Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LAPORAN KASUS
Pembimbing:
dr. A.S. Heru, Sp.An
Disusun Oleh:
Lia Safriana Utami 1610221064
Fairuz Hanifah 16102210
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Lia Safriana Utami 1610221064
Fairuz Hanifah 16102210
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 61 tahun
II. Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan sulit untuk buang air
kecil yang sudah dirasakan 2 bulan terakhir. Untuk memulai BAK pasien
membutuhkan waktu 2-5 menit, dan pasien juga terkadang harus mengedan
untuk mengeluarkan air kencingnya. Pasirn juga mengeluhkan BAK terasa tidak
puas dan merasa masih ada sisanya.
Riwayat pengobatan
Diagnosis Sementara
Suhu : 37,1 C
Mata : dbn
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
SEROLOGI
HEMATOLOGI
INR 1,08
V. DIAGNOSIS AKHIR
VI. PLANNING
Pro op TVP
Puasa
Pre-Operatif :
Inform concent
Puasa 12 jam pre operasi
Status fisik : ASA 2
Mallampati : 2
Infus : RL : 500 cc
Intra-Operatif :
Induksi: Bupivacaine 15 mg
Teknik anestesi:
- Pasien dalam posisi duduk dan kepala menunduk.
- Tindakan asepsis dan antisepsis di daerah vertebrae lumbal 3-4
dan sekitarnya.
- Dilakukan subarachnoid block dengan menggunakan jarum
spinal no. 26 G pada L3-4.
- Setelah stilet dicabut, LCS (+) jernih, blood (-).
- Masukkan obat anastesi lokal Bupivacaine.
8
Pemantauan:
- Anestesi mulai jam: 13.30
- Operasi mulai jam: 13.40
- Operasi selesai jam: 14.30
13.30 167/91 76
13.35 154/90 80
13.50 149/90 82
14.05 148/88 85
14.230 149/87 88
9
Post-Operatif :
FOLLOW UP
Hari/tanggal S O A P
Jejas post-op :
ada rembesan
darah yang
membasahi
kassa
panas di 80x/menit
11
sekitar luka RR :
post operasi 20x/menit
TD : 130/90
mmhg
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Blok sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok spinal, epidural, dan
kaudal.
Blok perifer (blok saraf), misalnya blok pleksus brakialis, aksiler,
anestesi regional intravena, dan lain-lainnya.(2)
13
Spinal anetesia dihasilkan bila kita menyuntikan obat anestetik lokal langsung ke
cairan serebrospinal dalam ruang subarachnoid. Spinal anestesi disebut juga
sebagai block spinal intradural atau block intratechal. (3)
Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka jarum suntik akan menembus kutis
subkutis ligamentum Supraspinosum ligamentum interspinosum
ligamentum flavum ruang epidural duramater ruang subarachnoid.
II.4.1 Indikasi
- Peralatan monitor
- Peralatan resusitasi
- Jarum spinal : ujung runcing (Quincke-Babcock) atau ujung pinsil (pencil
point, whitecare)
- Obat analgetik lokal, yang biasa digunakan pada spinal anestesi: (3),(4)
16
Cara penyuntikan:
Midline
Paramedian (lateral)
- S
etelah stylet dicabut, cairan cerebrospinal akan menetes, selanjutnya
masukkan obat analgetik lokal ruang subarachnoid tersebut.
- Lalu cabut jarum lumbal, tutup daerah penyuntikan lalu kembalikan pasien
ke posisi semula. (1),(2),(3),(4),(5)
A. Komplikasi Intra-Operatif
1) Komplikasi Kardiovaskular
Cardiac arrest bisa terjadi tiba-tiba biasanya karena terjadi bradikardia yang
berat walaupun hemodinamik pasien dalam keadaan yang stabil. Pada kasus
seperti ini, hipotensi atau hipoksia bukanlah penyebab utama dari cardiac arrest
tersebut tapi merupakan dari mekanisme reflek bradikardi dan asistol.
2) Komplikasi Respirasi
Apnoe dapat disebabkan karena blok spinal yang terlalu tinggi atau karena
hipotensi berat dan iskemia medulla. Kesulitan bicara, batuk kering yang
persisten, sesak nafas, merupakan tanda-tanda tidak adekuatnya pernafasan yang
perlu segera ditangani dengan pernafasan buatan. (3),(4)
20
B. Komplikasi Post-Operatif
1) Komplikasi gastrointestinal
2) Nyeri kepala
Komplikasi yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah nyeri kepala.
Insiden terjadi komplikasi ini tergantung beberapa faktor seperti ukuran jarum
yang digunakan. Semakin besar ukuran jarum semakin besar resiko untuk terjadi
nyeri kepala. Selain itu, insidensi terjadi nyeri kepala juga adalah tinggi pada
wanita muda dan pasien yang dehidrasi. Nyeri kepala post suntikan biasanya
muncul dalam 6 48 jam selepas suntikan anestesi spinal. Nyeri kepala yang
berdenyut biasanya muncul di area oksipital dan menjalar ke retro orbital, dan
sering disertai dengan tanda meningismus, diplopia, mual, dan muntah. (2),(3),(4)
3) Nyeri punggung
Komplikasi yang kedua paling sering adalah nyeri punggung akibat dari
tusukan jarum yang menyebabkan trauma pada periosteal atau ruptur dari struktur
ligament dengan atau tanpa hematoma intraligamentous. Nyeri punggung akibat
dari trauma suntikan jarum dapat di obati secara simptomatik dan akan
menghilang dalam beberapa waktu yang singkat.
4) Komplikasi neurologik
Sindrom cauda equina muncul setelah regresi dari blok neuraxial. Sindrom
ini mungkin dapat menjadi permanen atau bisa regresi perlahan-lahan setelah
21
beberapa minggu atau bulan. Ia ditandai dengan defisit sensoris pada area
perineal, inkontinensia urin dan fekal, dan derajat yang bervariasi pada defisit
motorik pada ekstremitas bawah.
DAFTAR PUSTAKA