Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
U DENGAN
GASTRITIS DI KUBU TANJUANG
BUKITTINGGI
Disusun Oleh :
Annisa Mardhatilla
1516144010009
CI Klinik CI akademik
Pembimbing klinik
Pembimbing klinik
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. PENGANTAR
Pokok Bahasan : GASTRITIS
Sasaran : Keluarga Tn.U
Hari / tanggal : Sabtu, 25november 2017
Waktu : 20 menit
Tempat : Kubu Tanjuang
2
BAB I
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTRITIS
A. Latar Belakang
Reumatoid atritis merupakan penyatkit autoimun yang ditandai oleh inflamasi
sistemik kronik yang progresif dengan target utama adalah sendi ( Suarjana,2014).
Sendi yang dikenai terutama sendi kecil dan mencegah secara simetris ( Gabary 2015)
menifestasi klinis adalah poli atritis simetris yang terutama mengenai sendi sendi
kecil pada tangan dan kaki artritis reumatoid tidak hanya mengenai lapisan sinovial
sendi tetapi juga dapat mengenai organ organ di luar persendian sepeti kulit, jantung,
paru paru , dan mata ( suarjana 2014)
Angka kejadian artritis reumatoid menurut WHO bekisar 40/100.000 rasio
pebandingan antara perempuan dan laki laki adalah 3:1 ( silman et al, 2009 )
Prefalensi angka kejadian reumatoid atritis di indonesia terletak pada peringkat ke 4
dengan ( kurang dari 0,4%) ( suarjana 2014) . menurut penelitian yang di lalukan
oleh hasan tahun 2010 di RS UP M.Djamil padang di dapat kan pasien atritis
reumatoid berjenis kelamin perempun adalah 83,3% , sedang kan laki laki adalah
16,7% . pada penelitian ini di dapat kan pula pasien atritis reumatoid di derita oleh
lansia berumur kisaran 60 ke atas.
Prevalensi angka kejadian reumatoid artritis di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar
di derita oleh lansia perempuan dengan persentasi 60 % dari 70 lansia dari data yang
kami dapatkan. Jadi penanganan terhadap nyeri dari RA diperlukan supaya lansia
mampu secara mandiri mengatasi gejala yang timbul.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit diharapkan lansia dapat
memahami tentang penyakit Artritis Rheumatoid
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Lansia dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi,
penatalaksanaan serta cara pencegahan penyakit Artritis Rheumatoid.
b. Lansiadapat berperan dalam melakukan perawatan secara mandiri untuk
menangani penyakitny tersebut.
3
C. Materi Penyuluhan
Adapun materi yang akan disampaikan pada penyuluhan ini yakni:
1. Pengertian Artritis Rheumatoid
2. Penyebab terjadinya Artritis Rheumatoid
3. Tanda dan gejala Artritis Rheumatoid
4. KomplikasiArtritis Rheumatoid
5. Penatalaksanaan Artritis Rheumatoid
6. Cara pencegahan Artritis Rheumatoid
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik / judul : penyuluhan Kesehatan tentang reumatoid atritis
2. Sasaran : lansia yang ada di wisma delima
3. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
4. Media
a) Penyuluhan secara lisan dengan alat peraga lembar balik
b) Alat untuk mendemonstrasi memberikan kompres panas pada area yang
nyeri.
c) Leaflet
E. Setting Tempat
Dosen pembimbing
keluarga
4
F. Pelaksanaan Kegiatan
NO KEGIATAN WAKTU EVALUASI
1. Memberi salam, 1,5 menit lansia menjawab salam,
menyakan keadaan lansia mempersilahkan masuk dan
menyetujui kontrak waktu
2. Menjelaskan maksud 1,5 menit Lansia mendengarkan dengan
kedatangan dan membuat seksama dan menyetujui kontrak
kontrak waktu waktu yang ditetapkan bersama
3. Melakukan pendidikan 10 menit Lansiamemperhatikan dengan
kesehatan tentang Artritis seksama.
Rheumatoid
4. Menanyakan kepada 5 menit Menanggapi dengan melakukan
Lansiatentang kejelasan pertanyaan
materi yang disampaikan. Memberikan reinforcement
Mempersilahkan positif
lansiamengajukan Menjawab pertanyaan dari
pertanyaan pasien atau keluarga
G. Evaluasi
1. Evaluasi structural
a. Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan
b. Kontrak waktu sudah tepat dengan kelompok masyarakat
c. Media sudah disiapkan yaitu Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Peserta yang hadir 6 orang
b. Media dapat digunakan dengan baik
5
c. Pendidikan kesehatan dapat dilaksanakan sesuai waktu.
d. Partisipasi peserta yang hadir
e. Peserta dapat mengikuti sampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi dilakukan secara langsung dengan tanya jawab.
b. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga dapat mengerti dan
mengetahui :apa yang di maksud dengan penyakit Artritis Rheumatoid, penyebab
Artritis Rheumatoid, menyebutkan tanda dan gejala, komplikasi, Penatalaksanaan
serta pencegahan Artritis Rheumatoid.
BAB II
KONSEP DASAR RHEUMATOID ARTRITIS
6
merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif
simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga
melibatkan organ tubuh lainnya Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit
kronik yang hilang timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan
persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas bahkan
kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur telah diketahui
berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit ini.hingga etiologi AR yang
sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti
B. PenyebabArtritis Rheumatoid
1. Umur, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin, Secara keseluruhan dibawah 45 tahun frekuensi kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi lebih banyak pada wanita dari pada pria
hal ini menunjukkan adanya peran hormon.
3. Keturunan. Suku, prevalensi dan pola terkenanya lebih sering dijumpai pada orang
orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
4. Kegemukan : Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya
resiko.
5. Autoimun.
6. Endokrin.
7. Infeksi sterptococcus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
7
D. Patofisiologi Artritis Rheumatoid
Proses inflamasi di dalam persendian dapat terjadi dalam empat tahap:
1. Sinovitis yang terjadi karena kongesti dan edema pada membran synovial serta kapsula
sendi. Infiltrasi oleh limfosit, makrofa, dan neutrofil membuat respon inflamasi local
tersebut berlanjut. Sel-sel ini, di samping sel-sel sinovial mirip-fibroblast,
menghasilkan enzim yang membantu menguraikan tulang dan kartilago.
2. Pannus-penebalan lapisan jaringan granulasi-menyelubungi serta menginvasi kartilago
dan pada akhirnya, menghancurkan kapsula sendi serta tulang.
3. Ankilosis fibrosa-invasi fibrosa pada pannus dan pembentukan peru- menyumbat
rongga sendi;atrofi tulang dan ketidaksejajaran yang menyebabkan deformitas nyata
dan disrupsi artikulasio tulang-tulang yang saling berhadapan sehingga terjadi atropi
otot serta ketikseimbangan dan mungkin pula, dislokasi parsial (subluksasio).
4. Kalsifikasi jaringan fibrosa yang mengakibatkan ankilosis tulang dan imobilitas total.
E. Komplikasi Artritis Rheumatoid
1. Kelainan bentuk tulang
2. Kelumpuhan
3. Rasa nyeri
4. Deformitas sendi
F. Penatalaksaanaan Artritis Rheumatoid
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk rheumatic, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk
mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi
ketidakmampuan. Obat-obatan anti inflamasion steroid bekerja sebagai analgetik dan
sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tidak dapat memperbaiki atau menghentikan
proses patologis rheumatic.
2. Perlindungan sendi
Rheumatik mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian
tongkat, alat-alat listrik yang memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban
pada lutut berlebihan karena kaki yang tertekuk.
3. Diet
8
Diet untuk menurunkan berat badan pasien rheumatic yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan rheumatic. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien rheumatik oleh karena sifatnya yang
menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan
penyakitnya. Pasien rheunatik sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu
karena faktor-faktor psikologis.
5. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan rheumatic, yang meliputi
pemakaian panas dan dingin dan program latihan yang tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untuk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obatan gosok jangan dipakai sebelum
pemanasan.
6. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien rheumatic dengan kerusakan sendi
yang nyata dengan nyeri yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan
adalah osteomy untuk mengoreksi ketidak lurusan atau ketidaksesuaian, debridement
sendi untuk menghilangkan fragmen tulangrawan sendi, pembersihan osteofit.
9
c. Kemudian semua bahan yang telah dicampurkan direbus. Air rebusan sisakan
sampai menjadi satu gelas.
d. Air rebusan tersebut dapat diminum 3 kali sehari sebanyak satu gelas.Air rebusan
tersebut dapat juga ditambahkan madu atau gula batuagar tidak terlalu pahit.
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Kalim, Handono. (1996). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
2. Kowalak , jennifer P. 2011. Buku ajar patofisiologi . Jakarta : EGC .
3. Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculaapius FKUI
4. Prince, Sylvia Anderson. (1999). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.
4. Jakarta : EGC
11
4. http://angga9060.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-mata-ajar.html. Diakses
pada tanggal 6 Agustus 2012
5. http://triohardinsaputradinata.blogspot.com/2011/08/satuan-acara-penyuluhan-
rhematoid.html. Diakses pada tanggal 6 Agustus 2012
12