Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
buadaya dan nilai ekologinya. Jika hal ini tidak bisa dilakukan alternatifnya
adalah dengan melakukan perubahan terhadap organisasinya.
Hambatan hukum dan politik biasanya terjadi karena hukum dirancang untuk
mengarahkan administratur dalam proses aktivitas organisasi dimana dalam
beberpaa hal mereka akan menghadapi tantangan untuk pencapaian efisiensi
administratif.
Peran aktor dan studi interface, kedua hal tersebut akan digunakan sebagai
pendekatan dalam mengkaji bagaimana keterkaitan dalam faktor-faktor yang
terdapat dalam ekologi administrasi publik.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah:
1. Bagaimanakah kaitan antara ekologi administrasi dengan implementasi
kebijakan publik?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendiskripsikan kaitan antara ekologi
administrasi dengan kebijakan publik
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini ada 2 yaitu:
1. Manfaat teoritis
Sebagai masukan untuk penulis selanjutnya yang relevan sekaligus sebagai
perbandingan bagi penulisan selanjutnya dalam hal kaitan antara ekologi
administrasi dengan kebijakan publik
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat menjadi sarana sosialisasi dan bahan ajaran terhadap orang
lain yang ingin mengetahui kaitan antara ekologi administrasi dengan
kebijakan publik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis
Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos =
Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah
ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan
sebagai berikut : Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan lingkungan(Soejiran Dkk-Pengantar Ekologi)
Ekologi adalah cabang dari biologi yang berkenaan dengan hubungan antara
kehidupan mahluk hidup dengan lingkungan sekitar mereka, yang dalam ilmu
kemasyarakatan perhubungan antara penyaluran kelompok kelompok manusia
tersebut dengan penerangan sumberdaya alam berakibat terhadap pola
kemasyarakatan dan budaya.
Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal balik yang
berguna) antara suatu organisme dan lingkungan sekelilingnya (Prajudi Atmosudirjo,
1970)
4
Ilmu Ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara suatu organisme
dengan yang lainnya dan diantara organisme-organisme tersebut dengan
lingkungannya.(Fuad Amsyari11)
Ekologi adalah suatu kajian yang berhubungan dengan inter-relasi antara organisme
dengan lingkungan.Dasar empirisnya terletak dalam hasil penelitian bahwa
organisme-organisme yang hidup ini berfariasi menurut lingkungan.(Komarudin,
Ensiklopedia Manajemen, 239)
Dengan demikian dapat dikatakan juga bahwa ekologi melihat alam sebagai pola
jaringan kehidupan yang tersusun oleh energi dan arus materi, dimana terkait semua
mahkluk hidup.Sehubungan dengan hal di atas maka kita ketahui bahwa pada
mulanya ekologi ditetapkan terbatas pada hewan dan tumbuh-tumbuhan sehingga di
kenal ekologi hewan dan ekologi tumbuh-tumbuhan, kemudian diterapkan juga pada
manusia sehingga dikenal pula ekologi manusia atau ekologi sosial.
Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting
dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia
dengan lingkungan. Agar mudah di pahami, maka untuk selanjutnya lingkungan ini
dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar yang sangat menonjol, yakni :
1. Lingkungan fisik (physical environment);
2. Lingkungan biologi (biological environment):
3. Lingkungan sosial (social environment).
Kemudian lebih lanjut dikatakan bahwa Ekologi merupakan suatu synthesa, suatu
penilai paduan kembali daripada hasil-hasil studi yang telah dilakukan terhadap
5
unsur-unsur masing-masing dan satu persatu yang diperoleh dengan analisa ( S.
Prajudi Atmosudirdjo : 1978 : hal.14).
6
1. Dilihat dari administrasi pemerintahan luas dan liputan kebijakan publik
amatlah beraneka ragam. Kebijakan publik dapat bergerak mulai dari skala
nasional sampai dengan skala desa.
2. Berjenis- jenis kebijakan publik, mulai dari hubungan luar negeri sampai
dengan soal penempatan seorang pejabat, mulai dari soal transmigrasi sampai
pada pengaturan pedagang kaki lima.
3. Perumusan kebijakan publik yang tidak hanya apa yang dilakukan
pemerintah, tetapi juga apa yang tidak dilakukan pemerintah (Santoso, 2012:
29).
7
dan pertimbangn yang ingin dicapai administrasi secara klasik adalah manajemen
pelayanan yang efisien, ekonomis, dan terorganisir, namun dalam hal ini sesuai
dengan perkembangan publik administrasi yngbegitu cepat sehingga dikenal
adanya New Public Service maupun Governance.
Dalam kaitanny dengan kebijakan publik, maka wajar bila walikota selaku
manajer administrasi kota bisa bertindak lebih fokus kepada bagaimana kebijakan
tsb bisa terimplementasi. Jangan sampai terjebak dalam dikotomi dan dualisme
antara politik dan administrasi, disini berarti bahwa walikota selaku manajer
administrator harus melakukan reinterpretasi, dikotomi politik dan administrasi
sebagai standar profesional dalam pemkot.
Ada beberapa tahapan dalam siklus kebijakan publik dan salah satu tahapan
penting dalam siklus kebijakan publik adalah implementasi kebijakan. Implementasi
sering dianggap hanya sebagai pelaksanaan dari apa yang telah diputuskan oleh
legislatif atau para pengambil keputusan, terkadang tahapan ini kurang berpengaruh.
Akan tetapi dalam kenyataannya, tahapan implementasi menjadi begitu penting
karena suatu kebijakan tidak akan berarti apa-apa jika tidak dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar. Dengan kata lain implementasi merupakan tahap dimana
8
suatu kebijakan dilaksanakan secara maksimal dan dapat mencapai tujuan kebijakan
itu sendiri.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan
implementasi kebijakan publik sebagai: Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-
usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional
dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usah-usaha untuk
mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-
keputusan kebijakan.
Tahapan implementasi suatu kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan
sasaran direncanakan terlebih dahulu yang dilakukan dalam tahap formulasi
kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah
undang-undang tentang suatu kebijakan dikeluarkan dan dana yang disediakan untuk
membiayai implementasi kebijakan tersebut telah tersedia.
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang bersifat praktis dan berbeda dengan
formulasi kebijakan sebagai tahap yang bersifat teoritis. Anderson (1978:25)
mengemukakan bahwa: Policy implementation is the application by government`s
administrative machinery to the problems.Kemudian Edward III (1980:1)
menjelaskan bahwa: policy implementation, is the stage of policy making between
establishment of a policyAnd the consequences of the policy for the people whom it
affects.
9
logika top-down, maksudnya menurunkan atau menafsirkan alternatif-alternatif yang
masih abstrak atau makro menjadi alternatif yang bersifat konkrit atau mikro.
1. Unsur pelaksana
10
Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang diterangkan Dimock & Dimock
dalam Tachjan (2006i:28) sebagai berikut: Pelaksana kebijakan merupakan pihak-
pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran
organisasional, analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi,
pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,
penggerakkan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian.
Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik adalah birokrasi
seperti yang dijelaskan oleh Ripley dan Franklin dalam Tachjan (2006i:27):
Bureaucracies are dominant in the implementation of programs and policies and
have varying degrees of importance in other stages of the policy process. In policy
and program formulation and legitimation activities, bureaucratic units play a large
role, although they are not dominant. Dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati
posisi dominan dalam implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap fomulasi
dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan besar namun
tidak dominan.
Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil
yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Hal ini dikemukakan oleh
Grindle dalam Tachjan (2006i:31) bahwa Implementation is that set of activities
directed toward putting out a program into effect. Menurut Terry dalam Tachjan
(2006:31) program merupakan;
11
Program tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur, metode, standar dan
budjet. Pikiran yang serupa dikemukakan oleh Siagiaan, program harus memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
5. Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat
dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang diperlukan (Siagiaan,
1985:85).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekologi melihat alam sebagai pola jaringan kehidupan yang tersusun oleh
energi dan arus materi, dimana terkait semua mahkluk hidup. Sehubungan dengan
hal maka itu kita ketahui bahwa pada mulanya ekologi ditetapkan terbatas pada
hewan dan tumbuh-tumbuhan sehingga di kenal ekologi hewan dan ekologi
tumbuh-tumbuhan, kemudian diterapkan juga pada manusia sehingga dikenal
pula ekologi manusia atau ekologi sosial.
Ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan tujuan
merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun
kebijakan harus menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan daripada apa
yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.
Dalam kaitannya dengan kebijakan publik, maka wajar bila walikota selaku
manajer administrasi kota bisa bertindak lebih fokus kepada bagaimana kebijakan
tsb bisa terimplementasi. Jangan sampai terjebak dalam dikotomi dan dualisme
antara politik dan administrasi, disini berarti bahwa walikota selaku manajer
administrator harus melakukan reinterpretasi, dikotomi politik dan administrasi
sebagai standar profesional dalam pemerintahan.
Tahapan implementasi suatu kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan
sasaran direncanakan terlebih dahulu yang dilakukan dalam tahap formulasi
kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah
undang-undang tentang suatu kebijakan dikeluarkan dan dana yang disediakan
untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut telah tersedia.
13
3.2 Saran
Disini saya akan memberikan saran terkait kaitan antara ekologi administrasi
dengan implementasi kebijakan publik :
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Internet :
15