12

Figure 8 dan Figure 9 Meletakkan larutan NaCl dalam petri disc dan diratakan
menggunakan spreader

Você também pode gostar