Você está na página 1de 5

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 83, 84, 85, 86

7:43 AM Al Qur'an, Al-Baqarah No comments


Pagi sob, apa kabar? Pagi ini saya akan melanjutkan pembahasan saya mengenai tafsir Surat dan Ayat
Al Qur'an. Yang akan saya bahas kali ini adalah Surat Al Baqarah Ayat 83, 84, 85, 86. Di dalam ayat ini,
Allah SWT menjelaskan mengenai Bani Israil yang mengingkari janjinya terhadap Allah

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 83, 84, 85, 86

Artinya:
83. dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
84. dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan
darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari
kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
85. kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan
daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat
dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka,
Padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab
(Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian
daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat[68].
86. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, Maka tidak akan
diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.
[68] Ayat ini berkenaan dengan cerita orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani
Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang
Khazraj. antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam selalu terjadi persengketaan dan peperangan
yang menyebabkan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu orang-orang Khazraj.
sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, karena membantu
sekutunya. tapi jika kemudian ada orang-orang Yahudi tertawan, Maka kedua suku Yahudi itu bersepakat
untuk menebusnya Kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.

Hadis Yang Berkaitan Dengan Ayat


Ayat 83: Dari Abdullah bin amr ra. Ada seorang menghadap Nabi SAW dan berkata:" Saya membaiatmu
untuk hijrah dan dan jihad hanya mengharapkan pahala dari Allah."
Lalu Nabi SAW bertanya:" Apakah seorang dari kedua orang tuamu masih hidup?."
Dia menjawab:" Ya, bahkan keduanya masih hidup."
Nabi bertanya lagi:" Kamu masih mengharapkan lagi pahala dari Allah SWT?."
Dia menjawab;" Ya."
Nabi bersabda:" Pulanglah kepada orang tuamu, lalu perbaikilah hubunganmu dengan mereka (HR.
Bukhari dan Muslim)

Mutiara Ayat
Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Bani Israil yang mengungkari janjinya kepada Allah;
1. Bani Israil telah merusak hubungannya dengan Allah, yaitu dengan meninggalkan kewajiban terhadap-
Nya. Mereka merusak hubungannya dengan sesama manusiadengan meninggalkan kewajiban terhadap
orang tua dan sesama manusia. Hanya sedikit dari mereka yang menunaikan kewajiban- kewajiban
mereka.
2. Orang yahudi pada zaman nabi muhammad saperti halnya nenek moyang mereka. Mereka suka
ingkar dan tidak taat.
3. Segala tindakan dan perbuatan yang sifatnya mempermainkan agama, pasti akan mendapatkan
hukuman dari Allah. Allah tidak akan menurunkan pertolongan- pertolongan kepada pelakunya.
Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah ayat 83

20 MAR

Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Baqarah


Surat Madaniyyah; Surat Ke-2 : 286 ayat
Dan (ingatlah),
ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu beribadah kepada selain
Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah
zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu selalu
berpaling. (QS. Al-Baqarah: 83)
Allah mengingatkan Bani Israil mengenai beberapa perkara yang telah diperintahkan kepada
mereka. Dia mengambil janji dari mereka untuk mengerjakan perintah tersebut. Namun mereka
berpaling dan mengingkari semua itu secara sengaja, sedang mereka mengetahui dan mengingatnya.

Kemudian Allah menyuruh mereka agar beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun. Dia juga memerintahkan hal itu kepada seluruh makhluk-Nya. Dan untuk
itu Pula (beribadah) mereka diciptakan. Sebagaimana firman-Nya: Dan tidaklah Kami mengutus
para Rasul sebelummu melainkan Kami wahyukan kepadanya. Bahwasannya tidak ada ilah (yang
haq) melainkan Aku, maka beribadahlah kepada-Ku. (QS. Al-Anbiyaa: 25).

Itulah hak Allah yang paling tinggi dan agung, yaitu hak untuk senantiasa diibadahi dan tidak
disekutukan dengan sesuatu apapun, lalu setelah itu hak antar sesama makhluk. Hak antar makhluk
yang paling ditekankan dan utama adalah hak kedua orang tua. Oleh karena itu, Allah memadukan
antara hak-Nya dengan hak kedua orang tua, sebagaimana firman-Nya: Aku pernah bertanya: Ya
Rasulullah, perbuatan apakah yang paling utama? Shalat tepat pada waktunya, jawab Rasulullah
saw. Lalu apa lagi, tanyaku lebih lanjut. Beliau menjawab: Berbakti kepada ibu bapak.
Selanjutnya kutanyakan: Lalu apa lagi? Beliau menjawab: Berjihad di jalan Allah.

Dalam hadits shahih disebutkan: Ada seseorang bertanya, Ya Rasulallah, kepada siapa aku harus
berbakti. Ibumu, jawab Rasulullah saw. Lalu siapa lagi? tanyanya. Ibumu. Ujar beliau.
Kemudian siapa lagi? lanjutnya. Beliau menjawab, Kepada bapakmu, kemudian kepada orang
yang terdekat denganmu, lalu orang yang terdekat denganmu lagi.

Firman-Nya: laa tabuduuna illallaaHa (Janganlah kamu beribadah kepada selain Allah.) az-
Zamakhsyari mengatakan, Ini merupakan kabar dengan dengan makna thalab [tuntutan] dan hal
itu lebih tegas dan kuat.

Wal yataamaa (anak-anak yatim) yaitu anak-anak yang masih kecil dan tidak memiliki orang tua
lagi yang memberikan nafkah kepada mereka. Orang-orang miskin adalah orang-orang yang tidak
mampu menafkahi dirinya sendiri dan keluarganya. Mengenai hal ini akan diuraikan lebih lanjut
dalam pembahasan tentang orang-orang yang berhak mendapatkan zakat dalam surah an-Nisaa.

Dan Allah secara jelas dan gamblang telah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa beribadah
kepada-Nya dan berbakti kepada kedua orang tua melalui firman-nya yang artinya: Beribadahlah
kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Dan berbuat baiklah
kepada ibu bapak. (an-Nisaa: 36)
Firman-Nya: wa quluu linnaasi husnan (dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia)
artinya ucapkanlah perkataan yang baik kepada mereka dan bersikap lemah lembut. Termasuk
dalam hal ini adalah amar maruf nahi munkar [menyuruh berbuat baik dan mencegah
kemunkaran]. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hasan al-Bashri mengenai firman-Nya ini: Termasuk
ucapan yang baik adalah menyuruh berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar, bersabar, suka
memberi maaf, serta berkata kepada manusia dengan ucapan yang baik, sebagaimana yang
difirmankan Allah tadi, yaitu setiap akhlak baik yang diridlai Allah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar, dari Nabi saw. beliau bersabda, Janganlah
menyepelekan kebaikan sedikitpun. Jika engkau tidak menemukannya [maka dengan cara]
Temuilah saudaramu dengan wajah ceria. Juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam at-
Tirmidzi dan at-Tirmidzi menshahihkan hadits ini.

Setelah Allah memerintahkan Bani Israil untuk berbuat baik kepada manusia dengan tindakan
nyata, Dia menyuruh mereka mengucapkan ucapan yang baik kepada manusia. Dengan demikian
Dia telah menyatukan antara kebaikan dalam bentuk tindakan nyata dengan kebaikan dalam bentuk
ucapan. Setelah itu Dia menegaskan perintah untuk beribadah kepada-Nya dan berbuat baik kepada
umat manusia dengan cara tertentu berupa shalat dan zakat. Dia berfirman, wa aqiimush shalaata
wa aatuz zakaata (Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.)

Dan kemudian Dia memberitahukan bahwa Bani Israil berpaling dari semuanya itu dan
meninggalkannya di belakang mereka secara sengaja, setelah mereka mengetahui dan
memahaminya. Hanya sedikit sekali dari mereka yang tidak berpaling.
Allah juga telah memerintahkan hal serupa dalam surat an-Nisaa, Dia berfirman yang artinya:
Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, Ibnu Sabil dan hamba sahaya kamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
(QS. An-Nisaa: 36)

Umat ini pun melakukan semuanya itu, yang belum pernah dikerjakan sama sekali oleh umat-umat
lain sebelumnya. Segala puji dan karunia bagi Allah. Menurut Sunnah, kita tidak boleh terlebih
dahulu memberi salam kepada mereka (Ahlul Kitab), Wallahu alam.

(Ibnu Sabil adalah orang yang kehabisan bekal ketika berada dalam perjalanan yang bukan untuk
maksiat. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.-Pent.)
&

Asbabun nuzul surah al-baqarah ayat 83


1

Tanyakan detil pertanyaan

Ikuti

tidak puas? sampaikan!

oleh resaapriliani7Lily 01.08.2016


Jawabanmu

abdurrafi34

Ambisius

2016-08-01T23:11:25+07:00
Pertama: Kedua ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa Raja Najasy dan para pendeta.
Ketika mereka mendengar ayat-ayat al-Quran dibaca di hadapan mereka, melelehlah air mata
mereka karena yakin dan percaya terhadap isi kandungan ayat-ayat tersebut. Ayat ini turun
sebagai ketegasan, bahwa diantara ahli kitab ada juga yang beriman kepada Allah SWT dan
kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.[2] Kedua: Diriwayatkan dari Ibnu
Abi Hatim dari Said bin Musayyab dari Abu Bakar bin Abdurrahman dari Urwah bin Zubair,
bahwasanya Pada suatu hari Rasulullah SAW. mengutus Amir bin Umayyah adh-Dhamiri untuk
menyampaikan sepucuk surat kepada Raja Najasyi. Amir melaksanakan tugas dari Rasulullah
SAW tersebut, dan setelah tiba dihadapan Raja Najasyi dibacakan surat Rasulullah SAW itu.
Raja Najasyi kemudian memanggil Jafar bin Abi Thalib dan orang-orang yang berhijrah
bersamanya ke Habasyah. Raja Najasyi memanggil pula para Rahib (cendikiawan dan
pembesar Nasrani) dan para cendikiawan Yahudi. Ketika itu Raja Najasyi memerintah kepada
Jafar bin Abi Thalib untuk membaca ayat-ayat al-Quran. Dan dibacalah surat Maryam. Semua
yang mendengarkan bacaan ayat-ayat al-Quran itu merasa terpanggil dan beriman kepada isi
kandungan al-Quran, sehingga mereka melelahkan air mata. Sehubungan dengan itu Allah
SWT menurunkan ayat 83.

Você também pode gostar