Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
Abstract
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) still become one of the health problems in Indonesia. This
disease has emerged since 1968 and has become one of the deadliest disease in various
regions in Indonesia. Indonesia has not implemented an effective dengue vaccine program to
provide protection against all four serotypes of the dengue virus. Vector control using chemical
insecticides has made the vectors resistant to the insectisides. One option to avoid those bad
effect is natural larvicide. The lack of literature that can be used as a foundation for further
studies on the natural larvicidal is the reason why a review of several articles and research
results is needed. We use the method of literature review. Our literature reveals that 68% of the
25 plants species are categorized as highly effective with LC50 <750 ppm. Jasmine, Zodia and
Tobacco have the highest effectivity compared to the other plants use in this literature review.
The LC50 of these plants are 0.999 ppm, 1.94 ppm, and 1.94 ppmrespectively. All twenty five
plants that we present suitable to be cultivated in the region of Indonesia with tropical climate so
that people can easily cultivate and use it as a natural larvicides.
Kata Kunci: Larvasida alami, Aedes aegypti, LC50, dan minyak atsiri.
Naskah masuk: tanggal 11 Oktober 2016; Review I: tanggal 11 Oktober 2016 ; Review II: tanggal 5 Desember 2016;
Layak Terbit: tanggal 20 Desember 2016
*
Alamat korespondensi penulis pertama: e-mail: yastriani21@gmail.com; Telp/Hp: 082240963218
37
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
38
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
39
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
Tabel 1. Aktivitas larvasida dari minyak esensial beberapa tanaman di Indonesia terhadap
larva Aedes aegypti
Bagian
No Tanaman Senyawa LC50 LC90
tanaman
Serai Dapur (Cymbopogon 51,57
1 17 Tanaman Minyak atsiri 38,30 ppm
citratus) ppm
Zodia (Evodia 6,28
2 18 Daun Evodiamine 1,94 ppm
suaveolens) ppm
Melati (Jasminum sambac
3 19 Bunga Minyak atsiri 0,999 ppm -
L.)
Batang: 31,04
-
ppm
Nilam (Pogostemon Batang Minoterpen, sekuiterpen, Daun: 46,40
4 20 -
cablin) dan Daun patchouli alcohol ppm
Batang+Daun
-
: 47,59 ppm
Tembakau (Nicotiana 6,28
5 21 Daun Alkaloid 1,94 ppm
tabacum) ppm
6 Lengkuas (Alpinia 82,16
21 Umbi Flavonoida 29,8 ppm
galanga) ppm
Serai Wangi (Andropogon 48,98
7 22 Rimpang Asam vetivetate 10,68 ppm
nardus) ppm
Kayu Jati 36,19
8 23 Kayu 2-methyl -anthraquione 27,66 ppm
(Tectona grandis L.f) ppm
Pohon tanjung (Mimusops
9 24 Batang Alkaloid, saponin, tannin 59,36 ppm -
elengi L.)
Kayu putih (Melaleuca -terpinena, terpinolena,
10 25 Daun 78,64 ppm -
cajuputi) dan -terpinena
Daun Sirih (Piper betle
11 26 Daun Minyak atsiri 309,03 ppm -
Linn)
Jeruk Manis (Citrus Limnoid, flavonoid,
12 27 Kulit 731 ppm -
sinensis) saponin, tannin
28
13 Sirsak (Anona mucicata) Daun Annonain, minyak atsiri 631 ppm -
29 Saponin, flavonoida,
14 Legundi (Vitex trifolia) Daun 837 ppm -
alkaloid
Karika (Carica Terpenoid, Alakloid dan
15 30 Biji 148,30 ppm -
pubescens) Saponin
Buah pare (Momordica
16 31 Buah - 130 ppm -
charantia L.)
Ceremai (Phyllanthus Flavonoid, tanin, 922
17 32 Daun 505 ppm
acidus) dan saponin ppm
Daun Dewa (Gynura Alkaloid, flavonoid, tanin
18 33 Daun 6.271 ppm -
pseudochina L.Dc.) galat, saponin
Belum efektif
Buah Bit (Beta vulgaris Alkaloid, flavonoid, fenol,
19 34 Buah sampai 1000 -
L.) saponin, sterol, triterpen
ppm
Akar wangi (Vetiveria Terpenoid, flavonoid,
20 35 Akar 1373,6 ppm -
zizanoides) saponin
Jinten (Coleus Saponin, flavonoida,
21 36 Daun 2467,23 ppm -
amboinicus) polifenol, minyak atsiri
Mangkokan (Nothopanax Alkaloid, tannin,
22 37 Daun 1.338 ppm -
scutellarium) Saponin, Flavonoid
Tanin, eugenol,
flavonoid, terpenoid,
Kemangi (Ocimum 3173,53
23 38 Daun minyak atsiri, asam 1290,39 ppm
sanctum Linn) ppm
heksavionat, saponin,
pentose, xilosa, asam
40
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
metal, homosianat,
asam ursolat, molludistin
Nimba (Azadirachta
24 39 Daun Azadirachtin, Salanin 8.236 ppm -
indica)
Kamandrah (Croton 2700
25 40 Biji Piperidine 769,52 ppm
tiglium) ppm
daun sirih, jeruk manis, sirsak, legundi, dikatakan bahwa hampir semua tanaman
karika, buah pare dan ceremai; (4) dapat tumbuh di berbagai daerah dengan
sedangkan konsentrasi larvasida dengan iklim yang bervariasi. Terdapat 18 jenis
nilai LC50>750 ppm yaitu daun dewa, buah tanaman yang dapat tumbuh baik pada
bit, akar wangi, jinten, mangkokan, zona iklim panas dan sedang dengan
kemangi, nimba dan kamandrah . rentang ketinggian 0-1500 mdpl diantaranya
serai wangi, akar wangi, nilam, jinten,
Selain nilai LC50, pada pustaka juga
kemangi, pohon tanjung, daun sirih, jeruk
diperoleh informasi bahwa sembilan spesies
manis, zodia, buah bit, pare, ceremai,
tanaman yang menunjukan nilai konsentrasi
mangkokan, lengkuas, nimba, kamandrah,
tertentu untuk LC90 yaitu tanaman zodia,
buah bit, kayu putih dan tembakau. Pada
tembakau, serai dapur, lengkuas, serai
dataran tinggi beriklim sejuk dengan
wangi, kayu jati, ceremai, kemangi dan
ketinggian 1500-2500 mdpl tanaman
kamandrah. Perbedaan konsentrasi pada
legundi, carica, melati dan sirsak dapat
tanaman tersebut adalah zodia, tembakau,
tumbuh baik, sedangkan tanaman serai
serai dapur, lengkuas, serai wangi, kayu jati
dapur, kayu jati dan daun dewa dapat
dan ceremai memiliki nilai LC90<100 ppm
tumbuh baik di dataran rendah maupun
sedangkan kemangi dan kamandrah
tinggi mulai dari iklim yang panas hingga
memiliki nilai LC90>100 ppm.
yang sejuk dengan rentang ketinggian
Di Indonesia, antara satu wilayah tempat 50-2700 mdpl.
dengan wilayah lainnya pasti memiliki
perbedaan karakter berdasarkan garis
lintang, ketinggian tempat maupun atmosfer BAHASAN
yang berbeda sehingga memunculkan tipe
Berdasarkan hasil pengelompokan
iklim yang berlainan. Wilayah yang berbeda
secara geografis semisal pegunungan larvasida nabati oleh Komalamisra et al15
dengan dataran rendah (pantai) tentu akan dan hasil penelusuran pustaka maka dapat
memiliki jenis flora yang berbeda. Klasifikasi dianggap bahwa 68% spesies tanaman
iklim menurut Yunghunh berdasarkan pada yang terdapat pada Tabel 1 menghasilkan
minyak atsiri yang termasuk dalam kategori
ketinggian tempat yang ditandai dengan
jenis vegetasi41 : aktif LC50<750 ppm yaitu serai dapur, zodia,
melati, nilam, tembakau, lengkuas, serai
1. Zone iklim panas : ketinggian 1-700 m wangi, kayu jati, pohon tanjung, kayu putih,
dengan suhu rata-rata 22oC. daun sirih, jeruk manis, sirsak, legundi,
2. Zone iklim sedang : ketinggian 700-1500 karika, buah pare dan ceremai. Tanaman-
m dengan suhu rata-rata 15 oC -22 oC. tanaman tersebut memiliki aktivitas
3. Zone iklim sejuk : ketinggian 1500-2500 larvasida yang tinggi dengan senyawa aktif
m dengan suhu rata-rata 11oC 15 oC yang berbeda-beda. Hasil lain dari
biasanya cocok untuk tanaman penelusuran pustaka yang diperoleh bahwa
holtikultura. minyak esensial paling aktif berasal dari
4. Zone iklim dingin : ketinggian 2500-4000 tanaman melati, zodia dan tembakau
m dengan suhu rata-rata 11 oC dengan nilai LC50 berturut-turut yaitu 0,999
5. Zone iklim salju : ketinggian lebih dari ppm, 1,94 ppm dan 1,94 ppm. Nilai LC50
4000 m. Di daerah ini tidak terdapat dari tanaman melati sebanding bahkan
tumbuhan. lebih rendah bila dibandingkan dengan
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut dosis yang dianjurkan untuk penggunaan
Yunghunh, maka 25 jenis tanaman temephos (1 mg/L = 1 ppm) dalam
Indonesia yang tersaji di Tabel 2 dapat kontainer42, Oleh sebab itu melati dapat
digunakan sebagai alternatif yang lebih
41
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
ramah lingkungan dibandingkan dengan Kedua puluh lima jenis tanaman yang
penggunaan temephos. disajikan dalam Tabel 2 memiliki
karakteristik tempat yang berbeda-beda
Potensi toksisitas dari minyak
untuk dapat tumbuh dengan baik. Pada
esensial terhadap larva Ae. aegypti sangat
hasil telah dipaparkan memang yang
bervariasi sesuai dengan faktor intrinsik
dominan adalah tanaman yang dapat
seperti spesies tanaman, bagian tanaman,
tumbuh diiklim panas hingga sedang atau
umur tanaman, dan faktor ekstrinsik yaitu
tropis yaitu sebanyak 72%. Iklim tropis
kondisi geografis tempat tanaman tumbuh
merupakan iklim yang terjadi pada daerah
(seperti musim, curah hujan, persentase
yang berada pada 23,5 lintang utara
kelembaban, suhu, sinar matahari, dan
hingga 23,5 lintang selatan. Ciri utama
ketinggian), sumber larva,dan metode yang
iklim tropis adalah temperatur yang tinggi
digunakan.43 Oleh karena itu, antara satu
dengan angka rata- rata tahunan sekitar
tanaman dengan tanaman lainnya akan
28C. Berdasarkan letak geografis maka
menunjukkan aktivitasnya yang berbeda
Indonesia memiliki iklim tropis.46 Dengan
walaupun berasal dari satu family. Seperti
demikian 25 jenis tanaman yang dapat
halnya serai wangi dan akar wangi yang
dijadikan sebagai larvasida nabati tentunya
berasal dari satu family yaitu Poaceae tetap
cocok untuk dibudidayakan di Indonesia.
menunjukan nilai LC50 yang berbeda yaitu
1373,6 ppm (akar wangi) dan 10,68 ppm Namun ada pula tanaman yang
(serai wangi). memang hanya akan tumbuh baik pada
kondisi yang sejuk dengan ketinggian
Dalam studi pustaka ini, ditemukan
tempat diatas 1500 mdpl seperti halnya
bahwa daun adalah bagian yang paling
tanaman karika. Dieng Jawa tengah
umum digunakan dari tanaman sebagai
termasuk salah satu bagian wilayah
bahan aktif larvasida nabati, namun
Indonesia yang dapat menghasilkan
ternyata minyak esensial yang dilakukan
tanaman karika dengan baik. Dieng
ekstrak dari bagian lainnya menunjukan
termasuk dalam kabupaten Wonosobo
aktivitas larvasida lebih tinggi. Seperti
dengan daerah berupa dataran tinggi,
halnya hasil ekstrak biji srikaya (0,47 ppm)
namun meski demikian pada daerah ini juga
dan ekstrak daun lavender (259 ppm)yang
pernah terjadi lonjakan kasus DBD. Hal
menghasilkan nilai LC50. Begitupun bila
tersebut menunjukan bahwa vektor Ae.
dibandingkan dengan bagian batang seperti
aegypti mampu hidup di wilayah dataran
pada tanaman nilam. Nilai LC50 untuk
tingi 47.
ekstrak minyak atsiri dari batang nilam
(31,04 ppm) lebih rendah dibandingkan nilai Larvasida nabati yang diperoleh dari
LC50 daun nilam (46,40 ppm). Hal ini 25 jenis tanaman berbeda tentu
menunjukan bahwa aktivitas larvasida dari memperlihatkan aktivitasnya yang berbeda
ektrak batang nilam lebih tinggi meskipun berasal dari satu famili yang
dibandingkan aktivitas larvasida dari ekstrak sama. Dominasi kandungan minyak atsiri
daun nilam. Arriaga et al., (2007) antar famili satu dengan famili lainnya akan
mengungkapkan bahwa minyak esensial berbeda sehingga menghasilkan daya
dari batang Stemodia maritima L. bunuh larva nyamuk berbeda pula.
menunjukan LC50 pada 22,9 mg/ L, Menurut48 perbedaan tersebut terjadi
sedangkan minyak esensial dari daun karena adanya variasi kimia yang merespon
dikategorikan kurang aktif dikarenakan nilai terhadap perbedaan faktor luar di
LC50= 55,4 mg/ L. Hasil lainnya juga habitatnya. Pada hasil percobaannya
menunjukan bahwa minyak esensial dari dengan menggunakan metode kromatografi
batang Rollinia leptopetala R.E. Fr. Juga menunjukan bahwa spesies Piper yang
lebih aktif dibandingkan dari bagian termasuk dalam famili Piperaceae terbukti
daunnya, hal tersebut ditunjukkan dengan memiliki perbedanaan kuantitas dari jenis
hasil LC50= 34,7 mg/L untuk batang dan minyak atsiri.
LC50= 104,7 mg/L untuk daun.45
42
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
43
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
44
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
13. Amaral FMM, Ribeiro MNS, Barbosa- 22. Boesri H, Heriyanto B, Handayani SW,
Filho JM, Reis AS, Nascimento FRF, Suwaryono T. Uji toksisitas beberapa
Macedo RO. Plants and chemical ekstrak tanaman terhadap larva Aedes
constituents with giardicidal activity. aegypti vektor demam berdarah
Rev Bras Farmacogn. 2006;16:696- dengue. Vektora. 2015;7(1):29-38.
720. doi:10.1590/S0102-
23. Nugraha DR. Ekstrak kayu jati (tectona
695X2006000500017.
grandis l.f) sebagai bio-larvasida jentik
14. World Health Organization. Guidelines nyamuk demam berdarah (Aedes
for laboratory and field testing of Aegypti). Bogor; 2011.
mosquito larvicides. WHO, Geneva.
24. Widawati M, Almierza L. Analisis
15. Komalamisra N, Trongtokit Y, pengaruh ekstrak non-polar batang
Rongsriyam Y, Apiwathnasorn C. pohon tanjung terhadap larva Aedes
Screening for larvicidal activity in some aegypti (L.). Aspirator. 2012;4(2):59-63.
Thai plants against four mosquito
25. Syukrillah F. Komposisi kimia dan
vector species. Southeast Asian J Trop
aktivitas larvasida Aedes aegypti
Med Public Health. 2005;36(6):1412-
minyak kayu putih dari berbagai sentra
1422.
produksi di indonesia. Bogor; 2014.
16. Cheng S-S, Chang H-T, Chang S-T,
26. Oka IM, Parwata A, Santi SR,
Tsai K-H, Chen W-J. Bioactivity of
Sulaksana IM, Alit A. Aktivitas larvasida
selected plant essential oils against the
minyak atsiri pada daun sirih (Piper
yellow fever mosquito Aedes aegypti
betle Linn) terhadap larva nyamuk
larvae. Bioresour Technol.
Aedes aegypti. Journal of Chemistry.
2003;89(1):99-102. doi:10.1016/S0960-
2011;5(1):88-93.
8524(03)00008-7.
27. Nurhaifah D, Sukesi TW. Efektivitas air
17. Mulyani S. granul minyak serai dapur
perasan kulit jeruk manis sebagai
sebagai larvasida nyamuk Aedes
larvasida nyamuk Aedes aegypti.
aegypti. Tradit Med J.
Kesmas. 2014;9(3):207-213.
2014;19(September):138-141.
28. Ruliansyah A, Ridwan W, Kusnandar
18. Susanti, Lulus. Boesri H. Toksisitas
AJ. Efikasi Berbagai konsentrasi
biolarvasida ekstrak tembakau
ekstrak daun sirsak (Anona muricata)
dibandingkan dengan ekstrak zodia
terhadap jentik nyamuk Culex
terhadap jentik vektor demam berdarah
quinquefasciatus. Aspirator.
dengue (Aedes aegypti). Bul Penelit
2009;1(1):46-50.
Kesehat. 2012;40(2):75-84.
29. B. Eka C., Setyanimgrum E. Uji
19. Dwi R. Uji Aktivitas larvasida minyak
efektivitas larvasida ekstrak daun
atsiri bunga melati (Jasminum Sambac
legundi (Vitex trifolia ) terhadap larva
(L.)ait) terhadap daya bunuh larva
Aedes aegypti. Med J Lampung Univ.
nyamuk Aedes eegypti instar III.
2013;2(4):52-60.
Surakarta; 2007.
30. Supono, Sugiyarto, Susilowati A.
20. Halimah Pramifta, Diana. Zetra, Yulfi.
Potensi ekstrak biji Karika (Carica
P. Minyak atsiri dari tanaman nilam
pubescens) sebagai larvasida nyamuk
(Pogostemon Cablin Benth.) melalui
Aedes aegypti. El-Vivo. 2014;2(1):78-
metode fermentasi dan hidrodistilasi
89.
serta uji bioaktivitasnya.; 2011.
31. Susilawati dan Hermansyah. Aktivitas
21. Susanti Hasan LB. Toksisitas
larvasida ekstrak metanol buah pare
biolarvasida ekstrak tembakau
(Momordica charantia L.) terhadap
dibandingkan dengan ekstrak zodia
larva Aedes aegypti. Molekul.
terhadap jentik vektor demam berdarah
2015;10(1):33-37.
dengue (Aedes aegypti). Buletin
Penelitian Kesehatan. 2012;40(2):75- 32. Pratiwi Y, Haryono T, Rahayu YS.
84. Efektivitas Ekstrak daun ceremai
45
SPIRAKEL, Vol.8 No. 2, Bulan Desember Tahun 2016: 37-46 Potensi Tanaman Indonesia (Yoke dan Mutiara)
DOI : 10.22435/spirakel.v8i2.6166.37-46
46