Você está na página 1de 7

KELOMPOK III NIM/ABSEN TTD

Sinta Arya Udayani 1515351058/ 09


Endang Retno Rahayuningsih 1515351059/ 10
Ida Ayu Pradnyandhari Dewi 1515351080/ 22
Ni Wyn Sukma Kartika Dewi 1515351084/ 24
Dyah Paramitha 1515351087/ 25
I Made Dwi Darma Budiawan 1515351142/ 36

6.1 BIAYA PENGIRIMAN


Biaya pengiriman barang ke lokasi akhir penjualan merupakan elemerminkan en penting bagi
biaya persediaan kirim dari kantor pusat ke cabang harus dimasukkan dalam perhitungan
persediaan cabang dan harga pokok penjualan. Misalkan barang dagangan dikirim dari
kantor pusat ke cabang senilai 125 % dari harga pokok Rp.10.000.000, dan kantor pusat
membayar ongkos kirim sebesar Rp.500.000.
Berikut ini ayat jurnal yang harus dibuat pada buku kantor pusat dan cabang :
Buku Kantor Pusat
Cabang Rp.13.000.000
Pengiriman ke cabang Rp.10.000.000
Laba belum direalisasi 2.500.000
Kas 500.000
Mencatat pengiriman ke cabang
Buku cabang
Pengiriman dari kantor pusat Rp.12.500.000
Biaya pengiriman 500.000
Kantor pusat Rp.13.000.000
Untuk mencatat penerimaan barang dari kantor pusat

Apabila setengah dari barang tersebut tidak terjual pada akhir tahun, penjualan cabang
dilaporkan sejumlah Rp.6.500.000, dan persediaan cabang dihargai Rp.6.250.000 (harga
pokok) ditambah ongkos kirim Rp.250.000. Persediaan . Persediaan cabang dan harga
pokok penjualan cabang juga dilaporkan dalam jumlah yang sama apabila membayar ongkos
kirim adalah cabang, bukan kantor pusat. Tetapi transaksi pembebanan ongkos kirim itu
tidak dicatat pada buku kantor pusat.

Asumsikan cabang membayar Rp.250.000 untuk mengembalikan setengah dari barang


dagangannya ke kantor pusat , jurnal pada kantor pusat dan cabang adalah :
Buku cabang
Kantor pusat Rp.6.750.000
Pengiriman dari kantor pusat Rp.6.250.000
1
Biaya pengiriman 250.000
Kas 250.000
Untuk mencatat pengembalian barang ke kantor pusat
Buku kantor pusat
Pengiriman ke cabang Rp.5.000.000
Laba belum direalisasi cabang 1.250.000
Kerugian pembebanan bi.pengiriman yg. Berlebih 500.000
Kantor cabang Rp.6.750.000
Untuk mencatat pengembalian dari cabang

Total ongkos kirim yang terjadi pada persediaan dibebankan pada akun kerugian pembebanan
ongkos kirim yang berlebih (dibebankan ke kantor pusat) karena ongkos kirim tersebut
timbul dari kesalahan atau inefisiensi manajemen. Biaya tersebut tidak digolongkan sebagai
biaya operasi atau ongkos kirim nomal.

6.2 ALOKASI BIAYA : KANTOR PUSAT DAN CABANG


Alokasi biaya antara kantor pusat dan kantor cabang biasanya diperlukan untuk
mendapatkan pengukuran yang akurat mengenai laba dari tiap-tiap unit perusahaan. Biaya
promosi, misalnya, bisa berhubungan dengan kegiatan penjualan kantor pusat, atau kegiatan
penjualan satu atau lebih cabang. Apabila biaya promosi ini dibayar oleh kantor pusat, maka
biaya promosi yang berhubungan dengan penjualan kantor cabang harus dibebankan ke
cabang. Biaya pensiun yang dibayar oleh kantor pusat dan biaya administrasi dan umum
kantor pusat juga harus dialokasikan pada kegiatan cabang untuk memberikan informasi
lengkap mengenai laba dari tiap unit usaha. Situasi lain yang membutuhkan alokasi biaya
terjadi saat pencatatan aktiva tetap dilakukan oleh sistem akuntansi kantor pusat.

Berikut ini beberapa contoh pengalokasian biaya.Biaya pensiun Rp. 50.000.000 dan
biaya umum kantor pusat Rp. 120.000.000 yang terjadi di kantor pusat dan dialokasikan
masing-masing 25% ke cabangnya di Depok dan Cilegon dicatat sebagai berikut :
Buku Kantor Pusat
Cabang
Depok Rp 42.500.000
Cabang
Cilegon Rp 42.500.000
Biaya
Penisun Rp 25.000.000
Biaya
Umum Rp 60.000.000
Untuk mengalokasikan biaya pensiun dan umum pada kegiatan

2
cabang

Buku Cabang Depok


Biaya Pensiun Rp 12.500.000
Biaya Umum Rp 30.000.000
Kantor
Pusat Rp 42.500.000
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat

Buku Cabang Cilegon


Biaya Pensiun Rp 12.500.000
Biaya Umum Rp 30.000.000
Kantor
Pusat Rp 42.500.000
Untuk mencatat alokasi biaya dari kantor pusat

6.3 REKONSILIASIKANTOR PUSAT DAN CABANG


Apabila terjadi kesalahan dalam mencatat transaksi resiprokal baik pada buku kantor pusat
maupun pada buku cabang, dan jika transaksi hanya dicatat dalam satu buku saja maka pada
akkhir tahun tidak akan muncul akun resiprokal kantor pusat dan cabang. Pendekatan yang
digunakan untuk rekonsiliasi kantor pusat dan cabang sama dengan pendekatan yang
digunakan dalam rekonsiliasi bank.

Rekonsiliasi kantor pusat dan cabang pada Desember 2008 diilustrasikan dibawah ini dengan
asumsi :
Saldo31 Desember 2008 : Akun kantor pusat (buku cabang) Rp.452.300.000, akun
cabang REngas dengklok (buku kantor pusat) Rp.492.000.000.
Cabang Rengasdengklok mengirim cek Rp.12.000.000 tunai ke kantor pusat pada
tanggal 31 Desember 2008. Kantor pusat baru menerima cek tersebut tanggal 4
Januari 2008.
Kantor pusat mengirim barang dagangan senilai Rp.20.000.000ke cabang
Rengasdengklok pada tanggal 28 Desember 2008 pada harga transfer Rp.25.000.000.
Barang dagangan tersebut baru diterima cabang pada tanggal 8 Januari 2008.
Biaya promosi sejumlah Rp.8.500.000 dialokasikan oleh kantor pusat ke cabang
Rengasdengklok. Biaya itu dicatat oleh cabang sebesar Rp.5.800.000.

Jurnal berikut ini dibuat pada buku kantor pusat untuk menggambarkan kas dalam
perjalanan (cashin transit) tanggal 31 Desember 2008 :
Kas dalam perjalanan Rp.12.000.000
Cabang Rengasdengklok Rp.12.000.000

3
Untuk mencatat kas dalam perjalanan 31 Desember 2008

PT WIJAYA
REKONSILIASI KANTOR PUSATCABANG RENGASDENGKLOK
31 DESEMBER 2008 (DALAM 000)
Akun Akun Cabang

Kantor Pusat Rengasdengklok


Saldo buku, 31 Desember 2008 Rp.452.300.000 Rp.492.000.000
Kas dalam perjalanancabang Rengasdeng-
Klok ke kantor pusat ---- (12.000.000)
Pengiriman dalam perjalanan ke cabang 25.000.000 ----
Koreksi kesalahan : Biaya promosi
Rp.8.500.000 dicatat Rp.5.800.000 2.700.000 ----
Saldo disesuaikan, 31 Desember 2008 Rp.480.000.000 Rp.480.000.000

Meskipun lebih mudah untuk menggunakan nama akun kas dalam perjalanan untuk
memastikan pencatatan penerimaan kas actual yang benar, tetapi dari sudut pandang
gabungan usaha, kas tersebut tidak dalam perjalanan dan dalam laporan keuangan gabungan
harus dilaporkan sebagai kas, bukan kas dalam perjalanan.
Jurnal koreksi pada buku cabang Rengasdengklok untuk mencatat rekonsiliasi :
Pengiriman dari kantor pusatdalam perjalanan Rp.25.000.000
Kantor pusat Rp.25.000.000
Untuk mencatat barang dalam perjalanan dari kantor pusat
Biaya promosi Rp. 2.700.000
Kantor pusat Rp. 2.700.000
Untuk mengoreksi kesalahan pencatatan alokasi biaya promosi dari kantor pusat.

Setelah akun-akun diperbaharui /dikoreksi, akun kantor pusat dan cabang akan memiliki
saldo yang resiprokal.

4
6.4 ILUSTRASI AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi (Consolidated Income Statement) merupakan laporan
keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang.
Prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi:
Membuat jurnal Eliminasi ; Membuat Kertas Kerja (Worksheet) ; Menyusun Laporan
keuangan Konsolidasi
a. Membuat Jurnal Eliminasi
Tujuan pembuatan Jurnal Eliminasi adalah menghilangkan (mengeliminir) semua saldo
rekening resiprokal. Caranya dengan mendebit rekening yang dikredit dan mengkredit
rekening yang didebet dari transaksi yang bersifat resiprokal.
Contoh Mengeliminasi rekening Pengiriman Barang dari Kantor Pusat ke Kantor Cabang :

b. Membuat Kertas Kerja (Worksheet)


Prosedur untuk penyusunan Kertas Kerja Konsolidasi:

(1) masukkan angka-angka yang terdapat di laporan keuangan individual ke kolom yang
tersedia (2) masukkan angka-angka dari jurnal eliminasi ke kolom jurnal eliminasi sesuai
debet dan kreditnya di buku besar (3) Menghitung angka-angka yang akan disajikan di
laporan keuangan konsolidasi dengan cara mengkompilasi dari langkah 1 (satu) dan
langkah 2 (dua).

c. Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi


Dengan membuat kertas kerja terlebih dahulu, Kantor Pusat dengan mudah dapat menyusun
Laporan keuangan Konsolidasi. Laporan Keuangan:

5
Kertas Kerja Kantor Pusat dan Kantor

6
Referensi:
Baker, Richard E. Lembke, Valdean C. King, Thomas E. 2015. Akuntansi Keuangan Lanjutan
(Perspektif Indonesia) Buku 1. Jakarta: Salemba Empa

Floyd A. Beams Amir Abadi Jusuf,Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia 2004, Buku 1
dan 2, Salemba Empat
https://www.scribd.com/doc/115597552/Rekonsiliasi-Kantor-pusat-dan-cabang

Pernyataan:
Semua anggota kelompok ikut serta dalam pembuatan tugas ini.

Você também pode gostar