Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
SUWIDODO
195911291981121003
ABSTRAK
Suwidodo, 2009 Peningkatan Pemahaman Tentang Lembaga-Lembaga Negara
Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Metode Diskusi Kelompok Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Karangdagangan Tahun Pelajaran 2009/2010
Kata kunci : Peningkatan kemampuan siswa, lembaga-lembaga negara, metode
diskusi kelompok
Peneliti
HALAMAN PENGESAHAN
Identitas Penelitian :
Nama : Suwidodo, S.Pd
NIP : 196410091987032009
Jabatan : Guru Kelas IV
Unit Kerja : SDN Karangdagangan
Lokasi Penelitian : SDN Karangdagangan
Mengetahui, Peneliti,
Kepala Sekolah Dasar Negeri
Karangdagangan
(SOEKARDI, S.Pd) (SUWIDODO)
196006131979071001 19591129198121003
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan kemudian disingkat PKn merupakan usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan
pendahuluan bela negara. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disusun
secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Adapun
fungsi mata pelajaran Kewarganegaraan di SD adalah membentuk warga negara
yang cerdas, terampil, dan berkarakter, serta setia kepada bangsa dan negara
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas peneliti dapat menyimpulkan suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pernelitian
Tujuan utama peneliti melaksanakan PTK adalah untuk meningkatkan hasil belajar
PKn peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangdagangan dalam
memahami lembagalembaga negara dalam susunan pemeritahan tingkat pusat
di Indonesia. Di dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
mengunakan alat peraga yang berupa bagan dan menerapkan metode
pembelajaran diskusi yang dipadukan dengan penggunaan metode ceramah dan
tanya jawab, bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran PKn
dalam memahami lembagalembaga negara dalam susunan pemerintahan
tingkat pusat di Indonesia.
Adapun tujuan khusus peneliti melaksanakan PTK ini adalah sebagai berikut :
1. untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Karangdagangan pada mata pelajaran PKn dalam memahami lembaga
lembaga negara di tingkat pusat;
2. sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil
peserta didik pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi.
D. Manfaat Perbaikan
PTK yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Karangdagangan .pelaksanaannya melalui model siklus. Mata pelajaran yang
digunakan sebagai bahan penelitian adalah PKn dengan materi pembelajaran
mengenal lembagalembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat,
banyak memberikan manfaat baik bagi guru selaku peneliti, bagi siswa, bagi
rekan seprofesi, maupun bagi sekolah. Manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai
berikut :
Sebagai salah satu strategi pemecahan masalah yang dialami oleh guru dalam
pembelajaran.
4. Manfaat bagi sekolah
PTK yang dilaksanakan oleh peneliti juga bermanfaat bagi sekolah yaitu sebagai
salah satu sarana untuk mencapai visi sekolah yang ingin dicapai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) secara sederhana berarti upaya untuk membelajarkan
seseorang atau sekelompok orang melalui satu/lebih strategi, metode dan
pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan..
Menurut Zainul dan Mulyana (2005) dalam Strategi Belajar Mengajar
mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan formal yang
dilakukan di sekolah. Dalam pembelajaran terdapat dua kegiatan yaitu belajar
dan mengajar.
T. Raka Joni (1985) merumuskan pengertian mengajar sebagai pencipta suatu
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem
lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi yaitu
tujuan instruksional yang ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan
peranan senada dalam hubungan sosial tertentu, materi yang diajarkan, bentuk
kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang
tersedia. Perbuatan mengajar merupakan perbuatan yang kompleks. Mengajar
menuntut keterampilan tingkat tinggi karena harus dapat mengatur berbagai
komponen dan menyelaraskannya untuk terjadinya proses belajar mengajar
yang efektif. Davis (1971) mengungkapkan bahwa pengertian mengajar sebagai
suatu aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan
menyangkut pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa pengertian
mengajar yang disampaikan oleh para ahli di atas seorang guru harus:
Agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat berjalan dengan baik, maka
seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan.Seorang guru dituntut untuk memiliki persiapan dan
penguasaan yang cukup memadai baik dalam keilmuan, maupun dalam
merancang program pembelajaran yang akan disajikan, termasuk di dalamnya
prinsip prinsip merancang pengalaman belajar.
Adapun prinsipprinsip dalam merancang pengalaman belajar siswa adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip Mengaktifkan Siswa
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang aktif, yang
melibatkan pancaindra atau fisik dan psikis kita. Agar siswa mengalami proses
belajar, maka guru harus merancang pembelajaran agar siswa terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan pembelajaran aktif, setiap
individu harus melakukan sendiri aktifitas belajar karena belajar tidak dapat
diwakilkan oleh orang lain. Jhon Dewey menyatakan belajar adalah menyangkut
apa yang harus dikerjakan oleh dirinya sendiri, maka inisiatif belajar harus
muncul dari dirinya. Teori kognitif dari Gagne dan Berliner mengemukakan
bahwa belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar
menerima informasi /materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi.
Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai
cara agar subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktifitas belajar seperti
mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan,
menyimpulkan, dan mulakukan transformasi belajar ke dalam kehidupan yang
lebih luas.
2. Prinsip Kesesuaian
Kesesuaian antara guru dan siswa pada kenyataannya sangat
mempengaruhi seorang siswa dalam menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu
saja akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, guru
yang baik tentunya akan selalu berusaha menerapkan metode pembelajaran
yang benar-benar sesuai dengan kemampuan siswa-siswanya. Guru yang baik
akan selalu berusaha menerapkan suatu metode pembelajaran yang akan
membuat siswa-siswanya senang dan bersemangat serta merasa mudah dalam
mempelajari suatu mata pelajaran.
3. Prinsip Memberikan Kepuasan
Pembelajaran yang direncanakan seorang guru diharapkan akan menjadi suatu
kegiatan yang dapat memfasilitasi minat dan kebutuhan siswa. Thorndike dalan
law of learning menjelaskan bahwa suatu ikatan stimulus dan respons (sebagai
hasil belajar) akan terus berlanjut apabila individu yang belajar memperoleh
dampak yang menyenangkan. Oleh karena itu guru harus sering memberikan
penguatan kepada siswa baik berupa pujian maupun hadiah.
Belajar pada dasarnya bersifat individual, jadi tidak mungkin bahwa suatu kegiatan
pemberjaran yang dilakukan guru akan memberikan hasil belajar yang sama
untuk setiap siswa. Yang penting di sini adalah bagaimana guru dapat
memberikan pengalaman yang sama untuk setiap siswa, walaupun
adaperbedaan hasil bejajar diantara siswanya.
B. Metode Pembelajaran
Berbagai metode, pendekatan, strategi maupun model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan pembelajaran PKn yang masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan serta karakteristik yang sesuai dengan situasi dan
kondisi kelas tertentu, namun masing-masing memiliki satu tujuan yang sama
yaitu memperlancar proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran PKn dan
meningkatkan prestasi belajar mengajar siswa.
1. Metode Ceramah
Pengertian dan Tujuan
Metode ceramah adalah metode yang paling populer dan banyak dilakukan guru,
selain mudah penyajiannya juga tidak banyak memerlukan media. Metode
ceramah atau kuliah mimbar adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara
memberikan penjelasan secara lesan kepada peserta didik. Penggunaan metode
ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang
berperan penuh dalam metode ceramah. Kepiawaian guru dalam menguasai
bahan, forum atau audience, dan keterampilan bahasa dan intonasinya sangat
menentukan keberhasilan metode ini.
Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi
(konsep, pengertian-pengertian, prinsip-prinsip) yang banyak dan luas serta juga
untuk penemuan-penemuan yang langka dan belum meluas. Secara spesifik
metode ceramah bertujuan untuk:
a. menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu
bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan
tertulis hasil ceramah guru;
b. menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dean permasalahan penting yang
terdapat dalam isi pelajaran;
c. merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin
tahu melalui pemerkayaan belajar;
d. memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang
dan menyinggung penjelasan teori dan prateknya;
e. sebagai langkah awal untuk metode yang dalam upaya menjelaskan produser
yang harus ditempuh peserta didik. Misalnya sebelum sosiodrama peserta didik
diberikan penjelasan tentang peran-peran dan sebagainya.
Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Mengimplementasikan sistem pengajaran, guru sudah barang tentu akan berusaha
sedapat mungkin menghindari kegiatan ceramah. Daya tahan anak untuk
mendengarkan suatu ceramah sebenarnya sangat terbatas. Jika hal ini menjadi
kebiasaan guru sehari-hari di sekolah, maka dampaknya akan membentuk
kebiasaan perilaku yang tidak menguntungkan bagi perkembangan anak, seperti
kurang responsif, sulit mengajukan pendapat, dan pasif. Melalui berbagai strategi
pembelajaran guru dituntut memiliki kemahiran di dalam memanipulasi proses
pengajaran sedemikian rupa, sehingga metote ceramah benar-benar digunakan
secara terbatas dan efektif. Alasan digunakannya metode ceramah harus benar-
benar dapat dipertanggungjawabkan, misalnya karena:
a. anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya karena bahan baru atau
guna menghindari kesalah pahaman;
b. benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi peserta didik;
c. menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan bila menggunakan
metode lain sukar diterapkan;
d. menghemat biaya, waktu dan peralatan.
Kelebihan Metode Ceramah
Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
a. murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan dengan seseoran guru yang menghadapi banyak peserta didik;
b. mudah dalam arti materi didik tertentu dapat disesuaikan dengan keterbatasan
waktu, karakteristik peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan
peralatan serta dapat disesuaikan dngan jadwal guru terhadap ketidaktersediaan
bahan-bahan tertulis;
c. meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain;
d. memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh
penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian
yang ditunjukkan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan
menghargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot;
e. ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena guru
dapat menjelaskan topik dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Kekurangan Matode Ceramah
a. dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang
dapat mengorganisasikannya;
b. menimbulkan verbalisme pada pserta didik;
c. materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru;
d. merugikan peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan;
e. menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus;
f. informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman;
g. tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didi;
h. terjadi proses satu arah yaitu dari guru kepada peserta didik.
2. Metode Tanya Jawab
Pengertian dan Tujuan
Bertanya dan menjawab kerap kali dilakukan orang apabila ada ketidaktahuan atau
ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar
mengajar tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi
pelajaran dengan cara guru bertanya kepada peserta didik atau peserta didik
bertanya kepada guru. Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran
dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two way traffic
dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh
jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
Dalam metode tanya jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif. Namun
demikian keaktifan peserta didik patut mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh sehingga hal itu tidak harus banyak tergantung pada keaktifan guru.
Sifat atau rasa ingin tahu anak usia sekolah dasar harus ditumbuhsuburkan dan
sekaligus mendapat penyaluran yang wajar. Karena itu, guru tidak hanya dituntut
untuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan, tetapi juga
semangat tinggi di dalam membangun situasi yang kondusif bagi terjadinya
diskusi.
Adapun tujuan dari metode tanya jawab ini, adalah :
a. mengecek dan mengetahui sampai sejauhmana kemampuan peserta didik
terhadap pelajaran yang dikuasainya;
b. memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dalam
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum
dipahami;
c. memotivasi dan menimbulkan kompetisi belajar yaitu peserta didik yang aktif
dan cepat menjawab, lebih percaya diri dan berusaha untuk selalu lebih baik dan
paserta didik yang belum aktif atau tidak dapat menjawab dapat mempersiapkan
diri dalam kesempatan lain;
d. melatih peserta didik untuk berpikir dan berbicara secara sistematis dan
sistemik serta berdasarkan pemikiran yang orsinil;
e. metode tanya jawab tidak dimaksudkan untuk mengetes kemampuan peserta
didik tetapi diarahkan sebagai upaya guru membuat peserta didik mengerti,
memahami dan berinteraksi secara aktif dalam proses belajar mengajar
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Alasan guru menggunakan metode tanya jawab ini adalah untuk :
a. menimbulkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan yang
sedang dibicarakan sehingga menimbulkan partisipasi peserta didik dalam
proses belajar mengajar;
b. menimbulkan berpikir kreatif, sitemati, reflektif, dan kritis peserta didik;
c. mewujudkan cara belajar peserta didik aktif;
d. melatih dan mendorong peserta didik untuk belajar mengekpresikan
kemampuan lisannya;
e. memberikan kesempatan kepada peserta didik menggunakan kemampuan
sebelumnya.
Kekuatan dan Keterbatasan Metode Tanya Jawab
a. Kekuatan metode tanya jawab
Metode tanya jawab memiliki kekuatan sebagai berikut :
a. dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran;
b. mengetahui kedudukan peserta didik dalam balajar di kelas dari aktivitas tanya
jawab dan dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggapan yang
dilontarkannya secara kontinyu;
c. lebih merangsang peserta didik unutk mendayagunakan daya pikir dan daya
nalarnya;
d. menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban;
e. pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
b. Keterbatasan Metoda Tanya jawab
Keterbatasan-keterbatasan dari metode tanya jawab adalah:
a. pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta
didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menjawab maupun yang menjawab;
b. peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara
mental;
c. menimbulkan rasa guguppada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
menjawab dan bertanya (kemempuan lisan);
d. dapat membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaan.
3. Metode Diskusi
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa, metode diskusi kelompok
adalah metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan
alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Sumantri
(1999) dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar mengemukakan tentang
pengertian, tujuan, serta alasan penggunaan metode diskusi.
Pengertian dan Tujuan
Metode diskusi dapat diartikan sebagai suatu siasat penyampaian bahan
pengajaran yang melibat aktifkan peserta didik untuk membicarakan dan
menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat
problematis. Guru dan kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama
terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Penerapan metode diskusi bertujuan untuk:
a. melatih peserta didik mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi,
menafsirkan dan menyimpulkan bahasan;
b. melatih dan membentuk kesetabilan sosial-emosional;
c. mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah
sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif;
d. mengembangkan keberhasilan peserta didik dalm menemukan pendapat;
e. mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial;
f. melatih peserta didik berani berpendapat tentang suatu masalah.
Metode diskusi digunakan karena beberapa alasan berikut:
a. topik bahasan bersifat problematif;
b. merangsang peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam perdebatan ilmiah;
c. melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan terbuka;
d. mengembangkan suasana demokratis dan melatih peserta didik berjiwa besar;
e. peserta didik memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang masalah yang
dijadikan topik diskusi;
f. peserta didik memiliki pengetahuan dan pendapat-pendapat tentang masalah
yang akan didiskusikan.
Para ahli diantaranya Gilstrap & Martin, 1975 : 18 ; Gage & berliner, 1984 : 517 ;
Davies, 1987 : 237-239 menyimpulkan bahwa metode diskusi memiliki
keunggulan sebagai berikut:
a. metode ini memberikan kesempatan langsung kepada para siswa untuk
berpartisipasi secara langsung, baik sebagai partisipan, ketua kelompok, atau
penyusun pertanyaan diskusi. Adanya partisipasi langsung ini memungkinkan
terjadinya keterlibatan intelektual, social emosional, dan mental para siswa
dalam proses belajar;
b. metode ini dapat digunakan secara mudah sebelum, selama, ataupun sesudah
metode metode yang lain;
c. metode ini mampu meningkatkan kemungkinan berpikir kritis, partisipasi
demokratis, mengembangkan sikap, motivasi, dan kemampuan berbicara yang
dilakukan tanpa persiapan;
d. metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji, mengubah,
dan mengembangkan pandangan, nilai, dan keputusan yang diperlihatkan
kesalahannya melalui pengamatan yang cermat dan pertimbangan kelompok;
e. metode ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memahami
kebutuhan memberi dan menerima ( take and give ), sehingga siswa dapat
mengerti dan mempersiapkan dirinya sebagai warga negara yang demokratis;
f. metode ini menguntungkan para siswa yang lemah dalam pemecahan masalah.
Hal ini dimungkinkan karena pemecahan masalah oleh kelompok, biasanya
biasanya lebih cepat daripada pemecahan perorangan.
Berdasarkan karakteristik metode-metode mengajar yang sebagaimana telah
dijabarkan di atas, menuntut seorang guru untuk terampil memilih dan
menerapkan metode-metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa
yang beragam dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam pemilihan dan
penetapan metode mengajar yang akan digunakan, guru hendaknya
memperhatikan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Metode mengajar
sesungguhnya adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan. Karena itu
penggunaan suatu metode berarti menunjukkan bagaimana seorang guru
menempuh cara dan melakukan penyajian suatu bahan pelajaran. Ini berarti pula
melalui penggunaan metode mengajarnya, guru dituntut untuk mampu
membangkitkan minat dan kemauan peserta didik dalam menguasai bahan
pelajaran yang disajikan dengan baik.
Selanjutnya tujuan, peserta didik dan bahan pelajaran, faktor situasi atau suasana
kelas, kondisi fasilitas, kemampuan guru, kelebihan dan kekurangan metode
mengajar itu sendiri adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
dan penetapan metode mengajar yang akan digunakan. Sudah barang tentu
metode yang digunakan guru tidaklah cukup satu jenis saja. Ia dituntut untuk
mempertimbangkan beberapa kegunaan metode mengajar sekaligus agar
kegiatan belajar mengajar benar-benar menjadi menarik, menyenangkan dan
efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
PTK ini dilaksanakan di SDN Karangdagangan Kecamatan Bandarkedungmulyo
Kabupaten Jombang. PTK ini terdiri dari siklus-siklus. Mata pelajaran yang
menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran PKn, dengan materi pokok
mengenal lembaga -lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat. Materi ini merupakan materi untuk siswa kelas IV. Jumlah siswa kelas IV
ada 28 anak yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
diselidiki, yaitu :
1. Faktor siswa
Apakah terjadi atau ada interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa
dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien.
Diselidiki penguasaan bahan ajar dan rasa tanggung jawab serta sikap
C. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas terdiri atas beberapa rangkaian, yaitu: empat kegiatan
yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama menurut Suharsimi
(2008: 74) yang ada pada setiap siklus, yaitu : (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan pada gambar sebagai
berikut:
atau tes sebelum siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan
yang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Apabila
siklus-siklus berikutnya.
Jika sudah selesai disetiap siklus dan peneliti belum mencapai indikator
penelitian ini. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
1. Perencanaan Tindakan
b. menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebagai media yang akan
berupa revisi perencanaan tindakan berdasarkan hasil observasi, skor tes hasil
3. Instrumen Penelitian
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang
Instrumen hasil belajar digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar siswa setelah
b. Lembar pengamatan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan baik di setiap akhir pertemuan pada setiap siklus dan setelah
pemberian tes hasil belajar pada setiap siklus. Refleksi di setiap akhir siklus
dan hasil belajar juga dilaksanakan dalam tahap ini. Dari hasil yang diperoleh
pertemuan.
1. data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa
di akhir siklus;
2. data mengenai aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi pada
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan
pembelajaran. Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami lembaga lembaga negara dalam
susunan pemerintahan tingkat pusat. Pada waktu pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, peneliti didampingi seorang pengamat yaitu Ahmad Thohari, S.Pd
yang bertindak sebagai teman sejawat. Teman sejawat bertugas mengamati
aktivitas pembelajaran, memberi komentar, saran, masukan dan kritik kepada
peneliti dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran. Kegiatan perbaikan
pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.
Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal ( 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan
pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan
tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang pejabat
pemerintah dan wakil rakyat untuk mengkondisikan dan memusatkan perhatian
sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3) Setelah mengadakan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Setelah terlihat bahwa siswa sudah siap menerima materi pelajaran, guru
segera memulai pelajaran.
b. Kegiatan inti ( 40 menit)
1) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga lembaga negara
dalam susunan pemerintahan tingkat pusat.
2) Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3) Guru menyuruh siswa menyebutkan nama-nama lembaga lembaga negara.
4) Siswa diam tidak ada yang menjawab.
5) Guru memberikan penjelasan singkat tentang lembaga negara.
6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok (terlampir).
7) Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi kelompok (dalam berdiskusi
mengerjakan LKS hanya didominasi siswa yang pandai saja, sebagian ada yang
diam saja, sebagian lagi ada yang gaduh sehingga mengganggu temannya yang
lain).
8) Guru membimbing dan mengamati siswa yang sedang berdiskusi kelompok
(pada saat guru membimbing salah satu kelompok, kelompok yang lain ramai
sehingga suasana kelas menjadi gaduh).
9) Wakil masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok
lain yang tidak sedang berpresentasi memberikan tanggapan atas hasil diskusi
kelompok lain yang sedang presentasi.
10) Guru memberi penguatan kepada siswa yang terlibat aktif dalam diskusi dan
presentasi.
11) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan tentang hasil diskusi.
c. Kegiatan akhir ( 25 menit)
1) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpualan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk
dikerjakan.
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak
lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data, diperoleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh
peneliti. Data tersebut diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung
maupun setelah pembelajaran dilaksanakan. Data yang diperoleh selama proses
perbaikan pembelajaran adalah data hasil pengamatan. Selama proses
perbaikan pembelajaran berlangsung teman sejawat mengamati segala kegiatan
yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam mengamati proses
pembelajaran, pengamat mempergunakan instrumen pengamatan yaitu lembar
pengamatan guru. Dari hasil pengamatan dan hasil evaluasi dapat diperoleh
data sebagai berikut :
Kemunculan
No. Komponen yang dioservasi Ya Tidak
1. Guru menanyakan kehadiran siswa
2. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan
kelompoknya
3. Guru membangkitkan motivasi siswa
4. Guru menggali pengetahuan awal dengan
mengajukan beberapa pertanyaan
5. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
6. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan
7. Guru menggunakan alat
peraga/media/sumber belajar
8. Guru memberi penjelasan tentang materi
yang diajarkan
9. Perhatian guru merata pada seluruh siswa
10. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya
11. Guru membagikan LKS
12. Guru membimbing siswa berdiskusi
13. Guru menyuruh masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya
14. Guru memberikan nilai berupa pujian
15. Guru bersama siswa menyimpulkan materi
pembelajaran
16. Guru memberikan evaluasi
Kriteria : A = 86 100 C = 56 70
B = 71 85 D = 41 55
Tabel Hasil Evaluasi Siklus I
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil belajar siswa, serta hasil diskusi
peneliti dengan teman sejawat, diputuskan bahwa perlu dilaksanakan perbaikan
pembelajaran siklus yang kedua. Menurut catatan teman sejawat masih ada
beberapa kelemahan atau kekurangan-kekurangan di dalam pelaksanaan
perbaikan siklus yang pertama. Hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa
rata-rata keberhasilan belajar siswa 62,1.
Siklus II
Seperti yang telah dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus I, pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini melalui 4 tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menentukan materi pembelajaran,
Mata Pelajaran : PKn
Kelas : IV
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat.
Kompetensi Dasar :
Mengenal lembaga lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat,
seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK dan lain lain.
Indikator :
1. Siswa mampu menjejaskan lembaga-lembaga tinggi negara.
2. Siswa mampu menjelaskan tugas dan wewenang lembaga-lembaga tinggi
negara.
Tujuan Perbaikan Pembelajaran
1. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam memahami lembaga
lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat dengan benar.
2. Siswa dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok.
3. Siswa dapat mengungkapkan pendapat.
4. Siswa dapat mengembangkan pendapat.
5. Siswa dapat menghormati pendapat temannya.
6. Siswa dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan kelompok.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
Recana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dimaksudkan agar proses perbaikan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.
c. Menyediakan alat peraga yang berupa bagan seperti di bawah ini,
d. Menyiapkan buku sumber, yaitu :
- BNSP. 2006. Standar Isi KTSP Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Sekolah Dasar. Jakarta :
- Rus Ernawati, Imtam, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV.
Klaten : Cempaka Putih
- Bestari, Prayoga., Sumiati, Ati. 2008. Menjadi Warga Negara Yang Baik Kelas
IV. Surabaya : Media Utama
- Suprabowo, Drs, dkk. 2009. Kreasi Kelas IV. Kediri : Ekklesia
- Undang Undang Dasar 1945 hasil amandemen
e. Menyiapkan lembar kerja siswa, yaitu :
Diskusikan soal soal di bawah ini dengan kelompokmu !
1. Siapakah yang dimaksud dengan Pemerintahan Pusat?
2. Apa nama lembaga yang melakukan kekuasaan kehakiman?
3. Sebutkan tugas MPR setelah amandemen UUD 1945!
4. Sebutkan wewenang DPD!
5. Mengapa menteri-menteri dalam Kebinet Indonesia Bersatu sering di-reshuffle?
6. Jelaskan yang dimaksud dengan hak abolisi!
7. Sebutkan wewenang Makamah Konstitusi!
8. Mengapa DPA dibubarkan?
9. Sebutkan kekuasaan Presiden sebagai kepala negara!
10. Buatlah diagram susunana struktur ketatanegaraan Negara Indonesia setelah
amandemen UUD 1945!
2. Pelaksanaan
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami lembagalembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat
pusat, agar siswa dapat lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok, dapat
mengungkapkan pendapat.serta mengembangkan pendapat, menghormati
pendapat temannya, dan dapat bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan
kelompok. Pada waktu pelaksanaan pembelajaran, peneliti tetap didampingi
seorang pengamat yang bertugas mengamati aktivitas pembelajaran, memberi
komentar, saran, masukan dan kritik kepada peneliti dalam melaksanakan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran terbagi dalam tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan perbaikan pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Kegiatan Awal ( 5 menit)
1) Guru memasuki kelas sambil memperhatikan siswa apakah kegiatan
pembelajaran siap dimulai atau belum. Setelah terlihat kelas dalam keadaan
tenang, maka guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan menanyakan kehadiran siswa.
2) Guru mengadakan apersepsi dengan cara bertanya jawab tentang materi
pembelajaran yang lalu untuk mengingatkan kembali tentang pengalaman
belajar belajar siswa yang lalu, serta untuk mengkondisikan dan memusatkan
perhatian sekaligus memotivasi siswa pada materi pembelajaran.
3) Guru menyampaikan tujuan perbaikan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti ( 40 menit)
1) Guru memasang alat peraga yang berupa bagan lembaga negara.
2) Guru melanjutkan tanya jawab dengan siswa.
3) Guru mengulangi jawaban-jawaban siswa sambil menujuk pada bagan untuk
memantapkan pemahaman siswa. Kemudian guru memberi penjelasan bahwa
masing masing lembaga negara memiliki wewenang dan kekuasaan sendiri..
4) Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.
5) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah ditunggu
beberapa saat ternyata tidak ada yang bertanya, guru melanjutkan pembelajaran
dengan membagi LKS untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok diskusi
yang sudah ada.
6) Guru menjelaskan tentang tahap-tahap kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa dalam berdiskusi.
7) Siswa melakukan diskusi kelas untuk membahas LKS yang telah dibagikan.
8) Guru mengamati kegiatan masing-masing kelompok diskusi sambil kerkeliling
dari kelompok diskusi yang satu ke kelompok diskusi yang lain, untuk memberi
bimbingan kepada kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.
9) Setelah selesai berdiskusi, wakil dari masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Masing-masing kelompok
aktif mempresentasikan hasil diskusinya dengan menggunakan bagan yang ada
di papan tulis.
10) Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa bersama
guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah didiskusikan bersama.
11) Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
12) Setelah beberapa saat di antara siswa tidak ada yang bertanya, guru
mengakhiri pelajaran.
c. Kegiatan Akhir ( 25 menit)
1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan materi.
2) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada tiap-tiap siswa untuk
dikerjakan.
3) Setelah seluruh siswa mengumpulkan pekerjaannya, guru memberikan tindak
lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
4) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Tahap Pengumpulan Data
Seperti pada pembelajaran siklus I, pada siklus II ini pengumpulan data, diperoleh
dari hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa. Pada kegiatan
pembelajaran siklus II diperoleh data sebagai berikut :
Kemunculan
No. Komponen yang diobservasi Ya Tidak
Kriteria : A = 86 100 C = 56 70
B = 71 85 D = 41 55
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis evaluasi hasil belajar siswa pada
pembelajaran siklus II, maka hasil diskusi peneliti dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan pembelajaran telah mencapai tujuan pembelajaran dengan cukup
baik. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan dikatakan bahwa secara umum
pelaksanaan perbaikan pembelajaran telah berjalan dengan baik.
Penggunaan alat peraga sudah cukup mendukung belajar siswa, diskusi pun dapat
berjalan dengan baik. Ditinjau dari hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan
bahwa siswa yang mendapat nilai 70 keatas sebanyak 28 Anak. Nilai rata-rata
kelas mencapai 90 Nilai evaluasi yang telah dicapai oleh siswa jika dihubungkan
dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang telah ditetapkan di SDN
Karangdagangan, maka hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus
II telah diatas standar ketuntasan minimal, yaitu 70 untuk mata pelajaran PKn.
Sedangkan Ketuntasan Belajar Mengajar siswa secara klasikal mencapai angka
85 %.
Keberhasilan:
Tindakan pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Pengelolaan kelas juga sudah
baik, pada pembelajaran siklus I kelas sempat gaduh, ternyata pada
pembelajaran siklus II suasana kelas sangat kondusif. Guru sudah banyak
memberikan penguatan yang berupa pujian yang dapat memotivasi belajar
siswa. Masing-masing kelompok diskusi sudah dapat mempresentasikan hasil
diskusinya dengan baik. Hal ini akan berpenguruh terhadap hasil belajar siswa
menjadi lebih baik.
Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini dapat dikategorikan berhasil
menurut SKBM SDN Karangdagangan Keberhasilan ini dapat tercapai karena
peneliti berusaha memenuhi kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan
pembalajaran siklus I sebagaimana komentar teman sejawat. Peneliti
berpedoman bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi
yang disertai alat peraga, dapat mengefektifkan pembelajaran. Pembelajaran
siklus II, peneliti memfokuskan pada pemecahan masalah dalam memahami
lembagalembaga negara di tingkat pusat. Peneliti menerapkan motede diskusi,
karena berdasarkan karakteristiknya metode diskusi adalah salah satu metode
yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik
yang bersifat problematis.
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Karangdagangan ada mata
pelajaran PKn dalam memahami lembaga-lembaga negara di tingkat pusat telah
tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat peraga
sangat efektif bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa untuk
menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi mengenal
lembagalembaga negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa bagan,
dalam hal ini berupa bagan lembaga negara. Penggunaan alat peraga dapat:
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dihimpun oleh peneliti dari pelaksanaan pembelajaran
siklus I dan siklus II, peneliti menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Karangdagangan ada mata
pelajaran PKn dalam memahami lembaga-lembaga negara di tingkat pusat telah
tercapai;
2. penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan penggunaan alat peraga
sangat efektif bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti dapat memberikan saran, bahwa untuk
menyampaikan materi pembelajaran PKn khususnya dalam materi mengenal
lembagalembaga negara, hendaknya disertai alat peraga yang berupa bagan,
dalam hal ini berupa bagan lembaga negara. Penggunaan alat peraga dapat:
Suryadi, Didi . 1997 . Alat Peraga dan Media Pengajaran Matematika. Jakarta :
Ditjen Dikdesmen Depdikbud. Kurnika UT.
Zainul, Asmawi, dan Maulana, Agus . 2005. Tes dan Assessment di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.