Você está na página 1de 9

ANALISIS RISIKO

PT. ASTRA HONDA MOTOR TBK


(ANAK PERUSAHAAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK)

Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Praktik Akuntansi Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh :
Thorieq Mulya Milady
F3315064

D3 AKUNTANSI A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT Astra Honda Motor

Status Perusahaan : Perseroan Terbatas

Status Investasi : PMA (Penanaman Modal Asing)

Alamat : Kantor Pusat & Plant 1 (Sunter)


Jl. Laksda Yos Sudarso - Sunter I
Jakarta 14350
Tel. +6221.6518080, 30418080
(Hunting)
Fax. +6221.6521889, 6518814

Tanggal Pendirian : 11 Juni 1971 sebagai PT Federal Motor


31 Oktober 2000 merger menjadi PT AHM

Kepemilikan : 50% PT. Astra International Tbk


50% Honda Motor Co., Ltd

Aktivitas : Agen Tunggal Pemegang Merek


(ATPM), Manufaktur, Perakitan dan
Distributor Sepeda Motor HONDA

Jumlah Karyawan : 19.630 orang (Desember 2012)

A. Sejarah Perusahaan
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia.
Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara
mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit,
sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down).
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi
perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000
PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra
Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International
Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.

Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama
berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi
di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang berlokasi di kawasan MM 2100
Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai
beroperasi sejak tahun 2005.

Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas
produksi 4.2 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di
Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda
Motor adalah pencapaian produksi ke 35 juta pada tahun 2012. Prestasi ini merupakan prestasi
pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat
ASEAN. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia.
Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 18.000 orang, ditambah ratusan
vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak
ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan
dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar setengah juta orang. PT Astra Honda Motor
akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan
ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia

PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan
purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan dan memiliki:

Visi
To take a lead in Indonesian motorcycle market by making customers dream come true, creating
joy to customers and contribute to Indonesia society.

Misi
Creating mobility solution to society with best products and services.
B. Analisis Risiko

Setiap perusahaan pasti memiliki risiko dalam menjalankan kinerja perusahaanya, salah
satu risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang
dihadapi sebuah perusahaan karena pendanaan eksternal yang di usahakan oleh perusahaan. Dalam
pengukuran risiko kredit kita membagi ke dalam penilaian risiko kredit secara kualitatif, dan
penilaian risiko kredit secara kuantitatif. Penilaian kualitatif pada risiko kredit berkaitan dengan
penggunakan kerangka 3R dan 5C. Sedangkan penilaian kuantitatif pada risiko kredit yaitu dengan
menggunakan analisis kuantitatif untuk mengukur risiko kredit. Ada beberapa metode penilaian
kuantitatif, yaitu model scoring kredit, RAROC, yield income, mortality rate, credit metrics, dan
kerangka opsi.

Penilaian Kualitatif

Penggunaan penilaian kualitatif risiko kredit berdasarkan 3R dan 5C adalah sebuah usaha
pendekatan untuk mendapatkan nilai pengukuran risiko kredit yang dialami oleh perusahaan. .

Return;

Repayment Capacity;

Risk Bearing Ability.

Character;

Capacity;

Capital;

Collateral;

Condition.

Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa penilaian secara kualitatif ini di dasarkan pada
pencintraan terhadap perusahaan di dalam hal ini PT. Astra Honda Motor dalam perspektif 3R
ataupun 5C.

Pedoman 3R
Return (pendapatan) yaitu menilai apakah PT. Astra Honda Motor mempunyai pendapatan yang
memadai dalam mencukupi atau melunasi hutang dan bunganya.

Repayment Capacity (kemampuan mengembalikan pinjaman) yaitu menilai apakah PT. Astra
Honda Motor mempunyai kapasitas/kemampuan dalam mengembalikan pinjaman dan bunganya
pada saat jatuh tempo.

Risk-bearing Ability yaitu menilai kemampuan PT. Astra Honda Motor dalam menanggung risiko
kegagalan atau ketidakpastian yang berkaitan dengan penggunaan kredit.

Pedoman 5C

Character yaitu penilaian kualitatif atas kemauan peminjam untuk memenuhi kewajiban hutangnya
dan bunganya.

Capacity yaitu penilaian kualitatif atas peminjam untuk melunasi kewajiban hutangnya melalu
pengelolaan perusahaannya dengan efektif dan efisien.

Capital yaitu penilaian kualitatif posisi keuangan perusahaan (peminjam) secara keseluruhan.

Collateral yaitu penilaian kualitatif aset yang dijaminkan (dijadikan agunan) untuk suatu pinjaman.

Condition yaitu penilaian kualitatif tentang sejauh mana kondisi perekonomian akan
mempengaruhi kemampuan mengembalikan pinjaman.

Risiko Regulasi dan Hukum

Risiko ini dapat terjadi karena adanya perubahan regulasi atau hukum dari regulator atau
pemerintah yang dapat mengancam posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan untuk
menjalankan bisnis secara efisien, demikian juga dengan kebijakan internal perusahaan
yang selalu berubah-ubah. Termasuk di dalamnya ketidakpatuhan dalam standar industri.
Macam-macam risiko regulasi dan hukum yang mungkin dihadapi oleh manajemen disajikan
dalam tabel berikut.
Risiko Dampak

Batasan-batasan dalam industri yang Besar


menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan

Perubahan regulasi pemerintah Besar

Kehilangan lisensi Sangat Besar


Sengketa dalam perjanjian kontrak Besar

Tindakan manajemen yang melanggar Besar


aturan

Penjelasan:

Risiko pertama, batasan-batasan dalam industri yang menyebabkan kehilangan peluang dan
pendapatan dapat berdampak pada keuntungan yang dihasilkan dan strategi yang diterapkan akan
berubah. Risiko ini tidak dapat dihindari karena merupakan kebijakan pemerintah dalam
menentukan batasan-batasan industri sehingga manajemen harus menyiapkan langkah
antisipasinya.

Risiko kedua, perubahan regulasi pemerintah juga merupakan risiko yang tidak bisa
diprediksi. Risiko ini memiliki dampak yang cukup besar pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan sehingga ketika risiko ini terjadi, manajemen diharapkan untuk
menyesuaikan dengan regulasi yang baru secepatnya dan sebaiknya menyiapkan strategi cadangan
untuk berjaga-jaga apabila regulasi pemerintah berubah lagi.

Risiko ketiga, risiko kehilangan lisensi memiliki dampak yang sangat besar pada kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Namun, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi karena biasanya
perusahaan akan segera mendaftarkan lisensinya begitu usaha telah berjalan.

Risiko keempat, risiko ini memiliki dampak yang besar bagi perusahaan. Masalah sengketa
dalam perjanjian kontrak dengan pihak lain dalam bentuk kerjasama maupun ijin penggunaan
aset/lahan untuk mendirikan tower apabila tidak segera diselesaikan, maka akan menimbulkan
masalah berkepanjangan yang bisa menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Risiko ini dapat
dicegah apabila kedua belah pihak dalam perjanjian saling mematuhi aturan yang ada.

Risiko kelima, tindakan manajemen yang melanggar aturan akan menyebabkan


terganggunya kinerja perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan. Risiko ini dapat
dicegah dengan selalu mematuhi peraturan yang ada dan tidak melakukan tindakan yang dapat
merugikan perusahaan.

Risiko Perubahan Tingkat Suku Bunga


Risiko Dampak

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang Besar


dapat memengaruhi tingkat suku bunga

Kebijakan internal perbankan tentang Besar


tingkat suku bunga

Jangka waktu yang lama membuat Besar


perubahan tingkat suku bunga semakin
sering

Timbul gap yang cukup besar antara Besar


pendapatan bunga dan biaya bunga akibat
perubahan tingkat suku bunga

Risiko tingkat suku bunga ini merupakan risiko terkait dengan kesehatan finansial
perusahaan. Adanya risiko Tingkat Suku Bunga merupakan salah satu indikasi bahwa PT. Astra
Honda Motor menggunakan pendanaan atas investasi dan operasionalnya dengan modal yang
berasal dari luar (external capital). Dengan demikian akan merubah struktur modal dari
perusahaan. Indikasi yang dari modal yang didapatkan dari luar berupa hutang merupakan salah
satu sebab berubahnya struktur modal perusahaan. Dengan struktur modal yang berubah seiring
dengan bertambahnya utang perusahaan maka akan menambah biaya kebangkrutan perusahaan
walaupun taxshield nya bertambah. Biaya kebangkrutan merupakan salah satu sebab perusahaan
sedang mengalami financia distress.

Risiko Tingkat suku bunga ini dapat dilihat dengan mengetahui utang perusahaan dan
membandingkanya dengan modal sendiri perusahaan yang terhubung dalam struktur modal.
Dengan melihat perbandingan antara keduanya, maka kita bisa melihat bagaimana perusahaan
tersebut mempunyai risiko perubahan tingkat suku bunga yang besar atau rendah.

C. Upaya Penganggulangan Risiko

Agar risiko yang dihadapi bila terjadi tidak akan menyulitkan bagi yang terkena, maka risiko-
risiko tersebut harus selalu diupayakan untuk diatasi/ditanggulangi, sehingga ia tidak menderita
kerugian atau kerugian yang diderita dapat diminimumkan.

Sesuai dengan sifat dan obyek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
(perusahaan) untuk meminimumkan risiko kerugian, antara lain :

1. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa


yang menimbulkan kerugian, misalnya : membangun gedung dengan bahan-bahan yang
anti terbakar untuk mencegah bahaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk
menghindari kecelakaan kerja, mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah
terjadinya pemogokan, sabotase dan pengacauan oleh karyawan.
2. Melakukan retensi, artinya mentolerir terjadinya kerugian, membiarkan terjadinya
kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut
disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau tak
terduga dalam anggaran perusahaan).
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contoh : melakukan hedging (perdagangan
berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan
baku/pembantu yang diperlukan.
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan
kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu,
dengan membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan
asuransi akan mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai dengan
penjanjian.
5. Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan
menentukan cara-cara/metode yang paling efisien dalam penanggulangan risiko yang
dihadapi perusahaan.

Você também pode gostar