Você está na página 1de 4

HIKMAH KESEHATAN IBADAH PUASA

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.

( QS al Baqarah [2]: 183)

Dalam sebuah iklan yang ditayangkan di televisi, dan juga ditayangkan di media masa jenis
lain, digambarkan dialog yang inti pembicaraan tersebut adalah mengingatkan bahwa bulan
ramadhan hampir tiba maka siapkan segera obat mag. Seolah-olah iklan itu mengatakan
kepada bangsa Indonesia, yang mayoritas muslim, Sebentar lagi akan puasa, karena puasa
dapat menyebabkan sakit maag, maka segera siapkan obat. Pernyataan ini harus diluruskan
agar tidak membingungkan umat.

Sekalipun hanya iklan namun karena dipaparkan berkali-kali dapat membentuk opini yang
salah di masyarakat. Bisa jadi karena pemahaman yang salah tersebut dapat mengakibatkan
orang takut berpuasa karena kawatir jadi sakit. Padahal dalam kenyataannya menurut medis,
tidak ada bukti bahwa puasa ramadhan akan menyebabkan sesorang menderita sakit. Tulisan
ini diharapkan dapat membantu memahami dengan benar sebagian hubungan puasa dan
kesehatan.

1. Hikmah Kesehatan Pada Puasa

Beberapa studi telah dilakukan tentang hubungan puasa dengan kesehatan. Hasil dari studi
tersebut menunjukkan bahwa puasa sebagaimana yang disyariatkan Islam memberikan
dampak yang baik terhadap kesehatan. Hal ini sesuai dengan pesan dalan khasanah Islam,
Bepuasalah niscaya kamu akan sehat

2. Puasa dan Sakit Maag

Sakit maag, dalam istilah kedokteran disebut gastritis, adalah gangguan lambung atau kondisi
patologis lambung yang disebabkan karena kondisi lambung yang terlalu asam. Asam
lambung sendiri selain berfungsi untuk proses pencernaan makanan, juga berfungsi untuk
membunuh kuman yang merugikan. Kadar asam dalam lambung harus dalam keadaan yang
seimbang. Pada keadaan tertentu, dapat terjadi keadaan asam lambung berlebihan. Hal inilah
yang dapat memicu terjadinya sakit maag ataugastritis. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan kondisi asam lambung yang tidak seimbang dan sering disebut sebagai faktor
risiko gastritis/ maag, dua yang dominan adalah kecemasan dan pola makan yang tidak
teratur.

3. Orang yang berpuasa akan terhindar dari dua faktor risiko gastritis di atas,
yaitu;

Pertama, terhindar dari pola makan yang tidak teratur. Orang yang berpuasa dengan benar
akan memiliki jadwal -pola makan yang sangat teratur-. Sebagaimana Rasul mengajarkan
orang berpuasa dituntunkan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Dari
Sahl bin Saad, Rasulullah bersabda, Orang akan dalam keadaan baik (sehat) selama
menyegerakan berbuka. (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadits lain dijelaskan, Dari Anas
bin Malik, Rasulullah bersabda, Makan sahurlah kamu sekalian, karena dalam makan
sahur itu terdapat barokah.(HR Jamaah Ahli Hadits). Berdasarkan hadits di atas tuntunan
puasa dalam Islam adalah menyegerakan berbuka dan senantiasa makan sahur. Dengan begitu
orang berpuasa akan memiliki pola makan yang teratur, sehingga terhindar dari salah satu
faktor risiko sakit maag.

Kedua, terhindar dari kecemasan/ stres. Dalam keadaan emosi yang tidak stabil,
kecemasan/stres, tubuh dapat mengeluarkan asam lambung yang berlebihan. Hal ini dapat
menyebabkan kondisi lambung yang terlalu asam dan mengakibatkan terjadinya sakit maag /
gastritis. Dengan berpuasa orang akan menjadi tenang, terhindar dari kecemasan karena
semakin dekat dengan Yang Maha Kuasa. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan
Bukhari, Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala,
maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari). Dalam hadits lain juga
diterangkan bahwa bagi orang yang berpuasa juga akan mendapatkan dua kegembiraan, yaitu
kegembiraan di kala berbuka dan kegembiraan di kala menghadap Allah nanti untuk
menerima pahala atas amalan puasanya.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa bahwa faktor risiko terjadinya sakit maag tidak
dijumpai pada orang yang berpuasa. Hikmah lain dari berpuasa adalah memberikan
kesempatan istirahat bagi organ pencernaan dan membangun sel-sel baru yang berguna bagi
penyembuhan luka di saluran pencernaan. Sehingga salah satu terapi pada penderita maag
kronis, atau tukak peptik adalah dengan berpuasa.
4. Memberikan Kesempatan Organ Lambung Beristirahat.

Puasa yang dilakukan kurang lebih empat belas jam perhari akan memberikan kesempatan
organ lambung beristirahat, sekaligus memberikan kesempatan sel-sel untuk memperbaiki
diri setelah dipakai kurang lebih sebelas bulan. Sebagaimana difahami, semua organ tubuh
membutuhkan kesempatan istirahat agar tidak mudah mengalami kemunduran fungsi.
Dengan duduk kaki beristirahat. Dengan tidur mata, punggung, tangan dan kaki beristirahat.
Bagaimana dengan organ lambung? Hanya dengan tidur saja organ lambung belum tentu
beristirahat, terlebih jika sebelum tidur diisi makanan terlebih dahulu. Organ pencernaan ini
dapat beristirahat jika berpuasa. Dalam waktu sekitar sepuluh jam sesudah makan, makanan
meninggalkan lambung. Dengan demikian jika puasa empat belas jam maka akan
memberikan kesempatan beristirahat pada lambung kita sekitar empat jam.

5. Puasa dan Kegemukan.

Makanan dalam perut akan mengalami proses pencernaan selama 8-10 jam, sedang puasa
Romadlon rata-rata di Indonesia adalah 14 jam. Maka selama 4 jam terakhir tubuh akan
berusaha mencari sumber tenaga, yaitu dengan merombak cadangan energi yang ada,
misalnya lemak.

Lemak dalam tubuh, dalam jumlah tertentu diperlukan sebagai sumber zat nutrisi, dan
sebagai bantalan untuk melindungi organ-organ tertentu. Bila lemak terdapat dalam jumlah
yang berlebih maka akan menimbulkan dampak penyakit. Misalnya penimbunan lemak di
bawah kulit akan menimbulkan kegemukan. Beberapa penyakit juga dihubungkan dengan
kegemukan, misalnya tekanan darah tinggi, hiperkolesterolemia, penyakit diabetes mellitus,
penyakit pembuluh darah dan lain-lain, yang dapat menimbulkan komplikasi stroke, penyakit
jantung koroner. Dengan berpuasa, cadangan lemak yang tidak fungsional dirombak sehingga
menurunkan risiko penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kegemukan di atas.

6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Sebagaimana dijelaskan di atas, orang berpuasa akan menjadi tenang karena kedekatannya
pada Allah, terhindar dari stress. Orang yang hidupnya tenang akan meningkatkan kekebalan
tubuh. Setiap manusia memiliki komponen kekebalan tubuh alami, salah satunya
adalah natural killer cells, sel pembunuh alami terhadap berbagai penyebab penyakit. Natural
killer cell ini akan lebih aktif pada orang orang yang tenang emosinya.Selain itu, selama
Ramadhan ummat islam diperintahkan untuk qiyam al-layl, sebagaimana tertera dalam hadits,
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda, Barang siapa menunaikan qiyam Ramadhan
dengan penuh keimanan dan mengharap ridha dan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu. (HR Bukhari dan Muslim).

Penelitian di Surabaya terhadap orang yang rajin shalat lail menunjukkan kadar kortisol darah
pelaku shalat lail dengan baik menunjukkan angka lebih rendah dibanding yang shalat lailnya
tidak baik atau yang tidak shalat lail. Kadar kortisol darah yang rendah menunjukkan
kekebalan tubuh yang tinggi.

7. Hipertensi Lebih Terkontrol

Penelitian yang dilakukan oleh Probosuseno dkk (2000), menunjukkan dari sampel 44 orang,
puasa dapat menurunkan tekanan darah dan berat badan. Penurunan tekanan darah cukup
besar pada sampel penderita hipertensi. Penurunan tekanan darah dan berat badan tampak
nyata pada hari ke 7 dan ke 14 sedang hari ke 21, 28 tekanan darah relatif stabil. Penurunan
tekanan darah kemungkinan pola makan yang lebih teratur serta kondisi emosi yang lebih
stabil.

Você também pode gostar