Você está na página 1de 9

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN

JASMANI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNJA


TAHUN 2017

Ayu Novita Sari1, Ahmad Syauqy2, Shalahudden Syah3


Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi
email : ayuamoy19@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Era globalisasi mengakibatkan perilaku penduduk berubah dan
menimbulkan ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas yang lebih
banyak kurang gerak sehingga menyebabkan indeks massa tubuh (IMT) akan
meningkat. Perubahan pada IMT dapat terjadi pada berbagai kelompok usia dan jenis
kelamin. Status gizi pada kelompok dewasa berusia di atas 18 tahun didominasi
dengan masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat
kebugaran jasmani pada mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Jambi
pada tahun 2017.

Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan


rancangan cross sectional terhadap 83 mahasiswa Program Studi kedokteran
Universitas Jambi. Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran
jasmani adalah Harvard Step test untuk mengetahui tingkat VO2max yang kemudian
dikonversikan kedalam bentuk tingkat kebugaran jasmani menggunakan kategori
tingkat kebugaran jasmani Astrand.

Hasil : Berdasarkan umur dari 83 responden terbanyak adalah umur 22 tahun (34%).
Berdasarkan jenis kelamin terbanyak dari 83 responden adalah perempuan (52%).
Berdasarkan aktifitas fisik terbanyak dari 83 responden adalah kategori sangat rendah
(31.3%). Berdasarkan Indeks Massa Tubuh terbanyak dari 83 responden adalah
indeks massa tubuh normal (78%). Berdasarkan tingkat kebugaran jasmani terbanyak
dari 83 responden adalah kategori buruk (57%). Berdasarkan uji chi-square
didapatkan nilai p-value 0,0007.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat


hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran
jasmani pada mahasiswa Program Studi kedokteran Universitas jambi tahun 2017.

Kata Kunci : Mahasiswa, Indeks Massa Tubuh, Tingkat Kebugaran Jasmnai

PENDAHULUAN mengalami penyakit yang disebabkan


Kebugaran jasmani didefinisikan rendahnya tingkat kebugaran atau
sebagai satu set kualitas fisik yang kurangnya aktifitas fisik.3 Adaptasi
dicapai atau telah dicapai masyarakat terhadap pembebanan fisik tanpa
sehubungan dengan kemampuan menimbulkan kelelahan berlebih dan
melakukan aktifitas fisik. Kebugaran masih mempunyai cadangan tenaga
jasmani adalah kualitas atau kondisi untuk menikmati waktu senggang
fisiologis dan karena itu jelas berbeda maupun pekerjaan yang mendadak
dengan aktifitas fisik serta latihan fisik serta bebas dari penyakit.5,8
yang merupakan tipe perilaku
METODE
2,6
lainnya.
Penelitian ini merupakan penelitian
Adapun orang yang bugar diartikan
deskriptif analitik dengan rancangan
sebagai seseorang yang mampu
cross sectional yang artinya tiap
menjalankan kehidupan sehari-hari
subjek penelitian hanya diobservasi
tanpa melampaui batas daya tahan
sekali saja dan pengukuran dilakukan
stress pada tubuh dan memiliki tubuh
terhadap status karakter atau variabel
yang sehat serta tidak beresiko
subjek saat pemeriksaan pada waktu
yang sama.14 Penelitian ini bertujuan Kemudian untuk yang memiliki usia
untuk mengetahui hubungan indeks 21 tahun terdapat sebanyak 24
massa tubuh dengan tingkat kebugaran responden (29%).Selanjutnya untuk
jasmani pada mahasiswa program studi yang memiliki usia 22 tahun terdapat
kedokteran Universitas Jambi tahun sebanyak 28 responden
2017. Pengambilan sampel dilakukan (34%).Sementara untuk yang memiliki
dengan cara sampel random sederhana usia 23 tahun terdapat sebanyak 17
(simple random sampling) yaitu semua responden (20%) dan untuk yang
subjek populasi mempunyai memiliki usia 24 tahun terdapa
kesempatan yang sama untuk menjadi tsebanyak 4 responden (5%).
Tabel 2 Usia
sampel secara proporsional.14 Sampel
diambil perangkatan mahasiswa yaitu Usia Frekuensi %
20Tahun 10 12%
angkatan 2013, 2014, 2015 dan 2016. 21Tahun 24 29%
22Tahun 28 34%
HASIL
I. Karakteristik Responden 23Tahun 17 20%
24Tahun 4 5%
Penelitian
Jumlah 83 100%
1. Jenis Kelamin
Dari 83 responden terdapat 40
responden (48%) yang memiliki jenis
kelamin laki-laki. Sementara untuk
3. Aktifitas Fisik
yang berjeniskelamin perempuan Dari 83 responden terdapat 26
terdapat 43 responden (52%). responden (31.3%) yang memiliki
Tabel 1. Karakteristik Jenis Kelamin
aktivitasfisik sangat rendah. Kemudian
JenisKelamin Frekuensi untuk yang memiliki aktivitas fisik
Laki-laki 40
Perempuan 43 rendah terdapat sebanyak 24
Jumlah 83 responden (29%).Selanjutnya untuk
yang memiliki aktivitas fisik sedang
2. Usia
Dari 83 terdapat 10 responden (12%) terdapat sebanyak 12 responden
yang memiliki usia 20 tahun. (14.4%).Sementara untuk yang
memiliki aktivitas fisik tinggi terdapat tingkat kebugaran jasmani buruk
AktivitasFisik Frekuensi % terdapat sebanyak 47responden (57%).
SangatRendah 26 31.3% Tabel 5. Tingkat Kebugaran Jasmani
Rendah 24 29% Tingkat
Sedang 12 14.4%
Tinggi 21 25.3% KebugaranJasmani Frekuensi %
Sangat Tinggi 0 0% Baik 36 43%
Jumlah 83 100% Buruk 47 57%
sebanyak 21 responden (25.3%). Jumlah 83 100%
Tabel 3. Aktifitas Fisik
IV. Hasil Analisis Bivariat
II. Indeks Massa Tubuh 1. Hubungan Indeks Massa Tubuh
Dari 83 responden terdapat 5 dengan Tingkat Kebugaran
responden (6%) yang memiliki indeks Jasmani
massa tubuh kurus. Kemudian untuk 83 responden dengan indeks massa
yang memiliki indeks massa tubuh tubuh kurus terdapat sebanyak 1
normal terdapat sebanyak 65 responden yang memiliki tingkat
responden (78%). Sementara untuk kebugaran jasmani buruk dan 4
yang memiliki indeks massa tubuh responden yang memiliki tingkat
gemuk terdapat sebanyak 13 kebugaran jasmani baik. Untuk
responden (16%). responden dengan indeks massa tubuh
Tabel 4. Indeks Massa Tubuh normal terdapat sebanyak 34
IMT Frekuensi responden yang memiliki tingkat
Kurus 5
kebugaran jasmani buruk dan 31
Normal 65
Gemuk 13 responden yang memiliki tingkat
Jumlah 83 kebugaran jasmani baik. Responden
dengan indeks massa tubuh overweight
III.Tingkat Kebugaran Jasmani
Dari 83 responden terdapat 36
Chi-Square Tests
responden (43%) yang memiliki
Asymp. Sig.
tingkat kebugaran jasmani baik. Value df
(2-sided)
Sementara untuk yang memiliki Pearson
Indeks Tingkat 9.963a 2 0.007
Chi-Square
Massa KebugaranJasmani Jumlah N of Valid
Tubuh Buruk Baik 83
Cases
Kurus 1 4 5
Normal 34 31 65
Overweight 12 1 13
Total 47 36 83
terdapat sebanyak 12 responden yang karena itu untuk perempuan agar lebih
memiliki tingkat kebugaran jasmani menjaga kebugaran jasmani dan
buruk dan 1 responden yang memiliki mendapatkan tubuh yang ideal.
tingkat kebugaran jasmani baik. Kemudian karakteristik responden
Table 6. Hubungan Indeks Massa
berdasarkan usia didominasi oleh
Tubuh dengan Kebugaran Jasmani
responden yang memiliki usia 22
2. Analisis Hubungan Antara tahun sebesar 34%. Pada penelitian
Indeks Massa Tubuh dengan Utari (2007) dan Haryani (2009)
Tingkat Kebugaran Jasmani menyebutkan bahwa kebugaran
Didapakan nilai chi square adalah
jasmani akan terus meningkat dan
sebesar 9,963 dengan nilai signifikasi
mencapai puncaknya pada usia 20
chi square sebesar 0,007. Jadi dapat
hingga 30 tahun.
disimpulkan terdapat terdapat
Hasil dari pengukuran aktivitas fisik
hubungan yang bermakna antara
responden menunjukkan aktivitas fisik
indeks massa tubuh dengan tingkat
didominasi oleh responden yang
kebugaran jasmani mahasiswa di
memiliki aktivitas fisik sangat rendah
Program Studi Kedokteran Universitas
sebesar 31%. Aktifitas fisik yang tidak
Jambi tahun 2017.
ada (kurangnya aktivitas fisik),
Table 7. Hubungan Indeks Massa
merupakan faktor risiko independen
Tubuh dengan Kebugaran Jasmani
untuk penyakit kronis, dan secara
PEMBAHASAN
keseluruhan diperkirakan
Berdasarkan factor jenis kelamin yaitu
menyebabkan kematian secara global.
lebih didominasi oleh responden yang
Berdasarkan penelitian didapatkan
berjenis kelamin perempuan sebesar
hasil terbanyak pada indeks massa
52%. Kebugaran jasmani antara laki-
tubuh responden adalah indeks massa
laki dan perempuan berbeda pada
tubuh normal (78%) sama halnya
masa pubertas. Hal ini dikarenakan
pada penelitian yang dilakukan oleh
wanita memiliki jaringan lemak yang
Abdi Ridwanda (2012) dan Ayu
lebih banyak dibandingkan pria. Oleh
Lestari Astri (2012). Pada responden
penelitian ini yaitu mahasiswa indeks massa tubuh normal, 72.5%
Program Studi Kedokteran Universitas memiliki tingkat kebugaran jasmani
Jambi yang memiliki jadwal kurang baik dan hanya 27.5%
perkuliahan maupun skillab yang padat memiliki tingkat kebugaran jasmani
yang dilakukan setiap senin sampai baik.38
jumat mulai dari pagi hari hingga siang
maupun sore hari. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian, didapatkan Berdasarkan hasil penelitian ini
hasil terbanyak pada tingkat kebugaran didapatkan bahwa karakteriristik
jasmani adalah kategori buruk (57%) responden mengenai umur dari 83
Pada penelitian yang dilakukan oleh responden terbanyak adalah umur 22
Abdi Ridwanda (2012) yang berjudul tahun sebanyak 22 orang (34%).
hubungan antara status gizi dengan Sedangkan karakteristik jenis kelamin
tingkat kebugaran jasmani pada siswi terbanyak adalah perempuan sebanyak
SMK 1 Surabaya menunjukkan hasil 43 orang (52%) dan karakteristik
terbanyak adalah yang memiliki aktifitas fisik terbanyak adalah
tingkat kebugaran jasmani kurang kategori sangat rendah sebanyak 26
sekali (67,14%).47 Untuk hubungan orang (31.3%). Berdasarkan Indeks
indeks massa tubuh dengan tingkat Massa Tubuh dari 83 responden yang
kebugaran jasmani adalah responden paling banyak adalah indeks massa
yang memiliki indeks massa tubuh tubuh normal sebanyak 65 orang
normal dengan tingkat kebugaran (78%). Tingkat kebugaran jasmani dari
jasmani buruk sebanyak 34 orangdari 83 responden terbanyak adalah
65 responden(52.30%) dan 31 orang kategori buruk sebanyak 47 orang
dari 65 responden (47.69%) memiliki (57%) Berdasarkan uji chi-square
kategori tingkat kebugaran jasmani didapatkan nilai p-value 0,007 artinya
baik. Hasil yang sama pada penelitian terdapat hubungan yang bermakna
yangdilakukan oleh susilowati (2007) antara indeks massa tubuh dengan
pada polisi lalu lintas yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani mahasiswa
Program Studi Kedokteran Universitas
Jambi tahun 2017.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tim kedokteran olahraga Andalas. Buku penuntun praktikum pemeriksaan kebugaran jasmani.
Padang : Universitas Andalas. 2012 ( diakses pada januari 2016 )
2. Departemen Kesehatan Program Studi Ilmu kedokteran Olahraga FKUI, PDSKO, PPKOH.
Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan (online). Jakarta : Fakultas Kedokteran UI
PDSKO PPKORI : 2002 ( diakses pada April 2016 )
3. Indrawagita L. Hubungan antara status gizi aktivitas fisik dan asupan gizi dengan kebugaran pada
mahasiswi program studi gizi fakultas kesehatan masyarakat UI (Tesis Magister Kesehattan).
Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI : 2009
4. Sudarsono NC. Kebugaran (serial online). STEKPI : 8 maret 2008 (diakses pada maret 2016)
5. Utari A. Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani pada anak usia 12-14
tahun (Tesis Magister Kesehatan). Semarang : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro ; 2007.
6. Sjostrom M, Ekelund U, Yngve A. Pengkajian aktivitas fisik. In : Michael J Gibney, Barrie M
Margetts, John M Kearney, Lenore Arab, editor. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta : EGC ;
2004. Hal. 102-104.
7. Purba BA. Pengaruh pemberian minuman kratingdaeng terhadap kebugaran jasmani berdasarkan
pengukuran VO2 maksimal pada pemain sepakbola unit kegiatan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran (skripsi kedokteran). Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran ; 2003
8. Hariyani NL. Perbedaan pengaruh latihan lari aerobik dan latihan renang terhadap peningkatan
kebugaran (skripsi kesehatan). Jakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan UMS : 2009
9. Waspadji S, Suyono S, Editor. Pengkajian status gizi . Jakarta : Fakultas Kedokteran UI : 2003
hal. 89-90
10. Supariasa, Nyoman I Dewa. Penilaian status gizi. Jakarta : EGC : 2012.
11. Arisman. Gizi dalam daur kehidupan, Penilaian Status Gizi Perorangan. Jakarta : EGC : 2007
12. Indriati E. Antropometri untuk kedokteran, keperawatan, gizi, dan olahraga : Antropometri Gizi.
Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama . 2009 . hal.80-83
13. Pramadita, Arjatya. Hubungan IMT dengan kesegaran kardiovaskuler yang diukur dengan
Harvard Step test dan 20m Shuttle Run Test pada anak obesitas . Semarang. (karya tulis ilmiah) .
2011. Program Pendidikan Sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran UNDIP.
14. Notoadmojo. Metodologi Penelitian kesehatan. 2010. Jakarta : Rineka Cipta
15. Sugiyono. 2013. Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung : Alfabeta.
16. Setiawan I, editor. Fisiologi olahraga dalam buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-9. Jakarta :
EGC : 2007. Hal.1343-1353
17. Atmadirja, Tomi. 2012. Gambaran tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa yang memiliki
IMT normal. (skripsi kesehatan). Program Studi Pendidikan Dokter UNJA.
18. Mexitalia M, Ms.Anam, dkk. Komposisi tubuh dan kesegaran kardiovaskuler yang diukur dengan
harvard step test dan 20m shuttle run test pada anak obesitas. 2012
19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Prevalensi Obesitas. 2015.
20. www.kompas.com / prevalensi obesitas di Indonesia. Rabu, 20 agustus 2014 / diakses pada
tanggal 17 april 2016.
21. www.tempo.com / Jakarta / provinsi di Indonesia dengan prevalensi obesitas. Sabtu , 19 April
2014 / diakses pada tanggal 17 April 2016.
22. Alimul, Aziz.2009. Metode Penelitian keperawatan dan analisis data. Salemba Medika : Jakarta.
23. Ayu Ummu Islame. Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kelainan elektrokardiografi
pada penyakit kardiovaskular jemaah majelis dzikir surabaya nurussalam tahun 2008. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
24. Ni Kadek Febriyanti. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Aktivitas Fisik Terhadap Daya Tahan
Kardiovaskuler pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Udayana. (skripsi kesehatan).
2015. Universitas Udayana.
25. Gondo, Adi Ahmad. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan tingka VO 2 maksimal pada
mahasiswa fisioterapi Fakultas kedokteran UNHAS Makassar tahun 2011 (skripsi kesehatan).
Program Studi S1 Fisioterapi FK Universitas Hasanudin Makassar.
26. Guyton, Hall. 1997 . Fisiologi kedokteran, Edisi 9, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
27. Carolyn Kisner, Lynn Allen Colby. 1996. Therapeutic Exercise Foundations and Techniques,
Third edition. Philadelphia : FA . Davis Company.
28. American College of Sports medicine, ACSMs Guideline for Exercise Testing and Prescription.
ACSM PHIladelphia : Lippincott Williams & Williams.
29. Astrand, PO & Ryhming, I A Nomogram for Calculation of Aerobic Capacity (Physical Fitness)
from Pulse Rate During Submaximal Work, Journal of Applied Physiology, Vol.7, Issue 2, 218-
221.
30. Nieman, DC. Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing Company, Palo Alto,
California; 1990
31. Irfannuddin. Indeks Masa Tubuh, Kadar Hemoglobin Darah dan Hubungannya dengan
Kebugaran Jasmani Petinju Amatir di Kodya Palembang. Unpublished Thesis. Bagian Fisiologi
dan Fisika Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,Palembang; 1999
32. Patti & Warren Finke. AerobicCapacity.http://www.teamoregon.com/publications/ vo2max.html
33. Anonymus. Aerobic Exercise.http://www.medislim.org/ index.html
34. Government of Western AustraliaDepartment of Industry and Resources. Fitness for Mine Rescue
Personel Guideline (1997)
35. Setiawan I, editor. Aliran darah dan curah jantung dalam otot selama berkuat, sirkulasi koroner
dan penyakit jantung iskemik. Dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ke-9. Jakarta EGC :
2010.
36. Muninggar I, Sadjimin T. Hubungan asma dengan Kebugaran Jasmani pada Siswi SLTP di
Kotamadya Yogyakarta (Skripsi Kedokteran). Yogyakarta : Fakultas kedokteran UGM : 2002.
37. Sundaru H, Sukamto. Asma bronial . Buku Ajar ilmu penyakit dalam edisi ke-4. Jakarta : FKUI :
2006. Hal.246.
38. Susilowati. Faktor-faktor resiko kesegaran jasmani pada polisi lalu lintas dikota Semarang (Tesis
Magister Epidemiologi). Semarang : Program Pasca Sarjana Magister Epidemiologi Universitas
Diponegoro ; 2007.
39. Widjajakusumah MD, editor. Pernapasan dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke 20.
Jakarta : EGC. Hal.655
40. Isriati, I. Perbedaan tingkat kebugaran jasmani pada siswa SMAN 1 Gubug, Grobogan
berdasarkan status merokok, indeks massa tubuh , kebiasaan olahraga dan jenis kelamin (skripsi
kedokteran). Semarang : FK UNDIP ; 2004
41. Uliyandari, A. Pengaruh latihan fisik terprogram terhadap perubahan nilai konsumsi oksigen
maksimal (VO2max) pada siswa sekolah bola voli tugu muda semarang usia 11-13 tahun (skripsi
kedokteran). Semarang : FK UNDIP ; 2009
42. Nugroho, S. Pengaruh latuhan sirkuit (circuit training) terhadap daya tahan aerobik (VO2max)
mahasiswa PKO Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY (skripsi kedokteran). UNY ; 2007
43. Suharjana S, Purwanto H. Kebugaran jasmani mahasiswa D II PGSD Penjas Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNY ; 2008
44. Kurniawan YI. Kebugaran jasmani kelayan tingkat ringan (debil) dibalai besar rehabilitasi Sosial
Bina Grahita (BBRSBG) KARTINI Temenggung. Semarang UNS ; 2008
45. Comova G. Survei tingkat kebugaran jasmani di pemusatan latihan bulu tangkis cabang kota
Malang (pelatcab) tahun 2004 . malang : UNM ; 2004
46. Astri, Ayu Lestari. Hubunganantaraindeksmassatubuh (IMT)
danaktifitasfisikdengantingkatkebugaranjasmanipadaanakusia 10-12 tahun.
UniversitasMuhammadiah Surakarta. Surakarta. 2012.
47. Ridwanda, Abdi. Hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran jasmani pada siswi SMK
1 Surabaya. UniversitasNegeri Surabaya. Surabaya ; 2012.

Você também pode gostar