Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Wahyono
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/SMS/Sematang 50329
e mail : wahyono.haji@yahoo.co.id
Abstrak
Kemajuan teknologi pemrograman dengan komputer memudahkan dalam mempelajari teknik
tegangan tinggi. Melalui program Delphi dapat mensimulasikan pembangkitan dan
pengukuran tegangan tinggi. Tujuan simulasi ini untuk menampilkan pembangkitan dan
pengukuran tegangan tinggi dengan metode sela bola dan untuk membandingkan dengan data
prcobaan. Dalam prakteknya melakukan pengujian tembus pada sela bola akan mendapatkan
pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi. Pada saat tembus antara sola bola itulah di
anggap tegangan maksimum yang konstan. Metode yang dipakai adalah mensimulasikan
dengan program Delphi dan membuat animasi tegangan tembus antara sela bola berbagai
jarak sela. Hasil yang amati dari pemrograman adalah pembangkitan dan pengukuran
tegangan tinggi, membandingkan antara tegangan tembus standar dan tegangan pada
keadaan sempat. Variasi perubahan temperatur dan tekanan barometer akan ditampilkan
dalam makalah ini dan simulasi pembagkitan pengukuran tegangan tinggi arus bolak-balik,
searah dan impuls. Dari hasil simulasi dan hasil pengukuran laboraturium ada perbedaan
rata-rata 2,3 kilo volt atau 3,9 % dari hasil simulasi
Kata kunci : pembangkitan, pengukuran, sela bola
1. PENDAHULUAN
Pada umumnya kegagalan isolasi pada alat-alat listrik disebabkan oleh kegagalan isolasinya dalam
menjalankan fungsinya sebagai isolator sehingga terjadi lompatan elektron antara kedua kawat
yang salah satu bertegangan atau keduanya.
Kegagalan isolasi ini disebabkan beberapa hal antara lain isolasi tersebut dipakai sudah lama,
kerusakan mekanis, berkurangnya kekuatan dielektriknya, karena isolasi tersebut dikenakan
tegangan lebih.
Pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi ini dimaksudkan untuk mengadakan pengujianpengujian
masalah yang kaitanya dengan tegangan tinggi. Maksud diadakan pengujian tegangan
tinggi ini adalah :
1. Menentukan bahan yang kualitasnya tidak baik atau cara membuatnya salah.
2. Memberikan jaminan bahwa alat-alat dapat dipakai pada tegangan normal dalam jangka
waktu yang terbatas.
3. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat listrik dapat tahan terhadap tegangan lebih
dalam waktu yang terbatas.
Ada dua macam pengujian peralatan listrik terhadap tegangan tinggi yaitu :
Pengujian yang bersifat merusak pada alat yang di uji
Pengujian yang tidak merusak terhadap alat yang di uji.
Pengujian yang sifatnya tidak merusak misalnya pengukuran tahanan isolasi, pengukuran tegangan
korona, dan lain sebagainya.
Pengujian yang bersifat merusak diklasifikasikan menjadi tiga tingkat yaitu :
a. Pengujian ketahanan : pengujian pada tegangan tertentu diterapkan pada waktu yang
tertentu pula, bila tidak terjadi lompatan berarti pengujianya memuaskan.
b. Pengjian pelepasan : dari pengujian tegangan ketahanan dinaikan sehingga terjadi
pelepasan pada beban atau obyek yang di uji. Pengujian ini dapat dilakukan pada suasana
kering atau basah.
c. Pengujian kegagalan : pengujian ini tegangan dari pengujian ( b ) dinaikan sehingga terjadi
kegagalan pada benda yang diuji.
1.1. Trafo pembangkit tegangan tinggi
Trafo yang dipakai untuk membangkitkan tegangan tinggi sering disebut trafo uji. Trafo ini
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.69
E.13. Simulasi Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi dengan Menggunakan Sela Bola (Wahyono)
E.70
Perbandingan jumlah lilitanya lebih besar dari pada trafo daya. Hal ini sebabkan trafo uji
yang dipasang pada laboraturium tegangan yang diterapkan dengan tegangan input 127
volt sampai 220 volt sedangkan output yang harus dihasilkan adalah besarnya sampai
beberapa ratus ribu volt.
Kapasitas KVA-nya lebih kecil dibanding dengan trafo daya, karena untuk keperluan
lompatan api tidak perlu daya yang besar melainkan tegangan yang besar.
Trafo yang dipakai biasanya satu phasa, kecuali pada pengujian khusus yang memerlukan
trafo tiga phasa.
Satu ujung lilitannya biasanya ditanam dalam tanah untuk keperluan keamanan dan
pengamanan terhadap manusia dan alat ujinya.
Pada waktu merencanakan isolasi untuk trafo penguji hanya diperhitungkan isolasinya
tahan terhadap tegangan penguji yang maksimum.
E = belitan eksitasi
H = belitan tegangan tinggi
F = inti besi
Untuk membangkitkan tegangan yang sampai ratus ribu volt dipakai trafo bertingkat.
tembus tertentu pula. Jika tegangan yang diterapkan melampaui tegangan puncak maka dalam
beberapa waktu dalam mikrodetik sela bola akan tembus. Selama selang waktu tersebut harga
puncak tegangan bolak-balik frekuensi dianggam konstan. Tegangan tembus pada udara bebas
terjadi pada harga puncak. Pada kondisi temperature dan tekanan atmosfir yang berbeda harus
dikoreksi dengan menggunakan rumus :
Tegangan tembus setempat yang dikoreksi sama dengan tegangan tembus standar dikalikan dengan
kerapatan udara. Dimana kerapatan udara ini tergantung dengan temperature dan tekanan atmosfir
2. METODE SIMULASI
Program simulasi ini meliputi beberapa prosedur perencanaan baik dalam program Delphi maupun
yang dibuat oleh penulis. Program yang akan dijelaskan adalah bagaimana cara pembangkitan dan
pengukuran tegangan tinggi dengan metode sela bola, sedangkan masalah control pengamanan
tidak dibahas dalam tulisan ini.
Pembangkitan dan pengukuran arus bolak-balik, searah dan impuls dengan sela bola tertentu dan
diameter tertentu dan pada tekanan atmosfir dan suhu standar akan menghasilkan tegangan tembus
tertentu sebagai tegangan puncak. Untuk pengukuran tegangan puncak dibatasi pada tembusnya
tegangan antara sela bola. Diagram alir program simulasi pembangkitan dan pengukuran tegangan
searah seperti pada gambar 3
Gb. 3. Diagram alir
Rancangan program simulasi tidak melebihi dari tegangan satu Mega volt dan hasil simulasi
meliputi :
a. Pengukuran tegangan tembus terhadap sela bola, dimana diameter bola, suhu uji, tekanan
atmosfir tetap.
b. Pengukuran tegangan tembus terhadap suhu, dimana diameter bola, tekanan atmosfir dan
sela bola tetap.
c. Pengukuran tembus terhadap tekanan dimana diameter bola, suhu uji dan sela bola tetap
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.71
E.13. Simulasi Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi dengan Menggunakan Sela Bola (Wahyono)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Model yang disimulasikan dari pembangkitan dan pengukuran tegangan tinggi searah pada
gambar 4.
E.72
Pembangkitan tegangan tinggi searah adalah merupakan hasil dari penyearahan tegangan tinggi
arus bolak balik. Gelombang keluaran tegangan tinggi arus bolak-balik hasil tampilan seperti pada
gambar 5. Untuk mengoperasikan program simulasi ada beberapa perintah pilihan seperti
ditampilkan pada gambar 6.
Gb.7. Grafik antara tegangan tembus fungsi sela bola Gb. 8. Grafik tegangan tembus fungsi
tekanan
ISBN. 978-602-99334-0-6
Gambar 8. Grafik yang menunjukan hubungan antara tegangan tembus yang diukur dengan tekanan
atmosfir tertentu. Terlihat bahwa grafik tersebus merupakan garis lurus yang berarti tegangan
tembus berbanding lurus dengan tekanan atmosfir.
Gambar 9. Grafik ini menunjukan hubungan antara tegangan tembus yang diukur dengan
temperature lingkungan tertentu. Pada gambar ini terlihat bahwa tegangan tembus yang diukur (
teganga tembus koreksi) berbanding terbalik dengan temperature tertentu. Semakin besar
tegangan tembusnya maka semakin kecil temperaturnya.
Gb 9. Grafik tegangan tembus fungsi suhu Gb. 10. Bentuk gelombang keluaran tegangan
searah
Gambar 10. Adalah hasil gelombang tegangan keluaran dari tegangan tinggi searah yang
merupakan fungsi waktu. Hasil gelombang ini merupakan tegangan searah setengah gelombang.
Pada gambar 11 dan 12 merupakan perbedaan antara tegangan searah yang belum tembus pada sela
bola dan tegangan tembus setelah tembus pada sela bola. Terlihat pada gambar 11, tampilan
tegangan bolak-balik 20,00 KV dan tegangan searah 6,37 KV terlihat pada sela bola ( SB ) masih
bersih. Gambar 12 terlihat bahwa dengan tegangan bolak-balik 48,00 KV dan tegangan searah
15,28 KV, terlihat pada sela bola ada garis ini menunjukan bahwa tegangan telah tembus diantara
sela bola. Pada saat awal tembus itu proses pengukuran tegangan puncak.
Gb. 11 Tegangan belum tembus Gb.12 Tegangan sudah tembus pada sela bola
Bila data hasil percobaan dibandingkan dengan program simulasi maka hasilnya seperti pada tabel
1. Perbandingan antara program simulasi dan hasil percobaan trend grafik telah sesuai numun ada
perbedaan tegangan tembus pada hasil percobaan lebih besar dari pada hasil simulasi. Hal ini
banyak factor yang menyebabkan ketidak samaan hasil tersebut, misalnya : komponen tegangan
tinggi yang karakteristiknya sudah tidak sesuai dengan pada masih baru, alat ukur yang sudah lama
sehingga ada beberapa penyimpangan pada saat di pakai dan belum dikalibrasi, dan lain
sebagainya. Bila sela bola(SB) cm, tegangan tembus hasil percobaan (Vp) KV, tegangan tembus
hasil simulasi (Vs) KV, selisih Vs-Vp (P) KV maka tabel tersebut seperti dibawah. Dari
perbandingan antara hasil simulasi dan hasil data percobaan tegangan tembus yang diukur rata-rata
2,3 kilo volt atau 3,9 % dari hasil simulasi tujuh data
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi ke-2 Tahun 2011
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang E.73
E.13. Simulasi Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi dengan Menggunakan Sela Bola (Wahyono)
Tabel 1 Perbandingan hasil simulasi dan data percobaan
4. KESIMPULAN
E.74
No SB(cm) Vp(KV) Vs(KV) P(KV)
1 0,5 16,9 17,5 0,6
2 1,0 29,8 32,0 2,2
3 1,5 42,1 45,9 3,8
4 2,0 58,9 59,4 0,5
5 2,5 68,7 71,0 2,3
6 3,0 79,2 81,1 1,9
7 3,5 92,7 97,5 4,8
a. Tegangan tembus pada sela bola berbanding lurus dengan sela bola dan tekanan serta
berbanding terbalik dengan suhu lingkungan.
b. Hasil percobaan bila dibandingkan dengan simulasi grafik kecenderunganya sesuai terutama
pada pembangkitan dan pengukuran tegangannya.
c. Penyimpangan data percobaan dan hasil simulasi adalah 3,9 %, hal ini kesebabkan banyak
factor, misalnya : alat yang lama tidak dikalibrasi, pembacaan ala ukur, dan lain sebagainya
DAFTAR PUSTAKA
1. Artono Arismunandar, 1984, teknik tegangan tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta
2. Artono Arismunandar, 1983, teknik tegangan tinggi suplemen, Ghalia, Jakarta
3. Dieter Kind, 1993, pengantar teknik eksperimental tegangan tinggi, ITB, Bandung
4. Joko Darwanto, 1983, petunjuk praktikum gejala medan tingggi dan pengukuran listrik, ITB ,
Bandung
ISBN. 978-602-99334-0-6