Você está na página 1de 8

IDENTIFIKASI KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DAUN Polygonum pulchrum Blume DAN AKTIVITASNYA

SEBAGAI ANTIBAKTERI SERTA ANTIOKSIDAN

Muhammad Nurdin Mustamad.1, Sahidin2, Yamin3


1Strata-1 Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo, Kendari
2,3Fakultas Farmasi, Universitas Halu Oleo, Kendari

Abstract
Essential oils is type of vegetable oil that has many benefit. Isolation and identification of essential oil from leaves Polygonum
pulchrum Blume and also their activities as antibacterial and antioxidant agents have been conducted. The oil was obtained by
hydrodistillation and analiyzed compound by using gas chromatography-mass spectrometry, and then comparison of the
spectroscopy data with similar data from literatures. The activities of essential oils were evaluated towards bacteria i.e.
Escherichia coli ATCC 35218, Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Salmonella typhi YCTC and also as antioxidant toward
DPPH (1,1-diphenyl-picryl-hidrazyl). The essential oil yield 0,0153% (v/w). Essential oils identified as Ethanol, methyl acetat,
ethyl acetat, isoprophyl acetat, ethyl propanoat, Acetat acid, 1-methyllprophyll ester, 2-pentadecanone, 6,10,14-trimetil,
hexanedionic acid, bis(2-etilhexil) Essential oils are not active toward E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC 25923 dan S. typhi
YCTC., however their showed activities as antioxidant agent with IC50 value 48,3196 ppm with vitamin C as a positive control
with IC50 values 3,90186 ppm.

Keywords: Essential oil, Polygonum pulchrum Blume, antibacterial, antioxidant.

A. Pendahuluan sebagai obat sakit gigi (Ban dkk., 2010), bahkan di Cina
Tingginya angka kejadian permasalahan kesehatan telah terdaftar secara resmi pada Farmakope Cina sebagai
yang disebabkan oleh infeksi dan radikal bebas setiap antidiare dan antitumor (Fan dkk., 2009). Suku Indian Toba
tahunya terus bertambah, bahkan diantaranya menjadi di kawasan timur laut Argentina memanfaatkan P.
penyebab kematian di Indonesia. Penyakit infeksi juga salah punctatum sebagai desinfektan dan penyembuh luka (Penna
satu penyebab utama kematian di dunia terutama di daerah dkk., 2001). Untuk Tanaman P. pulchrum Blume sendiri
tropis seperti Indonesia sehingga digolongkan sebagai telah secara tradisional digunakan oleh masyarakat sebagai
penyakit yang berbahaya (Khunaifi, 2010). obat penambah stamina, depuratif dan sebagai antibakteri
Selain penyakit infeksi, penyakit degenaratif yang (Johnson. 1998).
dipicu oleh paparan radikal bebas juga memiliki angka Beberapa studi kajian bioaktivitas minyak atsiri dari
mortilitas yang cukup tinggi. Data WHO pada 2005 genus Polygonum, terhadap bakteri serta aktivitas
menunjukan bahwa lebih dari delapan belas juta kematian di antioksidan terhadap radikal bebas 1,1-difenil-2-
bumi ini akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu juga pikrilhidrazil (DPPH) telah dilaporkan, namun untuk studi
angka mortilitas penyakit jantung koroner di negara khusus kajian minyak atsiri dari spesies P. pulchrum
berkembang terus meningkat, bahkan 50 diantaranya masih Blumebelum ada sama sekali. Oleh karena itu, perlu
berusia dibawah tujuh pulu tahun (masamasa produktif) dilakukannya penyulingan dan kajian kandunngan senyawa
(Prahastuti dkk., 2011). Penyakit lain yang juga faktor dalam minyak atsiri P. pulchrum Blume serta uji aktivitas
penyebabnya adalah radikal bebas seperti kanker, asma dan terhadap bakteri dan radikal bebas DPPH.
sebagainya juga masih cukup tinggi pravelensinya di
B. Metode Penelitian
Indonesia (Balitbangkes, 2013). Hampir seluruh terapi
1. Alat dan Bahan
pengobatan penyakit degeneratif saat ini memiliki harga
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
yang cukup mahal sehinga susah untuk dijalani oleh seluruh
satu set alat penyulingan sthal (gambar pada lampiran),
elemen masyarakat. Hal ini mendorong para peneliti
timbangan analitik (precisa), hot plate(stuart),
menemukan alternatif pengobatan dengan terus mencari
autoklaf(wisecrave ), laminar air flow(chuaire), spektronik

senyawa-senayawa aktif baik dari mineral, hewani dan
20D (thermo), oven (sop air concept), kuvet (hellma
tumbuhan.
analytics), vortex (stuart), elektromantel (boeco),
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional
kromatografi gas-spektrometer massa (ShimadzuQP-
hanya berdasarkan atas pengalaman atau warisan tanpa
5000), erlenmeyer (pyrex), corong (pyrex), tabung reaksi
mengetahui kandungan kimianya secara detail (Chairul dan
(pyrex), gelas kimia(pyrex), labu takar(pyrex),cawan
Sulianti, 2002). Sehingga hal tersebut dapat dijadikan
petri (anumbra), jarum ose, lampu spiritus, mistar, pinset,
sebagai salah satu pendekatan yang sangat membantu dalam
pipet mikro, vial, batang pengaduk, cutter.
pencarian senyawa aktif dari alam yang disebut kajian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
etnobotani (Ruslin dan Sahidin. 2008). Salah satu genus
adalah daun tanaman P. pulhrum Blume, Air, metanol
tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat
(teknis), bakteri (E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC
adalah Polygonum.
25923., dan S. typhi YCTC), NaCl (Otsuka), medium NA
Polygonum merupakan genus tanaman yang terkenal
(nutrient agar) (merck), antibiotik standar kloramfenikol
menghasilkan berbagai metabolit sekunder termasuk
(Braco), Vitamin C (Braco), kertas saring (watmann
flavonoid, triterpenoid, antrakuinon, kumarin,
2012), aluminium foil (bagus), methanol (merck), asam
fenilpropanoid, lignan, sesquiterpenoid, stilben dan tannin
asetat (merck), air, etil asetat (merck), radikal DPPH.
(Lopez dkk., 2006). Kandungan senyawa bioaktif dari genus
tanaman ini telah banyak diisolasi dan memiliki aktivitas 2. Pengambilan sampel dan preparasi sampel
yang beragam. (Fandkk. 2010). Daun tanaman P. pulchrum Blume diperoleh di
Tumbuhan genus Polygonum secara etnobotani lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi
memiliki aplikasi yang cukup luas. Masyarakat Korea Tenggara.Sampel daundipetik pada pagi hari untuk
dilaporkan memanfaatkan genus Polygonum digunakan menghindari terjadinya paparan sinar matahari sehingga
dapat mempengaruhi kandungan minyak atsiri dalam daun. kontrol negatif (pelarut), dan kontrol positif (kloramfenikol)
Berdasarkan publikasi Maheswaran (2013), isolasi minyak masing-masing diteteskan ke kertas cakram yang telah
atsiri yang dikerjakan dari daun P. hydropiper menggunakan disterilkan, kemudian diletakkan pada permukaan media
sampel daun tanaman yang sudah tua, dikumpukan pada saat selanjutnya diinkubasi pada suhu 37C. Hasil uji daya
keadaan masih segar dan bersih. Sampel yang telah diambil antibakteri didasarkan pada pengukuran diameter daerah
kemudian dibersihkan, dipotong kecil-kecil, sampel dalam hambat (DDH) pertumbuhan bakteri yang terbentuk di
keadaan tetap segar dan basah agar minyak atsiri yang sekeliling kertas cakram.
terkandung tidak menguap.
6. Uji aktivitas antioksidan
3. Penyulingan Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara kuantitatif,
Potongan daun P. pulchrum Blume disuling dengan 1 ml DPPH ditambah metanol hingga menjadi 5 ml
air1x8 jam, kemudian diulang hingga minyak atsiri terlihat (blanko). Minyak atsiri dibuat dengan 5 seri konsentrasi
pada penampung destilat, minyak atsiri yang dihasilkan yaitu 5, 10, 15 dan 20 ppm. Tiap larutan diambil 2 ml,
dalam penampung akan terpisah dari air dengan sendirinya, ditambahkan 1 ml DPPH lalu diencerkan dengan metanol
karena berat jenis minyak atsiri lebih ringan dari pada air hingga volumenya menjadi 5 ml kemudian diinkubasi pada
(Sastrohamidjojo, 2004). suhu 37C selama 30 menit. Uji serapan dilakukan pada
panjang glombang 517 nm menggunakan spektrofotometer
4. Identifikasi komponen senyawa minyak atsiri
UV-Vis. Persentase hambatan (%I) dihitung berdasarkan
Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses
{(serapan blanko-serapan sampel)/serapan blanko} x 100%.
penyulingan diidentifikasi komponen senyawa didalamnya
Persamaan garis yang diperoleh digunakan untuk
dengan data yang dihasilkan dari metode kromatografi gas
menghitung Inhibition Concentration 50% (IC50) (Chow
spektrometer mass (KG-MS). Data yang diperoleh
dkk., 2003).
diterjemahkan dengan melihat literatur sehingga bisa
diketahui golongan dan strukturnya. 7. Pengolahan dan analisis data
5. Uji aktivitas antibakteri Dari kromatogram KG-MS diperoleh informasi
Cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, spatula, jumlah senyawa yang terdeteksi dan dari spektra KG-MS
kertas saring, Nutrient Agar (NA), dan seluruh alat dan didapatkan struktur senyawa yang terdeteksi dalam minyak
bahan (kecuali pelarut dan minyak atsiri) yang akan atsiri P. pulchrum Blume dengan cara membandingkannya
digunakan disterilisasi di dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan data sekunder dari literatur. Aktivitas minyak atsiri
dan tekanan 1 atm selama 1520 menit, dikeringkan dan dari nilai diameter zona hambat pada uji antibakteri dan,
dibungkus dengan kertas (Pelczar dan Chan, 1986). nilai IC50 pada uji kuantitatif antioksidan.
Pada tahap pengujian antibakteri, digunakan media
Nutrien Agar (NA). Media disiapkan dengan cara C. Hasil Dan Pembahasan
menimbang media NA sebanyak 2 gram, dilarutkan dalam 1. Penyulingan Minyak Atsiri
100 mL air suling dalam erlenmeyer dan dipanaskan Hasil penyulingan minyak atsiri dengan kualitas dan
menggunakan hot plate sampai mendidih dan larut kuantitas yang cukup baik memerlukan sampel yang waktu
sempurna kemudian disterilkan dalam autoklaf. pengambilannya tepat dan preparasi yang baik. Sampel
Mikroba uji yang digunakan dalam pengujian diambil pada pagi hari untuk mengurangi jumlah minyak
aktivitas biologis minyak atsiri, terdiri dari tiga jenis bakteri atsiri yang dikeluarkan dari daun P. pulchrum Blume. akibat
yaitu E. coli ATCC 35218, S. aureus ATCC 25923 dan S. paparan dari sinar matahari. Daun yang terkumpul 250
typhi YCTC. Mikroba yang digunakan masing-masing gram perhari, banyaknya sampel daun yang digunakan
diremajakan dengan cara memindahkan 1 atau 2 ose, dalam proses penyulingan sebanyak 6,35 kg. Berdasarkan
digoreskan pada media NA kemudian dimasukkan dalam publikasi Maheswaran pada tahun 2013, isolasi minyak
tabung reaksi dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. o atsiri yang dikerjakan dari daun P. hydropiper menggunakan
Nilai densitas standar inokulum bakteri ekuivalen sampel daun tanaman yang sudah tua, dikumpukan pada saat
dengan Mc Farland Standar. Larutan 1 Mc Farland keadaan masih segar dan bersih. Perlakuan ini ditujukan
Standar dibuat dengan komposisi 0,1 mL BaCl2 1% dan 9,9 untuk menghindari hilang dan berkurangnya kandungan
mL H2SO4 1%. Kekeruhan larutan diatur hingga bernilai minyak atsiri yang bersifat sangat mudah menguap.
antara 0,08 hingga 0,20 pada spektrofotometer UV-Vis Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses
dengan panjang gelombang 625 nm. penyulingan jaringan sel-sel dari daun terlebih dahulu
Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar dirusak. Pengerusakan ini ditujukan agar minyak atsiri yang
menggunakan kertas cakram. Metode ini dilakukan dengan terkandung dalam daun lebih mudah terdifusi kedalam air
cara mencampur sebanyak 50 L suspensi bakteri ke dalam saat dipanaskan. Pengerusakan jaringan-jaringan pada daun
15 ml media NA yang telah dicairkan ke dalam cawan petri dapat dilakukan dengan memotong-motong daun menjadi
steril dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Minyak atsiri, lebih kecil.
Tabel 1. Hasil penyulingan minyak atsiri
Sampel Minyak atsiri Visualisasi Bau
6.350 gram 1 mL Warna kuning Tajam, kuat, Khas
keemasan

Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses minyak atsiri yang terkandung dalam daun P. pulchrum
penyulingan selama 26x8 jam memiliki bau khas yang Blume sebagai berikut:
sangat tajam dengan warna kuning keemasan, visualisasi
dari minyak atsiri dapat dilihat pada gambar 4. Total minyak
atsiri yang didapatkan dari proses penyulingan sebanyak 1
ml. Dengan demikian dapat dipresentasekan persen kadar
() minyak atsiri dari dalam daun ke dalam pembawa (air).
Rendemen minyak = 100%
() Selain itu pemilihan metode penyulingan yang baik juga
= 1/6350 x 100% akan mempengaruhi kualitas senyawa yang terkandung di
= 0,0153 % v/b dalam minyak atsiri.
2. Identifikasi Senyawa dalam Minyak Atsiri
Identifikasi kandungan senyawa di dalam minyak
atsiri daun P. Pulchrum menggunakan kromatografi gas
yang ditandem menggunakan spektroskopi massa. Analisis
kromatografi gas menggunakan suhu oven kolom sampai
degan 60oC-290oC dan suhu injeksi 280oC. Untuk
spektroskopi massa, penentuan massa per muatan elektron
Rt:1,380 Rt:1,451
(m/z) dimulai dari 35,00 m/z sampai dengan 500,00 m/z.
Gambar 1. Hasil destilasi minyak atsiri Hasil kromatogram dari kromatogafi gas terlihat
Berdasarkan hasil presentase rumus kadar minyak minyak atsiri memiliki 8 kandungan senyawa yang
Rt:1,720minyak
atsiri v/b 100 % diatas, diketahui bahwa kandungan ditunjukan terbentuknya 8 puncak. Masing-masing puncak
atsiri di dalam daun P. pulchrum Blume sangat rendah. Hal mewakili 1 senyawa dan setiap puncak memiliki area luas
ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya puncak yang dapat menggambarkan konsentrasi senyawa
karena lambatnya laju difusi dari minyak atsiri dari jaringan
Rt:1,907 dalam minyak atsiri. Hasil kromatogram (KG-MS) dapat
daun ke dalam air. Selain itu sampel yang digunakan juga
tidak memiliki bau tajam, ini mengindikasikan bahwa dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 2.
sampel yang diuji memiliki sedikit kandungan minyak atsiri.
Rt:2,159 Rt:17,805
Pemiihan metode juga dapat mempengaruhi laju difusi
Rt:24.090

Rt:1,380 Rt:1,451
Rt:1,720
Rt:1,907

Rt:17,805 Rt:24.090
Rt:2,159

Gambar 2. Kromatogram minyak atsiri daun P.pulchrum Blume


Tabel 2.Data Komponen Minyak Atsiri Daun Polygonum pulchrum Blume
Waktu % Indeks
No Senyawa Dugaan Fragmentasi
Retensi area Kemiripan
1 1.380 0.20Etanol 96 45, 42
2 1.451 2.56Asam asetat, metil ester 98 41, 43, 59, 74
3 1.591 95.97Asam asetat, etil ester 95 43, 61, 70,89
4 1.720 0.01Asam asetat, 1-metiletil 74 41, 43, 61, 87, 106
ester
5 1.907 0.14 Asam propanoik, etil 93 45, 57, 74,102
ester
6 2.159 0.05 Asam asetat, 1- 89 43, 56, 73, 87, 101
metilpropil ester
7 17,805 0,29 2-pentadecanone, 90 41, 43, 58, 71, 85, 109, 124, 147,
6,10,14-trimetil 165, 250
8 24.090 0.79 hexanedionic acid, 98 41, 55, 57, 70, 84, 111, 129, 147,
bis(2-etilhexil) 241, 259
Di dalam detektor kromatografi gas setelah melihat base peaks dan membandingkannya menggunakan
pemisahaan senyawa diubah menjadi kromatogram seperti spektra referensi yang tersedia dalam komputer. Spektra
Gambar 5, senyawa volatil mengalami fragmentasi dalam referensi dapat dijadikan acuan struktur senyawa jika
spektroskopi massa. Dari peroses ini kemudian dihasilkan memiliki nilai indeks kemiripan (SI)>90. Terdapat 8 spektra
spektra dengan sumbu x adalah m/z dan sumbu y adalah dari analisis spektroskopi massa terhadap muatan elektron di
intesitas. Dari spektra yang dihasilkan dapat diketahui dalam seyawa minyak atsiri.
senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri dengan
Gambar 3. Spektra senyawa puncak pertama
Senyawa puncak pertama pada waktu retensi 1,380 45 yang menunjukan senyawa dengan berat molekul 46
menit diperediksikan mirip dengan struktur senyawa etanol gram/mol. Perkiraan fragmen senyawa pada puncak pertama
dengan nilai indeks kemiripan (SI) 96 dengan dasar puncak dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 4. Spektra senyawa puncak kedua


Senyawa puncak kedua pada waktu retensi 1,450 berat molekul 74 gram/mol. Perkiraan fragmen senyawa
menit diperediksikan adalah senyawa metil asetat memiliki pada puncak kedua dapat dilihat pada gambar 4.
nilai indeks kemiripan (SI) 98 dan dasar puncak 43 dengan

Gambar 5. Spektra senyawa puncak ketiga


Senyawa puncak ketiga pada waktu retensi 1,450 berat molekul 89 gram/mol. Perkiraan fragmen senyawa
menit diperediksikan adalah senyawa etil asetat memiliki pada puncak ini dapat dilihat pada Gambar 5.
nilai indeks kemiripan (SI) 95 dan dasar puncak 43 dengan

Gambar 6. Spektra senyawa puncak keempat


Senyawa puncak keempat pada waktu retensi 1,720 terhadap spektra referensinya maka dapat diindikasikan
menit diperediksikan adalah senyawa etil asetat, yang bahwa senyawa tersebut tidak sama seperti senyawa
memiliki nilai indeks kemiripan spektra 74 dengan dasar referensi dan perl u dikaji ulang lebih mendalam. Perkiraan
puncak 43 dan berat molekul 106 gram/mol. Rendahnya fragmen senyawa pada puncak ini dapat dilihat pada
nilai indeks kemiripan yang dimiliki spektra senyawa ini Gambar 6.
Gambar 7. Spektra senyawa puncak kelima
Senyawa puncak kelima pada waktu retensi 1,905 puncak 59 dengan berat molekul 102 gram/mol. Perkiraan
menit diperediksikan adalah senyawa propanoic acid, ethyl fragmen senyawa pada puncak ini dapat dilihat pada
ester memiliki nilai indeks kemiripan (SI) 93 dan dasar Gambar 7.

Gambar 8. Spektra senyawa puncak keenam


Senyawa puncak keenam yang terdapat pada waktu spektra 89 dengan dasar puncak 43 dan berat molekul 116
retensi 2,160 menit sama seperti pada senyawa puncak 6 gram/mol. Rendahnya nilai indeks kemiripan yang dimiliki
yang memiliki indeks kemiripan di bawah 90. Senyawa spektra senyawa ini sehingga perlu dikaji ulang lebih
puncak ini diperediksikan adalah senyawa asam asetat, 1- mendalam seperti senyawa puncak 4. Perkiraan fragmen
metilpropil ester, yang memiliki nilai indeks kemiripan senyawa pada puncak ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 9. Spektra senyawa puncak ketujuh


Senyawa puncak ketujuh adalah senyawa pertama kemiripan (SI) 90 dan dasar puncak 43 dengan berat
yang memiliki waktu retensi di atas 10 menit. Waktu retensi molekul 268 gram/mol. Perkiraan struktur senyawa pada
senyawa ini 17,805 menit diperediksikan adalah senyawa 2- puncak ini dapat dilihat pada Gambar 9.
Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl. memiliki nilai indeks

Gambar 10. Spektra senyawa puncak kedelapan


Senyawa puncak kedelapan adalah senyawa pertama sampai dengan 76 %. Golongan etil asetat memiliki gugus
yang memiliki waktu retensi 24,090 menit diperediksikan ester yang dapat menimbulkan bau yang tajam, gugus ester
adalah senyawa hexanadioic acid, bis(2-ethylhexyl) ester. juga banyak ditemukan didalam minyak atsiri. Golongan
Memiliki nilai indeks kemiripan (SI) 98 dan dasar puncak asam asetat juga memiliki ciri pada spektranya dengan
129 dengan berat molekul 370 gram/mol. Perkiraan struktur puncak dominan (base peak) pada 43 m/z.
senyawa pada puncak ini dapat dilihat pada Gambar 10.
3. Uji Antibakteri
Hasil pembacaan fragmen menggambarkan senyawa-
Minyak atsiri dilakukan pengujian aktivitas
senyawa yang terkandung didalam P. Pulchrum didominasi
biologisnya terhadap media bakteri E. coli ATCC 35218, S.
dengan golongan asam asetat sampai dengan 96%.
aureus ATCC 25923 dan S. typhi YCTC untuk melihat
Sebelumnya pernah dilakukan analisis minyak atsir dari
potensi yang dimiliki minyak atsiri sebagai antibakteri.
spesies P. Hydropiper dan terdapat golongan asam asetet
Kriteria penetapan aktivitas antibakteri yaitu dibandingkan dengan kloramfenikol sebagai antibakteri
antibakteri aktif dan sangat aktif (zona hambatan > 11 mm), pembanding. Hasil pengujian antibakteri dapat dilihat pada
aktif sedang (zona hambatan 6-11 mm), dan tidak aktif Gambar 11. sedangkan hasil pengukuran diameter DDH
(zona hambatan < 6mm) (Ela dkk., 1996). Diameter daerah pada uji antibakteri dapat dilihat pada Tabel 3.
hambat yang terbentuk dari uji antibakteri diukur dan

(a) (b) (c)


Gambar 11. Hasil Uji aktivitas antibakteri (a) E. coli (b) S. thpyi (c) S. aureus

Tabel 3. Hasil pengukuran diameter daerah hambat minyak atsiri

Diameter Zona Hambat (mm)


Cakram Uji Keterangan
E. coli S. thypi S. Aureus
Minyak atsiri 0 0 0 Tidak Aktif
Kloramfenikol 20 20 18 Aktif
Etil Asetat 0 0 0 Tidak Aktif

Pengujian minyak atsiri pada ketiga bakteri uji memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga dapat
dengan metode difusi cakaram tidak memiliki aktivitas memberikan serapan yang kuat pada panjang gelombang
antibakteri, hal ini dapat disebabkan karena banyaknya 517 nm. Hal ini juga yang menyebabkan penampakan warna
kandungan senyawa di dalam minyak atsiri. seperti yang ungu pada DPPH. Perubahan warna dan penurunan
telah diketahui salah satu sifat dari bahan alam yang belum absorbansi pada DPPH dapat terjadi saat antioksidan
diisolasi menjadi senyawa tunggal adalah saling mendonorkan elektronnya.
berkompetisi dalam memberikan aktivitas. Pengujian ini ditujukan untuk melihat potensi dari
Berdasarkan hasil identifikasi kandungan senyawa minyak atsiri mendonorkan elektron terhadap radikal bebas.
minyak atsiri yang telah dilakukan, diketahui pada puncak 7 Analisis penentuan kemampuan minyak atsiri sebagai
dan 8 senyawa yang diperediksi terkandung di dalam antioksidan dilakukan secara kuantitatif. Analisis
minyak atsiri daun Polygonum pulchrum Blume yaitu 2- pendahuluan kualitatif tidak dilakukan pada penelitian ini
Pentadecanone, 6,10,14-trimethyl- dan Hexanedioic acid, dikarenakan sifat minyak atsiri yang mudah menguap.
bis(2-ethylhexyl) es sebelumnya telah dianalisis dan Parameter yang dihasilkan dari analisis kuantitatif
diujikan terhadap media biakan bakteri. Dilaporkan oleh antioksidan ini adalah nilai dari konsentrasi penghambatan
Yayli dkk. (2006) minyak atsiri dari Minuartia meyeri aktif minyak atsiri terhadap radikal bebas (IC50). Nilai tersebut
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif dan setelah adalah jumlah minyak atsiri yang dapat menyebabkan 50%
dianalisis mengandung senyawa 2-Pentadecanone, 6,10,14- radikal bebas kehilangan karakternya atau tereduksi dengan
trimethyl-. Kemudian pada Shobanna dkk. pada tahun ditandai berubahnya warna ungu pada radikal DPPH dan
(2009) menguji aktivitas dari bawang putih varietas menurunya nilai absorbansi. Semakin besar konsentrasi
(Ophioscordon and Sativum) yang kemudian dianalisis antioksidan yang ditambahkan nilai absorbansi akan
menggunakan kromatografi gas dan terdapat senyawa semakin menurun, sehingga menunjukan aktivitas
Hexanedioic acid, bis(2-ethylhexyl) es, ekstrak ini juga aktif antioksidannya akan meningkat. Akan tetapi, bila
sebagai antibakteri. penambahan antioksidan yang berlebih, maka aktivitas
Dilihat dari penelitian sebelumnya, bahwa minyak antioksidan akan berubah mejadi aktivitas prooksidan
atsiri yang dihasilkan dari daun P. pulchrum Blume karena dapat mempengaruhi laju oksidasi.
memiliki senyawa yang kemungkinan dapat aktif sebagai Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam persen
antibakteri, tetapi dari penelitian ini tidak aktif. Hasil ini inhibisi sampel terhadap radikal DPPH. Persen inhibisi ini
disebabkan kemungkinan konsentrasinya yang begitu kecil. didapatkan dari perbedaan serapan antara absorban DPPH
Selain itu sifat dari metabolit sekunder yang dapat saling dalam metanol dengan absorban sampel. Besarnya aktivitas
menghambat aktifitas kerjanya dapat juga mempengaruhi antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu konsentrasi
kerja dari senyawa puncak 7 dan senyawa puncak 8. larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50%
radikal bebas DPPH (Andayani dkk., 2008). Semakin kecil
4. Uji Antioksidan
nilai IC50 senyawa, maka semakin besar kemampuan
Pengujian antioksidan dilakukan menggunakan senyawa tersebut untuk menangkal radikal. Kurva dapat
metode DPPH, minyak atsiri direaksikan dengan radikal dilihat pada Gambar 13.
bebas 1,1-Difenil 2-Pikrihidrazil. Radikal bebas DPPH
12.000

10.000
y = 0,657x + 18,254
8.000 R = 0,938

% Inhibisi
6.000

4.000

2.000

0.000
0 5 10 15 20 25
-2.000

Kosentrasi Minyak Atsiri (ppm)

Gambar 12. Hubungan konsentrasi minyak atsiri terhadap persen inhibisi


Persamaan garis yang didapatkan dari kurva antara Untuk melihat perbandingan kemampuan dari
persen inhibisi dan konsentrasi minyak atsiri digunakan minyak atsiri sebagai antioksidan maka diperlukan kontrol
untuk menentukan nilai IC50 dari minyak atsiri sebagai positif yaitu senyawa yang telah umum digunakan sebagai
antioksidan. Minyak atsiri daun Polygoum pulchrum Blume antioksidan. Selain itu kontrol positif juga bermanfaat untuk
memiliki nilai IC50 48,3196 ppm(l/L). Hal ini menunjukan melihat keberhasilan dan ketepatan dari metode pengujian
bahwasanaya dengan 47,556097 ppm minyak atsiri daun aktivitas yang dilakukan.
Polygonum pulchrum Blume dapat mereduksi radikal bebas
sebanyak 50%.

60
50
% inhibisi

40 y = 6.3168x + 25.396
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5
konsentrasi Vitamin C (g/ml)

Gambar 13. Hubungan konsentrasi Vitamin C terhadap persen inhibisi


Vitamin C sebagai pembanding memiliki nilai IC50 2. Pengujian aktivitas antibakteri menunjukkanmiyak atsiri
3,90186 g/mL sehingga lebih kuat kemampuannya untuk tidak aktif terhadap E. coli, S. aureus dan S. typhi.
mereduksi radikal bebas dibanding minyak atsiri daun P. 3. Pengujian aktivitas antioksidan menunjukkanminyak
pulchrum Blume. Semakin kecil nilai IC50 maka semakin atsiri memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi dengan
besar kemampuan senyawa tersebut dalam menghambat IC50 48,3196 ppm(l/L).
radikal.Nilai IC50 vitamin C lebih kecil karena vitamin C DAFTAR PUSTAKA
merupakan senyawa murni, dibandingkan dengan minyak
atsiri yang masih terdiri dari campuran beberapa senyawa. Andayani R., Maimunah, Yovita L., 2008, Penentuan
Vitamin C dapat menstabilkan DPPH dengan cara Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolat Total dan
mendonorkan atom hidrogen-nya yang terdapat pada gugus Likopen pada Buah Tomat (Solanum
OH kepada DPPH. Setelah mendonorkan atom hidrogen- lycopersicum L), Jurnal Sains dan Teknologi
nya maka vitamin C akan teroksidasi menjadi asam Farmasi, 13(1)
dehidroaskorbat.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset
5. Simpulan Kesehatan Dasar 2013, Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Senyawa yang terkandung di dalam minyak atsiri daunP. Ban, Suk-Ho., Young-Ran Kwon, Santosh Pandit, Young-
pulchrum Blume terkandung senyawa (Etanol), (Asam Soo Lee, Ho-Keun Yi, Jae-Gyu Jeon., 2010,
asetat, metil ester), (Asam asetat, etil ester), (Asam Effects of a bio-assay guided fraction from
asetat, 1-metiletil ester), (Asam propanoik, etil ester), Polygonum cuspidatum root on the viability, acid
(Asam asetat, 1-metilpropil ester), (2-pentadecanone, production and glucosyltranferase of mutans
6,10,14-trimetil) dan (hexanedionic acid, bis(2- streptococci, Fitoterapia,81(1), 3034.
etilhexil)).
Chairul dan Sulianti S. B., 2002, Pendayagunaan sumber
daya nabati (tumbuhan) dalam pelayanan
kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat
2010, Berita IPTEK,43 (1)
Chow S.T., Chaw W.W. dan Chung Y.C., 2003,
Antioxidant activity and safety of 50% ethanolic
red bean extract (Phaseolus raditus L, Var
Aurea), Journal of Food Science, 68(1)
Ela, M. A., N. S. El-Shaer, and N. B. Ghanem., 1996.
Antimicrobial evaluation and chromatographic
analysis of some essential and fixed oils.
Pharmazie. 51.
Fan, Peihong., Anne-Emmanuelle Hay, Andrew Marston,
Hongxiang Lou dan Kurt Hostettmann., 2009,
Chemical variability of the invasive neophytes
Polygonum cuspidatum Sieb. and Zucc. and
Polygonum sachalinensis F. Schmidt ex Maxim,
Biochemical Systematics and Ecology37(1)
Johnson, T., 1998, CRC Ethnobotany Desk Reference, CRC
Press, California.
Khunaifi, M., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun
Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis)
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa, Skripsi, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim, Malang.
Maheswaran R., dan Savarimuthu I., 2013, Bioefficacy of
essential oil from Polygonum hydropiper L.
against mosquitoes, Anopheles stephensi and
Culex quinquefasciatus, Ecotoxicology and
Environmental Safety 97 26(31)
Pelczar, M. J., dan Chan. E. C., 1986. Dasar-dasar
Mikrobiologi, Jilid I. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Penna, C., Marino S., Vivot brasiliensis E., Cruanes M.C.,
J.deD.Munoz, J. Cruanes, Ferraro G., Gutkind
G., dan Martino V., 2001, Antimicrobial activity
of Argentine plants used in the treatment of
infectious diseases. Isolation of active compounds
from Sebastiania, Journal of Ethnopharmacology
(77)
Ruslin dan Sahidin, 2008, Identifikasi dan Determinasi
Tanaman Obat Tradisional Masyarakat Sulawesi
Tenggara pada Arboretum Prof. Mahmud
Hamundu, Majalah Farmasi Indonesia,
19(2),101-107
Sastrohamidjojo, H., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Gadjah
Mada University Press,Yogyakarta
Shobana, S.,V.G. Vidhya and M. Ramya, 2009,
Antibacterial Activity of Garlic Varieties
(Ophioscordon and Sativum) on Enteric
Pathogens, Current Research Journal of
Biological Sciences,1(3)
Yayli N., Canan G., Osman ., Ahmet Y., Serdar ., Kamil
C., Salih TERZ., 2006, Composition and
Antimicrobial Activities of Volatile Components
of Minuartia meyeri, Turkey Journal Chemistry
Tubitak, 30

Você também pode gostar