Você está na página 1de 11

MAKALAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

PARADOX DALAM RASIONALITAS

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :

Jamaludin C301 15 313

Muhammad Zulkifli A.R C301 13 133

Abd. Gafur C301 15 314

Didi Porwanto C301 15 231

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS EKONOMI NON REGULER
JURUSAN AKUNTANSI

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Paradox dalam rasionalitas .

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Impelmentasi


strategi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palu, 1 November 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................... 1
1.1 Latar belakang................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................... 2

BAB II PEMBAHASAN....................................................... 3
2.1 ALLAIS PARADOX........................................ 5

2.2 ELLSBERG PARADOX............................... 6

2.3 INTRANSITIVITY....................................... 7

2.4 PREFERENCE REVERSALS.......................... 8

BAB III PENUTUP...................................................... 10


3.1 KESIMPULAN................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai
suatu mitos, akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja
bidang cakupan akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang
apapun mulai terlihat nyata pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar
yang kita hadapi sekarang.
Akuntansi semakin diperlukan oleh semua sektor dan semua bidang.
Sebuah sunnatullah yang diajarkan oleh Rasulullah S.A.W tentang pentingnya
pengelolaan keuangan dengan mengedepankan prinsip transparansi. Telah jauh
sebelumnya di lukiskan di dalam Surah Al-Baqarah ayat 282 tentang wajibnya
mengedepankan transparansi dalam setiap transaksi dan semakin jelas dengan
pencatatan.
Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu
manusia itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di
bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi,
bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat
dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Bisa
saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan
keuangan berubah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang perlu
dibahas dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1) Mengetahui ALLAIS PARADOX?
2) Mengetahui ELLSBERG PARADOX?
3) Mengetahui INTRANSITIVITY?
4) Mengetahui PREFERENCE REVERSALS?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ALLAIS PARADOX

Menurut prinsip cancellation, pilihan antara dua alternatif harus


bergantung hanya pada bagaimana dua alternatif berbeda tidak pada setiap faktor
yang sama untuk kedua alternatif. Setiap faktor yang sama untuk kedua alternatif
tidak akan mempengaruhi pilihan yang dibuat orang yang rasional. Misalnya, jika
Anda memilih antara dua mobil, dan mereka berdua mendapatkan jarak tempuh
yang sama, maka faktor jarak tempuh yang seharusnya tidak mempengaruhi mobil
yang dipilih.

Kelihatannya prinsip ini tampak sangat masuk akal, jika dua mobil
mendapatkan jarak tempuh yang sama, mengapa pilihan anda diantara kedua
mobil tersebut dipengaruhi oleh apakah jarak tempuh tinggi atau rendah?
Pengambil keputusan rasional seharusnya hanya memutuskan diantara alternatif -
alternatif atas dasar alternatif alternatif yang berbeda.

Pada tahun 1953, ahli ekonomi Prancis Maurice Allais menerbitkan


sebuah tulisan yang menantang prinsip cancellation. Pada tulisannya tersebut,
Allais menguraikan apa yang sekarang dikenal sebagai Allais Paradox, yaitu
paradox yang menunjukkan bagaimana prinsip cancellation kadang-kadang
dilanggar.

Kiranya saya menawarkan anda sebuah pilihan diantara dua alternatif, A


dan B. Jika anda memilih A, anda akan menerima $ 1.000.000 pasti. Di sisi lain
jika anda memilih B, anda memiliki 10 persen kesempatan untuk mendapatkan $
2.500.000, 89 persen kesempatan untuk mendapatkan $ 1.000.000, dan 1 persen
kesempatan untuk mendapatkan tidak sama sekali. Pada kasus ini kebanyakan
orang memilih alternatif yang memberikan hasil yang pasti yaitu alternatif A,
meskipun alternatif B memiliki nila harapan lebih besar dari $ 1.000.000.

5
Contoh diatas bertentangan dengan prinsip cancellation, yang menyatakan
bahwa pilihan diantara dua alternatif tergantung hanya pada apa yang
membedakan kedua alternatif, tidak berdasar faktor faktor lain yang umum bagi
kedua alternatif tersebut.

2.2 ELLSBERG PARADOX

Pelanggaran terhadap prinsip cancellation juga dikemukakan oleh Daniel


Ellsberg (1961). Paradox Ellsberg mengungkapkan contoh sebagai berikut,
kiranya sebuah guci berisi 90 bola, 30 diantaranya berwarna merah, dan sisanya
60 bola berwarna hitam dan kuning dalam proporsi yang tidak diketahui. Satu
bola diambil dari guci, dan warna bola tersebut akan menentukan hasil anda
sesuai dengan tabel A.

Alternatif 30 Bola 60 Bola


Merah Hitam Kuning
Alternatif A (bola merah) $100 $0 $0
Alternatif B (bola hitam) $0 $100 $0
Tabel A

Pada warna apa anda akan bertaruh, merah ataukan hitam ? kebanyakan
orang akan memilih warna merah (alternatif A) untuk menghidari ketidakpastian
jumlah campuran antara bola hitam dan kuning. Sedangkan jika anda dihadapkan
pada alternatif seperti Tabel B, maka bagaimanakah taruhan anda? Pada situasi
yang kedua ini kebanyakan orang akan bertaruh pada alternatif B, untuk
menghindari ketidakpastian yang berhubungan dengan rasio dari bola hitam dan
kuning. Dengan kata lain, kebanyakan orang akan memilih alternatif A untuk
kasus yang pertama dan alternatif B untuk kasus yang kedua.

6
Alternatif 30 Bola 60 Bola
Merah Hitam Kuning
Alternatif A (Bola merah atau $100 $0 $100
kuning)
Alternatif B (Bola hitam atau $0 $100 $100
kining)
Tabel B

Pada dua kasus di atas keduanya sudah setara dalam segala hal, kecuali
bahwa bola kuning pada kasus pertama tidak bernilai uang, dan pada kasus kedua
bernilai $ 100. Jadi, karena bola kuning selalu bernilai sama dalam kasus pertama
dan kedua, maka bola kuning tidak mempengaruhi pilihan yang dibuat untuk
kedua kasus tersebut. Hal ini sama seperti jarak yang sama tidak mempengaruhi
pilihan terhadap dua mobil (pada contoh prinsip cancellation), bertentangan
dengan teori utilitas yang diharapkan, bagaimanapun orang sering memilih
perbedaan dalam dua permasalahan.

2.3 INTRANSITIVITY

Prinsip lainnya dalam pengambilan keputusan rasional adalah Prinsip


Intransitivitas, yang menyatakan bahwa seorang pembuat keputusan yang lebih
memilih hasil A dari hasil B, dan memilih hasil B dari hasil C, dan juga memilih
hasil A dibanding hasil C. Kiranya anda memiliki pilihan diantara tiga pelamar
kerja, dan anda memiliki informasi tentang intelegensi dan pengalaman kerja
setiap pelamar. Keputusan yang akan dibuat mengikuti aturan sebagai berikut, jika
perbedaan IQ diantara dua pelamar lebih dari 10 poin, maka pelamar dengan IQ
tertinggi yang dipilih, tapi jika perbedaan IQ diantara dua pelamar sama atau
kurang dari 10 poin, maka pilih pelamar dengan pengalaman kerja yang lebih
lama.

7
Pelamar IQ Pengalaman (Tahun)
A 120 1
B 110 2
C 100 3

Jika kita membandingkan antara pelamar A dan B, kita sebaiknya memilih


pelamar B, karena A dan B tidak berbeda jauh dalam IQ, perbedaannya tidak
melebihi dari 10 poin, dan B memiliki pengalaman kerja yang lebih lama
dibandingkan pelamar A. Sama halnya jika kita membandingkan pelamar B dan
C, kita sebaiknya memilih C karena B dan C tidak berbeda jauh dalam IQ,
perbedaannya tidak melebihi dari 10 poin, dan C memiliki pengalaman kerja yang
lebih lama dibandingkan pelamar B, namun jika kita membandingkan C dan A,
kita sebaiknya memilih A karena IQ pelamar A lebih besar 20 poin dibanding C.
Jadi pelamar B lebih dipilih daripada pelamar A, pelamar C lebih dipilih daripada
pelamar B, dan pelamar A lebih dipilih daripada pelamar C. Intransitivitas ini
muncul karena aturan pemgambilan keputusan mendasarkan pada dua dimensi
yang berbeda yaitu intelegensi dan pengalaman kerja, yang memperhatikan
langkah-langkah kecil dan berbanding terbalik.

2.4 PREFERENCE REVERSALS

Satu dari penelitian pertama yang menguraikan tentang Preference


Reversals dikemukakan oleh Sarah Lichtenstein dan Paul Slovic (1971).
Lichtenstein dan Slovic berpendapat bahwa pilihan diantara sepasang dalam
perjudian mungkin melibatkan proses psikologi yang berbeda dari penawaran
untuk masing-masing bagian (seperti contoh, mengatur nilai dollar pada nilai
mereka). Secara spesifik hipotesis mereka menyatakan, pilihan akan ditentukan
terutama oleh probabilitas perjudian, sedangkan tawaran akan dipengaruhi
terutama oleh jumlah yang akan menang atau kalah.

8
Mereka menguji hipotesis ini dalam tiga eksperimen. Dalam setiap
pengujian, mereka pertama kali menyajikan subjek eksperimen dengan beberapa
pasang taruhan. Setiap pasang taruhan memiliki nilai yang diharapkan yang mirip,
tetapi satu taruhan selalu memiliki probabilitas yang tinggi untuk menang dan di
sisi lain selalu memilki hasil yang tinggi untuk sebuah kemenangan. Setelah
ditunjukkan subjek yang mereka lebih suka dalam setiap pasangan, mereka
membuat tawaran untuk setiap perjudian dianggap terpisah. Tawaran itu
ditimbulkan dengan memberitahu subjek bahwa mereka memiliki tiket untuk
bermain dalam perjudian dan menanyakan mereka nama sejumlah dolla
minimum yang akan mereka sediakan untuk menjual tiketnya.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Akuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu
manusia itu sendiri menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di
bidang akuntansi. Dengan hanya melihat, mendengar, mengetahui informasi,
bahkan memberi pendapat terhadap laporan keuangan ternyata tidak dapat
dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan psikologis manusia. Bisa
saja kondisi seorang individu sebelum menyatakan pendapatnya atas laporan
keuangan berubah. Karena menurut penulis sendiri faktor psikologis merupakan
salah satu faktor internal dan mempunyai andil penting ketika opini atau pendapat
dikeluarkan terkait dengan laporan keuangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://jibonkrocksite.blogspot.co.id/2014/03/paradoks-di-dalam-rasionalitas.html
(di akses pada 1 November 2017)

11

Você também pode gostar