Você está na página 1de 9

ANALISIS RUNTUHNYA GEDUNG WTC

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar dasar Perencanaan Struktur Baja

Dosen Pengampu :

Dani Nugroho, M.Eng.

Disusun oleh :

Asif Fajarotul M (1503010002)

Sugeng Setio Aji (1503010023)

Aldi Sasongko (1503010053)

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2017
1. Analisis Struktur Menara Kembar WTC
a. Data Menara Kembar WTC New York
World Trade Center atau WTC adalah tempat dimana segala jenis atau usaha
perdagangan dunia dan Amerika berpusat disana. Ekonomi Amerika tergantung dengan apa
yang akan terjadi di pasar saham dan bursa efek WTC. WTC juga merupakan simbolisai
kedigdayaan bangsa Amerika dalam hal ekonomi yang lebih maju daripada Negara-negara
yang lainnya.
World trade center dirancang oleh Arsitek kenamaan yang berasal dari Jepang yaitu
Minoru Yamasaki, desain bangunan ini terlihat dari luar cukup sederhana hanya bangunan
tinggi dengan banyak jendela dan ruangan-ruangan, tetapi struktur yang digunakan sangatlah
kuat untuk menahan beban mati maupun beban hidup yang ada didalamnya. Pada tanggal 11
September 2001 WTC dihantam dengan pesawat boeing 707 dan pesawat itu meledakkan
dirinya sehingga WTC pun meledak dan hancur seketika. Menara kembar WTC-New York
dirancang dan dibangun sekitar 44 tahun yang lalu, yaitu dalam periode antara tahun 1966
1973. Arsitek bangunan tersebut adalah Minoru Yamasaki sedangkan structural engineers
utama yang terlibat dalam perencanaan struktur adalah John Skilling dan Leslie E Robertson.
Menara kembar tersebut terdiri dari 110 tingkat dengan 6 lapis basement, terdiri dari North
Tower dengan ketinggian 417m dan South Tower dengan ketinggian 415m. Kawasan WTC
tersebut juga mencakup beberapa gedung lainnya yang sebagian juga ikut mengalami
keruntuhan dan kerusakan yang cukup parah.

Gambar 1. Gedung Kembar WTC sebelum mengalami keruntuhan

Arsitek merancang suatu model struktural yang inovatif yang kaku tetapi seperti "tabung
berongga" denag kolom baja yang melekat denagn rangka bangunan. kolom dibaut dari baja
bercampur alumunium dengan dimensi 18 3/4 inchi. Berada di pusat struktur adalah suatu baja
vertikal dan inti beton.Balok baja menyebar keluar dan menghubungkan dengan baja tegak lurus,
membentuk dinding bagian luar.

Dimensi denah lantai tipikal adalah 63.50m x 63.50m dan dimensi core adalah 24.00m x
42.00m dengan jarak tipikal antar lantai 3.66m. Struktur bangunan adalah struktur baja dengan
lantai komposit yang menggunakan beton ringan. Yang cukup unik adalah penggunaan
viscoelastic shock absorbers yang dipasang antara balok-balok lantai dan kolom-kolom
perimeter. Fondasi bangunan duduk pada lapisan batuan (rock) pada kedalaman 22.50m, dengan
daya dukung izin sebesar 39 kg/cm2. Kawasan WTC ini dikelilingi oleh diaphragm wall setebal
900mm, dengan beberapa lapis rock anchors.

Gambar 2. Sistem struktur lantai tipikal WTC, New York

Gambar 3. Struktur fondasi kolom pada daerah core gedung WTC, New York.
b. Sistem Struktur Gedung WTC

Sistem struktur gedung WTC menggunakan sistem struktur rangka tabung (framed tube
system) yang berperilaku sebagai equivalent hollow tube. Sistem struktur ini juga diterapkan
pada gedung gedung super tinggi lainnya di dunia, yaitu Sears Tower (110 tingkat), John
Hancock Building (100 tingkat), dan Standard Oil Building (83 tingkat), yang keseluruhannya
terletak dikota Chicago. Penggunaan sistem struktur tabung diyakini sangat ekonomis dan
memiliki tingkat kehandalan dan keamanan yang tinggi, khususnya untuk bangunan super
tinggi yang menghadapi berbagai beban-beban lateral seperti gempa dan angin. Sistem tabung
ini akan bekerja dengan baik sebagai hollow-tube bila perimeter gedung berupa dinding-
dinding kaku sebagai struktur penahan gaya-gaya lateral yang tentunya harus dikombinasikan
dengan struktur lantai yang kaku sebagai rigid diaphragm.

Gambar 4. Sistem struktur frame tube gedung WTC, New York

Dalam implementasinya struktur dinding kaku tersebut diwakili oleh kolom-kolom


perimeter yang rapat dan diikat oleh balok tepi yang tinggi (deep spandrel beam). Sistem ini
paling banyak digunakan karena dapat mengakomodasi jendela-jendela pada lubang-lubang
diantara kolom-kolom perimeter. Pada gedung WTC-New York digunakan kolom-kolom
perimeter baja berbentuk box berdimensi 450mm x 450mm, yang dipasang dengan jarak antar
kolom 1.020mm (pusat ke pusat), dengan balok spandrel setinggi 1.320 mm. Pada lantai bawah
setiap kelompok yang terdiri dari 3 kolom berubah menjadi kolom-kolom tunggal box yang
berdimensi 800mm x 800mm. Seluruh rangka tabung dihubungkan dengan sambungan kaku
(rigid connection) sehingga terbentuklah struktur rangka tabung yang bersifat laterally and
torsionally rigid frame tube yang memiliki derajat hiperstatis yang tinggi. Dengan demikian
struktur tabung tersebut lebih diutamakan dalam menampung beban-beban lateral, sedangkan
core dan kolom-kolom interiornya lebih diutamakan dalam menampung beban-beban gravitasi.
Sistem ini berlainan dengan struktur gedung yang tidak terlalu tinggi dimana core bangunan
lebih diutamakan untuk menampung bebab-beban lateral. Dapat dikatakan sistem struktur
berubah sesuai dengan makin tingginya bangunan.

Gambar 5. Unit tipikal dari kolom-kolom berjarak 1.020mm (pusat ke pusat) dengan balok
spandrel.

Gambar 6. Bentuk dinding diaphragma pada gedung WTC, New York.


Gambar 7. Tiga kolom yang berubah menjadi kolom tunggal 800mm x 800mm.

Struktur lantai komposit yang terdiri dari deep bar joist setinggi 900mm dengan jarak
antar joist 2.040mm dan lantai setebal 100mm terbuat dari beton ringan. Beban mati lantai
sekitar 50 kg/m2 dan imposed live load sebesar ~ 500 kg/m2. Struktur baja juga dilapisi pelapis
tahan api vermiculite setebal 3 mm.

Gambar 8. Konstruksi lantai prefabrikasi gedung WTC, New York.

Untuk bangunan yang demikian tinggi, perencanaan didominasi oleh beban angin, dan
gedung WTC ini direncanakan terhadap beban angin sebesar 220 kg/m2. Hasil perhitungan
memberikan maximum horizontal deflection 280 mm. Perencanaan terhadap badai tidak kurang
dari 2% chance of occuring in a yearuntuk jangka waktu beberapa jam secara terus menerus.

2. Penyebab-penyebab Keruntuhan WTC


Setelah dianalisis dari segi struktur, diketahui bahwa WTC memiliki sistem
struktur tabung dalam tabung (core) dimana core tersebut dirancang untuk menahan
gaya gravitasi, berbeda dengan core pada bangunan pada umumnya yang dirancang
untuk menahan gaya lateral seperti hembusan angin, gempa dan sebagainya. Oleh
karena itu ketika pesawat menabrak WTC, maka yang seharusnya runtuh adalah plat-
plat lantainya saja, sedangkan corenya tetap berdiri. Tetapi yang terjadi adalah core
beserta plat lantainya runtuh bersamaan dan langsung rata dengan tanah hanya dalam
10 detik. Dalam ilmu fisika saja ketika ada sebuah bola dijatuhkan dari atas gedung
WTC tersebut maka bola tersebut akan jatuh ke tanah dalam hitungan 8-10 detik,
bagaimana mungkin sebuah bangunan sebesar WTC yang didukung dengan system
mega struktur akan runtuh dalam seketika ketika ditabrak oleh sebuah pesawat saja.
Dalam hal ini, pihak pemerintah Amerika menyebutkan
bahwa kebakaran yang terjadi akibat tabrakan pesawatlah yang menyebabkan
runtuhnya WTC hingga ke dasar. Padahal dalam sebuah situs di tuliskan Prof Dr
Morgan Reymonds (guru besar pada Texas University, USA) menyatakan Belum ada
bangunan baja ambruk hanya oleh kobaran api. Api yang dihasilkan oleh ledakan
pesawat sekalipun tidak akan menghasilkan panas yang akan bisa melelehkan struktur
baja core dari WTC yang berukuran besar. Argumentasi lainnya, dalam situs yang sama
disebutkan untuk melelehkan struktur baja dari core ini diperlukan api dengan
temperatur mendekati 5.000 derajat Fahrenheit, sementara barang-barang kantor dan
bahan bakar pesawat yang terbakar tidak bisa mencapai suhu sepanas itu.

3. Pendapat Ahli
Jika Dilihat Sekilas Penyebab Runtuhnya Gedung WTC Adalah Karena Ditabrak
Oleh Pesawat. Ada Juga Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Runtuhnya Gedung WTC
Adalah Karena Kebakaran.
Profesor Steven E. Jones Dari Universitas Brigham Young Menyarankan Agar Adanya
Investigasi Pada Penyebab Runtuhnya Gedung WTC Karena Kejadian Ini Tidak Mungkin
Terjadi Jika Hanya Tertabrak Oleh Pesawat Berbahan Alumunium Ataupun Kebakaran, Tapi
Bahan Peledak Yang Sudah Lebih Dulu Ditempatkan Didalam Gedung Secara Vertikal Agar
Dampaknya Tidak Terlalu Berpengaruh Pada Gedung Disekitrnya. Pada Puing Dan Lelehan
Logam, Ditemukan Reaksi Suhu Tinggi Dari Bahan Ledakan Yaitu Thermite. Thermite
Adalah Komposisi Pyrotechnic Dari Bubuk Logam Dan Logam Oksida Yang Dapat
Menghasilkan Reaksi Oksidasi-Reduksi Bernama Reaksi Thermite. Dengan
Menggunakan Thermite, Maka Besi Atau Baja Dapat Terbakar Dan Meleleh Dengan Cepat
Seperti Mentega Yang Dipotong. Hal Yang Dihasilkan Oleh Pembakaran Thermite Adalah
Asap Berwarna Putih, Lelehan Pijar Api Dan Percikan Api. Uniknya, Semua Itu Muncul
Ketika Sebelum Dan Sesudah WTC Ditabrak Oleh Pesawat.
Selain Penggunaan Thermite, Jones Juga Mengemukakan Teori Lainnya Yaitu Pemotongan
Beberapa Batang Besi Baja Penyangga Gedung Di Bagian Bawah Dan Pemakaian Bom.
Menurut Richard Gage, Seorang Arsitek Yang Telah Berpengalaman Selama 20
Tahun Dalam Bidang Konstruksi Serta Telah Berkecimpung Dalam Banyak Proyek
Perancangan Bangunan Anti-Api Dan Anggota Dari Institusi Arsitek Amerika,[93]
Mendirikan Organisasi Architect And Engineer For 911 Truth (Arsitek Dan Teknisi Untuk
Kebenaran 911) Yang Berisikan Ratusan Artsitek Dan Teknisi Berpengalaman Di Bidangnya.
Mereka Mengeluarkan Pernyataan Yang Menyangkal Pernyataan Komisi 9/11 Yang
Menyatakan Bahwa Gedung WTC 1, 2, 3, 4, 5, 6, Dan 7 Hancur Akibat Ledakan Yang
Disebabkan Oleh Tabrakan Dan Penyebaran Avtur Dari Penerbangan 11 Dan 175. Para
Arsitek Yang Tergabung Dalam Organisasi Tersebut Menyatakan Bahwa Mereka Mencurigai
Adanya Perubuhan Terkontroldengan Bahan Peledak Yang Menjadi Penyebab Runtuhnya
Menara 1, 2 Dan Terutama Runtuhnya Menara 7 Setelah Berbagai Penyelidikan Terhadap
Rekaman Video Dan Analisis Lapangan Yang Menurut Mereka Sangat Tidak Wajar Dan Tak
Dapat Diterima Secara Ilmu Pengetahuan Apabila Menara 7 Yang Terletak Jauh Dari Menara
Utara Dan Selatan Rata Dengan Tanah.
Pada Tahun 2006, Seorang Arsitek AS Yang Berpengalaman Puluhan Tahun Dalam
Mendesain Gedung Tingkat Tinggi Berstruktur Baja Dan Tahan Api Bernama Richard Gage,
AIA, Menjadi Pemrakarsa Organisasi Para Arsitek Dan Insinyur Seluruh Dunia Untuk
Menuntut Diungkapnya Kebenaran Peristiwa Runtuhnya WTC, Yaitu Architects & Engineers
For 9/11 Truth, Dan Di Organisasi Ini Mengundang Para Arsitek, Insinyur, Ilmuwan Dan
Lain-Lain Dari Seluruh Dunia Untuk Berperan Serta Menandatangani Petisi Dan Hingga Saat
Ini Telah Ditandatangani Oleh Hampir 15.000 Orang. Petisi Tersebut Merupakan Dukungan
Terhadap Keluarga Para Korban Runtuhnya WTC Yang Menginginkan Kebenaran
Terungkap, Serta Pelaku Kejahatan Kemanusiaan Yang Terlibat Didalamnya Dapat Diadili
Dengan Seadil-Adilnya Di Pengadilan Internasional. Beberapa Link Video Dari Situs
Tersebut Menjelaskan Pendapat Para Ahli Bangunan, Ahli Kimia Dan Ahli Bom Peruntuh
Gedung, Yang Dengan Jelas Mengungkapkan Bahwa Menara Kembar WTC Tidak Mungkin
Runtuh Hanya Karena Ditabrak Pesawat. Pendapat Mereka Didukung Dengan Analisa
Laboratorium Dari Sample Yang Diambil Dari Tempat Kejadian, Bahkan Disertai Dengan
Analisa Berupa Film 3 Dimensi Untuk Mengetahui Kejadian Sebenarnya. Mereka Semua
Berani Berbicara Berlandaskan Keilmuan Dan Bukti-Bukti Ilmiah, Bukan Dengan Asumsi.
Saat Ini Juga Di Ryerson University Toronto, Canada, Mulai Tanggal 8-11 September 2011
Diadakan The International Hearings On The Events Of September 11, 2001. Di Tempat Ini
Saat Ini Berkumpul Ratusan Ilmuwan Dari Seluruh Dunia Yang Saling Mengungkap Fakta
Ilmiah Tentang Kebenaran Penyebab Runtuhnya Menara Kembar WTC Dan WTC7. Hari
Pertama Kemarin Saya Sempat Menyaksikan Video Live Streaming Pertama Dari Hearing Ini
Yang Menjelaskan Bahwa Teori Dari NIST Tentang Mengapa Dan Bagaimana WTC
Runtuh Adalah Teori Yang Tidak Masuk Akal. Tujuh Point Penjelasan Final Dari NIST
Mengenai Runtuhnya WTC Adalah Sebagai Berikut : 1. Terbakarnya Pesawat Telah
Memutus Kolom Bangunan. Bantahan Para Ahli : Hanya 14% Kolom Putus Di WTC1 Dan
15% Di WTC2, Hal Ini Tidak Akan Merubuhkan Gedung Karena Lokasi Pesawat Di Tengah
Bangunan. Bahkan Meskipun 1/3 Dari Kolom Pada Lantai Dasar Telah Terputus, Maka
Bangunan WTC Masih Belum Rubuh. 2. Beban Bangunan Telah Terestribusi. Bantahan Para
Ahli : Konsep Pancake Theory Telah Usang Dan Mudah Dibantah Karena Tidak Masuk Akal.
Menara Kembar WTC Bisa Menahan Beban Hingga 2000% Pada Tahun 1964. 3. Kebakaran
Telah Menyebar Luas Ke Seluruh Bangunan Bantahan Para Ahli : Hal Ini Mustahil, Karena
Dibutuhkan Energi Yang Luar Biasa Besar Dan Waktu Yang Sangat Lama Untuk Membakar
Struktur Baja Tahan Api Seluruh Bangunan Gedung WTC. 4. Temperatur Yang Sangat
Tinggi Telah Melemahkan Kolom Dan Lantai Bangunan Bantahan Para Ahli : Mustahil
Karena Kolom Dan Lantai Bangunan Yang Terbakar Hanya 4 Lantai Saja. 5. Lantai
Bangunan Mulai Melengkung Ke Bawah Bantahan Para Ahli : Lantai Bangunan WTC Telah
Terbukti Oleh Test Tidak Akan Melengkung. 6. Lantai Yang Melengkung Menarik Kolom
Luar Sehingga Kolom Bengkok Bantahan Para Ahli : Mustahil, Karena Lantai Harus Menarik
Minimal 30 Kolom Luar Untuk Membengkokkan Gedung. 7. Ketidakstabilan Gedung Telah
Menyebar Keseluruh Area Gedung Menyebabkan Keruntuhan Total Bantahan Para Ahli :
Gedung Berstruktur Baja Tahan Api Seperti WTC, Tidak Akan Secara Langsung Runtuh Bila
Hanya 4-5 Lantai Berlubang Akibat Ditabrak Pesawat Dan Kebakaran. Gedung Seharusnya
Akan Melalui Proses Deformasi Besar-Besaran Yang Memakan Waktu Lama. Kemungkinan
Gedung WTC Hanya Akan Bengkok Atau Miring Jika Tidak Segera Diperbaiki. WTC Tidak
Mungkin Runtuh Secara Mulus Dan Cepat Seperti Yang Telah Terjadi. Teori Yang
Dikeluarkan Oleh NIST Adalah TIDAK REALISTIS, DIMANIPUlASI, Dan
DISCONNECTED (Alias Nggak Nyambung). NIST Bahkan Tidak Mempublish Atau Merilis
Computer Models Atau Model Komputer Yang Dijadikan Landasan Dari Teori Mereka.
Kesimpulan Nya Adalah Jelas Bahwa Runtuhnya Menara Kembar WTC Dan Building7
Adalah BUKAN Karena Ditabrak Oleh Pesawat Ataupun Karena Kebakaran Gedung, Tetapi
Karena Tindakan Kesengajaan Peruntuhan Gedung Yang Sangat Terencana, Menggunakan
Bom Dan Bahan Peledak, Bahkan Memotong Kolom Bangunan Dengan Jumlah Yang Sangat
Banyak Di Beberapa Titik Tertentu Sebagaimana Diperlukan Untuk Menghancurkan Struktur
Bangunan Gedung Tingkat Tinggi Berlapis Baja Dan Tahan Api, Sehingga Menyebabkan
Gedung Runtuh Dengan Mulus Dan Cepat Ke Tanah.

Você também pode gostar