Você está na página 1de 8

METODOLOGI PENELITIAN

Tahap Pengolahan dan Penyajian Data

Oleh :

KELOMPOK 2

Komang Trisdia Mahindrayogi 1206305031/10

IGP Oka Surya Utama 1206305032/11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

1
10. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data
Para peneliti membuat suatu penelitian dengan satu tujuan pokok yaitu
adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap
fenomena sosial atau alam tertentu, untuk mencapai tujuan tersebut peneliti
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisis dan
interpretasi. Pengolahan data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini sering kali
digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data
penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan
lebih mudah untuk dipahami.
Disamping itu statistik membandingkan angka yang diperoleh dengan
hasil yang terjadi secara kebetulan, sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji
apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan yang
sistematik antara variabel-variabel yang diteliti atau hanya terjadi secara kebetulan.
Kegiatan dalam pengolahan data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan.

10.1. Editing
Penyuntingan data (editing) adalah suatu proses agar data yang dikumpulkan
memberi kejelasan, dapat dibaca, konsisten dan lengkap. Kegiatan dalam editing
adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk, apakah ada kekeliruan
pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-lain. Dengan demikian
harapannya adalah data yang diperoleh tersebut valid serta dapat dipertanggung
jawabkan.

2
Hal-hal yang perlu diperiksa adalah :
1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling. Apakah responden yang
diwawancarai sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan.
2) Dapat dibaca atau tidaknya data mentah. Bila ada tulisan yang tidak jelas
harus dikembalikan kepada pewawancara untuk mengetahui kebenaran
dari tulisan tersebut.
3) Kelengkapan pengisian. Perlu ditunjukkan kepada pewawancara bila ada
bagian yang kosong/tidak diisi.
4) Keserasian (Konsistensi). Adalah hal-hal yang saling bertentangan.
Misalnya : Ada pertanyaan yang menanyakan apakah anda sudah
menikah?, dijawab belum, namun pada pertanyaan berikutnya ada
jawaban sudah punya anak tiga.
5) Apakah isi jawaban bisa dipahami. Bila ada jawaban yang panjang,
kemudian disingkat oleh pewawancara.

10.2. Coding
Coding adalah pemberian tanda atau simbol bagi tiap-tiap data yang termasuk
dalam kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka ataupun huruf. Tujuan dari
coding adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori yang
penting. Dua langkah penting dalam melakukan coding, yaitu:

a) Menentukan kategori-kategori yang akan digunakan


b) Mengalokasikan jawaban individual pada kategori-kategori tersebut.
Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut dengan coding frame. Pada
pertanyaan tertutup biasanya coding frame sudah dilengkapi namun pada pertanyaan
terbuka sukar untuk merencanakan coding frame yang bersangkutan. Mengkode
adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Untuk dapat memberikan kode pada
jawaban tersebut perlu diperhatikan:

3
a) Kode dan jenis pertanyaan
Dalam hal ini perlu diperhatikan jenis pertanyaan, jawaban, atau
pertanyaan yang dapat dibedakan.
1. Bila jawaban berupa angka maka kode yang digunakan adalah angka
itu sendri.
2. Bila jawaban untuk pertanyaan tertutup jawabannya sudah disediakan
terlebih dahulu dan responden hanya mengecek jawaban tersebut
sesuai dengan instruksi. Responden tidak boleh menjawab di luar yang
telah ditetapkan.
3. Bila jawaban pertanyaan semi terbuka, selain dari jawaban yang telah
ditentukan maka jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden
masih diperkenankan untuk dijawab. Jawaban tambahan tersebut perlu
diberi kode tersendiri.
4. Bila jawaban pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya
bebas. Untuk memberi kode, jawaban-jawaban tersebut harus
dikategorikan terlebih dahulu atau dikelompokkan sehingga tiap
kelompok memiliki jawaban yang sejenis.
5. Bila jawaban kombinasi, hampir serupa, dan jawaban pertanyaan
tertutup. Selain ada jawaban yang jelas, responden masih dapat
menjawab kombinasi dari beberapa jawaban.
b) Tempat kode
Kode dapat dibuat pada kartu tabulasi ataupun daftar petanyaan itu
sendiri. Jika data diolah dengan komputer, kode-kode harus dibuat
dalam coding sheet.

10.3. Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam
bentuk tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan
dijumlahkan sesuai banyaknya peristiwa, gejala, atau item yang termasuk dalam satu
kategori. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan dalam satu tabel yang terdiri
atas kolom-kolom. Sebaiknya susunan kolom disusun berdasarkan urutan-urutan
yang logis dan tiap-tiap kepala kolom diberi keterangan yang menyatakan isi kolom

4
yang bersangkutan. Tabel dapat dibedakan beberapa jenis yaitu tabel induk, tabel
teks, dan tabel frekuensi :

a) Tabel induk adalah tabel yang berisi semua data yang tersedia secara
terperinci untuk melihat kategori data secara keseluruhan.
b) Tabel teks adalah tabel yang diringkas sesuai keperluan. Tabel ini
biasanya dibuat langsung dalam teks dan digunakan pada saat membuat
penafsiran.
c) Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan berapa kali sesuatu hal
terjadi. Tabel ini digunakan untuk mengecek kesesuaian hubungan
jawaban antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain dalam daftar
pertanyaan.
Contoh :

Tabel 1.1
Keadaan Tempat Tinggal Mahasiswa
FEB Unud (100) responden

No. Keterangan Banyak (Jumlah) Persentase (%)

1 Tempat Tinggal

a. Ikut Orang Tua 45 45

b. Ikut Keluarga 10 10

c. Indekos 20 20

d. Sewa Kamar dan Masuk Sendiri 25 25

2 Situasi Rumah

a. Baik 60 60

b. Cukup 30 30

c. Kurang 10 10

5
3 Penerangan Bentuk Belajar

a. Listrik 90 90

b. Lampu Pompa 5 5

c. lampu Minyak 5 5

Tabel 1.2
Pemilikan Pesawat TV Menurut Lebar Layar

Uraian Layar (Inches) Jumlah (Orang) Persentase (%)

12 atau kurang 55 22

14 60 24

17 45 18

20 70 28

24 atau lebih 20 8

Jumlah 250 100

10.4. Penyajian Data (Tabel & Grafik)


Data setelah dikumpulkan dapat disajikan dengan menggunakan tabel frekuensi
baik frekuensi tunggal maupaun tabulasi silang. Tabel tentang kepemilikan pesawat tv
pada pembahasan sebelumnya adalah contoh distribusi tunggal. Selain dalam bentuk
tabel data juga dapat disajikan dalam bentuk gambar/grafik. Contoh : Histogram,
Poligon dan lain-lain.
Dalam tabulasi silang, setiap kesatuan data dipscah lebih lanjut menjadi dua
atau tiga. Setiap penambahan variable baru kedalam tabulasi silang akan memberikan
keterangan lebih baik terhadap data yang diolah, tetapi penggolahan akan lebih sukar
(complicated).

6
Contoh : Tabulasi Silang ( Cross Tabulation)

Hasil penilaian Mahasiswa Berdasakan Semester Terhadap Kebersihan lingkungan


kampus .

Semester
I-III IV-VII >VIII
Penilaian Jumlah
Bersih 100 120 80 300
Cukup 60 40 20 120
Kotor 25 15 10 50
Tidak Menjawab 15 7 8 30
Jumlah 200 182 118 500

DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2013. Metode Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE

7
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Alfabeta

Você também pode gostar