Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Malam itu saya pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi. Setelah selesai seorang dosen
bertanya pada saya tentang rencana hidup saya setelah selesai kuliah. Saya bercerita tentang
banyak hal; tentang mimpi saya, harapan orang tua saya dan lainnya. Beliau pun tak kalah
dalam bercerita. Beliau menceritkan tentang kehidupan dalam dunia kerja; jadi pegawai
swasta, jadi pegawai BUMN, jadi PNS dan jadi pengusaha. Saya lupa bagaimana tepatnya alur
obrolan tersebut, namun kemudian kita membicarakan topik marketing (beliau dosen
marketing), dari digital marketing yang lagi tren sampai multi level marketing (MLM) yang tidak
saya sukai. Ya! Mendengar namanya saja saya sudah kehilangan selera tapi akhirnya saya
sepakat untuk mengikuti seminar MLM dengan beliau. Kita akan belajar hal baru tentang
marketing dan mlm itu sendiri. kata beliau singkat sebelum saya berpamitan pulang.
Jangan terlalu membenci sesuatu, jangan pula terlalu menyukai sesuatu. Belajarlah
mengelola emosi dan miliki kecerdasan emosional yang baik. Alasan tersebut yang kemudian
mendorong saya untuk meng-iya-kan ajakan mengikuti seminar MLM walaupun saya tahu saya
Puncak seminar MLM yang saya ikuti diisi oleh seorang mantan petinggi salah satu bank
swasta nasional dengan gelar pendidikan tinggi dari berbagai universitas ternama dalam dan
luar negeri. Kesuksesannya menjalankan bisnis MLM membuat dia resign dari pekerjaan
tetapnya lalu menghabiskan hari-harinya bersama keluarga dengan kehidupan yang mewah;
rumah besar, hobi jalan-jalan ke dalam dan luar negeri, anak bersekolah di US, pembantu
rumah tangga banyak, gadget terbaru, mobil mewah dan lain-lain. Beliau bercerita jika itu
semua dibiayai dari passive income MLM tersebut (ya namanya juga MLM, passive income
adalah cerita yang umum). Bagi saya tidak ada yang menarik dari seminar tersebut. Namun
berikut beberapa hal yang saya dapatkan setelah mengikuti seminar MLM :
Saya tidak tahu jalan rejeki (dalam hal ini uang) saya kecuali setelah saya mencoba berbagai
jalan. Diluar sana mungkin ada yang hidup berkecukupan dengan gajinya sebagai pegawai, ada
yang hidup berkecukupan dengan keuntungannya dalam berdagang, ada yang hidup
berkecukupan dengan penghasilannya dari berinvestasi, dan tentu saja ada yang hidup
berkecukupan dengan menjalankan usaha MLM. Jadi, selama saya bisa mempertimbangkan
dengan baik dan yakin akan mampu menjalani dengan sungguh-sungguh maka tidak ada
salahnya mencoba kesempatan yang menghampiri. Ingat, rejeki bisa datang darimana saja kan
dan MLM mungkin saja menjadi jalan rejeki saya seperti banyak orang diluar sana yang sukses
menjalankan mlm.
Dalam hal ini pemikiran saya menjadi lebih terbuka. Saya tidak tahu kelak saya akan bekerja
apa, bagaimana saya mendapatkan pekerjaan itu, apalagi tentang bagaimana kehidupan saya
setelah saya lulus pun saya tidak tahu. Mencoba semua kesempatan yang ada mungkin menjadi
menjadi orang yang tidak mengharapkan apa-apa daripada harus mengharapkan sesuatu dari
yang saya lakukan. Takut gagal atau kecewa ? Bisa jadi. Sikap do my best then expect nothing
Saat seminar MLM saya melihat hampir semua orang (kecuali saya) terlihat begitu optimis,
mereka bertepuk tangan kompak setiap pembicara berjalan menuju stage. Iringan musik
dengan tempo cepat dan lampu yang sengaja dimatikan (hanya lampu stage yang masih hidup)
membuat atmosfer optimisme begitu terasa. Dari situ saya merasa, mereka adalah orang-orang
yang optimis meskipun mereka tahu tidak semuanya akan sukses dengan apa yang akan
dijalankan.
Satu hal yang sangat terasa saat mereka melakukan mem-prospek calon member supaya
Apapun dilakukan, semua alasan untuk tidak bergabung berusaha dipatahkan. Bahkan si
pembicara selalu mengatakan Tanyakan alasan mereka untuk tidak bergabung, lalu patahkan
alasan tersebut. Setiap kemauan pasti ada jalannya. Kekuatan untuk menumbuhkan keyakinan
belum pernah saya lakukan karena berbagai alasan misalnya karena sudah under-estimate
duluan sebelum melakukan (seperti saat mengikuti seminar mlm ini). Nah dengan mengikuti
seminar MLM ini saya sudah mencoba melakukan hal baru yang belum pernah saya lakukan
Yang ini tidak akan saya rinci karena mungkin akan sulit dipahami semua orang. Esok harinya
saya bertemu dengan dosen saya lalu kami berdiskusi tentang MLM. Beliau menggunakan
berbagai referensi seperti artikel jurnal, artikel dari media online dan buku untuk diskusi ini.
Tentu saja saya lebih banyak menyimak dan terpukau dengan pengetahuan yang beliau miliki.
Seperti yang saya katakan diatas, jangan terlalu membenci / menyukai sesuatu. Semua hal baik
yang saya sukai maupun yang saya benci ternyata sama-sama memiliki sisi positif dan sisi
negatif. Menghadiri seminar MLM merupakan hal buruk menurut saya, namun ketika saya
melakukannya dan saya bisa melihat sisi positifnya tentu hal yang saya anggap buruk pun dapat
memberikan manfaat bagi saya. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa melihat hal positif