Você está na página 1de 5

Nama : Andik Finaryo

Nirm : 07.2.2.15.1982

Kelas : V-B

Jurusan : Penyuluhan Peternakan

Mata Kuliah : Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Petani

RANGKUMAN

1. Pengertian Kelembagaan
Diantara berbagai pengertian terdapat pemahaman bahwa penumbuhan
kelembagaan adalah untuk mengatur perikelakuan para anggota masyarakat yang berlaku
di suatu wilayah; dan menggambarkan terbentuknya sebuah bangunan sosial (social
institution).

2. Peran dan Fungsi Kelembagaan


peran dan fungsi penumbuhkembangan kelembagaan sebagai salah satu komponen
penunjang pembangunan pertanian perdesaan dimaksudkan untuk mendorong agar
masyarakat berproduktivitas tinggi, berdiversifikasi, serta mampu membangun jejaring
kemitraan. Kelembagaan petani diperdesaan meruapakan instrumen penting dan faktor
pendorong pertumbuhan pembangunan perdesaan, sehingga secara umum fungsi
kelembagaan petani dapat digunakan sebagai alat pengamatan aktivitas dan interaksi
masyarakat dan pihak lain yang memiliki kepedulian dan kebutuhan dengan petani. Adanya
kelembagaan petani tersebut dapat mengatur hubungan antar petani dalam komunitas dan
antar petani di luar komunitas, disesuaikan dengan norma dan pranata yang telah diatur
oleh kelembagaan petani.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kelembagaan

a. Prinsip Otonomi (Spesifik Lokal).


Otonomi Individu.
Pada tingkat rendah, makna dari prinsip otonomi adalah mengacu pada individu
sebagai perwujudan dari hasrat untuk bebas yang melekat pada diri manusia
sebagai salah satu anugerah paling berharga dari sang pencipta
Otonomi Desa (Spesifik Lokal).
Pengembangan kelembagaan di pedesaan disesuaikan dengan potensi desa itu
sendiri (spesifik lokal). Kelembagaan, termasuk organisasi, dan perangkat-perangkat
aturan dan hukum memerlukan penyesuaian sehingga peluang bagi setiap warga
masyarakat untuk bertindak sebagai subjek dalam pembangunan yang berintikan
gerakan dapat tumbuh di semua bidang kehidupannya.

b. Prinsip Pemberdayaan.
Pemberdayaan mengupayakan bagaiamana individu, kelompok, atau komunitas
berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk
masa depan sesuai dengan keinginan mereka.

c. Prinsip Kemandirian Lokal.


Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa semua tahapan dalam proses pemberdayaan
harus dilakukan secara desentralisasi. Dengan demikian upaya-upaya pemberdayaan yang
berbasis pada pendekatan desentralisasi akan menumbuhkan kondisi otonom, dimana
setiap komponen akan tetap eksis dengan berbagai keragaman (diversity) yang
dikandungnya (Amien, 2005).
JAWABAN LATIHAN SOAL
1. - Pendapat Hayami dan Kikuchi (1981) dalam Totok Mardikanto (2009) memberikan
pengertian tentang kelembagaan yaitun sebagai suatu perangkat umum yang ditaati
oleh anggota suatu komunitas (masyarakat).
- Sebagai sebuah konsepsi pemahaman kelembagaan menurut Pakpahan (1989) dalam
Elizabeth (2010) yaitu apabila kelembagaan dilihat dari sudut organisasi maka
kelembagaan merupakan sistem organisasi dan kontrol terhadap sumberdaya.
Lembaga merupakan tempat atau wadah orang-orang berkumpul, bekerja
sama secara terencana dan berorganisasi, terkendali, dan terpimpin dengan memanfaatkan
sumber daya untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan. Lembaga terdiri dari dua aspek yaitu
aspek kelembagaan dan aspek keorganisasian, dalam aspek kelembagaan lebih
menekankan pada tatanan nilai nilai moral dan peraturan peraturan yang ada di masyarakat.

2. A. Komponen-Komponen Kelembagaan.
- Komponen person, di mana orang-orang yang terlibat di dalam suatu kelembagaan
dapat diidentifikasi dengan jelas.
- Komponen kepentingan, di mana orang-orang tersebut pasti sedang diikat oleh suatu
kepentingan atau tujuan, sehingga diantara mereka terpaksa harus sering berinteraksi.
- Komponen aturan, di mana setiap kelembagaan mengembangkan seperangkat
kesepekatan yang dipegang secara bersama, sehingga seseorang dapat menduga
apa perilaku orang lain dalam lembaga tersebut.
- Komponen struktur, di mana setiap orang memiliki posisi dan peran, yang harus
dijalankannya secara benar. Orang tidak bisa merubah-rubah posisinya dengan
kemauan sendiri.

B. Ciri-Ciri Kelembagaan
a. Kelembagaan berkenaan dengan sesuatu yang permanen. Menjadi permanen, karena
dipandang rasional dan disadari kebutuhannya dalam kehidupan.

b. Berkaitan dengan hal-hal yang abstrak yang menentukan perilaku yang terdiri dari
nilai, norma, hukum, peraturan- peraturan, pengetahuan, ide-ide, belief dan moral.
Sesuatu yang abstrak tersebut merupakan suatu yang kompleks dari beberapa hal
yang sesungguhnya terdiri dari beberapa bentuk yang tidak sepadan (selevel). Hal
yang abstrak ini kira-kira sama dengan public mind, atau wujud ideal kebudayaan.
c. Berkaitan dengan perilaku atau seperangkat mores (tata kelakuan), atau cara
bertindak yang mantap yang berjalan di masyarakat (establish way of behaving).
Perilaku yang terpola yang merupakan kunci keteraturan hidup.

d. Kelembagaan juga menekankan kepada pola perilaku yang disetujui dan memiliki
sanksi.

e. Kelembagaan merupakan cara standar untuk memecahkan masalah.

3. Lembaga di perdesaan lahir untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakatnya.


Sifatnya tidak linier, namun cenderung merupakan kebutuhan individu anggotanya,
berupa: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman (safe), kebutuhan hubungan sosial (social
affilination), pengakuan (esteem), dan pengembangan pengakuan (self actualization).
Manfaat utama lembaga adalah mewadahi kebutuhan salah satu sisi kehidupan sosial
masyarakat, dan sebagai social control, sehingga setiap orang dapat mengatur
perilakunya menurut kehendak masyarakat (Elizabeth, 2003).
- Penumbuhan/pembentukan kelompok dilakukan dalam pertemuan atau musyawarah
petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong desa, penyuluh pertanian dan
instansi terkait.
- pengembangan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompok tani
dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam
mengembangkan agribisnis, menjadikan organisasi petani lebih kuat dan mandiri
misalnya:
Adanya pertemuan/rapat anggota secara berkala.
Menyusun rencana kerja kelompoksecara bersama sama.
Memiliki aturan atau norma yang disepakati dan ditaati bersama.
Memiliki catatan/administrasi organisasi yang rapi.
Adanya kerja sama dengan pihak lain.

4. Permentan No. 67 Tahun 2016, kelembagaan dapat berbentuk kelompok, gabungan


kelompok, asosiasi, korporasi. Kelembagaan difasilitasi, diberdayakan oleh Pemerintah
atau Pemda agar tumbuh, berkembang menjadi organisasi yang kuat dan mandiri
sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan para anggotanya.
Kementan (2016), menjelaskan bahwa kelembagaan petani mempunyai fungsi :
a. Sebagai wadah proses pembelajaran : meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha tani sehingga
produktifitas dan pendapatan bertambah.
b. Wahana kerjasama, untuk memperkuat kerjasama diantara sesama petani di dalam dan
antar kelompokj serta dengan pihak lain, sehingga usahataninya akan lebih efisien serta
lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan ganguan.

c. Unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan
pemasaran, adalah usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang
sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi
baik dari kualitas maupun kuantitas.

d. Serta unit jasa penunjang yaitu mampu melakukan akses dengan berbagai lembaga lain
guna memajukan kegian kelompok.

5. Prinsip Kemandirian Lokal.


Kelembagaan yang mandiri merupakan kebutuhan yang tidak bisa diabaikan dan
sebagai titik tolak agar kelembagaan dapat berkelanjutan, karena kelembagaan yang
kuat harus berasal dan dibangun atas dasar kekuatan dan kemampuan dari dalam
kelembagaan masyarakat tersebut. Amien, (2005) menyatakan bahwa kemandirian lokal
menunjukkan bahwa pembangunan lebih tepat bila dilihat sebagai proses adaptasi-kreatif
suatu tatanan masyarakat dari pada sebagai serangkaian upaya mekanistis yang
mengacu pada satu rencana yang disusun secara sistematis. Kemandirian lokal juga
menegaskan bahwa organisasi seharusnya dikelola dengan lebih mengedepankan
partisipasi dan dialog dibandingkan semangat pengendalian yang ketat sebagaimana
dipraktekkan selama ini.

Você também pode gostar