Você está na página 1de 4

6 Hal yang Saya Pelajari dengan Mengikuti Seminar MLM

- Saya tahu saya tidak menyukainya tapi saya mengikutinya. -

Malam itu saya pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi. Setelah selesai seorang dosen

bertanya pada saya tentang rencana hidup saya setelah selesai kuliah. Saya bercerita tentang

banyak hal; tentang mimpi saya, harapan orang tua saya dan lainnya. Beliau pun tak kalah

dalam bercerita. Beliau menceritkan tentang kehidupan dalam dunia kerja; jadi pegawai

swasta, jadi pegawai BUMN, jadi PNS dan jadi pengusaha. Saya lupa bagaimana tepatnya alur

obrolan tersebut, namun kemudian kita membicarakan topik marketing (beliau dosen

marketing), dari digital marketing yang lagi tren sampai multi level marketing (MLM) yang tidak

saya sukai. Ya! Mendengar namanya saja saya sudah kehilangan selera tapi akhirnya saya

sepakat untuk mengikuti seminar MLM dengan beliau. Kita akan belajar hal baru tentang

marketing dan mlm itu sendiri. kata beliau singkat sebelum saya berpamitan pulang.

Jangan terlalu membenci sesuatu, jangan pula terlalu menyukai sesuatu. Belajarlah

mengelola emosi dan miliki kecerdasan emosional yang baik. Alasan tersebut yang kemudian

mendorong saya untuk meng-iya-kan ajakan mengikuti seminar MLM walaupun saya tahu saya

tidak menyukainya. Mengutip dari Wikipedia MLM merupakan.

Puncak seminar MLM yang saya ikuti diisi oleh seorang mantan petinggi salah satu bank

swasta nasional dengan gelar pendidikan tinggi dari berbagai universitas ternama dalam dan

luar negeri. Kesuksesannya menjalankan bisnis MLM membuat dia resign dari pekerjaan

tetapnya lalu menghabiskan hari-harinya bersama keluarga dengan kehidupan yang mewah;

rumah besar, hobi jalan-jalan ke dalam dan luar negeri, anak bersekolah di US, pembantu
rumah tangga banyak, gadget terbaru, mobil mewah dan lain-lain. Beliau bercerita jika itu

semua dibiayai dari passive income MLM tersebut (ya namanya juga MLM, passive income

adalah cerita yang umum). Bagi saya tidak ada yang menarik dari seminar tersebut. Namun

berikut beberapa hal yang saya dapatkan setelah mengikuti seminar MLM :

Cobalah kesempatan yang ada

Saya tidak tahu jalan rejeki (dalam hal ini uang) saya kecuali setelah saya mencoba berbagai

jalan. Diluar sana mungkin ada yang hidup berkecukupan dengan gajinya sebagai pegawai, ada

yang hidup berkecukupan dengan keuntungannya dalam berdagang, ada yang hidup

berkecukupan dengan penghasilannya dari berinvestasi, dan tentu saja ada yang hidup

berkecukupan dengan menjalankan usaha MLM. Jadi, selama saya bisa mempertimbangkan

dengan baik dan yakin akan mampu menjalani dengan sungguh-sungguh maka tidak ada

salahnya mencoba kesempatan yang menghampiri. Ingat, rejeki bisa datang darimana saja kan

dan MLM mungkin saja menjadi jalan rejeki saya seperti banyak orang diluar sana yang sukses

menjalankan mlm.

Dalam hal ini pemikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya tidak tahu kelak saya akan bekerja

apa, bagaimana saya mendapatkan pekerjaan itu, apalagi tentang bagaimana kehidupan saya

setelah saya lulus pun saya tidak tahu. Mencoba semua kesempatan yang ada mungkin menjadi

jalan untuk mengetahuinya.

Optimis dengan semua kesempatan


Saya mungkin bukan orang yang percaya diri dengan apa yang saya lakukan. Saya lebih senang

menjadi orang yang tidak mengharapkan apa-apa daripada harus mengharapkan sesuatu dari

yang saya lakukan. Takut gagal atau kecewa ? Bisa jadi. Sikap do my best then expect nothing

and appreciate everything sudah tertanam kuat dalam diri saya.

Saat seminar MLM saya melihat hampir semua orang (kecuali saya) terlihat begitu optimis,

mereka bertepuk tangan kompak setiap pembicara berjalan menuju stage. Iringan musik

dengan tempo cepat dan lampu yang sengaja dimatikan (hanya lampu stage yang masih hidup)

membuat atmosfer optimisme begitu terasa. Dari situ saya merasa, mereka adalah orang-orang

yang optimis meskipun mereka tahu tidak semuanya akan sukses dengan apa yang akan

dijalankan.

Keyakinan itu ditumbuhkan

Satu hal yang sangat terasa saat mereka melakukan mem-prospek calon member supaya

berkenan bergabung menjadi downline-nya adalah menumbuhkan keyakinan si calon member.

Apapun dilakukan, semua alasan untuk tidak bergabung berusaha dipatahkan. Bahkan si

pembicara selalu mengatakan Tanyakan alasan mereka untuk tidak bergabung, lalu patahkan

alasan tersebut. Setiap kemauan pasti ada jalannya. Kekuatan untuk menumbuhkan keyakinan

inilah yang mungkin selama ini saya cari.

Mencoba hal baru


Beberapa bulan belakangan saya menantang diri saya untuk mencoba hal yang sebelumnya

belum pernah saya lakukan karena berbagai alasan misalnya karena sudah under-estimate

duluan sebelum melakukan (seperti saat mengikuti seminar mlm ini). Nah dengan mengikuti

seminar MLM ini saya sudah mencoba melakukan hal baru yang belum pernah saya lakukan

sebelumnya dan saya senang sudah melakukan itu.

Belajar ilmu multi level marketing

Yang ini tidak akan saya rinci karena mungkin akan sulit dipahami semua orang. Esok harinya

saya bertemu dengan dosen saya lalu kami berdiskusi tentang MLM. Beliau menggunakan

berbagai referensi seperti artikel jurnal, artikel dari media online dan buku untuk diskusi ini.

Tentu saja saya lebih banyak menyimak dan terpukau dengan pengetahuan yang beliau miliki.

Looks at the bright side

Seperti yang saya katakan diatas, jangan terlalu membenci / menyukai sesuatu. Semua hal baik

yang saya sukai maupun yang saya benci ternyata sama-sama memiliki sisi positif dan sisi

negatif. Menghadiri seminar MLM merupakan hal buruk menurut saya, namun ketika saya

melakukannya dan saya bisa melihat sisi positifnya tentu hal yang saya anggap buruk pun dapat

memberikan manfaat bagi saya. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa melihat hal positif

dari segala sesuatu.

Você também pode gostar