Você está na página 1de 9

PERSETUJUAN PEMBIMBING

ARTIKEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEJADIAN


MALARI ADI DESA MOAHUDU KECAMATAN TABONGO KABUPATEN
GORONTALO

Oleh

Nim

Telah diperiksa dan disetujui

Pembimbing 1 Pembimbing II

Suwarly Mobiliu, S.Kp, M.Kep Dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes


Nip :19610531 198311 2 001 Nip : 19740106 200604 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan

Dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes


Nip : 19740106 200604 2 001
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Kejadian Malaria di Desa
Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten boalemo

Mutia Agustian Moonti

Jurusan Ilmu Keperawatan


Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan
Universitas Negeri Gororntalo
2013

ANGGOTA
Suwarly Mobiliu
Zuhriana K Yusuf

ABSTRAK

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap


keluarga dengan kejadian malaria di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten
Gorontalo. Adapun yang menjadi rumusan masalah yaitu: Apakah Terdapat
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga dengan Kejadian Malaria di Desa
Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo?. Penelitian ini menggunakan
penelitian korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi pada
penelitian ini sebanyak 552 KK dan sampel sebanyak 232 KK.
Untuk untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan diatas, data data
tersebut dianalisis dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional
Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan observasi dan angket pada
responden tentang pengetahuan, sikap terhadap kejadian malaria di Desa Moahudu
Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo. Analisa data pada penelitian ini
menggunakan Analisis Univariant dan Analisis Bivariant (chi Square). Hasilnya
menunjukkan bahwa pengetahuan keluarga tentang penyakit malaria adalah baik
(n=222 atau 95.7%) serta sikap keluarga adalah cukup (n= 193 atau 96,5%). Terdapat
hubungan antara kejadian malaria dengan pengetahuan keluarga Uji chisquare yaitu
X2hitung (9,401) lebih besar dari X2tabel (5,991). Simpulannya hubungan
pengetahuan dan sikap keluarga dengan kejadian malaria, karena masih kurangnya
pengetahuan keluarga sehingga mereka belum menyadari dalam hal pencegahan
malaria.
PENDAHULUAN
Salah satu komitmen global dibidang kesehatan adalah memerangi penyakit
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainya (MDG ke 6). Malaria tidak mengenal batas
wilayah administrassi, sehingga untuk mengendalikannnya di perlukan komitmen
nasional, regional dan global sebagaimana tercantum dalam Milenium Development
Goals (MDGs) (WHO,2009).
Global Malaria Programme (GMP) menyatakan bahwa malaria merupakan
penyakit yang harus terus menerus dilakukan pengamatan, monitoring dan evaluasi,
serta diperlukan formulasi kebbijakan dan strategi yang tepat.
Berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar Republik Indonesia (Riskesdas RI)
tahun 2007, diketahui bahwa penyakit malaria tersebar merata di semua kelompok
umur. Prevalensi malaria di klinis di pedesaan dua kali lebih besar bila dibandingkan
prevalensi perkotaan. Prevalensi klinis juga cenderung tinggi pada masyarakat
dengan pendidikan rendah. Kelompok petani, nelayan buruh dan kelompok dengan
tingkat pengeluaran rumah tangga perkapita rendah.
Menurut Lukman (2010), sebanyak 424 kabupaten dari 567 kabupaten di
Indonesia ditetapkan sebagai dari endemis malaria, sehingga perlu dilakukan
penanganan serius untuk meberantas penyakit tersebut. Dari 424 kabupaten tersebut,
diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko tertular penyakit malaria.
Kasus malaria yang tinggi berdampak terhadap beban ekonomis yang besar
baik bagi keluarga yang bersangkutan dan bagi pemerintah melalui hilangnya
produktivitas kerja, hilangnya kesempatann rumah tnangga untuk membiayai
pendidikan serta beban biaya kesehatan yang cukup tinggi. Dalam jangka panjang,
akan menimbulkan efek menurunnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat
Indonesia (Trihono, 2009).
Di Provinsi Gorontalo tahun 2009 penderita malaria klinis 11.438 jiwa (11,42
%) dan positif malaria 547 jiwa (0,54 %), pada tahun 2010 penderita malaria klinis
9.138 jiwa (9,13 %) dan positif malaria 1.878 jiwa ( 1.80 %), serta tahun 2011
mangaalami peningkatan penderita malaria klinis 19..798 jiwa (19,69 %), positif
malaria 2.079 (1.89 %).
Khusunya penyakit malaria di Kabupaten Gorontalo termasuk yang terbanyak
dan dapat dikataka endemis, dimana AMI (Annual Malaria Incidence) tahun 2009
penderitaa malaria klinis 5.429 jiwa (53 %) dan kasus yang positif malaria 1.683
(31%), tahun 2010 kasus malaria kilinis sebanyak 5.389 jiwa (52 %) dan positif
malaria 1.558 jiwa (1.30%), serta pada tahun 2011 mengalami peningkatann
penderita malaria klinis 12.168 jiwa (12.2 %) dan kasus positif menalami penurunan
1.333 jia (124 %).
Kasus malaria di Desa MOahudu dapat digolongkann rendah pada tahun 1009
jumlah penduduknya 1.848 jiwa, dimana ditemukan 1 KK (1%) yang teridentifikasi
penderita malaria klinis sedangkan penderita yang positif malaria belum ada karena
pemeriksaan sampel darah RDT (Rapid Diagnostic Test) dan mikroskop belum
dilakukan (alat dan bahannya belum ada). Tahun 2010 jemlah penduduknya 1.761
jiwa ditemukan 9 KK (9%) penderita malaria klinis sedangka 3 KK (3%) penderita
positif malaria. Jumlah penduduk tahun 2011 yaitu 1.978 jiwa, pada tahun 2011 juga
mengalami penigkatan malaria 7 KK (7%) malaria klinis sedangkan 15 KK (15%)
positif malaria. Desa Moahudu Kecamatan Tabongo terdiri 4 dusun yakni moahudu,
dusun modelomo, dusun ilomangga, dusun maanggulipa. Dengan kassus terbanyak
malaria terdapat di Dusun Manggulipa senbanyak 5 KK (5%) dan dusun modelomo 7
KK (7%) sedangkan jumlah keluarga yang tidak sakit di Desa Moahudu Kecamatan
Tabongo tahun 2009 berjumlah 518 KK dari (519 KK), tahun 2010 berjumlah 516
KK (dari 528 KK), tahun 2011 berjumlah 526 KK (dari 548 KK.
Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Moahudu Kecamatan
Tabongo bahwa sikap dari setiap KK yaitu menghindari gigitan nyamuk malaria
(banyak pakaian bergantungan, memasang kawat kasa, kebiasaan menggunakan
kelambu dan obat anti nyamuk), mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria
(kebersihan lingkungan).
Beberapa upaya pencegahan penyakit malaria yang telah dilaksanakan di Desa
Moahudu Kecamatan Tabongo adalah melalui program kelambunisasi. Hasil
pelaksanaan program ini belum tercapai sepenuhnya seperti yang diharapkan, hal ini
terlihat masih tingginya keluarga yang menderita penyakit malaria serta upaya yang
dilakukan Puskesmas Tabongo dalam penanggulangan penyakit yaitu dengan
mensosialisasikan tentang penyakit malaria dan pengobatan bagi yang menderita
positif malaria.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kolerasi analitik dengan pendekatan cross
sectional study dimana data yang menyangkut variable bebas dan variable bebas dan
variable terikat diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan distribusi responden Kepala
Keluarga menurut jenis kelamin dimana sebagian besar respondennya adalah laki laki
yaiu 220 KK atau 90,5 % dan perempuan sebanyak 22 KK atau 9,5%, ditemukan KK
perempuan pada penelitian ini Karenna suaminya sudah meninggal. Hal ini
disampaikan oleh gunawan (2000) bahwa perbedaan prevalensi menurut umur dan
jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan Karena
variasi keterpaparan kepada gigitan nyamuk.
Responden menurut pendidikan terlihat bahwa responden yang memiliki
pendidikan tertnggi yaitu SD berjumlah 191 orang atau 82,3%,, sedangkan responden
yang memilik tingkat pendidikannya terendah yaitu perguruan tinggi berjumlah 4
orang atau 1,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden yang ada di
Desa Moahudu Kecamatan Tabongo masih rendah.
Dengan demikian, upaya penigkatan pendidikan masyarakat harus terus
diingatkan, karena menurut Baderudin (2002) secara umum seseorang yang
mempunyai pendidikan lebih tinggi biasanya akan lebih mudah menghindari penyakit
malaria karena mereka lebih mudah memahami infomasi tentang sesuatu hal
termasuk informasi tentang malaria.
Responden didaerah penelitian sebagian besar bekerja sebagai petani yaitu 156
orang atau 67,2% dan yang paling sedikit yaitu Pegawai Negeri berjumlah 2 orang
atau 0,9%. Responden yang anggota keluarganya menderita malaria sebanyak 35
orang atau 15,1% dan yang tidak pernah menderita sebanyak 197 orang atau 84,9%.
Pekerjaan sebagai petani penggarap ini menyebabkan harus berada disawah sampai
sore bahkan tidak jarang menginap delama beberapa hari atau minggu untuk
berladang, kondisi ini memberikan resiko yang besar unntuk digigit nyamuk,
termasuk Anopheles sp.
Distribusi berdasarkan tingkat pengetahuan yang paling banyak adalah
responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 95,7 dan respon yang
berpengetahuan kurang sebanyak 1,7 %. Berpengetahuan kurang yaitu tidak
menderita malaria 3 responden atau 7,5 % serta yang menderita sebanyak 1
responden atau 2,5 %. Menurut Suryanto (2003) masyarakat ddengan tingkat
pengetahuan yang kurang, mempunyai kecendrunga yang tidak mendukung program
kesehatan dalam upaya pencegahan dan pengobatan.
Berdasarkan hasil analisi diperoleh dari P. value (5,991) > uji chisquare (7,815)
atau X2 hitung >X2 tabel, hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada
hubungan antara sikap dengan kejadian malaria. Dalam menetukan sikap yang utuh
ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

SIMPULAN
1. Pengetahuan keluarga dengan kejadian malaria di Desa Moahudu Kecamatan
Tabongo Kabupaten Gorontalo yaitu Baik (n=222 atau 95,79%)
2. Sikap keluarga dengan kejadian malaria di Desa Moahudu Kecamatan Tabongo
Kabupaten Gorontaloyaitu cukup ( n= 193 atau 96,5%)
3. Ada hubungab tingkat pengetahuan keluarga dengan kejadian malaria di Desa
Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo dimana dari uji Chiquere
yaitu X2 hitung (13,759) > X2 tabel (5,991)
4. Ada hubungan sikap keluarga dengan kejadian malaria dengan kejadian malaria di
Desa Moahudu Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo dimana dari uji
Chiquare yaitu X2 hitung (9,401) > X2 tabel (5,991).
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Zial, 2012. Makalah Malaria dan Cara Penyembuhannya.
http://www.masbied.com2012011makalah-malaria-dan-cara penyembuhannya,
diakses17 juni 2012
Ahmadi, Supri.2008.Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Desa Lubuk Nipis
Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara enim.
http://eprints.undip.ac.id186971SUPRIAHMADI.pdf, diakses 29 november
2012
Andarmoyo, sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga (konsep Teori, Proses Dan
Praktik Keperawatan). Yogyakarta : Graha ilmu
Babba, Ikramaya. 2007. Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian
Malaria (Studi Kasus Di Wilayah kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura).
Jurnal Epidomiologi (Online), (http://www.google.co.id#hl=\id&sclient=psy-
ab&q=faktor-faktor+yang+mempengaruhi+kejadian+malaria&oq=faktor-
faktor+yang+mempengaruh+kejadian+malaria&aq=f&aqi=gl&aqI=&gs_I=hp.3
..0.3812133.3829035.14.3829352.52.30.1.9.9.5.2531.24273.7-5j2j6, diakses 23
november 2012
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : EGC.
Depkes, RI. 2009. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Jakarta : Ditjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Depkes, RI.2012.Gebrak Malaria Dalam Rangka Peringatan Hari Malaria Sedunia
Tahun 2012. Artikel (Online), (http://www.pppl.depkes.go.id, diakses 20 mei
2012).
Dewi, Rika.2012.Metode Penelitian.
http://www.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-rikadewi-5431-
4-babiii.pdf, diakses 03 juli 2012
Gould, Dinah dan Chritine Brooker. 2003. Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat.
Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Aimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa
Data. Jakarta : Salemba Medika
Hafnizar, 2012. Pengertian Sikap. http://id.shvoong .com, diakses 16 Desember
Harahap, Maryo Eki,2012. Gambaran Pengetaahuan Keluarga Tentang
Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur
Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Jurnal Ilmu Keperawatan(Online),
(http://www.repository .usu.ac.id, Diakses 20 Mei 2012)
Harijanto (Ed). 2009. Malaria Dari Molekuler Ke Klinis. Jakarta : EGC.2009.
Malaria Dari Molekuler ke Klinis. Jakarta : EGC
Jhonson R dan Leny R. 2010. Keperawatn Keluarga. Yogyakarta : nuha medika
Karolina, Kristiani.2006 Kajian Faktor Lingkingan Dan Perilaku Terhadap
Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kelimutu Kabupaten
Ende Propinsi Nusa tenggara Timur Tahun 2005. Skrpsi, Sekolah tinggi
Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta.
Mahdiana, Ratna.2010. Mengenal, Mencegah Dan Mengobati Penularan Penyakit
Dari Infeksi. Yogyakarta : Citra Pustaka
Mobonggi, intan, 2011. Hubungan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian
Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Barat Kabupaten
Gorontalo. Skripsi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan
Universitas Gorontalo
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta :
rineka cipta.
Notobroto, Hari Basuki, 2009. Faktor Risiko Penularan Malaria Di Daerah
Berbatasan.
http://www.journal.unair.ac.idfilerPDF07%20vol%207%20no%202%20Agts%
202009%20FKM%20_hari%20basuki_%20134-142.pdf, diakses 23 November
2012.
Priyatno, Dwi.2010. Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analsis Data
Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta : Gava Media.
Sembel, Dantje.2009. Etimologi Kedokteran. Yogyakarta : andi Yogyakarta.
Setiadi.2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Setiadi, 2008. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Stoppard, Miriam. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Erlangga.
Susana, Dewi.2010. Dinamika Penularan Malaria. Jakarta : Universitas Indonesia.
Susanto, Inge (ED). 2006. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi Empat.
Jakarta : Fakultas kedokteran ui
Trenggalek,2012. Malaria dan pencegahannya (online)
http://www.trenggalek.comindex.phpotion=com_content&view=article&id=26
malariadanpencegahannya&catid=34kesehata&Itemid=70, diakses10 juni 2012.
Universitas Negeri Gorontalo : 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Gorontalo: kementrian Pedidikan Nasional.
Wiyono, Gendro.2011. Merancang penelitian Bisnis Dengan Alat Analisis SPSS
17,0 Dan SmartPLS 2,,0. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Você também pode gostar