Você está na página 1de 14

Laporan dan Teknik Presentasi

12.1 Tujuan Penyusunan Laporan

Langkah terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun laporan


penelitian. Suatu penelitian yang baik dalam pelaksanaannya, dan bermutunya model-
model yang sudah dibangun dari penelitian tersebut belumlah dianggap benar-benar
berhasil jika laporan penelitian belum dibuat. Adapun pengertian dari laporan
penelitian itu sendiri adalah :
a. Menurut Wardani (1997), laporan penelitian merupakan suatu media atau
dokumen komunikasi antara peneliti dengan masyarakat umum terutama
pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan dengan penelitian yang
telah dilakukan tersebut.
b. Menurut F X Soedjadi, laporan penelitian adalah suatu bentuk penyampaian
berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggungjawaban baik secara
lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada atasan sesuai dengan
hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility) yang
ada antara mereka. Dapat juga didifinisikan sebagai salah satu cara
pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu kepada pihak yang lainnya.
Laporan penelitian merupakan media komunikasi antara penyusun/Iembaga
pelaksana kegiatan dengan badan-badan atau pihak lain yang berkepentingan dengan
laporan tersebut. Tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri tergantung dari situasi
dan kondisi pembuat dan penerima laporan. Tujuan laporan secara umum dapat
dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Untuk Mengatasi Suatu Masalah. Berdasarkan laporan, seseorang atau
suatu pihak dapat mencari solusi yang tepat dari masalah yang sedang
dihadapi. Misalnya naiknya BBM sangat menyusahkan masyarakat. Lalu ada
seseorang berhasil menemukan alternatif energi yang dapat mengganti BBM.
Hal ini dapat membantu mengatasi permasalahan masyarakat terhadap
kenaikan BBM.
2. Untuk Mengambil Keputusan. Laporan dapat digunakan sebagai bahan
acuan untuk mengambil keputusan dalam suatu hal. Misalnya, dalam laporan

1
terhadap kinerja karyawan PT.X ditarik kesimpulan bahwa banyak karyawan
yang menganggur ketika jam kerja, maka dibuat keputusan untuk
memindahkan karyawan ke bidang lain yang masih memerlukan banyak
tenaga.
3. Untuk Mengetahui Kemajuan Dan Perkembangan. Melalui laporan
pembaca dapat mengetahui perkembangan dan kemajuan suatu hal. Misalnya,
pemerintah sedang melaksanakan sosialisasi penghematan listrik. Maka
perkembangan dari penghematan listrik terus diamati hingga tujuannya benar-
benar tercapai.
4. Untuk Mengadakan Pengawasan Dan Perbaikan. Laporan digunakan
untuk mengadakan pengawasan dan perbaikan. Misalnya pemerintah
mengadakan program seribu sekolah sehat. Dengan adanya program tersebut,
pemerintah secara berkesinambungan mengawasi dan mengadakan perbaikan
di sekolah-sekolah yang sekiranya memerlukan perbaikan.

12.2 Format Laporan Penelitian


Dalam penyusunan laporan, Sugiyono (1999) menyarankan sebaiknya peneliti
berperan sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat dinilai apakah
sudah baik atau belum. Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertama
berupa laporan pendahuluan, dan tahap kedua berupa laporan akhir.
Laporan pendahuluan sifatnya adalah draft yang masih perlu disempurnakan.
Penyempurnaan dapat dilakukan dengan cara menyeminarkan hasil penelitian, atau
mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. Melalui seminar dan konsultasi
kekurangan-kekurangan akan dapat diperbaiki. Laporan penelitian adalah merupakan
laporan ilmiah, untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap
bagian sehingga pembaca mudah memahami langkah-tangkah yang telah ditempuh
dalam penelitian dan hasilnya.

Laporan umumnya terdiri dari tiga bagian besar yaitu: (1) bagian awal; (2)
bagian utama; dan (3) bagian akhir.
a. Bagian awal

2
Bagian awal biasanya berisikan :

1) Judul kegiatan ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat

2) Prakata, berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan penulisan laporan,


hubungan dengan sponsor (bila ada), dan ucapan terima kasih.

3) Daftar isi, diperlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian-bagian dari


laporan dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara bagian yang satu
dengan bagian lainnya. Daftar isi berisi judul-judul masing-masing bab,
bagian, subbagian, dan seterusnya,

4) Daftar tabel, diperlukan apabila dalam teks terdapat cukup banyak tabel (lima
tabel atau lebih). Daftar tabel memudahkan pembaca menemukan tabel-tabel
tertentu yang diperlukan.

5) Daftar gambar, penyediaan daftar gambar tersendiri dalam satu halaman


memudahkan pembaca menemukan di halaman mana gambar tersebut berada.
b. Bagian utama
Pada umumnya bagian utama terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut
ini:
1) Pendahuluan. Berisikan latar belakang penelitian, ruang lingkup/pembatasan
dan rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta anggapan dasar
atau hipotesis
Dalam latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yakni:
Penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain
yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti.
Penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting
untuk dipelajari.
Manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasi
dalam praktek.
2) Kajian pustaka. Memuat landasan teori yaitu teori-teori yang relevan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan sebagai dasar
untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(hipotesis), dan penyusunan instrument. Disini juga diperlukan dukungan

3
hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan
variabel yang diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu, selanjutnya direkonstruksi ke dalam kerangka pemikiran. Kerangka
pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam perumusan hipotesis
berdasarkan atas kajian pustaka yang telah disusun.
3) Metode penelitian. Meliputi hipotesis dan rancangan penelitian. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan.
Rancangan penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi operasional
variabel, penentuan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis
data.
4) Hasil penelitian. Merupakan inti dari sebuah laporan penelitian dan pada
bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis
data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang
telah dijelaskan sebelumnya. Analisis data dan pembahasan bersifat terpadu,
dan penyajiannya dapat disertai label, grafik, atau bentuk lain. Pembahasan
tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif,
kuantitatif, maupun statistik. Hasil penelitian sebaiknya dibandingkan dengan
hasil penelitian terdahulu yang relevan. Analisis data mengambil proporsi
yang paling besar dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. analisis data
dapat dilakukan melalui dua (2) tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif,
dan kedua analisis statistik infrensial yang tertuju pada pengujian hipoteis
penelitian. Secara umum, bagian ini menekankan tiga hal, yaitu: hasil analisis
lengkap, hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan
pernyataan/hipotesis penelitian serta pembahasan mengenai hasil tersebut
dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu yang di sajikan dalam
bagian kajian pustaka dan kerangka teori.
5) Kesimpulan. Berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian
merupakan jawaban dari tujuan penelitian dan memberikan gambaran umum
seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang di
lakukan Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Saran yang

4
diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil penelitian, dan
didasarkan pada kesimpulan.

c. Bagian akhir
Bagian ini tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian
lengkap adalah bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya, terdiri dari:
1) Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan komponen wajib yang harus dicantumkan oleh
penulis, sedangkan lampiran dan daftar indeks hanya di tulis jika diperlukan.
Pada umumnya, hal-hal yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka adalah:
a) Nama penulis
b) Tahun terbit
c) Judul pustaka
d) Tempat terbit
e) Nama penerbit
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang
secara alpabetikel. Secara terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka
biasanya mengikuti aturan yang berlaku secara internasional, yaitu standar
dari association of American phychology (APA).
Contohnya:
Belawati, T. 2000. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pendidikan Terbuka dan
Jarak Jauh. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
2) Lampiran
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan, instrument penelitian,
seperti kuesioner atau daftar checklist untuk observasi dan bentuk lain yang
telah dipaparkan dalam bagian inti laporan.
3) Daftar indeks atau glosarium.
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat dalam pada laporan.
Effendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus
berkelompok berdasarkan abjad awal kata atau istilah yang akan dituliskan.
Penulisan indeks pada umumnya di tujukan agar pembaca cepat mencari
istilah atau kata-kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan
indeks disusun berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal.

5
12.3 Jenis-jenis Laporan
Laporan penelitian dalam bidang akademik terdiri dari beberapa laporan
penelitian ilmiah, diantaranya :

1) Disertasi
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis
mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan
analisis terinci. Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi
penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3)
harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir
abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-
penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang
sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang
tinggi.
2) Tesis
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan
tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan
pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih
hipotesis dalam mengungkapkan pengetahuan baru. Tesis atau Master Thesis
ditulis bersandarkan pada metodologi penelitian dan metodologi penulisan.
Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan
pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan
instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai
mengambil kesimpulan dan rekomendasi.
3) Skripsi
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Dalam pengerjakannya dibantu dosen
pembimbing. Dosen pembimbing berperan mengawal dari awal sampai akhir
hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian
skripsi. Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut
didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung;

6
observasi lapangan atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan.
Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
4) Kertas Kerja
Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam dari
pada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan yang
bersifat empiris dan objektif.Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah.
Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis
untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh
ilmuwan. Pada perhelatan ilmiah tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk
tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja dimentahkan karena lemah, baik dari
susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau
kemanfaatannya.
5) Makalah
Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa
yang sifatnya paling soft dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot
akademik atau bahasan keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah
yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa.
Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan.
Karena itu, aturannya tidak seketat makalah para ahli. Bisa jadi dibuat
berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan.
Makalah lazim dibuat berdasarkan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan
tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya.
Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana.

Jenis jenis Laporan Lainnya:

Laporan ada dua macam,yaitu laporan hasil penelitian Ilmiah dan laporan Teknis.

1) Laporan Ilmiah
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan
berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah

7
disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993). Dan menurut Nafron
Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang
mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar
dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode
ilmiah.
2) Laporan Teknis
Laporan ini memuat hal teknis penyelenggaraan kegiatan suatu badan
atau instansi. Laporan teknis mengandung data obyektif tentang sesuatu.data
obyektif dalam laporan teknis itu juga mengandung sifat ilmiah,tetapi segi
kepraktisannya lebih menonjol.sehingga yang dimaksud dengan laporan
teknis adalah suatu pemberitahuan tentang tanggung jawab yang
dipercayakan,dari si pelapor (perseorangan,tim,badan,atau instansi) kepada si
penerima laporan tentang teknis penyelenggaraan suatu kegiatan (E.Zaenal
Arifin,1993). Dan menurut Muljanto Sumardi (1982) Dalam laporan teknik
manusia menggunakan bahasa tulis untuk mengkomunikasikan gagasan,
paham, serta hasil pemikiran dan penelitian.

12.4 Aturan Penulisan (Sesuai Pedoman)

Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penulisan laporan adalah sebagai berikut :

1. Fokus laporan. Sebuah laporan harus didasarkan pada satu atau dua
pertanyaan pokok, bukan serangkaian pertanyaan (Irwan Abdullah, 1995),
Ada kecenderungan bahwa para penyusun laporan ingin melaporkan semua
hasil kegiatannya seperti juga ingin memasukkan semua tabel yang dimiliki
serta data sebanyak-banyaknya (bukan sedalam-dalamnya), termasuk data
yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas. Sehubungan dengan
hal tesebut fokus laporan sangat penting diperhatikan. Hal yang tidak perlu
dibicarakan dalam suatu laporan harap ditinggalkan sehingga satu laporan
benar-benar memiliki tema yang jelas. Selain memperjelas apa yang
dilaporkan, fokus dalam penulisan juga akan menyebabkan laporan menarik

8
untuk dibaca dan memiliki pengamh yang jelas sebagai informasi suatu
pelaksanaan kegiatan.

2. Alinea (Paragraf). Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan


kumpulan alinea. Irwan Abdullah (1995) mengatakan alinea berperan penting
karena alinea menunjukkan organisasi, pikiran dan gaya pelaporan seseorang.
Alinea yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema dan harus pula
memenuhi syarat kesatuan pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat
dalam alinea harus bertalian satu sama lain.

3. Rangka Laporan. Langkah pertama dalam menulis laporan penelitian adalah


membuat rangka laporan. Dalam laporan yang penting adalah adanya
hubungan yang logis antara bab atau bagian yang satu dengan lainnya
sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Kurang
mengindahkan prinsip logis logis ini, disamping akan menyulitkan pembuat
laporan itu sendiri juga akan menyulitkan para pembaca laporan. Pembaca
tidak dapat mengikuti alur pikiran dari awal sampai akhir dengan teratur.
Pembuatan rangka laporan sangat membantu para pembuat laporan untuk
terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

Rangka laporan penelitian akan sangat membantu penyusunan laporan


dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Membantu melihat wujud ide-ide dalam sekilas pandang sehingga dapat


dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal balik antara ide-ide itu sudah
tepat dan harmonis dalam pertimbangannya. Rangka laporan mencegah
pembuat laporan keluar dan sasaran.
b. Dengan memperhatikan sebuah kerangka laporan, penyusun laporan dapat
melihat dengan jelas materi pembantu mana yang diperlukan. Rangka laporan
penelitian harus terurai hingga pembagian yang kecil-kecil. Makin luas
uraiannya makin membantu sebab rangka laporan itulah yang selanjutnya
menjadi pegangan selama penyelesaian laporan.

9
Untuk menyusun rangka laporan ke dalam bab, bagian dari bab dan selanjutnya,
terdapat dua (2) sistem yaitu sebagai berikut ini:

1) Sistem campuran huruf dan angka

I. Angka Romawi besar (untuk bab)

A. Huruf Romawi besar (untuk bagian bab)

1. Angka Arab besar

a. Huruf Romawi kecil

i. angka Romawi kecil

(a). Huruf Romawi kecil berkurung

(i). Angka Romawi kecil berkurung

2) Sistem angka dengan tambahan huruf

1.

1.1.

1.1.1

I.I.I, (a)

12.5 Teknik Presentasi


Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi
kepada publik melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun
melalui media. Ada tiga model presentasi yang perlu kita kenal, sebagai berikut:
1. Model Presentasi yang Persuasif. Persuasif artinya merayu, membujuk,
menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk
baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat,
ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model

10
presentasi ini, presenter tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban
dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui
dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.
2. Model Presentasi Penyampaian Informasi. Contoh model ini di antaranya
seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek
atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial, atau
Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil
presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak.
Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan
pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada
audience-nya.
3. Model Presentasi Pelatihan/Training. Misalnya pelatihan yang diberikan
kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan
diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya
sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.
Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan sangat menentukan
bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Menginformasikan. Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada


orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara
detail dan jelas sehingga orang dapat menerima informasi dengan baik dan
tidak salah presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.

2. Meyakinkan. Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun


secara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu topik tertentu.
Kondradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis
akan mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang diberikan.

3. Membujuk. Presentasi secara logis agar orang mau melakukan suatu aksi atau
tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan, atau rayuan yang disertai dengan

11
bukti-bukti sehingga orang merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan
suatu tindakan.

4. Menginspirasi.Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi


orang.

5. Menghibur.Presentasi yang berusaha untuk memberi kesenangan pada orang


melalui informasi yang diberikan.

6. Pendidikan. Presentasi menjadi sarana pendidikan yang berguna agar audience


mau mempelajari teknik presentasi secara benar, dan mampu menghadapi
ketakutan di dalam bericara.

Teknik presentasi yang baik dan benar

Presentasi mungkin bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terutama
untuk para pemula atau yang belum mempunyai pengalaman presentasi. Ada
beberapa tips untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan benar,
yaitu:

1. Melakukan persiapan.
Hal penting dalam persiapan presentasi adalah membangun rasa percaya diri
dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-
kata yang digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontk mata, ekspresi
wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris
yang digunakan akan memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar
terhadap penyampaian pesan. Biasanya hal hal yang perlu dipersiapkan
antara lain ; bahan presentasi, durasi presentasi, bahan yang akan dibagikan
(jika ada), peralatan seperti laptop atau infocus dan mempersiapkan mental.
Jika semua kondisinya baik dan aman maka bisa membuat kita akan lebih
percaya diri.

12
2. Materi presentasi. Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan dengan
proposal yang akan diberikan, karena pada saat presentasi kita menjelaskan
point-point nya saja dan tidak perlu secara keseluruhan untuk dibahas karena
akan menghabiskan waktu dan membuat audience merasa bosan.

Unsur-Unsur dalam Sebuah Presentasi

Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur


yang ada di dalamnya, yaitu:

a. Presenternya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di


depan audience.
b. Materi yang disampaikan, yaitu bahan yang ingin dikomunikasikan dengan
audience sasarannya.
c. Sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi
yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin
disampaikan. Oleh karena fokus kita membicarakan teknik presentasi dengan
PowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas
materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan
untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, sound
system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup
banyak).
d. Audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga
unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada
audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang
dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut
tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.

Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:

a) Komunikasi Verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan
kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya
tangkap khalayak

13
b) Komunikasi Non-verbal. Aspek penampilan non-verbal perlu mendapat
perhatian. Kontak mata, ekspresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat
mungkin menunjang proses presentasi.

14

Você também pode gostar