Você está na página 1de 5

Anggota :

- Isamasii Romadhona 145120201111057


- Feni YusniaSapitri 145120201111062
- Fatma Desy Susant 145120201111066
- Zeta Nurazizi Zaen 145120201111070

Analisis Komunikasi Politik Opini Publik Pada Akun Instagram


Link akun : https://www.instagram.com/p/BNBXQ2wBTLr/?taken-by=robinavicula

Caption dalam salah satu berita pada akun milik @robinavicula pada (18/11/2016),
Sedih sekali ini terjadi lagi. Petani dipukuli aparat yang membeking perusahan asing. Kok
bisa? Katanya melindungi dan mengayomi masyarakat? Katanya bersama rakyat kita kuat?
Totally bullshit! Ingat Pak... yg kasi makan para pejuang Indonesia waktu gerilya di
kampung2 itu para petani... gratis... ga dipungut bayaran, demi Indonesia Raya! Sekarang
setelah Merdeka, kok para petani malah dibasmi? Bentuk penjajahan baru oleh bangsa sendiri
kah? Pak @jokowi tolong tindak lanjuti. Biar gak kontra produktif dg citra yg saat ini
dibangun bangsa ini yaitu pemulihan kepercayaan rakyat pada pemerintah, demi menuju
Indonesia makmur sentosa . Makmur artinya berdaulat sandang, pangan, papan. PANGAN!!!
bukan impor! #petani #petanidipukuli #konfliklahan #dukungpetani, Zulkifli, salah satu
#petani #SPI di Desa Mekar Jaya, #Langkat, #SumateraUtara yang jadi korban penyerbuan
oknum polisi dan brimob (18/11/2016) yang membekingi perusahaan Langkat Nusantara
Kepong asal Malaysia. Jadi intinya aparat malah bela investor Malaysia dan menjajah
rakyatnya sendiri. Hingga detik ini lahan-lahan petani masih dihancurkan oleh alat-alat berat.
Petani punya bukti hukum atas kepemilikan tanah dan mengajak untuk melakukan pertemuan
di BPN (Badan Pertanahan Nasional), tapi oknum polisi menolak malah menggeledah secara
paksa rumah-rumah petani. #Kedaulatanpangan terancam, #HakAsasiPetani diinjak-injak .
Opini yang terbentuk pada postingan dan caption yang diupload di medsos tersebut justru
membuat masyarakat semakin geram kepada aparat yang pukul kepada petani tersebut,
dibalik aparat polisi dengan pihak Malaysia penulis juga tidak mengerti apa ada hubungan
antara uang atau dengan kepentingan bisnis. Sangat disayangkan atas peristiwa tersebut
dengan keputusan untuk memukuli petani tersebut cara itu sangat tidak baik untuk
masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan untuk mempertahankan lahan mereka.

Dalam postingan tersebut, terlihat berbagai macam komentar yang berbau kritikan
kepada pemerintah maupun aparat, seperti komentar yang ditulis oleh @Dickyjeproet yang
mengatakan Pak @jokowi lihatlah rakyatmu tertindas di rumahnya sendiri... Hal ini
bahwasannya hak-hak petani terasa di tindas di rumahnya sendiri yaitu Indonesia, padahal
petani- petani disana sudah resmi memiliki lahan tersebut. namun apa yang di lakukan oleh
aparat dan perusahaan tersebut yang berani mengobrak abik lahan para petani dan menyakiti
beberapa anak kecil, wanita dan juga para petani laki-laki. Begitu juga dengan komentar yang
ditulis oleh @rahmatshalehfirdaus yang mengatakan bahwa aparat sekrang bukan pahlawan
lagii... inilah sebenarnya yg di takuti presiden pertama kita... indonesia kaya.. tapi karena
orang-orang yg berkedudukan di atas sana di korsi ke pemerintahan banyak di butakan oleh
uang untuk kesejahteraan dirinya sendiri... susah cari pemimpin seperti eang sukarno...
walaupun cucu dan anaknya ada.. namun tidak memiliki sifat seperti eang soekarno.

Hal ini mampu menyita perhatian masyarakat, setelah terdapat postingan yang di
upload dari @petaniindonesia lalu beberapa orang me-repostnya dengan asumsi mereka
masing-masing dan beberapa diantaranya saling menyalahkan, meredahkan amarah dari
pihak-pihak yang berkomentar, seperti yang di tulis oleh @ghazalisdm yang menyatakan
bahwa Berdoalah untuk para petani kita petani indonesia raya dan juga menurut ditsima
yang mengatakan . Goblokan mana ama yg adu komen berantem sendiri ... Ini medsos
bukan kebun binatang ... Anj*ng aja g ada di zoo masi aja disebut... Coba dipikir lagi mas
sebelum ngomong kasar kek gt.

Dari pernyataan dalam komentar ini mewakili seluruh tulisan yang di utarakan oleh
komentator yang berada pada aplikasi instagram. Hanya ada satu jalan yang dapat merubah
semua ini, yaitu pemerintah berhasil membuat perusahaan asal Malaysia ini kembali untuk
meninggalkan lahan, karena lahan tersebut telah resmi di miliki oleh petani Indonesia. jadi
tidak ada lagi kata untuk perebutan atau perdebatan antar tanah Indonesia.

Você também pode gostar