Você está na página 1de 4

ADAB ORANG YANG MEMPEKERJAKAN KARYAWAN

1. Segera membayar upah dan gajinya


Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Berikanlah upahnya pekerja sebelum keringatnya kering." (HR. Ibnu Majah:2443,
dishahihkan oleh Al-albani dalam Al-irwa : 1498)
Bahkan bagi siapa saja yang tidak memberikan gaji dan upah pekerjanya, dia berhak
mendapat ancaman yang sangat keras.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Allah Ta'ala Berfirman, 'Tiga golongan yang Aku menjadi musuh mereka pada hari
Kiamat: (1) orang yang bersumpah dengan nama-Ku kemudian berkhianat, (2) seorang
yang sengaja menjual orang yang merdeka kemudian makan upahnya, dan (3) orang
yang menyewa pekerja. kemudian pekerja itu telah menyelesaikan tugasnya, tetapi dia
tidak memberikan upah pekerja tersebut! (HR. Bukhari: 2270)
Termasuk dalam kategori tidak memberikan upah pekerja adalah menunda-nunda
pembenan gaji, memotong dan menahan gaji tanpa hak! Wallahulmusta'an.
2. Tidak sombong
Jangan mentang-mentang kita yang memberi pekerjaan, lantas kita sombong kepada
pekerja! Tidak boleh, karena Allah Subhanahu wa Taala Berfirman,
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orangorang yang sombong lagi membanggakan diri. (Q5 Luqman:18)
3. Memuliakannya sebagai manusia
Pekerja bukanlah binatang yang dapat kita perintah seenaknya. Dia adalah manusia yang
mulia.
Allah Subhanahu wa Taala Berfirman,
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam." (QS al-Isra':70)
Maka, janganlah Anda sebagai atasan memperlakukan pekerja seperti binatang; dipukul,
diberi beban yang berat di luar kesanggupan. Tidak boleh! Barang siapa yang nekat
membebankan pekerjaan melampaui batas kepada pekerjanya, sungguh dia telah berbuat
zhalim/aniaya. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Seorang budak berhak mendapat makanan dan pakaiannya, serta tidak boleh dibebani
dengan pekerjaan kecuali sebatas kemampuannya! (HR. Muslim:1663)
Al-lmam an-Nawawi berkata, Para ulama telah sepakat bahwasanya tidak boleh
membebankan pekerjaan yang di luar batas kemampuan kepada budak. Apabila terjadi
demikian maka wajib bagi seorang majikan untuk membantu dengan dirinya sendiri atau
minta bantuan orang lain." (Syarh Shahih Muslim 11:133)
4. Berikan haknya
Pembantu, pekerja, atau sopir adalah manusia biasa. Mereka punya hak sebagaimana
layaknya manusia yang lain. Mereka berhak untuk tidur, berhak untuk berobat jika sakit,
berhak untuk makan, dan lain-lain. Semua ini harus dijaga oleh majikan, jangan sampai
membebankan pekerjaan hingga larut malam, sedangkan besok paginya harus bekerja
lagi. Karena, seorang muslim terhadap muslim lainnya harus punya rasa kemanusiaan,
punya perasaan dan saling mengasihi.
5. Jadilah pemaaf
Dalam dunia kerja, kesalahan dari pegawai atau pekerja adalah hal yang biasa. Maka,
hendaklah seorang atasan memberi maaf atas kesalahan pegawai atau pekerjanya. Dari
'Abdullah ibn 'Umar ragi radhiallahuanhu, bahwasanya dia berkata,
Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, seraya
berkata, 'Wahai Rasulullah! Berapakah kita memberikan maaf kepada pembantu? Beliau
diam tidak menjawab. Laki-laki tadi mengulangi pertanyaannya. Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam tetap diam tidak menjawab. Tatkala pada kali yang ketiga, Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, 'Berikanlah maaf kepadanya setiap hari sebanyak
tujuh puluh kali
Allahua'lam

ADAB SEBAGAI PEKERJA


Sungguh, Islam telah mengajarkan akhlak-akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari,
tidak terkecuali dalam lingkungan kerja. Dalam dunia kerja, sebagai karyawan/pegawai
hendaknya berhias dengan sifat-sifat mulia ketika melakukan pekerjaan. Apa saja adab
yang seharusnya diperha tikan bagi para pekerja?
1. Kuat
Kuat di sini maksudnya adalah kuat badan dan hati. Kuat badan dalam mengerjakan
kewajiban kerja, kuat dalam menunaikan apa yang wajib di selesaikan, juga kuat dalam
arti maknawi seperti kuat berpikir dan fokus dalam menyelesaikan kesulitan yang dijumpai
dalam pekerjaan. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah Subhanahu wa Taala,
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (QS. al-Qashash: 26)
2. Amanah
Wajib bagi seorang pekerja untuk amanah dalam lingkungan kerjanya. Karena, Allah
Subhanahu wa Taala Berfirman,
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS al-Anfal (8)227)
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Tunaikan amanah kepada orang yang mengamanatkan kepadamu, dan janganlah kamu
mengkhianati orang yang mengkhianatimu. (HR. At-Tirmizi, dishahihkan oleh syaikh Al-
Albani, Ash-Shahihain no. 424)
Sifat amanah bagi seorang pekerja meliputi:
a) Perhatian terhadap waktu pekerjaan
Yaitu dia bersemangat untuk menjaga waktu dalam menuntaskan pekerjaan yang
diembankan, tidak main-main, tidak banyak mengobrol atau melakukan kegiatan yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan; hal ini baik di lingkungan pabrik atau di
luarnya.
b) Menjauhi tipu-menipu dalam bekerja
Karena, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Barang siapa menipu, maka dia bukan termasuk golongan kami. (HR. Muslim : 45)
Curang dalam bekerja adalah sifat buruk, menodai amanah yang kita pikul; maka jauhilah
hal ini wahai para pekerja. Berlaku jujurlah! Maka engkau akan mujur. Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke
dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang
selalu jujur.(HR. Bukhari: 6094, Muslim: 2607)
c) Tidak memanfaatkan waktu kerja untuk kepentingan pribadi
Sering kita dapati seorang karyawan pulang ke rumah untuk kepentingan pribadinya,
padahal masih dalam waktu kerja kantornya. jauhilah hal ini, wahai saudaraku!
3. Maksimal dalam bekerja
Sungguh, agama kita yang mulia secara umum menganjurkan agar setiap orang yang
bekerja untuk membaguskan pekerjaannya. Bahkan hal ini akan membuat senang atasan
dan pemilik perusahaan. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian mengerjakan
pekerjaan kemudian dia membaguskan pekerjaannya. (Hadis hasan lighairihi, Ash-
shahihah:1113)
4. Ikhlas
Ikhlas adalah asas sangat penting dalam bekerja. Ia adalah pendorong yang sangat kuat
agar kita dapat menunaikan pekerjaan dengan baik.
Dengan keikhlasan, seorang pekerja akan selain merasa diawasi, bekerja dengan
maksimal dan membaguskan hasil pekerjaan. Allah Subhanahu wa Taala Berfirman,
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami Tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana
tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami Keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah
kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini
sebagai penghisab terhadapmu. (QS al-Isra':13-14)
5. Mematuhi aturan pekerjaan
Sungguh, hal ini termasuk perkara yang harus diperhatikan oleh para pekerja. Peraturan
yang dibuat dalam lingkungan kerja bukan untuk dilanggar. Mematuhi peraturan dalam
bekerja meliputi:
a) Aturan waktu bekerja
Seperti datang tepat waktu tidak terlambat, tidak pulang sebelum waktunya. Mematuhi
waktu bekerja yang telah ditetapkan, sehingga tidak istirahat sebelum waktunya.
b) Taat kepada atasan
Tentunya hal ini dalam perkara yang baik Jika atasan memberikan arahan dalam bekerja,
memerintahkan sesuatu, maka Anda sebagai bawahan mematuhinya, karena Allah
Subhanahu wa Taala Berfirman,
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan ulil-amri
diantara kamu. (QS an-Nisa': 59)
6. Tunaikan kewajiban agama
Contohnya adalah shalat. Ketika adzan telah berkumandang, bersegeralah untuk
menyambut seruan shalat. Jangan sekali-kali shalat ditinggalkan hanya karena sibuk
urusan kantor yang tidak ada selesainya!! Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui kesesatan." (QS
Maryam:59)
Contoh yang lain adalah puasa Ramadhan. Iika tiba bulan Ramadhan maka wajib bagi
seluruh pekerja untuk berpuasa, jangan membatalkan puasa karena alasan lelah dalam
bekerja!!

Você também pode gostar