Você está na página 1de 1

Semalaman Idina tidak dapat tidur dengan nyenyak walaupun ia sudah mencoba menghitung domba

berkali-kali.Sesekali ia terlelap, namun dua puluh menit kemudian terbangun lagi. Matanya nyalang
mengarah ke jam dinding yang telah menunjukan jam dua pagi. Bukankah ini waktu untuk sholat
tahajud? Ia melihat Akira masih terlelap membelakanginya. Gadis itu tampak sangat lelah setelah
mengikuti penelitian hampir seharian penuh.

Tanpa ragu lagi wanita itu turun dari tempat tidurnya dan bersiap pergi mengambil wudhu. Ia membuka
pintu kamar itu perlahan sambil menoleh kearah kanan dan kiri untuk memastikan bahwa tidak ada
siapa pun. Segera Idina mengambil wudhu dan melaksanakan sholat sunnah itu. Setelah mengerjakan
sholat matanya masih juga tidak ingin terkatup jua bahkan lebih terang dibandingkan sebelum sholat
tadi.

Waktu subuh memang satu jam lagi, sembari menunggu Idina duduk di ruang keluarga yang begitu
lenggang dan senyap. Suasana itu membuat Idina benar -benar nyaman. Ia sangat menyukai keadaan
sunyi dan hanya suara desiran angin dan gesekan dedaunan juga suara air dari keran...

Air dari keran...apakah ada orang yang bangun? Idina berdiri dengan kerutan di dahinya. Setahunya di
rumah ini hanya ada Akira dan dirinya. Apakah itu suara hantu yang sedang minum? Atau pencuri yang
sedang kehausan?

Idina menggeleng keras agar pikiran buruk itu segera enyah dari pikirannya. Ia berjalan mengendap-
endap ke dapur dimana sumber suara itu berada. Tidak ada siapapun disana, tapi lampu dapur itu sudah
benderang.

"Dare desu ka?"

Jantung Idina benar-benar hampir lepas begitu membalikan tubuhnya. Seorang pria bertubuh tinggi
telah berdiri menatapnya penuh curiga.

"Anoo..." Idina tidak menemukan kata-kata yang pas. Semua kosa katanya menguap begitu saja.

Você também pode gostar