Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstract
Essential oils is type of vegetable oil that has many benefit. Isolation and identification of essential oil from leaves Polygonum
pulchrum Blume and also their activities as antibacterial and antioxidant agents have been conducted. The oil was obtained by
hydrodistillation and analiyzed compound by using gas chromatography-mass spectrometry, and then comparison of the
spectroscopy data with similar data from literatures. The activities of essential oils were evaluated towards bacteria i.e.
Escherichia coli ATCC 35218, Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Salmonella typhi YCTC and also as antioxidant toward
DPPH (1,1-diphenyl-picryl-hidrazyl). The essential oil yield 0,0153% (v/w). Essential oils identified as Ethanol, methyl acetat,
ethyl acetat, isoprophyl acetat, ethyl propanoat, Acetat acid, 1-methyllprophyll ester, 2-pentadecanone, 6,10,14-trimetil,
hexanedionic acid, bis(2-etilhexil) Essential oils are not active toward E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC 25923 dan S. typhi
YCTC., however their showed activities as antioxidant agent with IC50 value 48,3196 ppm with vitamin C as a positive control
with IC50 values 3,90186 ppm.
A. Pendahuluan sebagai obat sakit gigi (Ban dkk., 2010), bahkan di Cina
Tingginya angka kejadian permasalahan kesehatan telah terdaftar secara resmi pada Farmakope Cina sebagai
yang disebabkan oleh infeksi dan radikal bebas setiap antidiare dan antitumor (Fan dkk., 2009). Suku Indian Toba
tahunya terus bertambah, bahkan diantaranya menjadi di kawasan timur laut Argentina memanfaatkan P.
penyebab kematian di Indonesia. Penyakit infeksi juga salah punctatum sebagai desinfektan dan penyembuh luka (Penna
satu penyebab utama kematian di dunia terutama di daerah dkk., 2001). Untuk Tanaman P. pulchrum Blume sendiri
tropis seperti Indonesia sehingga digolongkan sebagai telah secara tradisional digunakan oleh masyarakat sebagai
penyakit yang berbahaya (Khunaifi, 2010). obat penambah stamina, depuratif dan sebagai antibakteri
Selain penyakit infeksi, penyakit degenaratif yang (Johnson. 1998).
dipicu oleh paparan radikal bebas juga memiliki angka Beberapa studi kajian bioaktivitas minyak atsiri dari
mortilitas yang cukup tinggi. Data WHO pada 2005 genus Polygonum, terhadap bakteri serta aktivitas
menunjukan bahwa lebih dari delapan belas juta kematian di antioksidan terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-
bumi ini akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu juga pikrilhidrazil (DPPH) telah dilaporkan, namun untuk studi
angka mortilitas penyakit jantung koroner di negara khusus kajian minyak atsiri dari spesies P. pulchrum
berkembang terus meningkat, bahkan 50 diantaranya masih Blumebelum ada sama sekali. Oleh karena itu, perlu
berusia dibawah tujuh pulu tahun (masamasa produktif) dilakukannya penyulingan dan kajian kandunngan senyawa
(Prahastuti dkk., 2011). Penyakit lain yang juga faktor dalam minyak atsiri P. pulchrum Blume serta uji aktivitas
penyebabnya adalah radikal bebas seperti kanker, asma dan terhadap bakteri dan radikal bebas DPPH.
sebagainya juga masih cukup tinggi pravelensinya di
B. Metode Penelitian
Indonesia (Balitbangkes, 2013). Hampir seluruh terapi
1. Alat dan Bahan
pengobatan penyakit degeneratif saat ini memiliki harga
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
yang cukup mahal sehinga susah untuk dijalani oleh seluruh
satu set alat penyulingan sthal (gambar pada lampiran),
elemen masyarakat. Hal ini mendorong para peneliti
timbangan analitik (precisa), hot plate(stuart),
menemukan alternatif pengobatan dengan terus mencari
autoklaf(wisecrave ), laminar air flow(chuaire), spektronik
senyawa-senayawa aktif baik dari mineral, hewani dan
20D (thermo), oven (sop air concept), kuvet (hellma
tumbuhan.
analytics), vortex (stuart), elektromantel (boeco),
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional
kromatografi gas-spektrometer massa (ShimadzuQP-
hanya berdasarkan atas pengalaman atau warisan tanpa
5000), erlenmeyer (pyrex), corong (pyrex), tabung reaksi
mengetahui kandungan kimianya secara detail (Chairul dan
(pyrex), gelas kimia(pyrex), labu takar(pyrex),cawan
Sulianti, 2002). Sehingga hal tersebut dapat dijadikan
petri (anumbra), jarum ose, lampu spiritus, mistar, pinset,
sebagai salah satu pendekatan yang sangat membantu dalam
pipet mikro, vial, batang pengaduk, cutter.
pencarian senyawa aktif dari alam yang disebut kajian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
etnobotani (Ruslin dan Sahidin. 2008). Salah satu genus
adalah daun tanaman P. pulhrum Blume, Air, metanol
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat
(teknis), bakteri (E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC
adalah Polygonum.
25923., dan S. typhi YCTC), NaCl (Otsuka), medium NA
Polygonum merupakan genus tanaman yang terkenal
(nutrient agar) (merck), antibiotik standar kloramfenikol
menghasilkan berbagai metabolit sekunder termasuk
(Braco), Vitamin C (Braco), kertas saring (watmann
flavonoid, triterpenoid, antrakuinon, kumarin,
2012), aluminium foil (bagus), methanol (merck), asam
fenilpropanoid, lignan, sesquiterpenoid, stilben dan tannin
asetat (merck), air, etil asetat (merck), radikal DPPH.
(Lopez dkk., 2006). Kandungan senyawa bioaktif dari genus
tanaman ini telah banyak diisolasi dan memiliki aktivitas 2. Pengambilan sampel dan preparasi sampel
yang beragam. (Fandkk. 2010). Daun tanaman P. pulchrum Blume diperoleh di
Tumbuhan genus Polygonum secara etnobotani lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi
memiliki aplikasi yang cukup luas. Masyarakat Korea Tenggara.Sampel daundipetik pada pagi hari untuk
dilaporkan memanfaatkan genus Polygonum digunakan menghindari terjadinya paparan sinar matahari sehingga
dapat mempengaruhi kandungan minyak atsiri dalam daun. kontrol negatif (pelarut), dan kontrol positif (kloramfenikol)
Berdasarkan publikasi Maheswaran (2013), isolasi minyak masing-masing diteteskan ke kertas cakram yang telah
atsiri yang dikerjakan dari daun P. hydropiper menggunakan disterilkan, kemudian diletakkan pada permukaan media
sampel daun tanaman yang sudah tua, dikumpukan pada saat selanjutnya diinkubasi pada suhu 37C. Hasil uji daya
keadaan masih segar dan bersih. Sampel yang telah diambil antibakteri didasarkan pada pengukuran diameter daerah
kemudian dibersihkan, dipotong kecil-kecil, sampel dalam hambat (DDH) pertumbuhan bakteri yang terbentuk di
keadaan tetap segar dan basah agar minyak atsiri yang sekeliling kertas cakram.
terkandung tidak menguap.
6. Uji aktivitas antioksidan
3. Penyulingan Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kuantitatif,
Potongan daun P. pulchrum Blume disuling dengan 1 ml DPPH ditambah metanol hingga menjadi 5 ml
air1x8 jam, kemudian diulang hingga minyak atsiri terlihat (blanko). Minyak atsiri dibuat dengan 5 seri konsentrasi
pada penampung destilat, minyak atsiri yang dihasilkan yaitu 5, 10, 15 dan 20 ppm. Tiap larutan diambil 2 ml,
dalam penampung akan terpisah dari air dengan sendirinya, ditambahkan 1 ml DPPH lalu diencerkan dengan metanol
karena berat jenis minyak atsiri lebih ringan dari pada air hingga volumenya menjadi 5 ml kemudian diinkubasi pada
(Sastrohamidjojo, 2004). suhu 37C selama 30 menit. Uji serapan dilakukan pada
panjang glombang 517 nm menggunakan spektrofotometer
4. Identifikasi komponen senyawa minyak atsiri
UV-Vis. Persentase hambatan (%I) dihitung berdasarkan
Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses
{(serapan blanko-serapan sampel)/serapan blanko} x 100%.
penyulingan diidentifikasi komponen senyawa didalamnya
Persamaan garis yang diperoleh digunakan untuk
dengan data yang dihasilkan dari metode kromatografi gas
menghitung Inhibition Concentration 50% (IC50) (Chow
spektrometer mass (KG-MS). Data yang diperoleh
dkk., 2003).
diterjemahkan dengan melihat literatur sehingga bisa
diketahui golongan dan strukturnya. 7. Pengolahan dan analisis data
5. Uji aktivitas antibakteri Dari kromatogram KG-MS diperoleh informasi
Cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, spatula, jumlah senyawa yang terdeteksi dan dari spektra KG-MS
kertas saring, Nutrient Agar (NA), dan seluruh alat dan didapatkan struktur senyawa yang terdeteksi dalam minyak
bahan (kecuali pelarut dan minyak atsiri) yang akan atsiri P. pulchrum Blume dengan cara membandingkannya
digunakan disterilisasi di dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan data sekunder dari literatur. Aktivitas minyak atsiri
dan tekanan 1 atm selama 1520 menit, dikeringkan dan dari nilai diameter zona hambat pada uji antibakteri dan,
dibungkus dengan kertas (Pelczar dan Chan, 1986). nilai IC50 pada uji kuantitatif antioksidan.
Pada tahap pengujian antibakteri, digunakan media
Nutrien Agar (NA). Media disiapkan dengan cara C. Hasil Dan Pembahasan
menimbang media NA sebanyak 2 gram, dilarutkan dalam 1. Penyulingan Minyak Atsiri
100 mL air suling dalam erlenmeyer dan dipanaskan Hasil penyulingan minyak atsiri dengan kualitas dan
menggunakan hot plate sampai mendidih dan larut kuantitas yang cukup baik memerlukan sampel yang waktu
sempurna kemudian disterilkan dalam autoklaf. pengambilannya tepat dan preparasi yang baik. Sampel
Mikroba uji yang digunakan dalam pengujian diambil pada pagi hari untuk mengurangi jumlah minyak
aktivitas biologis minyak atsiri, terdiri dari tiga jenis bakteri atsiri yang dikeluarkan dari daun P. pulchrum Blume. akibat
yaitu E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC 25923 dan S. paparan dari sinar matahari. Daun yang terkumpul 250
typhi YCTC. Mikroba yang digunakan masing-masing gram perhari, banyaknya sampel daun yang digunakan
diremajakan dengan cara memindahkan 1 atau 2 ose, dalam proses penyulingan sebanyak 6,35 kg. Berdasarkan
digoreskan pada media NA kemudian dimasukkan dalam publikasi Maheswaran pada tahun 2013, isolasi minyak
tabung reaksi dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. o atsiri yang dikerjakan dari daun P. hydropiper menggunakan
Nilai densitas standar inokulum bakteri ekuivalen sampel daun tanaman yang sudah tua, dikumpukan pada saat
dengan Mc Farland Standar. Larutan 1 Mc Farland keadaan masih segar dan bersih. Perlakuan ini ditujukan
Standar dibuat dengan komposisi 0,1 mL BaCl2 1% dan 9,9 untuk menghindari hilang dan berkurangnya kandungan
mL H2SO4 1%. Kekeruhan larutan diatur hingga bernilai minyak atsiri yang bersifat sangat mudah menguap.
antara 0,08 hingga 0,20 pada spektrofotometer UV-Vis Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses
dengan panjang gelombang 625 nm. penyulingan jaringan sel-sel dari daun terlebih dahulu
Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar dirusak. Pengerusakan ini ditujukan agar minyak atsiri yang
menggunakan kertas cakram. Metode ini dilakukan dengan terkandung dalam daun lebih mudah terdifusi kedalam air
cara mencampur sebanyak 50 L suspensi bakteri ke dalam saat dipanaskan. Pengerusakan jaringan-jaringan pada daun
15 ml media NA yang telah dicairkan ke dalam cawan petri dapat dilakukan dengan memotong-motong daun menjadi
steril dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Minyak atsiri, lebih kecil.
Tabel 1. Hasil penyulingan minyak atsiri
Sampel Minyak atsiri Visualisasi Bau
6.350 gram 1 mL Warna kuning Tajam, kuat, Khas
keemasan
Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses minyak atsiri yang terkandung dalam daun P. pulchrum
penyulingan selama 26x8 jam memiliki bau khas yang Blume sebagai berikut:
sangat tajam dengan warna kuning keemasan, visualisasi
dari minyak atsiri dapat dilihat pada gambar 4. Total minyak
atsiri yang didapatkan dari proses penyulingan sebanyak 1
ml. Dengan demikian dapat dipresentasekan persen kadar
() minyak atsiri dari dalam daun ke dalam pembawa (air).
Rendemen minyak = 100%
() Selain itu pemilihan metode penyulingan yang baik juga
= 1/6350 x 100% akan mempengaruhi kualitas senyawa yang terkandung di
= 0,0153 % v/b dalam minyak atsiri.
2. Identifikasi Senyawa dalam Minyak Atsiri
Identifikasi kandungan senyawa di dalam minyak
atsiri daun P. Pulchrum menggunakan kromatografi gas
yang ditandem menggunakan spektroskopi massa. Analisis
kromatografi gas menggunakan suhu oven kolom sampai
degan 60oC-290oC dan suhu injeksi 280oC. Untuk
spektroskopi massa, penentuan massa per muatan elektron
Rt:1,380 Rt:1,451
(m/z) dimulai dari 35,00 m/z sampai dengan 500,00 m/z.
Gambar 1. Hasil destilasi minyak atsiri Hasil kromatogram dari kromatogafi gas terlihat
Berdasarkan hasil presentase rumus kadar minyak minyak atsiri memiliki 8 kandungan senyawa yang
Rt:1,720minyak
atsiri v/b 100 % diatas, diketahui bahwa kandungan ditunjukan terbentuknya 8 puncak. Masing-masing puncak
atsiri di dalam daun P. pulchrum Blume sangat rendah. Hal mewakili 1 senyawa dan setiap puncak memiliki area luas
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya puncak yang dapat menggambarkan konsentrasi senyawa
karena lambatnya laju difusi dari minyak atsiri dari jaringan
Rt:1,907 dalam minyak atsiri. Hasil kromatogram (KG-MS) dapat
daun ke dalam air. Selain itu sampel yang digunakan juga
tidak memiliki bau tajam, ini mengindikasikan bahwa dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 2.
sampel yang diuji memiliki sedikit kandungan minyak atsiri.
Rt:2,159 Rt:17,805
Pemiihan metode juga dapat mempengaruhi laju difusi
Rt:24.090
Rt:1,380 Rt:1,451
Rt:1,720
Rt:1,907
Rt:17,805 Rt:24.090
Rt:2,159
Pengujian minyak atsiri pada ketiga bakteri uji memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga dapat
dengan metode difusi cakaram tidak memiliki aktivitas memberikan serapan yang kuat pada panjang gelombang
antibakteri, hal ini dapat disebabkan karena banyaknya 517 nm. Hal ini juga yang menyebabkan penampakan warna
kandungan senyawa di dalam minyak atsiri. seperti yang ungu pada DPPH. Perubahan warna dan penurunan
telah diketahui salah satu sifat dari bahan alam yang belum absorbansi pada DPPH dapat terjadi saat antioksidan
diisolasi menjadi senyawa tunggal adalah saling mendonorkan elektronnya.
berkompetisi dalam memberikan aktivitas. Pengujian ini ditujukan untuk melihat potensi dari
Berdasarkan hasil identifikasi kandungan senyawa minyak atsiri mendonorkan elektron terhadap radikal bebas.
minyak atsiri yang telah dilakukan, diketahui pada puncak 7 Analisis penentuan kemampuan minyak atsiri sebagai
dan 8 senyawa yang diperediksi terkandung di dalam antioksidan dilakukan secara kuantitatif. Analisis
minyak atsiri daun Polygonum pulchrum Blume yaitu 2- pendahuluan kualitatif tidak dilakukan pada penelitian ini
Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- dan Hexanedioic acid, dikarenakan sifat minyak atsiri yang mudah menguap.
bis(2-ethylhexyl) es sebelumnya telah dianalisis dan Parameter yang dihasilkan dari analisis kuantitatif
diujikan terhadap media biakan bakteri. Dilaporkan oleh antioksidan ini adalah nilai dari konsentrasi penghambatan
Yayli dkk. (2006) minyak atsiri dari Minuartia meyeri aktif minyak atsiri terhadap radikal bebas (IC50). Nilai tersebut
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif dan setelah adalah jumlah minyak atsiri yang dapat menyebabkan 50%
dianalisis mengandung senyawa 2-Pentadecanone, 6,10,14- radikal bebas kehilangan karakternya atau tereduksi dengan
trimethyl-. Kemudian pada Shobanna dkk. pada tahun ditandai berubahnya warna ungu pada radikal DPPH dan
(2009) menguji aktivitas dari bawang putih varietas menurunya nilai absorbansi. Semakin besar konsentrasi
(Ophioscordon and Sativum) yang kemudian dianalisis antioksidan yang ditambahkan nilai absorbansi akan
menggunakan kromatografi gas dan terdapat senyawa semakin menurun, sehingga menunjukan aktivitas
Hexanedioic acid, bis(2-ethylhexyl) es, ekstrak ini juga aktif antioksidannya akan meningkat. Akan tetapi, bila
sebagai antibakteri. penambahan antioksidan yang berlebih, maka aktivitas
Dilihat dari penelitian sebelumnya, bahwa minyak antioksidan akan berubah mejadi aktivitas prooksidan
atsiri yang dihasilkan dari daun P. pulchrum Blume karena dapat mempengaruhi laju oksidasi.
memiliki senyawa yang kemungkinan dapat aktif sebagai Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam persen
antibakteri, tetapi dari penelitian ini tidak aktif. Hasil ini inhibisi sampel terhadap radikal DPPH. Persen inhibisi ini
disebabkan kemungkinan konsentrasinya yang begitu kecil. didapatkan dari perbedaan serapan antara absorban DPPH
Selain itu sifat dari metabolit sekunder yang dapat saling dalam metanol dengan absorban sampel. Besarnya aktivitas
menghambat aktifitas kerjanya dapat juga mempengaruhi antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu konsentrasi
kerja dari senyawa puncak 7 dan senyawa puncak 8. larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50%
radikal bebas DPPH (Andayani dkk., 2008). Semakin kecil
4. Uji Antioksidan
nilai IC50 senyawa, maka semakin besar kemampuan
Pengujian antioksidan dilakukan menggunakan senyawa tersebut untuk menangkal radikal. Kurva dapat
metode DPPH, minyak atsiri direaksikan dengan radikal dilihat pada Gambar 13.
bebas 1,1-Difenil 2-Pikrihidrazil. Radikal bebas DPPH
12.000
10.000
y = 0,657x + 18,254
8.000 R = 0,938
% Inhibisi
6.000
4.000
2.000
0.000
0 5 10 15 20 25
-2.000
60
50
% inhibisi
40 y = 6.3168x + 25.396
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5
konsentrasi Vitamin C (g/ml)