Você está na página 1de 5

Amdal merupakan suatu cara pemerintah untuk menjaga lingkungan agar tidak terganggu dengan

adanya bangunan, usaha, pelabuhan dan lain-lain. Untuk itu semua pelabuhan yang ada di Indonesia
wajib mengurus amdal karena merupakan sebuah tempat umum yang menghasilkan banyak limbah.
Amdal dapat diurus sendiri dan dapat pula diurus menggunakan jasa konsultan amdal pelabuhan.

Pihak yang Terlibat dalam Mengurus Amdal Pelabuhan

Dalam mengururs amdal, pemilik perusahaan merupakan pihak yang sangat penting. Dimana pemilik
perusahaan diharuskan memberikan tanggung jawab sepenuhnya terhadap semua aktivitas yang
dijalankan oleh pelabuhan.

Semua dokumen yang menjadi persyaratan harus lengkap, baik diuurus sendiri maupun
menggunakan jasa konsultan amdal pelabuhan. Dokumen tersebut akan diperiksa oleh Kementrian
Lingkungan Hidup jika letaknya di pusat, dan oleh Bapedalda jika dalam kawasan provinsi. Selain
pihak-pihak pengelola lkingkungan hidup, ada satu pihak yang juga wajib ada dalam pemeriksaan
amdal. Pihak tersebut adalah masyarakat atau warga yang terkena dari dampak keputusan amdal
tersebut.

Tujuan Pembuatan Amdal Pelabuhan

Amdal pelabuhan ini dapat digunakan menjadi beberapa sumber dalam menjalani segala aktivitas
pelabuhan. Sumber-sumber tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sumber atau bahan dalam perencanaan pembangunan pelabuhan di suatu wilayah tertentu.
2. Memberi sumber alasan pembatasan aktivitas pelabuhan agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
3. Sumber desain dan metode yang berkaitan dengan desain teknis pelaksanaan segala aktivitas pelabuhan.
4. Dapat pula dijadikan sumber rencana pengelolaan aktivitas pelabuhan dan pemantauan dampak kegiatan
pelabuhan terhadap lingkungan hidup.
5. Menjadi sumber atau acuan penjelasan terhadap masyarakat sekitar yang terkena dampak atas aktivitas
pelabuhan.

Mengingat banyaknya kegunaan dan keuntungan dari pengurusan amdal, maka amdal harus
diutamakan dalam pembangunan suatu pelabuhan. Untuk mempermudah pembuatan amdal, anda
serahkan saja dalam pengurusan dokumenya kepada konsultan amdal pelabuhan. Pihak konsultan
tentunya lebih memahami semua hal yang terkait dengan dokumen maupun persyaratan. Perlu anda
ketahui bahwa dalam mengurus amdal memerlukan biaya yang tidak sedikit, dan jika anda
memutuskan menggunakan jasa konsultan, maka siapkan budget yang lebih banyak.
Pasang Surut, Salah Satu Faktor Penentu Perencanaan Pelabuhan

Bagi negara kepulauan/maritim seperti Negara Indonesia, pelayaran mempunyai peranan


yang sangat penting yaitu dalam kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan,
pertahanan/keamanan, dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran sendiri sangat luas,
diantaranya meliputi angkutan penumpang dan barang(transportasi), penjagaan pantai
hidrografi dan lain sebagainya.
Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peranan yang penting dalam sistem
angkutan laut. Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut maka diperlukan
prasarana yang berupa pelabuhan. Pelabuhan adalah tempat pemberhentian (terminal)
kapal setelah melakukan pelayaran.
Di pelabuhan inilah kapal melakukan berbagai aktivitas seperti menaikkan/menurunkan
penumpang, bongkar muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, mereparasi,
mengadakan perbekalan dan sebagainya. Mengingat pentingnya pelabuhan dalam
sistem angkutan laut, maka pelabuhan hendaklah dilengkapi dengan fasilitas yang
memadahi seperti pemecah gelombang, dermaga, penambat, peralatan bongkar muat,
gudang, halaman untuk menimbun barang, kantor pengelola, ruang tunggu bagi
penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar dan penyediaan air bersih, dan lain
sebagainya.
Pelabuhan sendiri mempunyai pengertian daerah perairan terlindung terhadap
gelombang yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut. Jadi pelabuhan dibangun pada
daerah perairan yang tenang (atau sengaja dibuat tenang dengan bangunan pelabuhan,
seperti pemecah gelombang). Kondisi yang paling mendekati adalah di daerah teluk.
Dalam perencanaan pelabuhan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Faktor
faktor ini berpengaruh pada bangunan-nagunan pelabuhan dan kapal-kapal yang
berlabuh di pelabuhan. Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan, yaitu angin, pasang
surut, dan gelombang. Angin sangat penting karena angin menimbulkan arus dan
gelombang, angin juga menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan di pelabuhan.
Pasang surut penting dalam penentuan dimensi bangunan pelabuhan. Elevesi puncak
bangunan didasarkan pada muka air pasang, sedang kedalaman alur dan perairan
pelabuhan dirancang berdasar muka air surut.
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu akibat dari adanya tarik
menarik benda-benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di
bumi. Meski massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya tarik matahari karena jaraknya
terhadap bumi yang jauh lebih dekat.
1. Kurva Pasang Surut
Menunjukkan hasil pencatatan muka air laut sebagai fungsi waktu.
Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air
terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang
diperlukan dari posisi muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya (bisa 12 jam 25
menit atau 24 jam 50 menit tergantung tipe pasang surut). Periode saat muka air naik
disebut pasang dan sebaliknya disebut surut. Variasi tersebut akan menimbulkan arus
pasang surut. Arus pasang terjadi pada saat muka air pasang dan sebaliknya. Pada saat
arus berbalik dari pasang menjadi surut terjadi slack/titik balik. Pada saat ini kecepatan
arus adalah nol.
Data pasang surut yang digunakan dalam perencanaan pelabuhan

2. Pembangkitan pasang surut


Gaya pembangkit pasut ditimbulkan oleh gaya tarik antara bumi, bulan, dan
matahari. Rotasi bumi tidak menimbulkan pasang surut.

3. Tipe Pasang Surut

Bentuk pasang surut diberbagai daerah tidak sama. Ada 4 tipe pasang surut, antara lain :
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi yang hampir
sama terjadi secara berurutan teratur. Periode pasut rata-rata 12 jam 25 menit. Terjadi di
Selat Malaka sampai laut Andaman.
2. Pasang surut harian tunggal ( diurnal tide )
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan Periode pasut rata-rata
24 jam 50 menit. Terjadi di perairan Selat Karimata.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan periodenya
berbeda. Terjadi di perairan Indonesia Timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing
diurnal)
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tapi kadang terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periodenya sangat berbeda. Terjadi di
Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.

4. Pasang Surut Purnama dan Perbani


Dengan adanya gaya tarik menarik bulan dan matahari , lapisan air di bumi yang atadinya
berbentuk bola berubah menjadi elips.
Pasang purnama terjadi ketika bulan purnama atau bulan mati, yaitu kondisi dimana
posisi bumi, bulan, dan matahari terletak sejajar. Kondisi seperti ini terjadi sekitar tanggal
1 dan 15 menurut kalender kamariah (tahun yang didasarkan peredaran bulan). Tinggi
pasang surut lebih besar disbanding hari-hari lainnya.
Sedangkan pasang perbani(pasang kecil/neap tide) terjadi bilamana bulan dan matahari
membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, terjadi sekitar tanggal 7 dan 21.gaya tarik
bulan terhadap bumi saling mengurangi sehingga pasang surut yang terjadi lebih kecil
disbanding hari-hari yang lain. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar.
5. Elevasi Muka Air
Mengingat perubahan elevasi muka air laut setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi
yang ditetapkan berdasarkan data pasut sebagai pedoman dalam perencanaan suatu
pelabuhan. Beberapa definisi elevasi tersebut adalah sebagai berikut:
Muka air tinggi/high water level (HWL) : muka air tertinggi saat air pasang dalam
satu siklus pasut.
Muka Air Rendah/low water level (LWL) : kedudukan air terendah saat air surut
Muka air tinggi rerata/mean high water level (MHWL) : rerata dari muka air tinggi
selama periode 19 tahun. Digunakan untuk menentukan elevasi puncak pemecah
gelombang, dermaga, panjang rantai penampung penambat.
Muka air rendah rerata/ mean low water level (MLWL) : rerata dari muka air rendah
selama periode 19 tahun
Muka air laut rerata/ mean sea level ( MSL) : muka air rerata antara muka air tinggi
rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di
daratan.
Muka air tinggi tertinggi/highest high water level (HHWL) : air tertinggi saat
pasang surut purnama atau bulan mati.
Air rendah terendah /lowest low water level (LLWL) : air terendah saat pasang
surut purnama atau bulan mati. Digunakan untuk menentukan kedalaman alur pelayaran
dan kolam pelabuhan.
Higher high water level : air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti
dalam pasang surut tipe campuran.
Lower low water level : air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.

Você também pode gostar