Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Umat Hindu pada khususnya haruslah mengetahui apa yang dimaksud dengan rddha
dan Bhakti. rddha adalah keyakinan, kepercayaan kepada Tuhan dan ajaran agama yang
dianut. Sebagai umat Hindu kita harus percaya bahwa Tuhan itu ada, kita harus percaya bahwa
Atman itu ada yang senantiasa menghidupi setiap makhluk hidup.
Di samping itu juga kita harus percaya bahwa Hukum Karma Phala itu ada,
karena Hukum Karma Phala akan tetap berlaku bagi setiap mahluk hidup baik yang percaya
maupun tidak percaya. Kita juga harus percaya bahwa reinkarnasi itu ada, dan jiwa yang tidak
terikat akan mencapai moksa baik di dunia ini (Jiwan mukti) maupun moksa setelah mati.
Sedangkan Bhakti adalah sebuah persembahan kerja tanpa memikirkan hasil dan penyerahan
diri secara total. rddha dan Bhakti harus senantiasa menjiwai setiap gerak langkah umat
Hindu. Dengan demikian apa yang kita kerjakan akan bermanfaat bagi kehidupan kita baik di
dunia ini maupun setelah kita mati.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana unsur-unsur Sradha dan Bhakti ?
2. Bagaimana konsep Brahmavidya ?
3. Bagaimana usaha dan sarana untu memuja Tuhan Yang Maha Esa ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur Sradha dan Bhakti.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep Brahmavidya.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha dan sarana untu memuja Tuhan Yang Maha Esa.
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Dapat mengetahui bagaimana unsur-unsur Sradha dan Bhakti.
2. Dapat mengetahui bagaimana konsep Brahmavidya.
3. Dapat mengetahui bagaimana usaha dan sarana untu memuja Tuhan Yang Maha Esa.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 UNSUR-UNSUR SRADHA DAN BHAKTI

SRADHA

Kata rddha yang mengandung makna yang sangat luas yakni keyakinan atau keimanan.
Untuk itu dalam rangka memperluas wawasan kita tentang istilah ini, maka kami kutipkan
beberapa pengertian tentang kata rddha ini seperti diungkapkan dalam bukunya Nighantu
(dalam Wirawan, 2007:34), kata rddha dari akar kata Srat yang berarti kebenaran,
sedangkan Sayna memberikan interpretasi dalam pengertian berikut:
a. Adartisaya atau bahumana artinya penghargaan yang tinggi menurut kitab gveda (dalam
Wirawan, 2007:34).
b. Visvasa artinya kayakinan atau kepercayan menurut kitab gveda (dalam Wirawan,
2007:34).
c. Puruagatobhilasa artinya satu bentuk yang istimewa dari keinginan manusia menurut kitab
gveda (dalam Wirawan, 2007:34).
d. rddhdhanah sebagai karma karmnutnatparah adalah keyakinan di dalam dan
semangat untuk mempersembahkan upacara pemujaan menurut kitab Atharvaveda (dalam
Wirawan, 2007:35).
Didalam Mrkandeya purna dilukaiskan sebagai ibu dari kam, dan didalam Bhavisya
Purna digambarkan sebagai Putri Kardama dan istri dari Angirasa sedangkan dalam bukunya
The Practical sankrit-English Dictionary karya V.S. Apte (dalam Wirawan, 2007:35) diberikan
arti sebagai berikut:
rddha.
Kepercayaan, ketaatan, ajaran, keyakinan.
Kepercayaan kepada Sabda Tuhan Yang Maha Esa, keimanan agama.
Ketenangan jiwa, kesabaran dalam pikiran.
Hormat menaruh penghargan.
Kandungan ibu yang berumur lama.
rddhalu.
Kepercayaan penuh keimanan.
Kerinduan, keinginan terhadap sesuatu.

2
Menurut kitab Bhagavad-gt Bab XVII (2002:661) terdapat tiga jenis rddha, yaitu
rddha yang bersifat Sattva (kebaikan), Rajas (Kenafsuan), dan Tamas (kegelapan atau
kebodohan) sesuai dengan sifat manusia. Keyakinan tiap-tiap individu tergantung pada sifat
(watak)-nya. Selanjutnya menurut Atmaja (dalam Wirawan, 2007:35) telah merumuskan
dalam Pa ca rddha yang merupakan lima jenis keyakinan atau keimanan Hindu.
1. Widhi Tattva atau Widhi rddha, Keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan
berbagai manifestasinya.
2. tma Tatva atau tma rddha artinya keimanan terhadap tma yang mehidupkan semua
mahluk.
3. Karmaphala Tattva atau Kharmaphala rddha artinya keimanan terhadap Kebenaran
hukum sebab akibat atau buah dari pada perbuatan.
4. Samsra atau Punarjadma Tattva/rddha artinya keimanan terhadap kelahiran kembali.
5. Moksa Tattva atau Moksha rddha artinya keimanan terhadap kebebasan yang tertinggi
bersatunya tm dengan Brahman yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

BHAKTI
Bhakti dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar dan sering memakainya sesuai
dengan tujuannya. Secara etimologi kata bhakti dalam kamus besar bahasa Indonesia (1997 :
82) diartikan tunduk dan hormat atau perbuatan yang menyatakan setia ( kasih, hormat dan
Tunduk ). Karena bhakti berarti tunduk, hormat dan setia, maka dalam berbagai aspek
kehidupan dipakai sebuah pernyataan penyampaian rasa bhakti itu sendiri, seperti : Bhakti
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para leluhur (tanda penyampaian rasa hormat dan tunduk ),
bhakti kepada Nusa dan Bangsa, bhakti kepada orang tua, bhakti pada guru, bhakti kepada Raja
atau pemimpin.
Kata bhakti dengan tulisan Bhakti bahasa sanskerta berarti bagian, pembagian,
penghormatan, bhakti, kesetiaan (im penyusun, 1986 :269). Sedangkan dalam kamus istilah
Agama Hindu (2002 :18) dinyatakan bhakti dari urat kata bhaj = horamt, sujud, bhakti. Bhakti
marga = jalan bhakti : melaksanakan agama dengan jalan sembahyang mempersembahkan
upakara dan sebagainya. Pengertian bhakti disini analog dengan takwa, sedangkan sradha
analog dengan iman, sehingga istilah iman dan takwa ( imtag ) dalam bahasa yang sudah
popular dalam agama Hindu disebut Sradha Bhakti.
Keyakinan hindu terhadap Ida sanghyang Widhi wasa, Tuhan Ynag Maha Esa tentu
berbeda dengan ajaran diluar agama Hindu .agama Hindu mengajarkan bahwa Tuhan itu
tunggl, tetapi punya sebutan banyak, (Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti). Tuhan itu bersifat
3
Nirguna dan saguna, dapat berwujud/ bermanifestasi kedunia disebut Awatara.Tuhan memiliki
ribuan sifat kemahakuasaanNya. Tuhan penggerak dharma dengan tiga fungsi utama ( Tri
Murti : Brahma, Wisnu, Siwa ), Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, pelebur kembali sesuai
putaran dharma. Oleh Karen itu, jika umat Hindu melaksanakan Bhakti/sembahyang ataupun
persembahan dapat dilakukan berkali-kali, walaupun Ida Sanghyang Widhi tunggal, namun
memiliki berbagai kemahakuasaan.Sembahyang atau bhakti dapat dilakukan dimana saja,
asalkan tempat yang telah disucikan atau dianggap suci dan layak sebagai tempat sembahyang/
mebhakti.
Disamping sembahyang kepada Ida Sanghyang Widhi wasa, Tuhan Maha Esa, Hindu
mengajarkan juga patut sembahyang kepada Leluhur, karena para leluhur tersebut sudah
berjasa memberikan perlindungan kepada turunannya sepanjang hidupnya, bahkan setelah di
alam niskala. Mereka yang meninggalkan leluhurnya akan terkutuk, tidak merasa bahagia
dalam hidupnya, walaupun tampaknya kaya ( paling tidak hatinya selalu terganggu dan ragu-
ragu). Salah satu petunjuk tentang bhakti ini dapat dipahami dalam Kekawin Ramayana Sargah
II sloka 2 yang menyatakan :
Gunamanta Sang Dasarata, Weruh sira ring Weda,
bhakti ring Dewa, Tarmalupeng pitra puja,
masih te sireng sawagotra kabeh
Maksudnya :
Sang Dasarata adalah seorang Raja yang terkenal dan bijaksana, beliau paham tentang isi
Veda (agama), beliau selalu bhakti kepada Dewa yaitu prabawa Ida sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, tidak melupakan pemujaan kepada leluhur, dan cinta kasih pada
keluarga juga selalu ditunjukkan.

Berdasarkan pengertian yang terkandung dalam sloka diatas maka bhakti/ sembahyang
dalam agama Hindu merupakan kewajiban (swadarma) umat Hindu tanpa kecuali untuk
melakukannya. Obyek utamanya adalah Ida sanghyang Widhi Wasa dengan segala
kemahakuasaanNYA (Dewa) dan SaktiNYA (Dewi ), sejumlah manifestasiNYA, dan para
leluhur, baik leluhur yang mempunyai hubungan Vertikal pada setiap umat maupun leluhur
Secara horizontal mendapat pengakuan bersama dalam agama. Pelaksanaan bhakti dapat
dilakukan secara sendiri- sendiri/ menyendiri dan bisa juga dilakukan cecara bersama sama.
Dengan kata lain beragama bisa dalam kesendirian dan bisa dalam kebersamaan.

4
DASAR-DASAR ADANYA BHAKTI
Bhakti/ Sembahyang /persembahan merupakan bagian dari pelaksanaan upacara
yadnya. Yadnya itu ada karena adanya Tri Rnam (tiga hutang ) Yaitu :
1. Hutang kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa ( Dewa Rna),
2. Hutang Kepada para Leluhur ( Pitra Rna )
3. Hutang kepada orang Suci ( Rsi Rnam)
Para astika (orang yang meyakini Veda sebagai kitab sucinya/ umat Hindu) meyakini
punya hutang kepada ketiga obyek tersebut , karena ketiganya berjasa terhadap penciptaan diri
manusia, alam beserta isinya yang dimanfaatkan manusia, berjasa dalam memelihara dan
member perlindungan pada manusia, dan berjasa dalam meneruskan keberlangsungan hidup
manusia sesuai dengan swadarmanya masing-masing.
Salah satu contoh kenapa manusia berhutang terhadap Ida Sanghyang Widhi Wasa
adalah karena beliau telah menciptakan dunia ini sebagai yadnya dan diperuntukkan kepada
manusia itu sendiri. Didalam adhyaya III Sloka 10 Bhagawavad Gita termuat sebagai berikut :
Saha yajnah prajah purovaca prajapatih,
anema prasavisdhvam, esa vo sty ista kamadhuk

Maksudnya :
Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan, Tuhan ( Prajapati)
Telah menciptakan manusia melalui yadnya dan bersabda : dengan ( cara)
Ini engkau akan berkembang, sebagaimana sapi perah yang akan memenuhi keinginanmu (
sendiri)

Bertitik tolak dari maksud yang terkandung pada sloka diatas dapat dipahami bahwa
dunia beserta isinya termasuk manusia diciptakan berdasarkan yadnya. Dunia ini diciptakan
untuk manusia agar manusia berkembang, karena dunia dinyatakan bagaikan sapi perahan /
kamaduk yang selalu yang selalu memberikan susunya sesuai keinginan pemiliknya.Jika dunia
tidak tercipta maka manusiapun tidak mungkin ada.Oleh karena itu, sekali lagi manusia
berhutang terhadap Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan fungsi Tri Murti-NYA.
Untuk mengembalikan ketiga hutang tersebut (walaupun tidak seluruhnya bisa
dikembalikan) umat hindu wajib melaksanakan Yadnya. Yadnya dilaksanakan dalam lima
kelompok yaitu:
1. Dewa Yadnya (kurban suci dengan tulus iklas ditujukan kepada Ida Sanghyang Widhi
Wasa dengan segala kemahakuasaan dan manifestasiNYA).
5
2. Pitra Yadnya (kurban suci dengan dasar tulus iklas/ lascarya yang ditujukan kepada
para leluhur suci atau sudah disucikan).
3. Rsi Yadnya (kurban suci yang tulus iklas yang ditujukan kepada para Rsi/orang-orang
suci baik beliau masih hidup maupun sesudah amor ring acintya.
4. Manusa Yadnya (kurban suci dengan dasar tulus iklas kepada sesame manusia).
5. Bhuta Yadnya (kurban suci dengan dasar tulus iklas yang ditujukan kepada para bhuta
untuk keharmonisan alam dan hidup manusia)
Perlu ditambahkan disini tentang pemahaman mengenai istilah Ida Sanghyang Widhi
wasa, pitra Resi, manusa dan Bhuta yang dijadikan objek yadnya sebagai berikut.
1. Menyebut Dewa dalam Dewa yadnya maksudnya adalah sama dengan menyebut Ida
Sanghyang Widhi. Dewa adalah kekuatan sinar suci IdaSanghyang Widhi wasa.
Kekuatan atau saktinya Dewa disebut dewi.
2. Yang dimaksud Pitra dalam pitra yadnya adalah mereka para roh dariorang tua keatas
yang telah disucikan ( leluhur lurus ).
3. Yang dimaksud Resi dalam pelaksanaan Resi Yadnya adalah mereka orang-orang yang
telah suci, disucikan atau dianggap suci baik masih hidup maupun sudah meninggal.
4. Yang dimaksud manusa dalam manusa yadnya adalah mereka sebagai manusia dari
sejak bayi dalam kandungan sampai dengan umur tua yang keberadaannya sudah patut
diberi upacara.
5. Yang dimaksud bhuta dalam bhuta yadnya ada tiga pengertian :
a. Bhuta dalam arti unsur alam atau unsure pembentuk dunia materi berupa alam dan
diri manusia ( Panca maha Bhuta).
b. Bhuta dalam arti Roh-roh atau makhluk halus yang keberadaannya lebih rendah
dari manusia.
c. Bhuta dalam arti binatang-binatang atau makhluk yang tampak kita lihat dan
keberdaannya juga lebih rendah dari tingkat hidup manusia

Bhuta yadnya sifatnya berbeda dengan keempat yadnya yang lain (Dewa,Pitra Resi dan
manusa yadnya) bahwa bhuta yadnya dilaksanakan hanyalah untuk menjaga hubungan yang
harmonis terhadap keberadaan bhuta yang sama sama ada dibhur loka ini. Manusia tidaklah
salah kalau melakukan yadnya sesuai keperluannya.
WUJUD BHAKTI
Wujud bhakti Secara umum ada dua yaitu :
1. Berupa Bhakti persembahan.
6
2. Bhakti dalam bentuk pelaksanaan sembahyang dalam agama Hindu disebutMebhakti/
muspa.
A. Bhakti Dalam Arti Persembahan
Ada beberapa bentuk bhakti persembahan, sesajen/banten yaitu :
Sesuai dengan macam dan tujuan persembahan (dalam Panca Yadnya)
Tingkat bhakti persembahan (Nista, Madya, Utama).
Bhakti sesuai Dresta ( Kuna dresta, Loka Dresta, desa dresta dan sastra dresta ).
Sesuai kondisi para astika ( Desa, Kala Patra )
B. Bhakti dalam arti sembahyang/ Muspa
Sebagaimana telah diketahui bahwa di dalam Agama Hindu ditentukan adanya pelaksanaan
bhakti/sembahyang yang bersifat insdentil/ tidak tetap, atau sewaktu-waktu. Pelaksanaan yang
bersifat tetap adalah berupa pelaksanaan Tri sandya (tiga saat/ waktu sembahyang dalam sehari
) yaitu pagi hari antara jam 06.00 -06.15, siang hari antara jam 12.00 -12.15, dan senja hari
antara jam 18.00 -18.15 waktu setempat. Waktu untukTri sandya ditetapkan tiga kali sehari
sesuai dengan arti kata Tri sandya itu sendiri yaitu Tri artinya tiga dan sandya dari sandy (
perpaduan) menunjukkan saat terjadi perpaduan sekaligus peralihan waktu. Tri sandya berarti
sembahyang tiga kali pada saat terjadi peralihan waktu (pagi, tengah hari dan senja Hari)

2.2 KONSEP BRAHMAVIDYA

Bila kita mengkaji kitab suci Veda maupun praktek keagamaan di India dan di
Indonesia (Bali), maka Tuhan Yang Maha Esa disebut denga berbagai nama. Dalam bahasa
jawa kuno menurut Monier (dalam Wirawan, 2007:36) dinyatakan Tan kagrahita dning manah
mwang indriya artinya tidak terjangkau oleh akal dan indriya manusia. Menurut Mahrsi
Vysa (dalam Wirawan, 2007:36) dalam bukunya: Brahmastra dan Vedantasara.
Menyatakan: Janmaddyasa yatah, yang oleh Svmi Viveknanda (dalam Wirawan, 2007:36)
diterjemahkan Brahman adalah asal muasal dari alam semesta dan segala isinya (janmadi sama
dengan asal, awal, penjelmaan dan sebagainya, asya sama dengan dunia alam semesta ini, yatah
sama dengan dari padanya). Jadi menurut Stra (kalimat singkat dan padat) ini Tuhan Yang
Maha Esa yang disebut Brahman ini adalah merupakan asal mula segalanya. Hal ini sesuai
denga purusa Skta gveda dan Nryaa Upaniad:
Purua eveda sarva
Yadbta yacca bhavyam,
Utmtavse no

7
Yadannenti rohati.
Menurut gveda (dalam Wirawan, 2007:36).
Artinya:
Tuhan sebagai wujud kesadaran agung merupakan asal dari segala yang telah dan yang
akan ada. Ia adalah raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang
dengan makan.
Nryaa eveda sarva
Yadbhta yacca bhavyam,
Nikalako nira jano nirvikalpo
Nirkhyta uddho deva eko
Nryao na dvityo sti kacit.
Menurut Nryaa Upaniad (dalam Wirawan, 2007:37).
Artinya:
Ya Tuhan Yang Maha Esa, dari engkaulah semua ini berasal dan kembali yang telah
ada di alam raya ini. Hyang Widhi Maha gaib, mengatasi segala kegelapan, taktermusnahkan,
maha cemerlang, maha suci (tidak ternoda) tidak terucapkan tiada duanya.
Dalam teologi Hindu kita jumpai demikian banyak jumlah dev-dev itu. Atarvaveda
menyebut jumlah dev itu banyaknya 33 Dev, menurut Macdonell (dalam Wirawan,
2007:37):
nstya tribhirekdaai ha deverbhir yatham
Madhupeyam avin, pryustrita ni ripa
Si mkata sedata dveo bhavata sacbhuv
Menurut gveda (dalam Wirawan, 2007:37).
Artinya:
Semogalah Engkau tiga kali sebelas (33) tidak pernah jatuh dari kesucian, sumber
kebenaran, yang memimpin kami menuju jalan untuk memperoleh kebajikan. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa merahmati persembahan kami, menghapus kekurangan kami, melenyapkan
sifat-sifat jahat kami dan semoga semuanya itu tidak membelenggu.

2.3 USAHA DAN SARANA UNTUK MEMUJA TUHAN YANG MAHA ESA

Usaha dan Sarana untuk memuja keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan intlektual seseorang individu untuk menghayatinya. Sebagai
ilustrasi dapat dikemukakan bagaikan orang buta yang meraba seekor Gajah Besar. Seperti

8
yang dijelaskan dalam Vrespati Tattva. Ketika seorang memegang Belalainya, dia menyatakan
bahwa Tuhan itu seperti ular; ketika Ia memegang kepalanya, dia menyatakan bahwa Tuhan
itu seperti periuk besar; ketika Ia memegang telinganya, dia menyatakan bahwa Tuhan itu
seperti kipas; ketika Ia memegang ekornya, dia menyatakan bahwa Tuhan itu seperti belut;
ketika Ia memegang kakinya, maka dia menyatakan Tuhan itu seperti tiang; dan ketika Ia
memegang perutnya, dia mengatakan bahwa Tuhan itu seperti tembok. Kemudian kalau
diperhatikan, semua pernyataan-pernyataan orang buta itu dapat dibenarkan secara individual,
tetapi secara universal bahwa kita harus melakukan dialog, bahwa Tuhan itu sesungguhnya
adalah seekor gajah besar. Tetapi kemampuan individu inilah sesungguhnya yang terbatas
untuk memahami keberadaan Tuhan. Maka akhirnya diperlukan sarana yang berbeda-beda,
dalam tujuan yang sama, yaitu memuja kebesaran Tuhan.
Menurut Apte (dalam Wirawan, 2007:39), sarana untuk memuja-Nya bentuknya
bermacam-macam, diantaranya membayangkan-Nya dibuat pratika, cihnam, laksanam,
lingam, samjana, dan pratirupa. Disamping itu, secara umum dikenal pula istilah Arca, Pratima,
Prativimba, Nysa, Mrti dan lain-lain, yang mengandung bentuk makna perwujudan-Nya.
Disamping itu juga dikenal adanya Tirtha dan Ksetra, yakni mata air ditepi sungai atau tepi
laut. Kekuatan ini mengandung tempat itu menjadi suci, menarik, menumental yang memberi
semangat tinggi kepada yang memiliki perhatian kepada orang-orang yang langsung datang
untuk bersemedi.
Menurut Sudirman (dalam Wirawan, 2007:39), Sorga dikahyangan digambarkan
berada dipuncak gunung Mahameru, oleh karena itu gambaran candi atau pura merupakan
replica dari gunung Mahameru tersebut. Untuk memperkuat keyakinan ini. Berbagai sumber
ajaran Hindu mengungkapkan tentang kahyangan, pura atau mandira seperti berikut:
Prasdham yacchiva satyamakam
Tacchaktyantaih syadvisudhadyatu tatpaih,
Saivi mrtih khalu devalayakhetyasmad,
Dheya pratam cabhipjya.
Menurut anaivagurudepapaddhati (dalam Wirawan, 2007:37).
Artinya:
Pura dibangun untuk memohon kehadiran Sanghyang iva, aktinya dan
kekuatannya/prinsip dasar dan segala manifestanya atau wujud-Nya, dari elemen hakekat yang
pokok, Prthiv sampai kepada akti-Nya. Wujud kongkrit sang Hyang iva maerupakan Stana
Sang Hyang Widhi. Hendaknya seseorang melakukan perenungan dan memuja-Nya.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian data di atas kami dapat simpulkan bahwasannya:
rddha yang mengandung makna yang sangat luas yakni keyakinan atau
keimanan, sedangkan Bhakti adalah sebuah persembahan kerja tanpa memikirkan hasil dan
penyerahan diri secara total.
Brahman adalah asal muasal dari alam semesta dan segala isinya (janmadi sama dengan
asal, awal, penjelmaan dan sebagainya; asya sama dengan dunia alam semesta ini; dan yatah
sama dengan dari padanya).
Usaha dan Sarana untuk memuja keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan intlektual seseorang individu untuk menghayatinya.

3.2 SARAN
Melalui makalah ini, diharapkan para mahasiswa atau pembaca memahami dan meyakini
adanya Tuhan Yang Maha Esa. Namun Tak ada gading yang tak retak, makalah kami masih
jauh dari sempurna. Untuk itu, mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk
perbaikan makalah kami. Danpenulis menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami dan
mempelajari terkait dengan materiTuhan Yang Maha Esa

10
DAFTAR PUSTAKA
Diposting oleh Ali Karisma yang diakses melalui
http://blogkusukai.blogspot.co.id/2014/06/tuhan-yang-maha-esa.html
Diposting oleh Lozog Suyasa yang diakses melalui
http://tugasinternetkampus.blogspot.co.id/2011/07/theologi-hindu-brahma-vidya.html
Diposting oleh Kementrian Agama Kabupaten Badung yang diakses melalui
http://aryainyoman.blogspot.co.id/2015/01/artikel_16.html

11

Você também pode gostar

  • Anatomi Esophagus1
    Anatomi Esophagus1
    Documento2 páginas
    Anatomi Esophagus1
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Makna Canang
    Makna Canang
    Documento2 páginas
    Makna Canang
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Filosofi Pejati
    Filosofi Pejati
    Documento9 páginas
    Filosofi Pejati
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Kwang en
    Kwang en
    Documento2 páginas
    Kwang en
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Pengertian Agama
    Pengertian Agama
    Documento2 páginas
    Pengertian Agama
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Makna 2
    Makna 2
    Documento8 páginas
    Makna 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ejaan 1
    Ejaan 1
    Documento22 páginas
    Ejaan 1
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Volley
    Volley
    Documento11 páginas
    Volley
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Documento18 páginas
    Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Documento11 páginas
    Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Gusti Motivasi
    Gusti Motivasi
    Documento13 páginas
    Gusti Motivasi
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Documento10 páginas
    Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Documento18 páginas
    Ilmu Pangan Lanjut Pisang Hijau
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Nugget Ayam SMT 2
    Ipl Nugget Ayam SMT 2
    Documento11 páginas
    Ipl Nugget Ayam SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Kerupuk Susu SMT 2
    Ipl Kerupuk Susu SMT 2
    Documento8 páginas
    Ipl Kerupuk Susu SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Tepung Beras SMT 2
    Ipl Tepung Beras SMT 2
    Documento6 páginas
    Ipl Tepung Beras SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Tepung Beras SMT 2
    Ipl Tepung Beras SMT 2
    Documento6 páginas
    Ipl Tepung Beras SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Documento11 páginas
    Ipl Sup Kaki Ayam SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento6 páginas
    Bab I
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Tepung Ubi Jalar SMT 2
    Ipl Tepung Ubi Jalar SMT 2
    Documento10 páginas
    Ipl Tepung Ubi Jalar SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Minyak Kelapa (DGN Fermentasi) SMT 2
    Ipl Minyak Kelapa (DGN Fermentasi) SMT 2
    Documento8 páginas
    Ipl Minyak Kelapa (DGN Fermentasi) SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Buah Mangga Pak Suter
    Buah Mangga Pak Suter
    Documento10 páginas
    Buah Mangga Pak Suter
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Documento10 páginas
    Ipl Ayam Panggang Jambi SMT 2
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Diet BLM Fix
    Diet BLM Fix
    Documento26 páginas
    Diet BLM Fix
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Fix
    Laporan Fix
    Documento12 páginas
    Laporan Fix
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento1 página
    Cover
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento2 páginas
    Daftar Pustaka
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • TGS Teori
    TGS Teori
    Documento1 página
    TGS Teori
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Fix
    Laporan Fix
    Documento12 páginas
    Laporan Fix
    Arii Oktaviani
    Ainda não há avaliações