Você está na página 1de 39

Asupan gizi seimbang pada balita usia 2-3 tahun

Oleh :
Masatul Jennah (1150015006) Ati fatur rohmaniya (1150015046)

Uci Nuril Hidayati (1150015012) Fitrianingsih (1150015048)

Nurul wahyu N (1150015028) Bunga ayu gea (1150015033)

Aysah Indra N (1150015029) Nindy pratiwi (1150015059)

Tita Sefirinda (1150015030) Ita iszekah (1150015054)

Ardinia N (1150015040) Rossy pratiwi (1150015064)

Nadia asyfaina (1150015043) Musdalifah (1150015065)

Afifatul azmi (1150015045) Rohmatul umamah (1150015066)

PRODI D III- KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

TAHUN AJARAN 2016-2017


Latar Belakang

Secara umum masalah gizi di Indonesia terutama kekurangan Energi Protein


(KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang menjadi problem
khusus. Angka kejadian tertingi terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun (Anonim,
Kompas. Mei 2005). Hal ini juga dikarenakan anak-anak berumur (0-5 Tahun
balita) adalah termasuk golongan masyarakat rentan gizi (Sediaoetama, 1999).
Beberapa literatur mengungkapkan bahwa penyebab yang mengakibatkan
terjadinya kurang gizi pada balita adalah kurangnya pengetahuan orang tua akan
bahan makanan yang bergizi serta tidak mengerti bagaimana cara memberi
makanan yang benar sehingga asupan gizi kurang. Ditunjang dengan kemiskinan
keluarga, faktor kepadatan penduduk serta faktor sosial budaya dan infeksi
(Kartasapoetra & Marsetyo, 2002)

Salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan memperbaiki
status gizi masyarakat terlebih pada balita. Balita termasuk kelompok paling
rentan terhadap masalah gizi jika ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi.
Sedangkan pada masa ini mereka mengalami siklus pertumbuhan dan
perkembangan yang relatif pesat. Akibat dari kurang gizi ini kerentanan terhadap
penyakit-penyakit infeksi terlebih pada kasus gizi buruk, gizi buruk seperti
fenomena gunung es dimana kejadian gizi buruk dapat menyebabkan kematian
(Notoatmodji, 2003; Sediaoetama, 2000). Di Indonesia jumlah kasus gizi buruk
pada tahun 2012 sebanyak 42.702 kasus kurang lebih mengalami penurunan
sebesar 14%, namun dalam beberapa tahun terakhir penurunannya saangat landai
(Kementrian Kesehatan RI, 2013). Berdasarkan PSG (Pemantauan Status Gizi)
tahun 2012 untuk Provinsi Jawa Timur, angka gizi buruk pada balita berdasarkan
BB/U (Berat Badan Dibandingkan Dengan Umur) sebesar 2,35% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2013).
Dampak dari seseorang yang mengabaikan masalah gizi pada balita adalah
masalah kesehatan di indonesia. Pemberian asupan makan sehari-hari harus
seimbang dan sesuai kebutuhan. Seseorang yang mengabaikan masalah gizi pada
balitanya akan menyebabkan malnutrisi, dimana pengertian malnutrisi itu sendiri
bukan hanya kurangnya nutrisi tetapi bisa jadi kelebihan nutrisi sehingga
menyebabkan obesitas atau kegemukan. Pada usia balita, apabila kekurangan gizi
akan berakibat buruk terhadap kesehatan dan perkembangannya di masa
mendatang. Saat ini malnutrisi (kurang nutrisi) di indonesia 6% balita kurang gizi
dan 37% balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Menurut
Dr.dr.Inge Permadhi, MS, SpGK, (spesialis gizi klinik) Gizi tidak boleh
kekurangan maupun berlebihan karena keduanya dapat mengganggu kesehatan.
Data riskesdas tahun 2013 mengungkapkan bahwa satu dari tiga balita yang
berusia 2-3 tahun bertubuh kecil (pendek)/sama dengan usia dibawah 2 tahun. Hal
ini merupakan indikasi kekurangan gizi menahun yang dapat beresiko pada
pertumbuhan dan perkembangan balita. Data lain menunjukkan bahwa 45%
wanita di Indonesia usia produktif (termasuk ibu hamil) mengalami Kurang
Energi Kronis (KEK) yang dapat mempengaruhi produktivitas dan beresiko
mengalami gangguan pada kehamilan nantinya. Sedangkan situasi malnutrisi
(kelebihan gizi) berat badan lebih sebesar 13,5%, obesitas 15,4%. Anak usia 1-3
tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang
di sediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan balita lebih
besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif
lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan
yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang
usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil
dengan frekuensi sering.
Bahwa potensi anak sangat dipengaruhi oleh faktor gizi yang baik. Gizi yang baik
akan meningkatkan potensi anak, untuk itu peran ibu sangat penting dalam
memperhatikan pola makan anak ataupun sebagai penyedia bahan pangan dalam
rumah tangga. Dan masalah gizi buruk juga dapat diantisipasi dengan upaya
pencegahan dan penanggulangan secara terpadu disetiap tingkat pelayanan
kesehatan, termasuk pada sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas
perawatan, puskesmas, balai pengobatan, puskesmas pembantu, pos pelayanan
terpadu, dan pusat pemulihan gizi yang disertai peran aktif masyarakat, sehingga
dampak negatif kekurangan pangan dan gizi dapat dicegah dan ditanggulangi
secara cepat apabila gejala dan penyebab masalahnya diketahui secara dini. Dan
peneliti tertarik untuk meneliti Profil asupan gizi seimbang balita di Posyandu
Ketegan.
B.Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif.


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ketegan yang dilakukan pada tanggal 12 juli
2017. Objek yang diteliti adalah asupan makanan anak balita gizi kurang.Jenis
data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder.Sumber data dalam
penelitian ini yaitu ibu-ibu yang mempunyai anak balita gizi kurang.Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan panduan observasi, pedoman
wawancara dan dokumentasi. Untuk Keabsahan Data dalam penelitian ini
meliputi uji kredibilitas, uji transferability, uji depenability dan uji comfirmability.
Teknik analisis data kualitatif meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi data,
penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.
C. Pembahasan
Hasil penelitian ini membahas tentang asupan makanan anak balita gizi
kurang yang terdiri dari 6 : Menu Makanan yang dihidangkan untuk Anak Balita
Gizi Kurang B2SA yaitu Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman yang diuraikan
dibawah ini:
a) Beragam Menu yang diberikan pada anak balita gizi kurang harus beragam
dilihat dari segi bahan, warna dan bentuk dari makanan tersebut.
1) Bahan Makanan Berdasarkan reduksi data yang peneliti lakukan dengan
metode wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa menu yang diberikan
kepada anak balita tidak beragam dan kurangnya variasi menu.Hal ini tentunya
akan memberikan hasil yang kurang dalam pemberian menu pada makan anak
balita. Menurut Hartoko (2013: 1) menyatakan bahwa: Beragam adalah Bahan
makanan yang digunakan bervariasi, untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
dibandingkan hanya makan beberapa jenis bahan makanan saja.Teknik
pengololahan, tekstur, warna makanan juga harus bervariasi supaya anak balita
tidak bosan dengan menu yang ada. Makanan yang dihidangkan untuk anak balita
hendaknya beranekaragam agar tidak menimbulkan kebosanan pada anak. Akan
tetapi, dalam pemberian makanan pada anak balita tidak semua ibuibu
menerapkannya. Harusnya menu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pada
anak balita agar dapat tumbuh menjadi anak yang 6cerdas dan berkembang baik.
Hasil dokumentasi peneliti terhadap bahan yang beragam dari makanan yang
dihidangkan.
2) Warna makanan
Berdasarkan reduksi data yang peneliti lakukan dengan menggunakan metode
wawancara dan observasi kepada informan terhadap menu yang dihidangkan tidak
menggunakan warna yang beragam dari makanannya. Hal ini diduga karena
informan kurangnya pengetahuan dan perhatian dalam memberikan warna yang
beragam pada menu makanan anaknya, masih ada juga menggunakan warna yang
sejenis dari setiap menu yang diberikan sehingga kurangnya semangat anak dalam
mengkonsumsi makanan. Sebagaimana yangdiungkapkan Hartoko (2013:1)
adalah Warna makanan haruslah
bervariasi dan beragam supaya anak balita tidak bosan dengan menu
yang ada dan semangat dalam mengkonsumsi makanan.
3) Bentuk makanan
Berdasarkan reduksi data yang peneliti lakukan denga menggunakan metode
wawancara dan observasi terhadap menu makanan anak balita gizi kurang yakni
terhadap informan sebanyak 8 orang, semua informan memberikan bentuk
makanan yang beragam karena terlihat dari informan yang mengolah makanannya
yaitu dengan digoreng, digulai, ditumis dan direbus. Hal ini di duga karena
informan kurangnya pengetahuan dan tidak memberikan variasi bentuk dalam
mengolah makanan yang beragam bagi anaknya sehingga kurangnya semangat
anak dalam mengkonsumsi makanan.
b) Bergizi
Zat-zat gizi pada menu makanan yang diberikan pada anak balita gizi kurang
meliputi karbohidrat, protein, vitamin dan mineral dapat diuraikan sebagai
berikut:

1) Karbohidrat

Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadap informan melalui
wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa ada 6 dari 8 orang
informan memberikan karbohidrat padaanaknya berupa nasi putih dan 2 orang
informan setiap hari memberikan bubur milna. Asupan gizi yang baik sangat
dibutuhkan anak balita untuk pertumbuhan otak yang maksimal agar anak balita
bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Sebagaimana yang diungkapkan Sunita
Almatsier (2005:286) yaitu Karbohidrat bermanfaat untuk memberi rasa kenyang
yang terdiri dari nasi, jagung, ubi jalar, singkong, talas dan sagu. Akan tetapi
dalam kenyataannya masih ada juga informan yang belum memberikan nasi,
padahal dalam usianya sudah seharusnya makan nasi tetapi masih juga diberikan
bubur. Hal ini berdampak pada tumbuh kembang anak balita yaitu kurang
semangatnya anak dalam keseharian karena tidak adanya sumber karbohidrat yang
dikonsumsinya
2) Protein
Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadap
informan melalui wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan
bahwa ada 5 dari 8 orang informan memberikan protein pada anaknya yaitu ikan
laut, ikan air tawar, ayam, belut dan telur ayam. Dan 2 orang informan setiap hari
memberikan bubur milna tidak diberikan protein dan juga 1 orang informan
memberikan mie instan tidak diberi protein. Sebagaimana yang diungkapkan Eva
Ellya (2010:56)
menyatakan bahwa: Protein sangat berperan penting untuk pertumbuhan manusia

demi kelangsungan hidupnya diantaranya: Untuk pertumbuhan dan


pemeliharaan,Untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak,Untuk mengatur
keseimbangan air dalam tubuh,Untuk pembentukan antibody
3) Vitamin Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadapinforman
melalui wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa dari 8 orang
informan terdapat 3 orang informan yang memberikan sayur pada anaknya dan 5
orang informan tidak memberikan vitamin berupa sayuran pada anaknya. Hal ini
diduga karena kurangnya pengetahuan informan dan tidak mempunyai waktu
dalam mengolah sayur. Sebagaimana Menurut Sunita Almaitser 8 (2009:287)
menyatakan bahwa Sayur berguna untuk memberikan rasa segar dan
melancarkan proses menelan makanan karena biasanya dihidangkan dalam bentuk
berkuah yaitu sayur daun-daunan, umbiumbian dan kacang-kacangan.
4) Mineral Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan dengan
menggunakan metode wawancara dan observasi terhadap menu yang diberikan
pada anak balita yakni dari 8 orang informan memberikan mineral berupa air
putih dan terdapatnya 1 orang informan yang tidak memberikan mineral berupa
susu pada anaknya karena anak tidak mau minum susu dan 7 orang informan
memberikan susu. Susu yang diberikan yaitu susu formula SGM dan susu kental
manis. Sebagaimana yang diungkapkan Eva Ellya Sibagariang (2010:58)
menyatakan bahwa:
Setiap sumber mineral punya fungsi masing-masingnya yang harus dicukupi,
dimana kadar mineral dalam tubuh harus seimbang demi kesehatan tubuh dengan
cara banyak mengkonsumsi buah-buahan, susu dan sayuran yang menjadi sumber
mineral alami.

c) Seimbang Berdasarkan hasil dari reduksi data yang peneliti lakukan terhadap
informan melalui wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa tidak
terdapatnya informan yang memberikan menu seimbang pada anaknya antara
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pada menu yang 9 diberikan pada anak
haruslah sesuai antara jenis dan jumlah makanan yang diberikan. Sesuai dengan
pendapat Sunita Almatsier (2005:285)
menyatakan bahwa Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses pertumbuhan
dan perkembanga.Berimbang yang dimaksud dalam menu adalah proporsi zat gizi
yang dikonsumsi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh anak balita. Jika tidak
seimbang maka akan berakibat timbulnya masalah gizi baik itu kurang gizi atau
kelebihan gizi (Hartoko, 2012:1).
d) Aman

Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan dengan wawancara dan
observasi kepada informan dapat disimpulkan bahwa informan telah memberikan
makan yang aman pada anaknya yaitu makanannya berkuah, lunak dan tidak
bertulang. Menurut Santoso
(2004:148), hal yang harus diperhatikan dalam memberikan makanan
untuk anak balita:

1) Porsi anak tidak terlalu besar, untuk anak yang banyak makannya, dapat
diberikan tambahan makanan

2) Makanan cukup basah karena berkuah (tidak amat kering) agar mudah ditelan
anak

3) Potongan makanan dan ukuran makanan cukup kecil sehingga mudah


dimasukan ke dalam mulut anak dan mudah dikunyah
4) Tidak berduri atau bertulang kecil10

2. Frekuensi makan anak balita gizi kurang Frekuensi makan adalah jumlah
pemberian makan dalam satu waktu yang ditentukan yaitu makan pagi, makan
siang dan makan malam. Makan pagi berkisar dari jam 07.00- 10.30 WIB, makan
siang berkisar dari jam 13.00-15.00 WIB dan makan malam berkisar dari jam
19.00-20.00 WIB.

3. Jumlah asupan makanan anak balita gizi kurang Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi terhadap semua informan mengenai jumlah makanan yang
diberikan kepada anak balita dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Karbohidrat Hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadap informan melalui
wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa banyak nya nasi yang
diberikan pada anaknya diperkirakan berkisar antara 100-200 gram. Makanan
yang diberikan itupun tidak terkontrol, kadang habis kadang tidak, sesuai dengan
kesukaannya saja. Menurut Eva Ellya (2010:19) menjelaskan bahwa: Fungsi
utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh, 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kkal. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi
glukosa untuk keperluanenergi, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi.11

b) Protein Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadap informan
melalui wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa 8 orang
informan, terdapat 5 orang informan memberikan protein berupa lauk pauk
diperkirakan berkisar dengan berat 50-100 gram. Protein yang diberikan yaitu
rata-rata anaknya menyukai ikan, belut, ayam dan telur tetapi dengan jumlah yang
berbeda setiap harinya. Menurut Eva Ellya (2010:30) menyatakan bahwa gizi
kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang, terutama dalam hal
protein. Lebih lanjut dijelaskan Eva Ellya (2010:38) yaitu Kebutuhan protein
untuk anak-anak sedang tumbuh, diperlukan protein yang lebih banyak yaitu 3
gram tiap satu kilogram berat badannya

c)Vitamin Berdasarkan hasil reduksi data yang peneliti lakukan terhadap informan
melalui wawancara dan observasi dapat diambil kesimpulan bahwa dari 8 orang
informan terdapat 3 orang informan yang memberikan vitamin berupa sayur-
sayuran pada anak balitanya berkisar dengan berat 50-100 gram dan 5 orang
informan tidak memberikan sayuran sedangkan 2 orang informan memberikan
vitamin berupa buah-buahan yaitu buah \pepaya. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Ayu Bulan (2012:8) yaitu Sayur yang dibutuhkan pada anak yang
berumur 1-5 tahun adalah 100 11 gram sekali makan sesuai dengan Anjuran
makan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi anak.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah merujuk pada
permasalahan di atas yakni: bagaimana gambaran profil asupan nutrisi
seimbang pada balita di Desa Ketegan Kec. Sepanjang Kab. Sidoarjo dan di
Desa Karangbong Kec. Gedangan Kab. Sidoarjo.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil asupan nutrisi seimbang pada balita di Desa
Ketegan Kec. Sepanjang Kab. Sidoarjo dan di Desa Karangbong Kec.
Gedangan Kab. Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep dasar gizi balita
b. Mengetahui definisi gizi pada balita
c. Mengetahui peran makanan bagi balita
d. Mengetahui kebutuhan gizi pada balita
e. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita
f. Mengetahui akibat gizi yang tidak seimbang
g. Mengetahui menu makanan bagi balita
h. Mengetahui menu bagi balita yang sedang sakit
i. Mengetahui metode penelitian status gizi

D. Manfaat
1. Bagi Perawat atau Profesi
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya tenaga perawat
dalam rangka meningkatkan mutu nutrisi seimbang pada balita.
2. Bagi instansi Pendidikan
Sebagai bahan acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan kesehatan
agar pendidikan senantiasa peka terhadap kenyataan yang ada di lapangan
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman yang berharga bagi
peneliti khususnya dalam meningkatkan wawasan dalam bidang penelitian.
4. Bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam pemberian nutrisi
seimbang pada balita.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Gizi Balita

2.1.1 Definisi Gizi Pada Balita


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. ( I Dewa, dkk,
2002).
Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya, yakni menghasilkan energy, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. (Rahayu Widodo,
2009).
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1
tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2 kali BB lahir dan 3 kali BB lahir
pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada umur 2 tahun. Pertumbuhan
mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg per
tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir. (Soetjiningsih,
2001).

2.1.2 Peran Makanan Bagi Balita


a. Makanan sebagai sumber zat gizi
1) Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat
, lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk
melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber
tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
2) Zat pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga
menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3) Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini
zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin
C ) maupun yang larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan
K ).
b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

2.1.3 Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup
untukmemelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar,
kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan.Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehinggadiperoleh status gizi yang baik. Status
gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan
dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat(KMS).
a. Kebutuhan energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya
masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring
dengan bertambahnya usia.
b. Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun,
jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu
tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c. Kebutuhan zat pengantar
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring
dengan bertambahnya usia.
Beberapa kandungan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita yaitu :
1. Protein

Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari daging
hewan (telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang
didapat dari tumbuh-tumbuhan. Nilai gizi protein hewani lebih
besar dari protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein nabati dan
hewani sangat dianjurkan.

Fungsi Protein:

a) Penunjang pertumbuhan

Protein merupakan bahan padat utama dari otot organ dan


glandula endoterm. Merupakan unsur utama dari matriks
tulang dan gigi,kulit,kuku,rambut,sel darah dan serum.

b) Pengaturan proses tubuh

Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.


Protein juga mempertahankan ketahanan terhadap
mikroorganisme yang mengadakan invasi karena antibody
bersifat protein.

c) Energi

Protein merupakan sumber energi potensial, setiap gram


menghasilkan sekitar 4 kkal. Jika protein digunakan untuk
energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber protein: ASI, susu formula, sereal atau gandum,
telur, tahu, tempe, ikan, dan daging.

2. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Bayi yang baru


mendapat asupan makanan dari ASI. Pada anak yang lebih besar
yang sudah mendapat makanan tambahan pendamping ASI,
karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
tepung seperti: bubur susu, sereal,roti,nasi tim atau nasi. Apabila
tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk
menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak
cadangan dalam tubuh

Fungsi Karbohidrat hampir semua karbohidrat pada akhirnya


digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Beberapa
karbohidrat yang ada digunakan untuk sintesis dari sejumlah
senyawa pengatur. Beberapa fungsi karbohidrat antara lain :

a) Energi

Setiap gram karbohidrat yang dioksidasi rata-rata


menghasilkan 4 kalori. Sejumlah karbohidrat dalam bentuk
glucose akan digunakan secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan energi jaringan sejumlah kecil akan disimpan
sebagai glikogen dalam hepar dan otot dan beberapa akan
disimpan sebagai jaringan adipose untuk dikonversi
menjadi energi.

b) Aksi pencadangan protein

Tubuh akan menggunakan karbohidrat sebagai protein


utama energi,karena itu jika terdapat defisiensi kalor dalam
diet, maka akan digunakan jaringan adipose dan protein.

c) Pengaturan metabolisme lemak


Diperlukan sejumlah karbohidrat dalam diit sehingga
oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. Jika
karbohidrat dalam diit terbatas, maka lemak akan di
metabolisir lebih cepat daripada penanganan tubuh terhadap
produk metabolisme ini. Jika lemak dioksidasi secara tidak
lengkap maka akan terbentuk keton.

d) Peranan dalam fungsi gastrointestinal

Diduga lactose mempercepat pertumbuhan dari bakteria


yang digunakan dalam usus kecil. Sejumlah bakteri ini
berguna dalam mensintesis vitamin B kompleks dan
vitamin K. Laktose juga meningkatkan absorbsi kalium.
Sementra selulose, hemiselulose dan pectin tidak
menghasilkan zat gizi dalam tubuh, mereka membantu
dalam stimulasi aksi peristaltik.Karbohidrat terutama
monosakarida, merupakan unsur penting dari banyak
senyawa yang mengatur metabolisme. Sumber karbohidrat:
ASI, produk susu, beras, jagung, singkong, buncis, tomat,
sayur hijau, dan buah segar.

3. Lemak

Seperti karbohidrat lemak merupakan senyawa karbon ,hydrogen


dan oksigen, tetapi proporsi oksigen lebih rendah. Lemak termasuk
senyawa minyak-minyakan dan bahan mirip lemak yang
mempunyai rasa minyak dan tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut organik tertentu seperti eter, alkohol dan benzen.
Terdapat banyak asam lemak yang ditemukan dalam alam yang
berbeda dalam jumlah atom karbon dan ikatan ganda yang
dikandungnya. Mereka adalah asam lemak jenuh dan asam lemak
tak jenuh.
Asam lemak jenuh lebih stabil dan tidak memiliki ikatan rangkap,
contoh asam palmitat, stearat yang merupakan unsur utama
mentega coklat.

Asam lemak tak jenuh yang memiliki dua atau lebih ikatan rangkap
yang bereaksi secara berangsur-angsur dengan udara
menjadikannya tengik.

Fungsi Lemak

Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi setiap setiap


gram lemak jika dioksidasi menghasilkan sekitar sembilan kalori.
Energi ini secara terus menerus ada dalam simpanan jaringan
subkutan dan dalam kavum abdomen. Juga mengelilingi organ dan
menyusur sepanjang jaringan adipose. Lemak bertindak sebagai
barier dari vitamin A,D,E dan K yang larut dalam air, memberikan
rasa makanan yang menyenangkan dan memberi perasaan kenyang
karena kecepatan pengosongan dari lambung dikaitkan dengan
kandungan lemaknya.Fosfolipid merupakan komponen penting
dari struktur membran dan unsur semua sel dan terlibat dalam
absorbi dan transpor lemak.

Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar


kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat.
Pada anak usia nayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak
merupakan umber gliserida, dan kolesterol yang tidak dapat dibuat
dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak, yaitu: vitamin A,D,E,dan K.
Sumber lemak: ASI, susu formula, minyak goreng, margarine, dan
daging.

4. Vitamin

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang


berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow,D.R.dan
Reeding BA,1988). Kekurangan vitamin akan menyebabkan tubuh
cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh
darah dan sel saraf serta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.
Vitamin yang diperlukan bagi balita meliputi vitamin B kompleks
dan vitamin C serta vitamin A, D, E dan K. Vitamin C penting
untuk tubuh untuk pembentukan substansi antar sel, meningkatkan
daya tahan tubuh dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus.
Vitamin D penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan
posfor, pembentukan tulang dan gigi.

5. Mineral

Fungsi mineral adalah untuk mengaktifkan metabolisme tubuh.

Mineral antara lain :

a) Kalsium : susu, tempe, tahu, ikan teri.

b) Fosfor : daging, ikan, telur, beras.

c) Zat Besi : Hati, daging unggas, ikan, telur, sayuran hijau,


kacang-kacangan, biji-bijian.

d) Iodium : garam beriodium, ikan dan hasil laut.

e) Flour : air, bahan makanan hewani maupun nabati.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita


Ada beberapa faktor yang sering merupakan penyebab gangguan gizi,
baik langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung
gangguan gizi khususnya gangguan gizi pada bayi dan balita adalah
tidak sesuai jumlah giziyang mereka peroleh dari makanan dengan
kebutuhan tubuh mereka. Beberapa faktor yang yang secara tidak
langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada anak balita
anatar lain (Proverawati, 2010)
a. Pengetahuan
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat
keluarga yang sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan
yang dihidangkan seadanya. Dengan demikian kejadian gangguan gizi
tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang
akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan cukup.

Keadaan ini menunjujkkan bahwa ketidaktahuan akan faedah


makanan bagi kesehatan tubuh menjadi penyebab buruknya mutu gizi
makanan keluarga, khususnya makanan balita. Masalah gizi karena
kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dibidang memasak akan
menurunkan konsumsi makan anak, keragaman bahan dan keragaman
jenis makanan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebebasan.
b. Persepsi
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi
tetapi tidak digunakan atau hanyak digunakan secara terbatas akibat
adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu.
Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan harkat
keluarga. jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu
yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein, dibeberapa daerah
masih dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat
keluarga.

c. Kebiasaan atau pantangan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makanan


tertentu masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan.
Larangan terhadap anak untuk makan telur, ikan atau daging hanya
berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi
secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat
memerlukan bahan makanan seperti guna keperluan pertumbuhan
tubuhnya.

d. Kesukaan jenis makanan tertentu


Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan
tertentu atau disebut sebagaifaddisme makanan akan mengakibatkan
tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak


yang menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi
atau adik yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawat
secara baik. Anak Dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan
perawatan ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan
kesehatan dan kasih sayang.

f. Sosial ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu


makanan yang disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan
keluarga turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga
sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g. Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak
mau makan. Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan
kalori yang seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.

2.1.5 Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)


Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi
yang tidak diimbangi dengan asupan yang memadai.
Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan
danperkembangan balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang
bersifat akutmenyebabkan anak kurus kering yang disebut dengan
wasting. Wasting, yaituberat badan anak tidak sebanding dengan
tinggi badannya. Jika kekurangna inibersifat menahun ( kronik),
artinya sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangkawaktu yang lama
maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadipendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya
walaupun secara sekilasanak tidak kurus.
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat
berat dapatdibedakan menjadi tiga bentuk.
1. Marasmus
Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga
wajahnya seperti orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan
energi yang dominan.
2. Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan
cairan di sela- sela sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk,
tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan ( wasting ).
Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut (
mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan
protein dalam tubuh sudah habis.
3. Marasmik- kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan
kwashiorkor. Kejadian ini dikarenakan kebutuhan energi dan
protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari asupannya.

b. Obesitas
Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktorketurunan
dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang
tidak sesuai dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992),
obesitas seringditemui pada anak-anak sebagai berikut:
a. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
b. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
c. Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
d. Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai keinginan orangtua
e. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
f. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :
a) Faktor penyakit organis
b) Faktor gangguan psikologi
Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai
berikut:
1. Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi
menjadi frustasi dan menangis
2. Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam
jumlah/ takaran tertentu sehingga anak menjadi tertekan
3. Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang
diinginkan / membosankan
4. Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau
ukuran / dosis yang diberikan tidak sesuai dengan
sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan
5. Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah
makan bersama kedua orang tuanya.
c) Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan
( faktor organis, faktor psikologis, atau faktor pengaturan
makanan )
1. Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan
adalah dengan menyembuhka penyakitnya melalui dokter
2. Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal
yang dapat dilakukan.
1) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah
dan praktis sehingga dapat menggugah selera makan
anak dan disajikan semenarik mungkin.
2) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan,
orangtua harus sabar saat memberi makan anak.
3) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya
waktu makan disesuaikan denga waktu makan
keluarga karena anak punya semangat untuk
menghabiskan makanannya dengan makan bersama
keluarga (orangtua)
4) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap
suatu jenis makanan sebaiknya dihindari dan
ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan
yang baik. Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan
makanan maka dapat dilakukan beberapa hal berikut
ini.
a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan
diberikan pada saat anak benar-benar lapar dan haus
b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan
tersebut tidak membuat anak menjadi kenyang agar
anak tetap mau makan nasi.
c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan
selingan, sebaiknya didampingi oleh orang tuanya
sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang
baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.
d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus
diatur disesuaikan dengan kebutuhan/kecukupan
gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau
gizi lebih.
e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus
disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak
2.2 Menu Makanan Balita

Makanan yang memegang peranan pentimg dalam pertumbuhan fisik dan


kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makanan dan
variasi makanan .
Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut:
a. Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari
sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.
b. Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak
mendapatkan asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu
hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
Pagi hari waktu sarapan
Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu
Pukul 12.00 pada waktu makan siang
Pukul 16.00 sebagai selingan
Pukul 18.00 pada waktu makan malam
Sebelum tidur malam, tambahkan susu
Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.
Contoh pola jadwal pemberian makanan menjelang anak usia 1 tahun
perlu diketahui, jadwal pemberian makanan ini fleksibel (dapat
bergeser, tetapi jangan terlalu jauh) :
Pukul 06.00 : susu
Pukul 08.00 : bubur saring / nasi tim
Pukul 10.00 : susu / makanan selingan
Pukul 12.00 : bubur saring / nasi tim
Pukul 14.00 : susu
Pukul 16.00 : makanan selingan
Pukul 18.00 : bubur saring / nasi tim
Pukul 20.00 : susu

Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan
seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada
usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel


otak sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu
diperhatikan keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil.
Pertumbuhan sel otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan


yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi,
dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.


Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang
sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan
makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru
perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dan keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara
makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup
menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang
berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan menganggu nafsu
makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap
yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Fungsi makanan selingan adalah :
1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan
makanan selingan
2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya
(pagi, siang, dan malam)

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri dirumah sehingga sangat


higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli,
sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan pilih yang lengkap gizi, jangan
hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan
ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya
senang yang manis-manis saja maka kebiasan ini akan dibawa sampai dewasa
dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan
faktor risiko pada usia yang relative muda dapat terserang penyakit tertentu.

2.3 Menu Untuk Balita yang Sedang Sakit

Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,
muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas
ditangani dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk
mempercepat kesembuhan balita, bisa diimbangi dengan pengaturan
makanannya.
1. Untuk balita dengan panas tinggi
Penderita penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya
meningkat. Hal ini disebabkan metabolism tubuh meningkat, penyerapan
zat-zat gizi menurun dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan
penyakitnya. Nafsu makan pun biasanya menurun.
Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat:
a. Konsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure,
bubur dan lain-lain.
b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan
sering.
c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan
kacang-kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.
d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari
normal sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah
sangat baik karena mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan
minuman lebih banyak dari biasanya.
e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu
dingin.
2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)
Diare pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia.
Diare diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Penyebab diare ada
beberapa faktor, yaitu :
a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan
merupakan penyebab diare pada anak.
b. Malabsorbsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu
karbohidrat (umumnya laktosa), lemak dan protein.
c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan
tertentu.
d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada
anak).

Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit
(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi
sebab masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan
hipoglikemia yaitu kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanan secara umum adalah :


a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui
muntah maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu
gelas larutan oralit atau larutan gula garam.
b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energy, protein, vitamin
dan mineral.
c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak
panas atau terlalu dingin.

3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan


Penyakit saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan
umumnya disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena
cuaca dan polusi udara.
Mengatur makanannya dengan :
a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan , sebaiknya
diberikan dalam keadaan hangat.
b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.
c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti
sirup dan lain-lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti pudding.
d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah


Muntah adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan
makanan, infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.
Syarat makanannya :
a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi
bertahap dan sering.
b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah
yang segar dan susu campur buah supaya segar.
c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan
peningkatan protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa
diperoleh dari telur, susu, daging, ayam dan laim-lain.
d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori.
Tetapi berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena
kelebihan lemak akan membuat mual.

5. Untuk balita dengan gejala batuk


Gejala batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit
bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan
sebagainya. Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :

a. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau
minum.
b. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus
diimbangi makan yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.
c. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil
tetapi sering dan bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.
d. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan
protein lebih tinggi dari biasanya.
e. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak
menimbulkan batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu manis dan
bisa menimbulkan batuk seperti coklat, permen, manisan, dan
minuman manis.
f. Setelah anak sembuh , kalau berat badannya turun perlu
ditingkatkan konsumsi makanannya.

2.4 Metode Penilaian Status Gizi

1. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian,


yaitu : antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing
penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut.
a Antropometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darin sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umum dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidaklseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
b Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat.Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungksn dengan ketidakcukupan gizi.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat.
Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umu dari kekuirangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit.
c Biokimia
Penelitian dengan status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: udara,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
d Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)
dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian
buta senja epidemic (epidemic off night blindness). Cara yang
digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2. Penilaian Status Gizi Secar Ttidak Langsung


Penilaian status gizi secra tidak langsung dapat dibagi 3 yaitu: survey
konsumsi makanan, stattistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan
penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:
a Survey konsumsi makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode menuaan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat diberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.
Survey dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak
langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c Faktor etelogi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah
ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan
lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung
dari keadaan ekologi seperti iklim, panah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk
mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar
untuk melakukan program intervensi gizi (schrimshaw, 1964) secara
ringkas, penilaian status gizi dapat dilihat pada bagan 2.1

Bagan 2.1 Metode Penelitian Status Gizi.

Penilaian Status Gizi

Pengukuran Langsung Pengukuran tidak Langsung


1 Antropometri 1 Survei Konsumsi
2 Biokimia 2 Statistik Vital
3 Klinis 3 Faktor Ekologi
4 Biofisik

NO. NAMA L/P UMUR B. S. KETERANGAN


BALITA BADAN GIZI
1. Nea P 44 14,2 T/b
2. Faiq L 41 15,5 N/b
3. Aprilio riski L 38 16,3 N/b
4. Nanda kaila P 37 12,5 N/b
5. Reyhana P 43 19,2 N/b
6. Zahira P 38 11,6 T/b
7. Fanizia P 44 14,3 O/b
8. Malikha P 50 17,1 N/b
9. Nana P 35 14,4 N/b
10. Nene P 27 12,4 T/b
11. Much. Fikri L 17 10 T/b
haikal
12. Rayya P 21 8,7 T/b Pentafalen
sahumar
13. Rayyan L 19 9,6 N/b
14. Putri adifa P 29 12,1 N/b
15. Yuanita P 29 13 O/b
16. Kaira P 38 14 O/b
17. Davin L 19 10 O/b Pentafalen
18. Raffael L 20 10 N/b
19. Lutfi L 20 9,5 N/b
20. Felix ananda L 9 7,9 N/b
putra
21. Alika naila P 11 8 O/b
22. Radit L 9 9,5 T/b
23. Rafania P 3 6,2 B/b
POSYANDU SEMBILAN (XI)

ANAK CERIA

Perum. Karang Indah Asri

Ds. Karangbong, Kec. Gedangan, Kab. Sidoarjo dan Ds.ketangan Rt 14 rw 03


Taman Sidoarjo

Pada 08 Juni 2017

RESGISTRASI PENIMBANGAN BALITA (24-36 Bulan)

NO NAMA TGL.L NAMA STATUS JAN FEB MAR APRIL MEI JU


ANAK AYAH/IBU
1. Azahra 10/04/2014 Saiful/rina wiraswasta 33/10,7 34/10,6 35/12 36/11,6
O/b T/B N/b T/b
2. Nana 23/07/2014 Anang/ana swasta 30/13,9 31/13,5 32/1,5 33/14,6 34/14,3 35/
(kristina) O/b T/b T/b N/b T/b N/b
3. Aqila 22/02/2014 Yogi/shinta pns 35/12,5
T/b
4. Alexa 03/01/2015 Habib/martin swasta 25/10,5 25/10,4 26/10,1
N/b T/b T/b
5. Intan 01/02/2014 Gun/shofia swasta 35/16,5 36/16
N/b T/b
6. Putri 09/01/2014 Rohim/suka swasta 24/11,2 25 26 27/11,4 28/12 29/
T/b O/b N/b N/b
7. Yuanita 14/01/2015 Andri/anggsa pns 24 25 26/12,2 27 28 29/
O/B O/b
8. Nandana 18/02/2015 Kadiban/niken swasta 23/12,8 24/12,7 25/12,7 26/13 27/13,3
O/b N/b T/b N/b N/b
9. Karia 17/03/2015 Anang/diana swasta 33 34 35/13 36/19,5
O/b N/b
10. Rayhan 31/04/2014 Antok/sinta swasta 32/19,5 33/21 34 35/19,5
O/b N/b O/b
11. Nanda 31/05/2014 Misno/wiwik swasta 31/11,2 32/11,5 33/12,2 34/19,4 35/11,9
O/b N/b N/b O/b T/b
12. Appriliio 23/04/2014 Hendi/rini swasta 33 34/14 35/15,2 36/16,1
O/b N/b N/b
13. Nene 22/04/2014 Rizal/nia swasta 22 23 24 25/12,3 26/12,6
O/b O/n
14. tianila 22/06/2014 Andri/ria swasta 32 33/12,5 35/19,5
O/b O/b
15. hafid 03/06/2015 Hudah/sari wiraswasta 33 34 35/13 36/19,5
O/b N/b
16 Nia 24/05/2014 Hadi/tia agustin swasta 32/19,5 34/22 35 36/20,5 36,2/22
N/b O/b

NO NAMA BALITA P/L UMUR B.Badan S.gizi


1 Nea P 44 14,2 T/B
2 Faiq L 41 15,5 N/B
3
4 Aprilio Risky L 38 16,8 B/B
5
6 Nanda kamilia P 37 12,5 N/B
7
8 Rehana P 43 19,2 N/B
9 Zahira P 38 11,6 T/B
10 Aqila P 40
11 Fanizia P 47 14,3 O/B
12
13
14 Malika P 50 17,1 N/B
15 Nana (Kristina) P 35 14,4 N/B
16 Nene P 27 12,6 T/B
17
18 Intan P 40
19 Much.Fikri Haikal L 17 10 T/B
20 Rayya Shanutar P 21 8,7 T/B
21 Rayyan L 19 9,6 N/B
22 Putri Adifa P 29 12,1 N/B
23
24
25 Yuanita P 29 13 O/B
26 Nandana Ramar Dian L 28
27 Kaira P 38 14 O/B
28 Dafin L 19 10 O/B
29 Rafagl L 20 10 N/B
30 Lutfi L 20 9,5 N/B
31 Jonatan L 10
32 Rayhan L 37
33 Felix Ananda Putra L 9 7,9 N/B
34
35 Atan L 25
36 Alika Naila Sari P 11 8 O/B
37 Radit L 9 9,5 T/B
38 Rafania P 3 6,2 B/B
NB :

1. Jumlah balita yang ada di posyandu bulan ini (S)


2. Jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai PMS bulan ini (K)
3. Jumlah balita yang naik berat badannya bulan ini (N)
4. Jumlah balita yang tidak naik berat badannya bulan ini (E)
5. Jumlah balita yang bulan ini di timbang , tetapi bulan lalu absen (0)
6. Jumlah balita yang baru pertama kali hadir di penimbangan bulan ini (B1)
7. Jumlah balita yang di timbang bulan ini (D)
8. Jumlah balita yang di timbang bulan ini berumur 36 bulan (S36)
9. Jumlah balita yang mencapai umur 36 bulan pada bulan ini BB 11,6kg (L)
10. Jumlah balita yang tidak hadir dalam penimbnagan bulan ini (-)
11. Jumlah balita yang ada di Bawah Garis Merah (70% NCHS) ()
12. Jumlah balita yang ada di daerah dua pita warna biru kuning (diatas garis
merah) (R)
13. Jumlah anak dapat VitA satu kali pada tahun yang sama (Feb/Agust) (A)
14. Jumlah anak dapat VitA yang kedua kali pada bulan Agustus tahun yang
sama (A2)
15. Paraf petugas lapangan
KESIMPULAN

Salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan yaitu dengan memperbaiki
status gizi masyarakat terlebih pada balita. Balita termasuk kelompok paling
rentan terhadap masalah gizi jika ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi.
Sedangkan pada masa ini mereka mengalami siklus pertumbuhan

Você também pode gostar