Você está na página 1de 4

Aplikasi Cairan Super Kritis (Minyak Atsiri)

Abstrak

Fluida superkritis merupakan suatu cairan yang memiliki batas fasa diatas suhu dan tekanan
tertentu sehingga memiliki sifat mirip zat cair dan gas. fluida mempunyai sifat solvasi seperti zat
cair dan sifat mobilitas partikel seperti gas. Salah satu fluida superkritis yang memiliki nilai
komersial tinggi adalah karbon dioksida superkritis. CO2 superkritis dapat digunakan sebagai
pelarut karena sifatnya yang aman, ramah lingkungan, dan murah dibandingkan dengan beberapa
pelarut organic sehingga proses ekstraksi berlangsung dengan cepat, rekoveri pelarut cepat
dengan kadar residu minimal dalam produk, tidak mudah terbakar dan dapat digunakan pada
temperatur medium. CO2 superkritis memiliki karakteristik dengan densitas tinggi, viskositas
rendah dan difusivitas menengah antara gas dan cairan sehingga digunakan untuk ekstraksi
minyak atsiri. Properti fisik yang berbeda tersebut menjadikan fluida superkritis sebagai pelarut
yang ideal dan potensial karena pada temperature kritis yang rendah dan tekanan kritis
menengah mampu menahan komponen-komponen terekstraksi dari degradasi thermal. Minyak
atsiri umumnya tersusun atas komponen hidrokarbon terpena dan teroksigenasi, pigmen, wax,
resin dan flavonoid. Hidrokarbon terpena merupakan senyawa tidak jenuh yang sangat mudah
mengalami dekomposisi karena adanya pengaruh panas, cahaya dan oksigen. Proses ekstraksi
dengan menggunakan fluida superkritis mampu meningkatkan fraksinasi minyak atsiri dan
mengurangi kandungan senyawa terpena yang berpengaruh terhadap degradasi minyak atsiri.

Ekstraksi Minyak Atsiri

Ekstraksi fluida superkritis adalah suatu proses ekstraksi menggunakan fluida superkritis sebagai
pelarut. Teknologi ekstraksi ini, mengeksploitasi kekuatan pelarut dan properti fisik tambahan
dari komponen murni atau campuran pada temperatur dan tekanan kritisnya dalam
kesetimbangan fasa.Fluida superkritis dikarakterisasikan dengan densitas tinggi, viskositas
rendah, dan diffusivitas menengah antara gas dan cairan.
Ekstraksi minyak atsiri dengan fluida superkritis mempunyai keunggulan antara lain:

produk akhir dari ekstraksi ini tidak akan ditemui sisa pelarut
menghasilkan ekstrak dengan aroma dan rasa alami
pada proses ekstraksi tidak dihasilkan oksigen

Kekurangan-kekurangan proses ekstraksi minyak atsiri dengan distilasi air atau pelarut organik
yaitu :

jumlah ekstrak yang dihasilkan sedikit


kehilangan komponen yang mudah menguap
waktu ekstraksi yang panjang
sisa pelarut yang berifat toksik
degradasi komponen tidak jenuh dan wangi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena adanya pengaruh panas

Aplikasi produk minyak atsiri

Ekstraksi minyak atsiri maupun komponen yang terkandung didalamnya dengan


memanfaatkan fluida superkritis telah dilakukan pada beberapa komoditas penghasil minyak
atsiri lavender, paprika, peppermint, biji coriander dan sage
Ekstraksi menggunakan fluida superkritis mempunyai keuntungan daripada dengan distilasi air
diantaranya yaitu
o aktivitas antioksidan yang lebih tinggi
o proses ekstraksi berlangsung cepat
o degradasi komponen termolabil dari ekstrak
o meningkatkan komponen ekstrak yang mudah menguap

Contoh penerapan ekstraksi fluida superkritis


Kandungan linalyl asetat dari ekstrak lavender dari proses distilasi air 12,1 %, sedangkan dengan
fluida superkritis diperoleh linalyl asetat 34,7%.
Minyak jeruk tersusun atas senyawa terpena (>95%) , komponen teroksigenasi (<5%), wax dan
pigmen. Senyawa terpena harus dipisahkan agar minyak stabil. Pemisahan terpena secara
konvensional dilakukan dengan distilasi, yang melibatkan temperatur proses tinggi. Akibatnya
akan terjadi degradasi thermal minyak jeruk. Wax harus dihilangkan karena berpengaruh
terhadap turbiditas minyak

Kelarutan dan fraksinasi minyak atsiri dalam penggunaan fluida superkritis berupa CO2.
Tanpa fraksinasi minyak atsiri akan diperoleh minyak yang mudah menguap (volatile) bebas
dari substansi yang tidak diinginkan. Penggunaan fluida superkritis untuk mengekstrak salah satu
komponen minyak atsiri juga memungkinkan terjadinya fraksinasi substansi lainnya.Bahan yang
akan diekstrak umumnya daun, bunga, akar, buah, kulit buah, biji dan bagian tanaman lain yang
mengandung minyak atsiri. Sampel dikeringkan dengan alat pengering.CO2 superkritis
digunakan dalam kemurnian tinggi sebagai pelarut proses ekstraksi.Penambahan pelarut dengan
tujuan untuk menambah polaritas pelarut. Keunggulan penggunaan CO2 sebagai pelarut, antara
lain :
tidak mudah terbakar
tidak beracun
lebih murah dibandingkan dengan pelarut cair setingkat pereaksi
tersedia dengan tingkat kemurnian tinggi
dapat dibuang ke atmosfir atau digunakan ulang tanpa menyebabkan keracunan

Prinsip kerja

1. Karbon dioksida cair dari tangki penyimpanan melewati bak pendingin (sekitar 263 K)
dipompa oleh dua pompa plug
2. karbon dioksida dipanaskan dengan heat exchanger tubular hingga mencapai temperatur
proses ekstraksi
3. aliran CO2 yang mengandung ekstrak mengalir melalui percabangan katup (valve) jarum
4. Tekanan aliran dalam perjalanannya, berkurang dalam 3 tingkatan menjadi tekanan
atmosfir dan ektrak minyak terkumpul dalam kolektor
5. Air dan komponen yang mudah menguap tersimpan dalam kolektor ke-2.

Parameter-parameter yang berpengaruh dalam optimasi proses ekstraksi dengan fluida


superkritis

1. Pengaruh temperatur : fluida superkritis meningkat seiring dengan kenaikan temperature


2. Pengaruh tekanan : Hasil ekstrak fluida superkritis meningkat seiring dengan kenaikan
tekanan
3. Pengaruh ukuran partikel : Laju ektraksi akan menurun seiring dengan kenaikan ukuran
partikel
4. Pengaruh laju alir pelarut CO2 : Laju alir pelarut yang meningkat, akan mendorong
kenaikan hasil ekstraksi
5. Pengaruh waktu ekstraksi : ekstraksi cepat bebas solut, tahap transisi difusi internal dan
permukaan, tahap ekstraksi lambat

Ekstraksi fluida superkritis belum menjadi teknologi yang matang sehingga dibutuhkan beberapa
hal seperti berikut ini :
o Pengetahuan tentang properti kimia
o ekstraktor dengan fluida superkritis memerlukan penanganan yang sangat serius
o Perlu tenaga yang sangat terlatih untuk mengoperasikannya
o Restriktor harus diganti secara periodik, karena seringkali bengkok atau patah
o Penggunaan fluida modifikasi (co-solvent) yang sedianya untuk meningkatkan kekuatan
pelarut, justru akan merusak restriktor

Você também pode gostar