Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENGERTIAN
Angina pektoris stabil adalah nyeri dada atau chest discomfort yang terjadi
karena keadaan seperti olahraga atau stres emosional yang meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard. Karakteristik nyeri dada khas angina yang mengarah
ke infark miokard akut adalah :
Nyeri dada ada yang memiliki ciri-ciri iskemik miokardium yang lengkap,
sehingga tak diragukan lagi diagnosisnya disebut nyeri dada (angina)
tipikal, sedangkan nyeri dada yang meragukan tidak memiliki ciri yang
lengkap dan perlu dilakukan pendekatan yang hati-hati disebut, nyeri dada
(angina) atipik. Nyeri dada lain yang sudah jelas berasal dari luar jantung
disebut non kardiak. Klasifikasi angina pektoris stabil dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 2. Probabilitas Penyakit Arteri Koroner Berdasarkan Usia dan Gejala (NEJM
1979:300:1350)
Gejala : nyeri dada substernal, nyeri dada karena aktivitas, nyeri dada hilang saat istirahat.
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Biasa muncul pada pria >50 tahun atau wanita >60 tahun dengan keluhan
chest discomfort (seperti berat, tertekan, diremas, terdesak dan jarang nyeri yang
nyata), biasanya lokasi didada, crecendo-decrescendo, berlangsung 2-5 menit
(dapat menjalar ke bahu maupun kedua lengan, punggung, interscapular leher,
rahang, gigi, dan epigastrium). Biasanya episode angina muncul karena latihan
atau emosi, dapat juga saat istirahat. Pasien dapat terbangun pada malam hari
karena chest doscomfort dan dispnea.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
Rute Dosis
7.5-40 mg
Transdermal 2x0.2-0.8 mg/jam
Oral 2-3x5- 80 mg
Spray 1x1.25 mg
Tablet kunyah 5 mg
Salep 1x100 mg
Obat Dosis
Acebutolol 2x200-600 mg
Labetalol 2x200-600 mg
Metoprolol 2 x 50-200 mg
Pindolol 3x2,5-7,5 mg
Propranolol 2x80-120 mg
Timolol 2x10 mg
Obat Dosis
Non Dihydropyridines
PROGNOSIS
Interpretasi
Keterangan :
Duke Treatmill Score = lama latihan (menit) (5 x max ST deviasi (mm)) (4 x indeks angina)
2 : limiting angina
UNIT YANG MENANGANI
RS Pendidikan :-
RS non pendidikan :-
UNIT TERKAIT
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
jika iskemik miokard luas, dapat ditemukan diaphoresis, pucat, kulit
dingin, sinus takikardi, bunyi jantung ketiga atau keempat, ronki basal paru,
terkadang ditemukan hipotensi.
Pemeriksaan penunjang
EKG : depresi segmen ST, peningkatan transien segmen ST dan atau inversi
gelombang T tampak pada 30-50% pasien
Cardiac biomarker : CK-MB dan Troponin meningkat
Stress testing
CT angiography
Tabel 1. Kemungkinan Sindrom Koroner Akut
Jika hasil anamnesis PF, EKG, dan biomarker tidak mengarah diagnosis,
ulangi EKG dan biomarker 12 jam kedepan.
Jika tetap normal dan nyeri hilang singkirkan infark miokard
Jika curiga sindrom koroner akut berdasarkan namnesis PF, singkirkan
NSTEMI dengan tes treadmill. Jika risiko rendah (usia > 70 tahun, tidak
memiliki penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, penyakit arteri
perifer sebelumnya, tidak ada sisa angina), pasien dapat dipulangkan 72 jam.
Jika tidak risiko rendah rawat inap dan evaluasi iskemi (tes treadmill atau
kateter)
Jika EKG atau biomarker abnormal atau kemungkinan tinggi sindrom
koroner akut rawat inap dan terapi
Risiko rendah Risiko tinggi
Troponin (-) depresi ST (-) , TIMI Risk score Troponin (+) , depresi ST > 0,5mm, TIMI Risk
0-2, gagal jantung kongestif (-) Score >3, curiga gagal jantung kongestif
aspirin dan clopidogrel ENOX, Aspirin clopidogrel (upstream atau saat PCI)
EF turun,
fonda atau unfractioned heparin UFH, ENOX, atau bival (tergantung hasil kateter
PCI
(UFH) sebelumnya) + GP Iia/Iib inhibitor (GPI)
sebelum
CABG
Iskemi
Strategi konservatif rekurent
Strategi invasi
+ GPI
Tes treadmill ketika stabil
Angiografi
dan sebelum pulang ranap
TATALAKSANA
Nitrat diberikan sublingual atau buccal spray (0,3-0,6 mg). Jika telah
dinberikan 3 dosis dengan jeda 5 menit tetapi nyeri tetap ada, maka diberikan
nitroglycerin intravena (5-10 g/menit), titer infus dapat dinaikan 10 g/menit
setiap 3-5 menit sampai gejala hilang atau tekanan darah sistol turun jadi <
100 mmHg. Setelah 12-24 jam bebas nyeri, ganti nitroglycerin iv dengan
oral/topikal.
Beta Adrenergik Bloker : Metoprolol 4x25-50 mg po. Jika diperlukan dan
tidak ada gagal jantung dapat dinaikkan bertahap 5 mg setiap 1-2 menit.
Atorvastatin 20-80 mg
Calcium channel blockers: verapamil atau diltiazem. Direkomendasikan
untuk pasien yang memiliki gejala persisten atau rekuren setelah terapi beta
bloker dan nitrat dosis penuh, atau pada pasienyang kontraindikasi ca channel
blocker.
Angiotensin-cinverting enzyme (ACE) inhibitor
Morfin (bila diperlukan) : 2-5 mg IV dapat diulang setiap 5-30 menit
Antitrombotik
Antiplatelet oral
Aspirin Dosis awal 162-325 mg formula nonenterik lalu
75-162 mg/hari formula enterik/nonenterik
Clopidogrel Loading dose 300-600 mg lalu 75 mg/hari
Prasugrel Pre-percutaneous coronary intervention (PCI):
loading dose 60 mg lalu 10 mg/hari
Antiplatelet Intravena
Abciximab 0.25 mg/kg bolus lalu infus 0.125 g/kg per menit
(maksimal 10 g/menit) selama 12-24 jam
Eptifibatid 180 g/kg bolus lalu infus 2.0 g/kg/menit selama
72-96 jam
Tirofiban 0.4 g/kg/menit selama 30 menit lalu infus 0.1 g/kg
selama 48-96 jam
Heparins
Unfractionated Bolus 60-70 U/kg (maksimal 5000 U) IV lalu
infus 12-15 U/kg/jam (dosis
Heparin (UFH) maksimal awal 1000 U/jam) titrasi sampai PTT
50-70 detik atau 1.5-2.5 kali kontrol
Enoxaparin 2x1 mg/kg SC, dosis awal 30 mg IV bolus.
Diseusaikan dengan kondisi ginjal jika kreatinin
clearence < 30 cc/ menit : 1x1 mg/kg
Fondaparinux 2.5 mg SC qd
Bivalirudin Dosis awal 0,1 mg/kg iv bolus, infuse 0,25
mg/kg/jam. Sebelum PCI, dapat ditambahkan 0,5
mg/kg iv bolus dan infuse dinaikan sampai 1,75
mg/kg/jam
PROGNOSIS
Prognosis NSTEMI berdasarkan TIMI risk score dapat dilihat pada tabel 1.
RS Pendidikan :-
RS non Pendidikan :-