Você está na página 1de 16

ARTIKEL

BIMBINGAN DAN Konseling

DISUSUN OLEH:
MUSFADLI RIDHA
1106101040049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGUARUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2012-2013

Psikologi Pendidikan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga saya dapat menyelesaikan tugas psikologi pendidikan ini tepat pada waktunya.

Shalawat beriring salam saya sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti

sekarang ini.

Saya mengucapkan terimakasih Kepada Dosen Pembimbing yang telah memimbing

saya dengan sangat baik. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah ikut

serta membantu saya dalam menyelesaikan tugas psikologi pendidikan mengenai bimbingan

konseling.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu Saya sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Dosen Pembimbing dan teman-teman

sekalian untuk kesempurnaan tugas ini dimasa yang akan datang. Demikianlah yang dapat

saya sampaikan, mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat dan membantu dalam

pengembangan diri dan dalam proses belajar.

Darussalam, 4 Januari 2013.

Musfadli Ridha
1106101040049

Psikologi Pendidikan
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.1.Konsep Bimbingan dan Konseling ....................................................................... 1
1.1.1.Pengertian Bimbingan .................................................................................. 1
1.1.2.Pengertian Konseling ................................................................................... 2
1.1.3.Pengertian Bimbingan Konseling ................................................................ 2
1.1.4.Tujuan Bimbingan Konseling ...................................................................... 3
1.1.5.Fungsi Bimbinagan Konseling ..................................................................... 3
1.1.6.Sejarah Lahirnya .......................................................................................... 5
1.1.7.Latar Belakang Lahirnya .............................................................................. 6
BAB II Pembahasan ..................................................................................................... 7
2.1.Pengolahan Layanan Bimbingan Konseling ....................................................... 7
2.1.1.Kepala Sekolah............................................................................................. 7
2.1.2.Guru Pembimbing ........................................................................................ 7
2.1.3.Wali Kelas .................................................................................................... 8
2.1.4.Guru Bidang Studi ....................................................................................... 8
2.1.5. Petugas Administrasi................................................................................... 8
2.1.6. Orang Tua.................................................................................................... 9
BAB III Penutupan....................................................................................................... 10
3.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 10
3.2.Saran .................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 12

ii

Psikologi Pendidikan
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1.KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING

1.1.1.Pengertian Bimbingan.

Sangat banyak rumusan pengertian bimbingan bisa ditemukan dalam berbagai


literatur, bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance. Kata guidanceyang kata
dasarnya guide memiliki beberapa arti: (a)menunjukan jalan(showing the way), (b)
memimpin (leders), (c) Memberikan petunjuk (giving instruction), (d) Mengatur (regulating),
(e) Mengarahkan (governing), dan (f) Memberi Nasihat (giving Advice) (Winkel, 1991).

Istilah guidance, juga diterjemahkan dengan arti bantuan atau tuntutan. Ada juga
yang menerjemahkan kata guidance dengan arti pertolongan. Berdaraskan arti ini, secara
etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan atau pertolongan tetapi tidak semua
bantuan, tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya bimbingan.

Bimbingan bisa dalam arti, bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada
individu agar individu yang di bombing mencapai kemandirian dengan mempergunakan
berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan
dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Psikologi Pendidikan
1.1.2.Pengertian konseling.

Konseling (counseling) merupakan bagian integral dari bimbingan. Konseling juga


merupakan salah satu teknik dalam bimbingan. Konseling merupakan inti dalam bimbingan.
Ada yang menyarakan bahwa konseling merupakan jantungnya bimbingan. Sebagaimana
kegiatan inti atau jantungnya bimbingan, praktik bimbingan bisa dianggap belum ada apabila
tidak dilakukan konseling.

Istilah konseling yang diadopsi dari bahasa inggris counseling di dalam kamus
artinya dikaitkan dengan kata counsel memiliki beberapa arti, yaitu nasihat (to obtain
counsel), anjuran (to give counsel), dan pembicaraan ( to talk counsel). Berdasarkan arti di
atas, konseling secara etimologi berarti pemberian nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan
bertukar pikiran.

Konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbale balik antara dua orang
(konseler dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam
suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien.

1.1.3.Pegertian Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang


diberikan oleh pembimbing (konseler) kepada individu (konseli) melalui petemuan tatap
muka atau hubungan timbale balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya
sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis oleh pembimbing
(konseler) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbale balik
antara keduannya untuk mengungkapkan masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri
sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri maslah yang dihadapinya.

Psikologi Pendidikan
1.1.4.Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan bimbingan konseling adlah dalam rangka
1. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing
atau yang di konseling.
2. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mental klien.
3. Membantu mengembangkan perilaku-perilaku yang lebih efektif pada diri
individu dan lingkungannya.
4. Membantu klien menaggulangi problema hidup dan kehidupannya secara
mandiri.
5. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.
6. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
7. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapainya.
8. Mempunyai wawasan yang lebih realistis.
9. Dapat menyesuaikan dirinya lebih efektif dari sebelumnya.

1.1.5.Fungsi Bimbingan Konseling

1. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah yang dapat mengambat perkembangannya.

2. Fungsi Pemahaman
Pelayan bimbingan konseling dilaksanakan dalam rangka memberikan
pemahaman tentang diri klien atau siswa beserta permasalahannya dan juga
lingkungannya oleh klien itu sendiri dan oleh pihak-phak yang membantunya.

Psikologi Pendidikan
3. Fungsi Pengetasan
Bila seorang siswa mengalami suatu masalah dan dia tidak dapat
meyelesaikan sendiri , maka diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah
teratasinya masalah yang dihadapainya. Siswa yang yang mengalami masalah
dianggap berada dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak megenakan sehingga
perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut.

4. Fungsi Pemeliharaan
Memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik hal
itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangannya yang telah
dicapai selama ini, itelegensi yang tinggi, bakat yang ada, minat yang menonjol
untuk hal-hal yang produktif harus tetapp terjaga dengan baik.

5. Fungsi Penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan
potensinya sesuai dengan keadaan pribadinya, masing-masing yang meliputi bakat,
minat, kecakapan, cita-cia, dan lain sebagainya.

6. Fungsi Penyesuaian
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaiaan
anatara siswa dengan lingkungannya. Dengan kata lain, melalui fungsi ini
pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri
secara baik dengan lingkungannya.

7. Fungsi Pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling dobesrikan kepada siswa untuk
membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinnya secara lebih
terarah.

Psikologi Pendidikan
1.1.6.Sejarah Munculnya Bimbingan Konseling.

Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari


dimasukkannya Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting
sekolah. Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil
Konferensi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi
IKIP) di Malang tanggal 20 24 Agustus 1960.

Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung dan IKIP Malang mendirikan
jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah
Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung,
IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui
proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan dikembangkan, juga berhasil disusun Pola Dasar
Rencana dan Pengembangan Bimbingan dan Penyuluhan pada PPSP. Lahirnya Kurikulum
1975 untuk Sekolah Menengah Atas didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan.

Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan


Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari
tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru
dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di dalam Kepmen tersebut
ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas seperti pemikiran awal untuk
mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan
mereka.

Psikologi Pendidikan
1.1.7.Latar Belakang Lahirnya Bimbingan Konseling.

Menengok sejarah perkembangannya, bimbingan konseling berawal di Amerika


Serikat yang dipelopori oleh seorang tokoh besar yaitu Frank Parson melalui gerakan yang
terkenal yaitu guidance movement (gerakan bimbingan). Awal kelahiran gerakan ini
dimaksudkan sebagai upaya mengatasi semakin banyaknya veteran perang yang tidak
memiliki peran. Oleh karena itu, Frank Person berupaya memberi bimbingan vocational
sehingga veteran-veteran tersebut tetap dapat berkarya sesuai kondisi mereka. Selanjutnya,
gerakan ini berkembang tidak semata pada bimbingan vocational, tapi meluas pada bidang-
bidang lain yang akhirnya masuk pula dalam pendidikan formal.

Dalam pendidikan formal, bimbingan (dan konseling) ini dimaksudkan sebagai


upaya untuk membantu siswa (peserta didik) mencapai titik optimal perkembangan mereka.
Pencapaian-pencapaian itu dilakukan oleh petugas yang (di Indonesia) dikenal dengan
sebutan guru pembimbing atau guru BK (bimbingan dan konseling), di Amerika Serikat
dikenal dengan sebutan konselor sekolah. Dalam mencapai tujuan tersebut guru pembimbing
melakukan berbagai upaya. Salah satu upaya yang sekaligus menjadi ujung tombak dari
keseluruhan kegiatan bimbingan adalah kegiatan konseling.

Kegiatan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Dalam arti untuk
melakukan kegiatan ini dibutuhkan kemampuan (keterampilan) khusus tentang praktik
konseling, karena kegiatan konseling bukan kegiatan menasihati, memarahi, atau sekadar
obrolan omong kosong. Pelatihan-pelatihan konseling yang diberikan pada (bimbingan
konseling) sedikit banyak memecah kekacauan pandangan dan tindakan tentang tugas-tugas
pembimbing bahkan keberadaan bimbingan konseling itu sendiri.

Psikologi Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.PENGOLAHAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING.

2.1.1.Kepala Sekolah.

Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran


pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling
di sekolah yang dipimpinnya. Karena posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang
yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolahnya.

Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan


program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan
dan konseling. Ia membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.

2.1.2.Guru Bimbingan Konseling.

Guru Pembimbing yaitu seorang guru yang selain mengajar pada mata
pelajarantertentu, terlibat juga dalam pelayanan dan bimbingan konseling. Guru bimbingan
konseling model ini termasuk memiliki tugas rangkap, guru ini sangat bertanggung jawab
terhadap masalah bimbingan konseling yang terjadi disekolah, dapat member peyelesaian
terhadap siswa yang bermasalah.

Psikologi Pendidikan
2.1.3.Wali Kelas.

Guru wali kelas yang selain memegang kelas tertentu diserahi tugas dan tanggung
jawab sebagai petugas atau guru bimbingan konseling, alas an penetapan wali kelas sebagai
petugas bimbingan konseling selain sebagai wali kelas adalah karena wali kelas dekat dengan
siswanya dengan demikian wali kelas dengan cepat mengetahui maslah yang terjadi pada
siswa.

2.1.4.Guru Bidang Studi.

Guru bidang studi yang diserahi tugas khusus menjadi petugas atau guru bimbingan
konseling petugas seperti ini tidak merangkap tugas, tugas dan tanggung jawab adalah
pokoknya memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada anak.

2.1.5.Petugas Administrasi sekolah.

Mengkoordinir bimbingan dan konseling dalam: (1) Memasyarakatkan pelayanan


bimbingan dan konseling kepada segenap warga sekolah orang tua dan masyarakat. (2)
Menyusun program kegiatan bimbingan dan konseling. (3) Melaksanakan program bimbingan
dan konseling. (4) Mengadministrasikan program kegiatan bimbingan dan konseling. (5)
Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan bimbingan konseling 6) Menganalisis hasil
penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling. (7) Memberikan tindak lanjut terhadap
analisis penilaian bimbingan dan konseling. (8) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan
mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, prasarana dan sarana alat dan perlengkapan
pelayanan bimbingan dan konseling.

Psikologi Pendidikan
2.1.6.Peran Orang Tua dalam Bimbingan Konseling.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah
keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam
kehidupan bermasyarakat.

Menurut Gunarsa ( 1995 : 31 38) dalam keluarga yang ideal (lengkap) maka ada
dua individu yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum
peran kedua individu tersebut adalah:

A. Peran ibu adalah .

(1) memenuhi kebutuhan biologis dan fisik .

(2) merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsisten .

(3) mendidik, mengatur dan mengendalikan anak 18 .

(4) menjadi contoh dan teladan bagi anak .

B. Peran ayah adalah.

(1) ayah sebagai pencari nafkah.

(2) ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman.

(3) ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak.

(4) ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana, mengasihi keluarga.

Psikologi Pendidikan
BAB III
PENUTUPAN

3.1.KESIMPULAN

Bimbingan bisa dalam arti, bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu
agar individu yang di bombing mencapai kemandirian dengan mempergunakan
berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana
asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbale balik antara dua orang (konseler
dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dan dalam
suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan
yang berguna bagi klien.

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan
oleh pembimbing (konseler) kepada individu (konseli) melalui petemuan tatap muka
atau hubungan timbale balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau
kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri. Atau proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis
oleh pembimbing (konseler) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka
atau hubungan timbale balik antara keduannya untuk mengungkapkan masalah sendiri,
mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu memecahkan
sendiri maslah yang dihadapinya.

10

Psikologi Pendidikan
3.2.SARAN

Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP sudah seharusnya mempelajari maslah


bimbingan dan konseling karena mungkin nantinya akan secara langsung
berkecimpung dalam lingkunan keguruan, yang harus menghadapi siswa dengan
berbagai maslah-masalahnya sendiri.

Pembekalan sejak dini akan membuat mahasiswa nantinya tidak terkejut akan kejadian
dilapangan, pastinya untuk menjadi seorang guru sudah seharusnya menjadi contoh
yang baik bagi siwanya, dan juga mempunyai solusi-solusi yang menbatu siswanya
yang bermasalah.

11

Psikologi Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

http://harunnihaya.blogspot.com/2010/08/sejarah-awal-lahirnya-bimbingan-dan.html.

di copy pada 4 Januari 2013.

http://belajarpsikologi.com/sejarah-lahirnya-bimbingan-dan-konseling/. Di copy pada

4 Januari 2013

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/08/peran-kepala-sekolah-dalam-bk/. Di

copy pada 4 Januari 2013

12

Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan

Você também pode gostar