Você está na página 1de 5

BAB 1: APA ITU FILSAFAT?

Filsafat berarti kita mencintai kebijaksanaan dan mencari kebenaran yang mutlak.
Berpikir filsafat tidak sama dengan opini dan perspektif, berbeda dengan opini yang
hanya menduga dan perspektif yang hanya berupa sudut pandang terhadap sesuatu. Inti dari
mempelajari filsafat ialah bagaimana kita dituntut untuk berargumen yang baik. Argumen
yang baik harus: 1) pemahaman logika, 2) pemahaman tentang pembenaran.
Dalam menegmukakan pendapat kita harus berbicara sesuai fakta, realistis, sistematis
dan menggunakan etika. Etika berarti ilmu yang mempelajari tentang nilai atau penilaian
moral. Argumen dalam filsafat membutuhkan serangkaian pernyataan yang terhubung untuk
menetapkan sebuah proposisi. Proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat di
nilai benar atau salah. Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni subjek,
predikat, kopula.

BAB 2: MENGAPA BELAJAR FILSAFAT?

Belajar filsafat dapat membantu kita untuk hidup dalam kehidupan yang berarti, dapat
membantu kita untuk berpikir jernih dan kritis, membantu kita mengerti argumen, dapat
membantu kita mengendalikan argumentasi atas apa yang kehendaki dari kehidupan, dapat
membantu kita memahami bagaimana membenarkan argumen kita, dapat membantukita
untuk menghindar dari penipuan, sebagai tambahan orang-orang yang telah mengabdikan
hidupnya terhadap filsafat telah membuat perubahan besar terhadap dunia.

Socrates menciptakan Metode Dialek (Dialectic) dan mengembangkan ide kebajikan


(virtue) moral. Plato membantu menemukan ilmu politik, ada tiga buku yang ditulis Plato:
Politeia (tentang negara), Politicus (ahli negara) dan Nomoi (undang-undang). Aristoteles
menemukan logika dan membantu menemukan ilmu empiris.

Menurut Dr. Konrad Kebung, SVD manfaat filsafat adalah memperluas wawasan dan
pengetahuan, Filsafat mengarahkan kepada kebenaran, filsafat dan pembentukan sifat, filsafat
dan perwujudan diri, filsafat dan perkembangan teknologi informasi, filsafat dan kebudayaan,
filsafat dan dialog antar-agama, filsafat dan orientasi individualistis, filsafat dan tindakan-
tindakan tidak manusiawi, filsafat dan krisis ekonomi.

Menurut Michael Dua. Pertama ilmu pengetahuan menjadi sarana yang memudahkan
kita dalam melakukan banyak pekerjaan. Kedua, karena fungsi yang besar bagi kehidupan
manusia, ilmu pengetahuan dapat mengambil banyak peran yang sebelumnya dipercayakan
kepada agama dan mitologi. Ketiga, ilmu pengetahuan secara empirik dapat mengubah
Weltbild atau gambaran kita tentang dunia.

BAB 3 : ARGUMEN YANG BAIK

Argumen di setiap aktifitas kita disebut juga seperti konfrontasi, tetapi dalam
filsafat tidak seperti itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi, Argumen adalah alasan
yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atu gagasan,
atau frasa nominal yang bersama-sama predikator membentuk proposisi. Menurut James
Wallace Gray Arguments reguire a connected series of statements intended to establish a
proposition.
Argumen yang baik sebagai sebuah argumen yang memiliki dua kondisi, yakni semua
premisnya benar dan premis-premisnya menyediakan alasan-alasan yang baik dan dapat
diterima sehingga kesimpulannya pun diterima. Empat persyaratan untuk argumen yang baik
adalah mengemukakan bukti, bukti yang relevan, mempertimbangkan semua pilihan, dan
amal.

BAB 4: TOPIK-TOPIK FILSAFAT

Topik-topik filsafat masuk dalam kategori beeragam, namun cabang utama filsafat
adalah sebagai berikut:

Metaphysics (Metafisika) merupakan cabang ilmu filsafat teoritis yang membahas masalah
hakikat segala sesuatu, sehingga metafisika menjadi ilmu filsafat. Epistemology
(Epistemologi) berarti cabang ilmu yang membahas tentang pengetahuan. Ethics (Etika)
dapat didefenisikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Logic (Logika) merupakan kajian filsafat yang mengkaji manusia yang biasanya
dikenal dengan filsafat budi, di mana budi di sini adalah akal sebagai alat penyelidikan dalam
mengambil suatu tindakan atau keputusan. Aesthetics (Estetika) adalah cabang filsafat yang
berhubungan dengan sifat keindahan, seni dan rasa, dan dengan penciptaan dan apresiasi
terhadap keindahan.

BAB 5: KAUM SOFIS DAN FILSUF

Kaum sofis memproklamirkan diri sebagai orang bijak yang mengajari orang
bagaimana berdebat, dan para sofis sering menggunakan metode berargumentasi yang patut
dipertanyakan, berbagai macam trik orang untuk setuju dengan mereka. Para sofis sangat
menyukai politisi dan pengacara. Mereka sering berusaha untuk memenangkan argumen
dengan biaya apapun karena ada maksud terselubung. Filsuf ingin : jujur, tapi si sophist
sering menginginkannya menipu. Banyak orang suka percaya bahwa mereka(sophis) benar,
tapi filsuf tidak. Filsuf ingin tahu yang sebenarnya daripada percaya apa yang salah.
Filsuf suka belajar dari orang lain dan menaruh minat pada caranya orang mengkritik
argumen .

Sebagian besar filsafat kuno berkaitan dengan bagaimana menjalani hidup dengan
baik. Itu penekanan filsafat saat ini memberikan argumen dapat dipertimbangkan berlebihan.
Saya setuju dengan posisi ini, tapi argumen sangat penting bagi beberapa orang orang untuk
belajar bagaimana menjalani hidup dengan baik. Saya harap Anda tahu bagaimana caranya
gunakan argumen untuk berpikir sendiri dan memperbaiki hidup kita.

BAB 6: KEBIJAKAN FILSAFAT

Segala bentuk tindakan Manusia mengacu pada pandangannya tentang baik dan
buruk. Nilai kebaikan dan keburukan senantiasa akan menjadi sumber rujukan (frame of
reference) dalam melakukan berbagai tindakan hidupnya. Nilai baik, dan buruk, bukanlah
dominasi kajian filasat, melainkan juga merupakan fokus pembahasan berbagai sumber
ideologi, bagaimana konsep kebaikan dan keburukan berdasarkan perbuatannya,
definisi baik adalah sesuatu yang dikejar atau dituju yang pada intinya terbagi ke dalam dua
macam nilai yaitu : kebaikan sebagai alat dan kebaikan sebagai nilai tersendiri.
Skeptisisme adalah kecenderungan untuk kafir, atau ragu. Orang yang skeptis tidak
akan mudah diyakinkan untuk mempercayai sesuatu. Seseorang yang benar-benar tidak
percaya diri akan mudah tertipu dan akan percaya semua yang mereka dengar. Seseorang
yang benar-benar skeptis akan sama sekali tidak mempercayai semuanya.

Open-Mindedness adalah kecenderungan untuk percaya, atau kecenderungan untuk


menganggap serius gagasan. Orang yang berpikiran terbuka akan bersedia
mempertimbangkan apa yang orang lain katakan.

Dogma merupakan orang yang sangat berpikiran terbuka terhadap fakta bahwa
mereka mengetahui kebenaran, namun mereka sangat berpikiran tertutup terhadap fakta
bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan mereka mungkin mengetahui yang sebenarnya.
Dan Fanatisme dan ekstrimisme adalah dua istilah yang dalam ingatan publik masyarakat
terlanjur memiliki konotasi negatif. Keduanya lekat dengan kondisi ketidaknormalan,
penyimpangan dan kelainan yang mengerikan.
UTS FILSAFAT ILMU
SINTESIS MATERI

OLEH :
TRI SANTI OCTAVIA OLLA
NIM : 1 7 1 1 0 2 0 0 5 1

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI


KONSENTRASI ADMINISTRASI BISNIS
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017

Você também pode gostar