Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Latar Belakang: Erythema Nodosum Leprosum (ENL) adalah reaksi kusta tipe II. Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) merupakan
sitokin proinflamasi yang diduga kuat berperan pada ENL, walaupun TNF- bukan merupakan satu-satunya sitokin yang terlibat
pada imunopatogenesis terjadinya kondisi ini. Tujuan: Memahami imunopatogenesis ENL secara menyeluruh, khususnya
peran TNF- pada terjadinya reaksi ini, serta memahami peran TNF- dalam penatalaksanaan ENL. Telaah Kepustakaan:
Adanya pelepasan antigen dari kuman Mycobacterium leprae akan menstimulasi reaksi kompleks imun dan produksi TNF- pada
ENL. Selain itu terdapat keterlibatan respons imun yang diperantarai oleh limfosit T, sehingga dapat memberikan gambaran
peningkatan rasio CD4+/CD8+ pada lesi ENL dibandingkan dengan lesi non-reaktif. Kesimpulan: TNF- sangat berperan
pada imunopatogenesis ENL, namun demikian pemberian obat anti TNF- seperti thalidomide masih kontroversial dan penuh
resiko. Penelitian klinis lebih lanjut masih diperlukan untuk menguatkan hal ini.
ABSTRACT
Background: Erythema Nodosum Leprosum (ENL) is a type II leprosy reaction. Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-) is a
proinflammatory cytokine that strongly plays a role in ENL, eventhough not the sole cytokine in immunopathogenesis of ENL.
Purpose: To conceived immunopathogenesis of ENL in general, particularly the role of TNF- in this reaction, and increase the
understanding of TNF- role in menagement of ENL. Review: The antigen releasing of Mycobacterium leprae may stimulate the
formation of complex immune and produc of TNF- in ENL. Moreover, T-lymphocyte mediated immune response represent
the increase of CD4+/CD8+ ratio in lesion of ENL compared with non-reactive lesion. Conclusion: TNF- have a major role
in immunopathogenesis of ENL, but administration of these inhibitor agent, such as thalidomide, is still controvesial and has
a risk. Controlled clinical trial is still required to confirmed it.
Alamat korespondensi: Renata Prameswari, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 68 Surabaya
60131, Indonesia. Telepon: (031) 5501609, e-mail: nena_prameswari@yahoo.com
43
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 1 April 2012
kawan-kawan melaporkan bahwa lebih dari 50% menginduksi kemotaksis, merangsang fagosit
penderita kusta tipe LL dan 25% penderita tipe BL mononuklear untuk mengsekresi IL-1 dengan efek
mengalami episode ENL.1,2 yang sama dengan TNF- dan sebagainya.6,9 Seperti
Mekanisme imunologi ENL belum sepenuhnya diketahui bahwa neutrofil berguna untuk pergerakan
dapat dimengerti. Diawali oleh Wemambu dan kawan- sel, meliputi E-selectin yang diregulasi oleh IL-1.
kawan, ENL diduga merupakan suatu reaksi yang Aktivasi Toll-Like Receptor 2 (TLR2) secara in-vitro
diperantarai oleh adanya reaksi imun kompleks disertai menginduksi IL-1 yang bersama dengan Interferon
dengan vaskulitis. Peningkatan TNF- serta Interleukin-6 gamma (IFN-) akan merangsang ekspresi E-selectin
(IL-6) pada kasus yang lebih berat menunjukkan bahwa dan perlekatan neutrofil pada sel endotel (Gambar
respon cell-mediated immune (CMI) juga mempunyai 1).10 Sedangkan bila dihasilkan secara luas, kadar
peranan terjadinya ENL. Adanya peningkatan TNF- dapat membahayakan pejamu karena dapat
TNF- ini sangat penting terhadap patogenesis menimbulkan terjadinya trombus sel endotel, lebih
terjadinya ENL serta terjadinya gejala sistemik yang jauh lagi dapat terjadi sindroma klinis yang sangat
timbul pada kondisi ini.3,4 ENL merupakan reaksi fatal yang dinamakan syok septik.6,9
kusta yang sukar untuk ditangani, sering kambuh Sekresi TNF- yang berlebih pada ENL diduga
serta perjalanannya tidak dapat diprediksi.5 berasal dari dinding bagian dalam Mycodoacterium
Sebagian besar terapi pilihan dapat mengontrol leprae yang dapat merangsang kekebalan alamiah pada
gejala akut ENL, namun belum ada terapi untuk tubuh manusia, yaitu Triacetylated Lipoprotein (TLP)
pencegahan terhadap kekambuhan.5 TNF- sangat dan merupakan Pathogen Associated Molecular Pattern
berperan pada imunopatogenesis ENL, namun (PAMPs). TLP merupakan komponen membran
pengobatan menggunakan agen penghambat lipoprotein pada semua genus mikobakteria dan
TNF- seperti thalidomide, infliximab, etanercept masih diduga merupakan indikator utama sekresi TNF-
kontroversial, karena tidak semua studi mendukung oleh makrofag.11 IFN- yang diproduksi oleh sel
peran TNF- pada keadaan ini.3,4 Oleh karena itu T dan sel NK juga merangsang makrofag untuk
perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan meningkatkan sintesis TNF-. Sitokin pro inflamasi,
peran sitokin ini pada ENL.4 diantaranya TNF-, IFN-, dan IL-1 telah dilaporkan
berperan dalam mekanisme terjadinya reaksi kusta
TELAAH KEPUSTAKAAN baik reaksi tipe I (reaksi reversal) maupun reaksi
tipe 2 (termasuk ENL).12,13 Pada ENL, kadar TNF-
Konsep klasik terjadinya ENL adalah terjadinya
yang dilepaskan oleh sel mononuklear darah
fenomena Arthus, di mana terjadi kompleks antigen-
tepi lebih banyak dibandingkan penyakit lain.
antibodi yang selanjutnya akan mengendap di sepanjang
Disalah satu pihak TNF- dapat bekerja sinergis
pembuluh darah yang akhirnya menimbulkan
dengan IFN- sebagai protektif imunitas dengan
vaskulitis. Kadar TNF- yang berlebihan dan
memperantarai terbentuknya granuloma dan
IL-6 yang meningkat pada serum penderita ENL
menghambat pertumbuhan M.leprae secara in-vitro.
menandakan bahwa respon imun seluler sangat
Sedangkan dilain pihak, TNF- dapat menimbulkan
berperan terhadap mekanisme terjadinya ENL.6
kerusakan saraf dan terjadinya nekrosis jaringan.6,8
TNF- berasal dari beragam sel terutama fagosit
Pada percobaan klinis, injeksi intralesi IFN- untuk
mononuklear dan sel T yang diaktifkan oleh antigen,
terapi penderita kusta, didapatkan bahwa injeksi IFN-
natural killer cell (sel NK) dan sel mast. Efek biologinya
dapat berpengaruh baik secara lokal maupun sistemik,
serta dapat bersifat protektif maupun patologis
tergantung pada konsentrasi, lama pajanan, dan
tersedianya mediator lain pada lingkungan seluler.7,8
Produksi lokal dapat meningkatkan pertahanan
tubuh terhadap patogen dengan memberikan respon
inflamasi yaitu menyebabkan datangnya neutrofil
dan monosit ke tempat infeksi serta mengaktifkan
sel-sel tersebut untuk membunuh mikroba, memacu
ekspresi vascular cell adhesion molecule (VCAM),
merangsang makrofag mensekresi kemokin dan Gambar 1. Peran neutrofil pada ENL.10
44
Telaah Kepustakaan Peran TNF- pada Imunopatogenesis ENL dan Kontribusinya pada
Penatalaksanaan ENL
hingga 612 bulan dapat menimbulkan terjadinya terjadinya vaskulitis sistemik yang disertai nekrosis
ENL pada 6 dari 10 penderita kusta tersebut. Ternyata pada ENL. 18 Membaiknya klinis ENL ditandai
diketahui 6 dari penderita tersebut adalah penderita dengan penurunan suhu yang signifikan, hal ini
kusta tipe LL sedangkan sisanya adalah tipe BL dihubungkan dengan penurunan kadar IL-1. Begitu
atau LL subpolar. Hal ini menunjukkan bahwa juga dengan kadar IL-6 dan TNF- yang merupakan
penderita kusta tipe BL/LL subpolar tidak memiliki suatu pirogen endogen. Sehingga dapat disimpulkan
kemampuan untuk meningkatkan sistem imunitas bahwa IL-1, TNF- dan IL-6 memiliki peran pada
selulernya, sehingga yang berperan adalah sistem imunopatogenesis terjadinya demam.13
imunitas humoral. Selain itu injeksi IFN- dapat
menginduksi makrofag untuk memproduksi TNF- PEMBAHASAN
sehingga makrofag akan menjadi lebih aktif. Hal ini
Adanya peningkatan kadar TNF- pada ENL
dapat menjadi penjelasan mengenai terjadinya ENL
menyebabkan penggunaan obat-obat anti TNF-
setelah injeksi menggunakan IFN-.14,15
menjadi rasional untuk digunakan sebagai terapi
Lesi pada ENL ditandai dengan nodul berwarna
ENL.2,4 Tabel 1 adalah pilihan terapi untuk ENL.
merah yang keras pada kulit, sangat nyeri dan bisa
Thalidomide adalah obat pilihan dalam
terjadi di superfisial atau dermis (Gambar 2). Dapat
penatalaksanaan ENL. Thalidomide bekerja sebagai
terjadi ulserasi dan mengeluarkan pus yang tersusun
anti inflamasi kuat.14 Thalidomide merupakan analog
polimorf serta berisi batang tahan asam pada kultur
racemic glutamic acid yang terdiri dari dua enantiomer
pus.16
R- dan S-thalidomide. Dua enantiomer ini memiliki
Gejala sistemik yang terjadi pada ENL seperti
properti yang berbeda, di mana salah satunya memiliki
demam, penurunan berat badan, peningkatan laju
efek supresi yang lebih poten terhadap pelepasan
endap darah (LED), nekrosis serta lesi yang nyeri
TNF- dari sel darah tepi, sementara yang lain
berhubungan dengan kadar sitokin pro-inflamasi
memiliki efek sedatif. Mekanisme thalidomide ini
(TNF- dan IL-1) yang tinggi dalam serum. 12
masih belum jelas, tetapi TNF-, IFN-, IL-10, IL-12,
Fenomena Lucio termasuk dalam reaksi kusta tipe 2
siklooksigenase-2 dan mungkin pro-inflamasi faktor
atau ENL dengan gejala yang lebih berat (Gambar
trankripsi (NF-B) menjadi target kerja thalidomide.
3). Sebutan lain Fenomena Lucio adalah "Latapi's
Salah satu mekanisme kerja yang diduga terjadi pada
lepromatosis" atau "Lepra Bonita".16,17 Patofisiologi
thalidomide adalah efek penekanan terhadap TNF-
terjadinya fenomena ini belum sepenuhnya
yang poten. Mekanisme ini sangat penting untuk
dimengerti. Terdapat dugaan terjadinya perubahan sel
mengontrol ENL. Pada studi in-vitro menunjukkan
endotel pembuluh darah oleh karena adanya TNF-.
bahwa M. leprae dapat menginduksi aktivasi NF-B
Adanya sitokin ini menyebabkan pembentukan suatu
pada sel Schwann, sehingga terjadi penekanan faktor
trombus dan terjadinya koagulopati. TNF- juga
transkripsi oleh TNF-. Kondisi inilah yang dapat
meningkatkan agregasi dan perlekatan leukosit PMN
dihambat oleh thalidomide.19 Studi terbaru mengatakan
sehingga menyebabkan respons inflamasi baik secara
bahwa thalidomide juga dapat menghambat respon
langsung maupun melalui stimulasi endotel oleh IL-1.
Immunoglobulin G (IgG) dan menyebabkan apoptosis
Mekanisme inilah yang berperan pada patogenesis
Gambar 2. Lesi ENL pada penderita kusta tipe Gambar 3. Ulserasi fenomena lucio karena vaskulitis
LL.16 subkutan yang dalam.17
45
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 1 April 2012
neutrofil yang juga terlibat pada proses patofisiologi IL-8 dan IL-12.20 PTX dapat memberikan perbaikan
ENL.10,14,19 Pada kasus ENL berat, dosis thalidomide klinis yang signifikan bila digunakan selama lebih
dapat diberikan mulai 400 mg sebelum tidur atau 4 dari dua minggu. Walaupun pengobatan dengan
100 mg sehari. Dosis ini dapat mengontrol reaksi ENL PTX lebih inferior dibandingkan thalidomide, namun
dalam waktu 48 jam. Bila terjadi perbaikan klinis, dosis PTX memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan pada
thalidomide diturunkan menjadi 300 mg/hari. Setelah penderita wanita usia reproduktif karena tidak ada
itu dosis thalidomide dapat diturunkan perlahan-lahan efek teratogenik serta dapat diberikan pada penderita
menjadi 100 mg setiap bulan. Pemberian thalidomide yang tidak dapat mentoleransi kortikosteroid.20,21
tidak diindikasikan pada wanita usia reproduktif. PTX dapat diberikan pada dosis 400 mg tiap 8 jam.21
Efek samping yang pernah dlaporkan adalah efek Salah satu studi double-blind di Brazil menunjukkan
teratogenik, neuropati, tromboembolisme, somnolen bahwa dosis PTX 1200 mg/hari untuk pengobatan
dan lain-lain.19 ENL tidak se-efektif dibandingkan dengan dosis
Selain thalidomide, agen penghambat TNF- yang thalidamide 300 mg/hari. Kekambuhan dapat terjadi
lain adalah pentoxifylline (PTX). PTX adalah derivat dalam waktu satu bulan setalah PTX dihentikan.19
methylxanthine yang memiliki aktivitas hemoragik Infliximab merupakan human-murine chimeric
dan digunakan pada kondisi di mana terdapat defek monoclonal antibody terhadap TNF- itu sendiri,
mikrosirkulasi serta di mana TNF- berperan pada sedangkan etanercept adalah protein dimerik yang
terjadinya penyakit tersebut. Pemberian PTX oral terdiri dari reseptor TNF- p75 yang bergabung
pada penderita ENL dapat menghambat produksi dengan IgG G1 manusia. Keduanya efektif dalam
TNF- baik secara in-vivo maupun in-vitro. Hambatan menghambat kadar TNF-. Infliximab memiliki
pada TNF- ini terjadi melalui stimulasi produksi IL- afinitas lebih tinggi terhadap TNF- transmembran
10, di mana IL-10 ini dapat menghambat sitokin yang dibandingkan etanercept. Selain itu, hambatan TNF-
disintesis di monosit, diantaranya TNF-, IL-1, IL-6, transmembran yang dilakukan oleh infliximab sebagai
46
Telaah Kepustakaan Peran TNF- pada Imunopatogenesis ENL dan Kontribusinya pada
Penatalaksanaan ENL
47
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 24 No. 1 April 2012
15. Sampaio E, Moreira A, Sarno E, Malta A, Kaplan G. during Leprosy Reactional States. Clin. Exp Immunol
Prolonged treatment with recombinant interferon 1991; 84: 1038.
gamma induces erythema nodosum leprosum in 19. Kar HK, Sharma P. Management of Leprosy In: Kar
lepromatous leprosy patients. The J of Exp Med 1992; HK, Kumar B, editors. IAL Textbook of Leprosy. 1st
175(6): 172937. ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher;
16. Rea TH, Moldlin RL. Leprosy. In: Wolff K, Goldsmith 2010. p. 38699.
LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, 20. Sampaio EP, Moraes MO, Nery JAC, Santos AR, Matos
Fitzpatrick TB, editors. Fitzpatricks Dermatology in HC, Sarno EN. Pentoxyfilline decreases in vivo and
General Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill; in-vitro tumour necrosis alpha (TNF-) production in
2008. p. 178696. lepromatous leprosy patients with erythema nodosum
17. Lockwood DNJ. Leprosy In: Burns T, Breathnach SB, leprosum (ENL). Clin Exp Immunol 1998; 111:
Cox N, Griffiths C, Rooks TB, editors. Rooks Textbook 3008.
of Dermatology. 8th ed. Oxford: Wiley-Blackwell; 2010. 21. Nery JAC, Sales AM, Illarramendi X, Duppre NC,
p. 32.120. Jardim MR, Machado AM. Contribution to diagnosis
18. Sarno EN, Grau GE, Vieira LMM, Nery JA. Serum Level and management of reactional states: a practical
of Tumor Necrosis Factor Alpha and Interleukin 1 approach. An Bras Dermatol 2006; 81(4): 36775.
48